Share

Episode ~ 02

Pada saat pamannya masih tinggal di desa, Dhaffin Lao sering diajak bepergian ke kota terdekat, dan memberikan berbagai macam pembelajaran tentang kemajuan teknologi.

Bahkan tidak jarang pamannya membelikan berbagai buku pelajaran, agar Dhaffin Lao tidak tertinggal dari orang lain.

Dhaffin Lao juga belajar bersungguh-sungguh, dengan buku yang diberikan pamannya, sehingga dia semakin pintar.

Karena kepintarannya, pamannya sering membawanya untuk melamar pekerjaan di berbagai perusahaan di kota terdekat.

Namun tidak ada satupun perusahaan yang menerimanya, dengan berbagai alasan, karena Dhaffin Lao tidak memiliki uang sebagai pelicin atau orang dalam.

Pada akhirnya Dhaffin Lao menyerah dan memilih untuk menjadi seorang pemburu demi menyambung hidupnya.

Begitupun dengan pamannya, juga harus pindah ke kota lain yang sangat jauh, karena mengikuti perintah dari atasannya, sehingga sudah tidak bisa bertemu dengan Dhaffin Lao.

" Sepertinya hari ini aku akan berburu di bukit Tunggal." Dengan senapan di tangannya, Dhaffin Lao keluar dari gubuk tempat tinggalnya.

Dengan penuh semangat, Dhaffin Lao melajukan langkahnya, karena kali ini ada seseorang yang memesan taring harimau dengan harga yang cukup besar.

Meskipun Dhaffin Lao belum pernah bertemu dengan seekor harimau, namun menurut informasi dari para penduduk desanya, bukit Tunggal dihuni oleh seekor harimau.

Membutuhkan waktu selama setengah hari bagi Dhaffin Lao untuk sampai ke bukit Tunggal dengan berjalan kaki.

Dhaffin Lao yang sudah berada di kaki bukit Tunggal, kini berjalan dengan mengendap dibalik pepohonan untuk mencari tau keberadaan tentang harimau yang diceritakan.

' Kenapa bukit Tunggal ini tidak ada satupun hewan buruan?' Pikir Dhaffin Lao, karena sudah cukup lama berjalan, dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan harimau yang diceritakan oleh para penduduk desanya.

Duaarr!

Saat berjalan cukup lama menelusuri bukit Tunggal, tiba-tiba langit menjadi gelap, diikuti sambaran petir ke segala arah.

" Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba cuaca langsung berubah?" Gumam Dhaffin Lao, karena cuaca tersebut tidak biasa.

Buussshh!

Sebuah cahaya turun dari langit, membuat Dhaffin Lao langsung meningkatkan kewaspadaan, sambil bersembunyi dibalik pohon besar.

Secara perlahan, cahaya itupun mulai meredup, hingga dengan penuh kehati-hatian, Dhaffin Lao berjalan mengendap-endap mendekati sumber cahaya.

" Itu..." Dalam keadaan senang sekaligus takut, Dhaffin Lao tidak menyangka bahwa sosok harimau benar-benar ada di bukit Tunggal.

Pada awalnya Dhaffin Lao berpikir bahwa sosok harimau hanyalah sebuah legenda, karena seumur hidupnya tidak pernah bertemu dengan harimau di wilayah tempat tinggalnya.

Dengan keringat yang bercucuran, Dhaffin Lao mengarahkan senapannya ke arah sosok harimau yang tergeletak di tanah.

Meskipun sang harimau terlihat sedang terluka berat, namun Dhaffin Lao tidak ingin mengambil resiko jika harimau itu belum benar-benar mati.

Duaarr!

Sebuah peluru melesat dengan kecepatan tinggi ke arah sang harimau, hingga bersarang di kepalanya.

" Auummm!"

Sang harimau meraung dengan suara yang memilukan, karena dirinya yang sudah mengalami luka berat, kini sebuah peluru menembus kepalanya.

" Apa dia sudah mati?" Pikir Dhaffin Lao, sambil menatap ke arah sang harimau yang sudah tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya.

Merasa yakin bahwa sang harimau sudah kehilangan nyawa akibat timah panas senapannya, Dhaffin Lao memberanikan diri untuk mendekatinya.

" Manusia... Aku akan menyerahkan nyawaku untukmu! Namun dengan satu syarat." Dengan mata yang sendu, sang harimau menatap ke arah Dhaffin Lao, seakan menyimpan kesedihan yang mendalam.

Sang harimau berpikir bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, sehingga dia meminta kepada sosok yang menurutnya berpakaian aneh, agar bisa melindungi tuan putri.

Sementara itu, Dhaffin Lao membuka tutup mulutnya lebar-lebar, karena baru pertama kali dia bisa mendengar seekor harimau bisa berbicara.

Dhaffin Lao yang merasa hal itu tidak baik, dengan buru-buru membalikkan badannya untuk melarikan diri dari tempat itu secepat mungkin.

Buussshh!

Sebuah cahaya keluar dari mulut sang harimau, hingga masuk ke dalam tubuh Dhaffin Lao.

Aarrgggh!

Dhaffin Lao menjerit kesakitan, merasakan seluruh tubuhnya seperti ditusuk ribuan jarum panas.

Dhaffin Lao yang merasakan sakit yang luar biasa, kini tidak mampu bertahan, hingga tersungkur di tanah.

Siksaan demi siksaan yang dialami Dhaffin Lao begitu memilukan, hingga dia tidak mampu bertahan hingga jatuh pingsan.

Satu hari telah berlalu, Dhaffin Lao yang sudah lama tidak sadarkan diri, kini secara perlahan membuka matanya.

" Apa yang terjadi? Apa aku sudah mati?" Gumam Dhaffin Lao, karena pada saat ini, dia seperti sedang berada di tempat yang asing.

Dhaffin Lao memeriksa sekelilingnya, yang hanya menemukan ruang gelap tanpa ada penerangan sedikitpun.

Seketika Dhaffin Lao menerima berbagai informasi di kepalanya, mengenai kehidupan sang harimau yang dia tembak sebelumnya.

" Manusia... Sepertinya kamu sangat berjodoh denganku." Terdengar suara menggema di ruang gelap.

" Siapa kamu? Dan kenapa aku bisa berada di tempat yang aneh ini?" Meskipun sangat ketakutan, Dhaffin Lao bertanya kepada seseorang yang tidak memiliki wujud.

" Karena kamu telah membunuhku, maka kamu akan menerima kutukan hingga menjadi seekor harimau." Suara itupun kembali menggema di ruang gelap.

Mendengar ucapan tersebut, Dhaffin Lao terlihat pucat, karena dia tidak ingin menjadi seekor harimau.

Terlebih saat dia menjadi seekor harimau, maka nyawanya akan terancam, oleh para pemburu yang lain.

" Kamu tenang saja! Karena kamu sudah membunuhku, maka kamu harus menggantikan posisiku." Dengan jiwa spiritual yang tersisa, sang harimau menjelaskan apa yang terjadi pada Dhaffin Lao.

Terlebih sang harimau masih memiliki tugas yang belum diselesaikan, sehingga dia tidak bisa melindungi tuan putri yang menjadi majikannya.

" Aku tidak mau." Teriak Dhaffin Lao yang terlihat frustasi, karena menjadi seekor harimau merupakan mimpi buruk baginya.

" Jika kamu tidak mau, maka kamu juga ikut mati bersamaku." Jawab jiwa spiritual sang harimau.

Mendengar ucapan tersebut, Dhaffin Lao memasang wajah jelek, karena dia tidak ingin mati dengan usia yang masih muda.

Sambil menarik napas dalam-dalam, Dhaffin Lao memikirkan segala sesuatu yang akan terjadi, jika dia tidak mau mengikuti keinginan sang harimau.

" Lalu... Apa yang harus aku lakukan?" Dhaffin Lao yang sudah terlihat pasrah, kini harus menerima kutukan dari sang harimau.

" Aku juga tidak tau... Tapi selama aku berada di angin aneh itu, aku menemukan sesuatu yang menarik." Meskipun tidak yakin, jiwa spiritual sang harimau bertaruh dengan prediksinya.

Jiwa spiritual sang harimau meminta kepada Dhaffin Lao agar bersabar untuk menunggu angin aneh yang bisa membawanya menembus ruang waktu.

Meskipun mengetahui dirinya akan berpindah ke tempat yang asing, namun Dhaffin Lao tidak memiliki pilihan lain, kecuali harus mengikuti keinginan sang harimau agar tetap hidup.

Sambil menunggu angin aneh muncul kembali, jiwa spiritual sang harimau menjelaskan sesuatu yang ada di dunianya.

Dengan penjelasan dari sang harimau, justru membuat Dhaffin Lao merasa bosan, sehingga dia hanya mendengar sekilas dari informasi tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status