Share

Episode ~ 02

Author: Dhaffin
last update Last Updated: 2024-04-26 21:40:03

Pada saat pamannya masih tinggal di desa, Dhaffin Lao sering diajak bepergian ke kota terdekat, dan memberikan berbagai macam pembelajaran tentang kemajuan teknologi.

Bahkan tidak jarang pamannya membelikan berbagai buku pelajaran, agar Dhaffin Lao tidak tertinggal dari orang lain.

Dhaffin Lao juga belajar bersungguh-sungguh, dengan buku yang diberikan pamannya, sehingga dia semakin pintar.

Karena kepintarannya, pamannya sering membawanya untuk melamar pekerjaan di berbagai perusahaan di kota terdekat.

Namun tidak ada satupun perusahaan yang menerimanya, dengan berbagai alasan, karena Dhaffin Lao tidak memiliki uang sebagai pelicin atau orang dalam.

Pada akhirnya Dhaffin Lao menyerah dan memilih untuk menjadi seorang pemburu demi menyambung hidupnya.

Begitupun dengan pamannya, juga harus pindah ke kota lain yang sangat jauh, karena mengikuti perintah dari atasannya, sehingga sudah tidak bisa bertemu dengan Dhaffin Lao.

" Sepertinya hari ini aku akan berburu di bukit Tunggal." Dengan senapan di tangannya, Dhaffin Lao keluar dari gubuk tempat tinggalnya.

Dengan penuh semangat, Dhaffin Lao melajukan langkahnya, karena kali ini ada seseorang yang memesan taring harimau dengan harga yang cukup besar.

Meskipun Dhaffin Lao belum pernah bertemu dengan seekor harimau, namun menurut informasi dari para penduduk desanya, bukit Tunggal dihuni oleh seekor harimau.

Membutuhkan waktu selama setengah hari bagi Dhaffin Lao untuk sampai ke bukit Tunggal dengan berjalan kaki.

Dhaffin Lao yang sudah berada di kaki bukit Tunggal, kini berjalan dengan mengendap dibalik pepohonan untuk mencari tau keberadaan tentang harimau yang diceritakan.

' Kenapa bukit Tunggal ini tidak ada satupun hewan buruan?' Pikir Dhaffin Lao, karena sudah cukup lama berjalan, dia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan harimau yang diceritakan oleh para penduduk desanya.

Duaarr!

Saat berjalan cukup lama menelusuri bukit Tunggal, tiba-tiba langit menjadi gelap, diikuti sambaran petir ke segala arah.

" Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba cuaca langsung berubah?" Gumam Dhaffin Lao, karena cuaca tersebut tidak biasa.

Buussshh!

Sebuah cahaya turun dari langit, membuat Dhaffin Lao langsung meningkatkan kewaspadaan, sambil bersembunyi dibalik pohon besar.

Secara perlahan, cahaya itupun mulai meredup, hingga dengan penuh kehati-hatian, Dhaffin Lao berjalan mengendap-endap mendekati sumber cahaya.

" Itu..." Dalam keadaan senang sekaligus takut, Dhaffin Lao tidak menyangka bahwa sosok harimau benar-benar ada di bukit Tunggal.

Pada awalnya Dhaffin Lao berpikir bahwa sosok harimau hanyalah sebuah legenda, karena seumur hidupnya tidak pernah bertemu dengan harimau di wilayah tempat tinggalnya.

Dengan keringat yang bercucuran, Dhaffin Lao mengarahkan senapannya ke arah sosok harimau yang tergeletak di tanah.

Meskipun sang harimau terlihat sedang terluka berat, namun Dhaffin Lao tidak ingin mengambil resiko jika harimau itu belum benar-benar mati.

Duaarr!

Sebuah peluru melesat dengan kecepatan tinggi ke arah sang harimau, hingga bersarang di kepalanya.

" Auummm!"

Sang harimau meraung dengan suara yang memilukan, karena dirinya yang sudah mengalami luka berat, kini sebuah peluru menembus kepalanya.

" Apa dia sudah mati?" Pikir Dhaffin Lao, sambil menatap ke arah sang harimau yang sudah tidak mampu menggerakkan anggota tubuhnya.

Merasa yakin bahwa sang harimau sudah kehilangan nyawa akibat timah panas senapannya, Dhaffin Lao memberanikan diri untuk mendekatinya.

" Manusia... Aku akan menyerahkan nyawaku untukmu! Namun dengan satu syarat." Dengan mata yang sendu, sang harimau menatap ke arah Dhaffin Lao, seakan menyimpan kesedihan yang mendalam.

Sang harimau berpikir bahwa hidupnya sudah tidak lama lagi, sehingga dia meminta kepada sosok yang menurutnya berpakaian aneh, agar bisa melindungi tuan putri.

Sementara itu, Dhaffin Lao membuka tutup mulutnya lebar-lebar, karena baru pertama kali dia bisa mendengar seekor harimau bisa berbicara.

Dhaffin Lao yang merasa hal itu tidak baik, dengan buru-buru membalikkan badannya untuk melarikan diri dari tempat itu secepat mungkin.

Buussshh!

Sebuah cahaya keluar dari mulut sang harimau, hingga masuk ke dalam tubuh Dhaffin Lao.

Aarrgggh!

Dhaffin Lao menjerit kesakitan, merasakan seluruh tubuhnya seperti ditusuk ribuan jarum panas.

Dhaffin Lao yang merasakan sakit yang luar biasa, kini tidak mampu bertahan, hingga tersungkur di tanah.

Siksaan demi siksaan yang dialami Dhaffin Lao begitu memilukan, hingga dia tidak mampu bertahan hingga jatuh pingsan.

Satu hari telah berlalu, Dhaffin Lao yang sudah lama tidak sadarkan diri, kini secara perlahan membuka matanya.

" Apa yang terjadi? Apa aku sudah mati?" Gumam Dhaffin Lao, karena pada saat ini, dia seperti sedang berada di tempat yang asing.

Dhaffin Lao memeriksa sekelilingnya, yang hanya menemukan ruang gelap tanpa ada penerangan sedikitpun.

Seketika Dhaffin Lao menerima berbagai informasi di kepalanya, mengenai kehidupan sang harimau yang dia tembak sebelumnya.

" Manusia... Sepertinya kamu sangat berjodoh denganku." Terdengar suara menggema di ruang gelap.

" Siapa kamu? Dan kenapa aku bisa berada di tempat yang aneh ini?" Meskipun sangat ketakutan, Dhaffin Lao bertanya kepada seseorang yang tidak memiliki wujud.

" Karena kamu telah membunuhku, maka kamu akan menerima kutukan hingga menjadi seekor harimau." Suara itupun kembali menggema di ruang gelap.

Mendengar ucapan tersebut, Dhaffin Lao terlihat pucat, karena dia tidak ingin menjadi seekor harimau.

Terlebih saat dia menjadi seekor harimau, maka nyawanya akan terancam, oleh para pemburu yang lain.

" Kamu tenang saja! Karena kamu sudah membunuhku, maka kamu harus menggantikan posisiku." Dengan jiwa spiritual yang tersisa, sang harimau menjelaskan apa yang terjadi pada Dhaffin Lao.

Terlebih sang harimau masih memiliki tugas yang belum diselesaikan, sehingga dia tidak bisa melindungi tuan putri yang menjadi majikannya.

" Aku tidak mau." Teriak Dhaffin Lao yang terlihat frustasi, karena menjadi seekor harimau merupakan mimpi buruk baginya.

" Jika kamu tidak mau, maka kamu juga ikut mati bersamaku." Jawab jiwa spiritual sang harimau.

Mendengar ucapan tersebut, Dhaffin Lao memasang wajah jelek, karena dia tidak ingin mati dengan usia yang masih muda.

Sambil menarik napas dalam-dalam, Dhaffin Lao memikirkan segala sesuatu yang akan terjadi, jika dia tidak mau mengikuti keinginan sang harimau.

" Lalu... Apa yang harus aku lakukan?" Dhaffin Lao yang sudah terlihat pasrah, kini harus menerima kutukan dari sang harimau.

" Aku juga tidak tau... Tapi selama aku berada di angin aneh itu, aku menemukan sesuatu yang menarik." Meskipun tidak yakin, jiwa spiritual sang harimau bertaruh dengan prediksinya.

Jiwa spiritual sang harimau meminta kepada Dhaffin Lao agar bersabar untuk menunggu angin aneh yang bisa membawanya menembus ruang waktu.

Meskipun mengetahui dirinya akan berpindah ke tempat yang asing, namun Dhaffin Lao tidak memiliki pilihan lain, kecuali harus mengikuti keinginan sang harimau agar tetap hidup.

Sambil menunggu angin aneh muncul kembali, jiwa spiritual sang harimau menjelaskan sesuatu yang ada di dunianya.

Dengan penjelasan dari sang harimau, justru membuat Dhaffin Lao merasa bosan, sehingga dia hanya mendengar sekilas dari informasi tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 50.

    Setelah berjalan cukup lama, kini Feng Yizuo telah sampai di sebuah puncak gunung tempat Feng Quanyin berlatih dibawah pohon persik yang tumbuh di pinggir halaman depan rumah.Feng Yizuo berjalan menghampiri gadis yang berusia 16 tahun dengan menggunakan gaun putih, seakan menunjukkan bahwa gadis itu memiliki paras yang cantik.Wajah Feng Quanyin tidak kalah dari Lao Ningshuang, dengan tubuhnya begitu ramping dengan bagian dada sedikit datar.Dengan rambut hitam memanjang mencapai pinggangnya, gadis itu memainkan pedangnya seakan menjadikan dirinya sebagai pedang itu sendiri.Merasakan kehadiran seseorang, Feng Quanyin menghentikan latihnya, lalu menoleh ke arah sosok yang berjalan mendekatinya." Salam kakek..." Feng Quanyin memakup keduanya tangannya, sambil menundukkan kepala.Feng Yizuo mengangguk kecil, sambil tersenyum, karena Feng Quanyin sudah banyak kemajuan dalam seni pedang bunga persik.

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 49.

    Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di aula pendaftaran bersama calon peserta yang lain.Agar tidak terlalu mencolok, peserta yang lain juga ikut diperiksa roh beladiri masing-masing, sehingga mereka harus mengantri.Satu-persatu calon peserta dipersilahkan untuk meletakkan telapak tangannya di atas bola kristal, hingga menunjukkan berbagai macam jenis roh beladiri." Tidak menyangka turnamen muda kali ini banyak calon peserta yang memiliki bakat luar biasa."" Benar saudara... Peserta dari Klan Lao juga memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit."" Tapi Sekte Gunung Persik juga pasti memiliki generasi muda yang berbakat."Terdengar suara diskusi dari para Kultivator yang ikut menyaksikan para peserta yang menunjukkan roh beladirinya masing-masing.Terlebih dengan kehadiran perwakilan Klan Lao, yaitu Lao Feyu yang memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit, sehingga pemuda itu

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 48.

    Sementara itu, ketiga Tetua memasang sikap waspada, merasa menyesal karena telah membawa ketujuh murid melewati Gurun Hitam.Begitupun dengan Lao Feiying, juga mengeluarkan golok miliknya, dan bersiap untuk menghadapi puluhan sosok berpakaian serba hitam." Apa kamu mengenaliku?" Tanya Lao Yunyi, saat melihat Elang Cakar Emas begitu jinak kepadanya.Di sisi lain, pria berbadan kekar langsung berkeringat dingin, karena Elang Cakar Emas hanya bisa patuh kepada keturunan raja Yangking." Si... Siapa wanita ini? Jangan-jangan...." Seketika wajah pria berbadan kekar yang terlihat sangar, langsung berubah drastis.Melihat ketua mereka yang belum mengambil tindakan, beberapa sosok yang lain merasa heran, namun tidak ada yang berani bergerak sebelumnya mendapatkan perintah." Hehehe.... Kami hanya para petani yang sedang melewati tempat ini." Pria berbadan kekar tertawa canggung, membuat mata semua anggotany

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 47

    Setelah memastikan semua sudah terkendali, Cai Wenji dan Lu kembali ke kamarnya masing-masing untuk melanjutkan Berkultivasi, sambil menunggu waktu kapal merapat ke daratan.Begitupun dengan Lao Yunyi dan Lao Ningshuang, keduanya kembali ke kamar masing-masing untuk melatih roh beladiri Harimau yang baru saja mereka miliki.Sementara itu, tatapan Qiao Chan tertuju pada sekeliling kamar Lao Feiying yang berserakan." Feiying... Apa kamu kembali menerobos lagi?" Tanya Qiao Chan, sambil mengembalikan barang yang berserakan ke tempat semula." Ya... Roh beladiri dari para perompak Paus Biru itu cukup membantuku untuk naik tingkat." Lao Feiying mengangguk kecil, sambil membereskan barang yang berserakan di kamarnya.Kali ini Qiao Chan tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena dia sendiri sudah mengetahui tentang kelebihan roh beladiri milik Lao Feiying.Setelah selesai membersihkan tempat itu, Lao Feiying m

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 46.

    Sementara di dalam kamar, Lao Feiying mengambil posisi Berkultivasi untuk menyempurnakan roh beladiri yang dia serap sebelumnya.Buussshh!Sebuah terpaan angin memenuhi ruangan tersebut, membuat semua barang di tempat itu berterbangan.Bboooom!Setelah Berkultivasi cukup lama, Lao Feiying berhasil menerobos Pendekar Roh tingkat enam dan berhasil menguasai kemampuan khusus dari Paus Biru.Meskipun Lao Feiying tidak bisa mengendalikan air, namun paling tidak dia menguasai 5% kemampuan roh beladiri air, sesuai kegigihannya dalam berlatih dan lebih banyak menyerap roh beladiri lagi.Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, hingga terlihat Lao Yunyi dan Lao Ningshuang datang ke kamarnya, diikuti ketiga Tetua.Ketiga Tetua itu terlihat serius, karena mereka sudah merasakan bahwa ada beberapa sosok yang mencoba menggali informasi tentang Lao Ningshuang." Feiying... Ad

  • Legenda Sang Harimau   Episode ~ 45.

    Sementara itu, Lao Yunyi dan Lao Ningshuang juga menunjukkan kemampuannya dalam seni beladiri, namun tidak menunjukkan roh beladiri yang mereka miliki.Tetua Sekte Menara Suci yang menyaksikan kemahiran kedua gadis itu, kini menaruh curiga jika salah satu dari mereka adalah tuan putri.' Dari cara mereka memainkan pedang, sepertinya mereka memiliki roh beladiri tingkat langit keatas. Aku harus memeriksa roh beladiri mereka.' Batin Tetua tersebut di sela pertarungannya.Tentu saja Lao Yunyi dan Lao Ningshuang tidak bisa menyembunyikan bakat mereka, karena roh beladiri yang mereka miliki akan menunjukkan kemampuannya.Sementara Cai Wenji, Lu Bu dan Qiao Chan terlihat khawatir, karena roh beladiri kedua gadis itu akan diketahui jika menunjukkan kemampuannya.' Semoga saja tidak ada orang dari Kerajaan Xie disini.' Batin Qiao Chan, di sela pertarungannya.Di sisi lain, wajah pria berkumis menjadi buram k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status