Di sebuah Kerajaan Yangking yang sedang terjadi peperangan, akibat perebutan kekuasaan.
Ditengah hancurnya keluarga raja bersama prajurit setianya, terlihat seekor harimau yang hewan peliharaan raja Yangking, sedang membawa seorang membawa seorang bayi perempuan." Gggrrrrr: Tuan putri, aku akan membawamu ke tempat yang aman." Meskipun tubuhnya dipenuhi luka sayatan dan belasan anak panah yang tertancap pada tubuhnya, harimau itu berlari dengan kekuatan penuh untuk menjauhi wilayah Istana.Raja Yangking telah menugaskan harimau peliharaannya untuk membawa putrinya ke sebuah tempat yang bernama bukit Tunggal, sebelum keluarganya benar-benar dimusnahkan." Panah harimau itu!" Perintah seorang prajurit yang menggunakan pakaian jenderal, sambil memacu kudanya." Baik jenderal."Sambil menunggangi kudanya masing-masing, para prajurit mengarahkan busur panahnya ke arah bayi yang terikat di atas punggung harimau.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah melesat ke arah bayi perempuan yang berada di atas punggung harimau.Ggooooaaarr!Merasakan majikannya dalam bahaya, harimau meraung keras, sambil melompat ke arah puluhan anak panah dan menjadikan tubuhnya sebagai tameng.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah menancap pada tubuh harimau, membuat tenaganya semakin berkurang.Meskipun dihujani puluhan anak panah, sang harimau masih berdiri kokoh, lalu dengan buru-buru berlari untuk menjauhi para prajurit.Pada saat yang bersamaan, puluhan warga biasa menghadang para prajurit dan menjadikan diri mereka sebagai tameng, agar putri raja bisa diselamatkan." Cepat bawa pergi tuan putri! Biarkan kami yang mengurus mereka." Teriak para warga yang berniat untuk mengulur waktu agar sang harimau bisa pergi sejauh mungkin.Para warga sudah mengenal harimau itu, karena raja Yangking sering membawanya sebagai tunggangan.Sang harimau mengangguk kecil, lalu berlari untuk menjauhi tempat itu, meskipun dia sudah mengetahui bahwa para warga tidak mampu menahan serangan dari para prajurit.Namun sang harimau tidak memiliki pilihan lain, agar majikannya masih tetap hidup." Minggir kalian semua!" Sang jenderal sangat geram karena para warga telah memblokir jalan mereka." Bertahan!" Teriak para warga, yang menggunakan senjata seadanya untuk menahan para prajurit.Melihat para warga masih bersikeras, sang jenderal sangat geram, langsung memberi perintah kepada bawahannya untuk membunuh mereka.Jleeep! Jleeep! Jleeep!Satu-persatu anak panah melesat ke arah para warga yang menghadang para prajurit.Aarrgggh!Meskipun dihujani puluhan anak panah, para warga yang masih setia kepada raja Yangking, terus menahan para prajurit, agar tidak bisa mengejar sang harimau.Meskipun harus mengorbankan diri, para warga mati secara terhormat, karena telah berhasil mengulur waktu, agar putri raja bisa diselamatkan." Sialan... Para warga ini keras kepala, meskipun harus mengorbankan dirinya." Sang jenderal menggertakkan giginya, karena sosok yang sedang mereka kejar sudah pergi jauh.Sementara di tempat yang sudah jauh, dengan sisa kekuatannya, sang harimau terus berlari siang dan malam hingga membutuhkan waktu selama berhari-hari telah sampai di bukit Tunggal.Dengan tubuh yang berlumuran darah, sang harimau berjalan dengan tertatih, untuk mencapai puncak bukit Tunggal.Wuush!Sebuah bayangan putih turun dari puncak bukit Tunggal, hingga berdiri di depan sang harimau." Apa yang terjadi?" Tanya pria sepuh yang menggunakan pakaian serba putih." Tuan... Istana Kerajaan sedang diserang." Sang harimau menjelaskan apa yang terjadi, sehingga dia ditugaskan untuk membawa putri raja ke bukit Tunggal.Mendengar cerita dari sang harimau, pria sepuh menghela nafas panjang, lalu menoleh ke arah bayi mungil yang berada di atas punggung harimau.Dengan ikatan yang rapi dan kuat dengan menggunakan kain, bayi perempuan itu tidak tau apa yang terjadi." Malang sekali nasibmu cucuku." Ucap pria sepuh, sambil memungut dan menggendong bayi itu." Terimakasih karena sudah menyelamatkan keturunanku. Aku harap kamu mau menjaga cucuku ketika sudah dewasa." Lanjutnya, sambil menatap ke arah sang harimau.Pria sepuh menghela nafas berat, karena kondisi sang harimau tidak bisa tertolong lagi, sekalipun dia akan membantunya." Maafkan aku harimau... Sekalipun aku menggunakan Pil, nyawamu tidak bisa diselamatkan lagi. Kecuali ada sebuah keajaiban." Batin pria sepuh dengan wajah sedih, sambil menatap ke arah sang harimau.Pria sepuh tengah berpikir keras untuk mencari cara agar bisa menyelamatkan sang harimau, sementara bayi mungil di gendongannya juga menangis keras." Berjanjilah untuk tetap hidup, agar kamu bisa melindungi cucuku." Pria sepuh itupun meminta kepada sang harimau untuk mencari tempat untuk beristirahat dan memulihkan diri meskipun tidak ada harapan.Sementara itu, pria sepuh langsung membawa bayi tersebut ke puncak bukit Tunggal agar bisa merawat cucunya dan mencari cara untuk memulihkan kondisi sang harimau." Bagaimana caraku bisa melindungi tuan putri? Sedangkan aku hanya seekor harimau." Pikir sang harimau, sambil berjalan untuk mencari tempat yang aman agar bisa beristirahat.Terlebih dengan lukanya yang sangat serius, sang harimau merasa beruntung bisa menyelamatkan nyawa tuan putri.Karena sudah banyak mengeluarkan darah, pada akhirnya sang harimau tersungkur di tanah, karena sudah tidak sanggup berjalan.Sang harimau merasa terbebani dengan permintaan pria sepuh, sehingga dia harus mencari cara agar tetap hidup dan melindungi tuan putri.Buussshh!Sebuah terpaan angin puyuh menyelimuti tubuh sang harimau, membuatnya harus menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa untuk melarikan diri.Namun sekuat apapun sang harimau melarikan diri, angin aneh itupun seakan melahapnya, hingga secara perlahan tubuhnya terangkat dan menghilang dari pandangan." Apa yang terjadi?" Sang harimau yang sudah tidak bertenaga, kini hanya bisa melihat sekelilingnya yang sedang berada di tempat yang sangat aneh.Sementara angin aneh itupun membentuk sebuah cahaya, hingga terangkat ke atas langit, dan menembus ruang dan waktu.Entah berapa tahun sang harimau berada di ruang hampa, dengan kondisi terbaring lemah, meskipun tekadnya masih ingin tetap hidup agar bisa melindungi tuan putrinya.*******Sementara itu di sebuah tempat yang sudah modern, dimana para manusia di dunia itu sudah mengembangkan berbagai macam teknologi.Di tempat terpencil yang jauh dari keramaian kota, Dhaffin Lao hidup sebatang kara yang berprofesi sebagai pemburu demi menyambung hidupnya.Dengan senapan hasil rakitannya sendiri, Dhaffin Lao menggantungkan hidupnya pada senapan di tangannya.Dhaffin Lao tinggal di pinggir desa yang merupakan satu-satunya peninggalan dari kedua orang tuanya.Tidak ada yang peduli dengan kondisi Dhaffin Lao, karena dia hanyalah seorang pemuda miskin semenjak kedua orang tuanya meninggal akibat penyakit yang mereka alami.Dengan keterbatasan keuangan, kedua orang tuan Dhaffin Lao tidak mampu membayar biaya Rumah Sakit, sehingga hanya berbaring di tempat tidur sampai ajal menjemput mereka.Meskipun kekurangan dalam materi, Dhaffin Lao sangat cerdas, sehingga dia bisa merakit sendiri berbagai macam senapan dengan bahan seadanya.Bahkan beberapa kali para penduduk desanya sering meminta bantuan kepada Dhaffin Lao untuk memperbaiki senapan dengan imbalan yang tidak seberapa.Setelah berjalan cukup lama, kini Feng Yizuo telah sampai di sebuah puncak gunung tempat Feng Quanyin berlatih dibawah pohon persik yang tumbuh di pinggir halaman depan rumah.Feng Yizuo berjalan menghampiri gadis yang berusia 16 tahun dengan menggunakan gaun putih, seakan menunjukkan bahwa gadis itu memiliki paras yang cantik.Wajah Feng Quanyin tidak kalah dari Lao Ningshuang, dengan tubuhnya begitu ramping dengan bagian dada sedikit datar.Dengan rambut hitam memanjang mencapai pinggangnya, gadis itu memainkan pedangnya seakan menjadikan dirinya sebagai pedang itu sendiri.Merasakan kehadiran seseorang, Feng Quanyin menghentikan latihnya, lalu menoleh ke arah sosok yang berjalan mendekatinya." Salam kakek..." Feng Quanyin memakup keduanya tangannya, sambil menundukkan kepala.Feng Yizuo mengangguk kecil, sambil tersenyum, karena Feng Quanyin sudah banyak kemajuan dalam seni pedang bunga persik.
Tidak lama kemudian, mereka telah sampai di aula pendaftaran bersama calon peserta yang lain.Agar tidak terlalu mencolok, peserta yang lain juga ikut diperiksa roh beladiri masing-masing, sehingga mereka harus mengantri.Satu-persatu calon peserta dipersilahkan untuk meletakkan telapak tangannya di atas bola kristal, hingga menunjukkan berbagai macam jenis roh beladiri." Tidak menyangka turnamen muda kali ini banyak calon peserta yang memiliki bakat luar biasa."" Benar saudara... Peserta dari Klan Lao juga memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit."" Tapi Sekte Gunung Persik juga pasti memiliki generasi muda yang berbakat."Terdengar suara diskusi dari para Kultivator yang ikut menyaksikan para peserta yang menunjukkan roh beladirinya masing-masing.Terlebih dengan kehadiran perwakilan Klan Lao, yaitu Lao Feyu yang memiliki roh beladiri Harimau tingkat langit, sehingga pemuda itu
Sementara itu, ketiga Tetua memasang sikap waspada, merasa menyesal karena telah membawa ketujuh murid melewati Gurun Hitam.Begitupun dengan Lao Feiying, juga mengeluarkan golok miliknya, dan bersiap untuk menghadapi puluhan sosok berpakaian serba hitam." Apa kamu mengenaliku?" Tanya Lao Yunyi, saat melihat Elang Cakar Emas begitu jinak kepadanya.Di sisi lain, pria berbadan kekar langsung berkeringat dingin, karena Elang Cakar Emas hanya bisa patuh kepada keturunan raja Yangking." Si... Siapa wanita ini? Jangan-jangan...." Seketika wajah pria berbadan kekar yang terlihat sangar, langsung berubah drastis.Melihat ketua mereka yang belum mengambil tindakan, beberapa sosok yang lain merasa heran, namun tidak ada yang berani bergerak sebelumnya mendapatkan perintah." Hehehe.... Kami hanya para petani yang sedang melewati tempat ini." Pria berbadan kekar tertawa canggung, membuat mata semua anggotany
Setelah memastikan semua sudah terkendali, Cai Wenji dan Lu kembali ke kamarnya masing-masing untuk melanjutkan Berkultivasi, sambil menunggu waktu kapal merapat ke daratan.Begitupun dengan Lao Yunyi dan Lao Ningshuang, keduanya kembali ke kamar masing-masing untuk melatih roh beladiri Harimau yang baru saja mereka miliki.Sementara itu, tatapan Qiao Chan tertuju pada sekeliling kamar Lao Feiying yang berserakan." Feiying... Apa kamu kembali menerobos lagi?" Tanya Qiao Chan, sambil mengembalikan barang yang berserakan ke tempat semula." Ya... Roh beladiri dari para perompak Paus Biru itu cukup membantuku untuk naik tingkat." Lao Feiying mengangguk kecil, sambil membereskan barang yang berserakan di kamarnya.Kali ini Qiao Chan tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena dia sendiri sudah mengetahui tentang kelebihan roh beladiri milik Lao Feiying.Setelah selesai membersihkan tempat itu, Lao Feiying m
Sementara di dalam kamar, Lao Feiying mengambil posisi Berkultivasi untuk menyempurnakan roh beladiri yang dia serap sebelumnya.Buussshh!Sebuah terpaan angin memenuhi ruangan tersebut, membuat semua barang di tempat itu berterbangan.Bboooom!Setelah Berkultivasi cukup lama, Lao Feiying berhasil menerobos Pendekar Roh tingkat enam dan berhasil menguasai kemampuan khusus dari Paus Biru.Meskipun Lao Feiying tidak bisa mengendalikan air, namun paling tidak dia menguasai 5% kemampuan roh beladiri air, sesuai kegigihannya dalam berlatih dan lebih banyak menyerap roh beladiri lagi.Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, hingga terlihat Lao Yunyi dan Lao Ningshuang datang ke kamarnya, diikuti ketiga Tetua.Ketiga Tetua itu terlihat serius, karena mereka sudah merasakan bahwa ada beberapa sosok yang mencoba menggali informasi tentang Lao Ningshuang." Feiying... Ad
Sementara itu, Lao Yunyi dan Lao Ningshuang juga menunjukkan kemampuannya dalam seni beladiri, namun tidak menunjukkan roh beladiri yang mereka miliki.Tetua Sekte Menara Suci yang menyaksikan kemahiran kedua gadis itu, kini menaruh curiga jika salah satu dari mereka adalah tuan putri.' Dari cara mereka memainkan pedang, sepertinya mereka memiliki roh beladiri tingkat langit keatas. Aku harus memeriksa roh beladiri mereka.' Batin Tetua tersebut di sela pertarungannya.Tentu saja Lao Yunyi dan Lao Ningshuang tidak bisa menyembunyikan bakat mereka, karena roh beladiri yang mereka miliki akan menunjukkan kemampuannya.Sementara Cai Wenji, Lu Bu dan Qiao Chan terlihat khawatir, karena roh beladiri kedua gadis itu akan diketahui jika menunjukkan kemampuannya.' Semoga saja tidak ada orang dari Kerajaan Xie disini.' Batin Qiao Chan, di sela pertarungannya.Di sisi lain, wajah pria berkumis menjadi buram k