Seperti yang dikatakan pria tua itu, Joshua memang sudah bertemu dengan Fenderson beberapa tahun yang lalu. Yang benar adalah ketika itu Fenderson yang menginginkan untuk merekrut Joshua sebagai dokter pribadi Keluarga Fenderson. Meski Fenderson menawarkan gaji yang sangat tinggi, namun pada akhirnya Joshua tetap menolak tawaran mereka.“Benar sekali, sangat menyenangkan,” Joshua menjawab dengan senyum masa di wajahnya. Ketika itu Bryson menyadari ada wajah baru. Atau setidaknya wajah setengah baru. Seorang pria muda berdiri dengan patuh di samping Joshua sambil membawa peralatan medis di tangannya. Hal yang janggal dari penampilan pria muda itu adalah, dia memakai topeng. Topeng itu menutupi bagian atas wajahnya dan terlihat tidak seperti topeng kebanyakan.“Bolehkah aku tahu siapa dia?” Bryson bertanya sambil tersenyum. “A-ah…! Ah!” Pria muda bertopeng menunjuk mulutnya sendiri kemudian melambaikan tangannya sedikit. Kemudian dia menunjuk Joshua lalu meletakkan tangan di dekat ja
Kelembutan dan kehangatan tangan mungil Mandy, tidak berapa lama kemudian membuat Gerald merasa salah tingkah.Sebelum Gerald sempat mengatakan sesuatu, Mandy sudah menarik Gerald ke tempat duduk terbuat dari batu yang ada di taman tempat keduanya duduk bersama. “Tahukah? Sanderson, aku merasa kamu terasa sangat familiar bagiku. Setelah berpikir berulang kali, sepertinya semua itu itu karena kesamaan masa lalu kita. Meski benar bahwa aku adalah seorang nona muda kaya yang selalu hidup dalam kemewahan sepanjang hidupku, sementara kamu mengalami kehidupan yang sangat sulit di masa lalu—bahkan harus mengalami kecelakaan yang sangat menyedihkan—namun kita berdua memiliki kesamaan. Tak satupun dari kita punya teman-teman yang tepat sepanjang hidup kita,” Mandy menjelaskan.Mendengarnya, Gerald hanya mengangguk perlahan.“Aku sangat membenci kenyataan ini ketika aku masih muda. Kamu mungkin tidak percaya, tetapi karena keluarga tertentu, baik Jasmine dan aku terkurung di dalam rumah untuk
Setelah melihat Gerald mengangguk, Mandy berkata, “Lanjutkan dan periksa Jasmine dulu. Karena dia terlalu banyak berlatih akhir-akhir ini, kemungkinan muncul lagi masalah yang sama. Aku akan menunggumu di sini besok malam supaya kita bisa mengobrol lagi!” kata Mandy.Kemudian Gerald mengangguk setuju sambil mulai mengikuti pelayan wanita itu menuju ke kamar Jasmine dengan membawa peralatan medis di tangan. Begitu sampai di sana, Gerald disambut oleh pemandangan seorang Jasmine yang mengenakan baju tidur model kimono.Rambut Jasmine terurai jatuh di bahunya dan penampilan Jasmine yang tampak seperti bidadari membuat Gerald tertegun sesaat.“Karena kamu terus menerus bersama Tuan Jenkinson sepanjang pagi tadi, aku merasa tidak sopan untuk mengganggumu tadi. Aku berpikir bahwa aku hanya bisa meminta bantuanmu nanti malam, “Jasmine berkata dengan senyum masam di wajahnya.“Ah! Ah!” Gerald menjawab sambil menggerakkan tubuhnya, menandakan dia tidak terlalu memikirkannya. Melihat itu, Jasmi
Tidaklah mengejutkan Gerald membuat kesalahan secara tidak sengaja ketika itu. Namun, Gerald tertegun mengetahui Jasmine memendam perasaan kepada dirinya. Sejauh yang bisa Gerald ingat, dia hanya sempat mengobrol sebentar dengan Jasmine. Gerald mengakui sudah sedikit memanipulasi Jasmine dalam beberapa peristiwa yang terjadi. Gerald tidak menyangka semua itu justru membuat Jasmine jatuh hati pada dirinya.“Ketika Fenderson mengunjungi Keluarga Crawford beberapa waktu yang lalu, kami mengetahui Gerald menghilang. Meski aku sudah meminta banyak orang untuk mencarinya, sudah lebih dari setengah tahun sekarang namun belum ada kabar apapun tentang Gerald. Aku sesekali masih bertanya-tanya apakah dia pergi atas kemauan sendiri?”Jasmine berkata dengan nada agak sedih. “Terlepas dari semua itu, apakah kamu sudah selesai?” Jasmine bertanya sambil menoleh melihat Sanderson.Gerald mengangguk dan memberi isyarat kepada Jasmine untuk beristirahat dengan baik. Tepat ketika Gerald hendak pergi de
“Bersulang!” Seperti yang dikatakan Jasmine tadi malam, pekan ibadah di gereja digelar di pusat kota pagi-pagi sekali. Segala sesuatunya tampak megah dan semarak, tidak mengherankan banyak orang yang membanjiri acara.“Ramai sekali!” Mandy berkata dengan bersemangat sambil berdiri ditengah kerumunan. “Bisakah kamu sedikit tenang, Mandy?” Jasmine berkata dengan putus asa.“Kenapa aku harus tenang? Hari ini sangat menyenangkan! Apa kamu tidak merasakannya? Melihat orang sebanyak ini membuatku pusing!” Mandy menjawab sambil menggelengkan kepalanya.“Sekali-kali tidak apa-apa, kan, Jasmine? Ayo, kita berkeliling melihat-lihat baru kemudian kita ke gereja untuk berdoa,” Bibi kedua berkata sambil menoleh pada pemuda yang sejak tadi diam-diam mengikuti mereka dari belakang.“Aku mohon maaf kamu harus melihat sisi kekanak-kanakan keluarga kami,” Bibi kedua berkata sambil tersenyum.Sebagai tanggapan, Gerald menggelengkan kepala.Sejujurnya, jika Gerald tidak diizinkan untuk ikut, dia akan t
Maia melakukannya karena setengah tahun belum cukup untuk mengubah sikapnya. Seperti bisa ditebak, Maia tetap memilih untuk hanya bersama mereka yang berstatus tinggi di masyarakat seperti Warren, Jasmine dan Mandy.Tak seorang pun bisa menyalahkan Maia dalam hal ini.Terlepas dari semua itu, Gerald juga terlalu sibuk memperhatikan sekeliling sehingga tidak sempat memperhatikan tatapan tidak mengenakkan baik dari Maia maupun Isabelle. “Hei, Jasmine, coba lihat itu! Lihatlah permen yang sedang dipegang anak itu? Aku sangat menyukainya! Aku penasaran di mana mereka membelinya!” Mandy berkata tidak lama setelah dia menunjuk keluar jendela kepada anak-anak yang sedang melintas. Saat ini mereka sedang duduk-duduk menikmati kopi di sebuah kedai kecil. “Oh, benarkah? Aku tahu tempat orang yang menjualnya! Tempatnya agak jauh di utara, tetapi aku bisa mengantarmu kalau kamu mau!” Maia menjawab.“Wah, itu bagus sekali!” Mandy berkata dengan penuh semangat sambil menoleh kepada Gerald. Kemudi
“Hah! Tidak mungkin kami tidak mengenalmu! Kamu adalah Mandy, Nona Muda kedua di Keluarga Fenderson! Oh, ya, Jasmine memang sedang minum kopi. Tetapi itu beberapa waktu lalu, karena sekarang dia pun sudah ditangkap! Kamu satu-satunya yang masih tersisa untuk ditangani! Sekarang ayo, jalan!” perintah pria itu—yang ternyata adalah pemimpin gerombolan—sambil menekan pistolnya pada Mandy dengan kasar.Begitu dia mengatakan itu, terdengar sayup-sayup suara mesin dinyalakan. Tidak lama kemudian, sebuah minibus terlihat melaju di tengah kerumunan ke arah mereka! “Naik ke mobil!” komando pria itu tepat setelah kendaraan itu berhenti dan mesinya menderu-deru di hadapan mereka. Karena tidak punya pilihan lain, mereka bertiga menurut. Pada titik itu, Gerald masih mempertimbangkan apakah dia harus membuat pergerakan sekarang atau tetap menunggu dulu. Bagaimanapun, meski orang-orang ini membawa sejata, bagi Gerald mereka semua tidak ada apa-apanya. Pada saat itu, terdengar suara berat dari walki
Gerald hanya bisa melihat Maia dengan tatapan tak percaya.Ternyata yang Gerald asumsikan bahwa Maia akan memiliki kesan yang lebih baik atas dirinya setelah Gerald membantu Maia saat itu, hanyalah angan-angan semu. Yang bisa Gerald lakukan hanya tersenyum masam dan pasrah sambil menatap wanita yang sudah tidak bisa ditolong lagi itu.“Sudah cukup. Tidak ada gunanya membicarakan hal-hal semacam itu sekarang ini. Jauh lebih penting bagi kita adalah mencari tahu cara untuk lolos!” kata Warren.Tepat ketika Warren mengakhiri kalimatnya, terdengar suara teriakan dan pintu besi itu pun terbuka.“Masuk! Kalian semua!”Setelahnya sekitar 30 orang—baik tua maupun muda—sudah terkurung di dalam tempat itu. Mereka semua ditutupi kepalanya dengan kantung kecil, persis sama dengan ketika mereka membawa rombongan sebelumnya.Ketika kantung yang menutupi kepala mereka dibuka, Jasmine pun kaget seketika. “Apa? Ternyata kamu? Jadi semuanya, apakah mereka menangkap kalian semua?” Jasmine berseru, terce