Share

42. BUKAN LAGI RAHASIA

"Bagaimana bisa, notifikasi itu muncul berbarengan dengan aku menyatakan perang kepada Malik di hadapan Ayah?" Pertanyaan yang mengusik pikiran. Namun, coba untuk dilupakan sejenak.

Tubuh yang sudah sangat lelah, terasa lebih segar saat berendam dalam air hangat. Pikiran coba dinetralisir supaya lebih tenang.

"Ah, rasanya segar sekali ..." Arsenio berdecak sambil memejamkan mata. Merasakan setiap sistem sarafnya mulai kendur.

Bukan apa-apa, pertarungan di Casino, sungguh menguras tenaga dan pikiran. Kondisi yang memang belum pulih sepenuhnya, serta jam terbang yang belum banyak, menjadi kendala besar. Salah satunya saat melompat dari lantai lima hotel Berlian.

Arsenio membuka matanya. Mengubah posisi menjadi duduk dan bersandar. Teringat satu hal yang tiba-tiba mengusik isi kepala. "Mengapa notifikasi soal Casino itu, tidak ada? Seharusnya aku mendapatkan hadiah karena sudah menang?"

Keningnya mengerut sehingga ada beberapa guratan di wajah. "Apa sistemnya eror?"

Bukan itu saja yang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status