Share

MUSUH BEBUYUTAN

Kini Shelka sudah berada di dalam taksi menuju ke arah Pondok Indah. Entah, kenapa hati kecil Shelka mengatakan untuk pergi ke arah rumah Matheo. Untung saja semua data serta alamat rumah Matheo sudah Shelka dapatkan dulu saat masih mendekatinya. Tentu saja semua itu didapat tidak gratis. Shelka memberikan sebuah kaset game playstation kepada Rendi untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

Shelka memejamkan matanya, kepalanya terasa begitu sangat pusing karena menangis begitu cukup lama. Tanpa disadari air matanya keluar menetes melewati pipinya kembali. Shelka membiarkan air matanya mengalir cukup deras. Dengan kuat Shelka menggigit bibirnya kencang agar bisa menahan suara isakannya.

“Sabar, ya, Mbak. Sepertinya Mbak terlihat begitu sedih.”

“Sakit banget rasanya, Pak,” sahut Shelka yang masih memejamkan mata.

“Sabar aja, semua kesedihan akan berlalu seiring berjalannya waktu.”

Shelka hanya tersenyum

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status