Share

Chapter 8 : Pusing Kepala

Seakan waktu terhenti, aku lantas memandangi Albern yang baru saja mengatakan hal yang manis padaku. Jangan bilang kalau aku sedang baper sekarang.

"Menyukai apa, Al. Aku?" tanyaku dengan penuh rasa percaya diri.

"Bukan kau, tapi tingkahmu," sanggah Al.

Ah, aku sakit hati teman-teman. Dia sih yang membuat aku salah paham terlebih dulu. Siapa coba yang tidak senang kalau disukai oleh Albern si tampan. Tapi tetap saja bukan.

"Kamu baru saja menyakiti hatiku, Al," ungkapku berlebihan.

"Apa?"

"Tidak jadi, lupakan saja," ucapku buru-buru.

Bagaimana bisa aku bertingkah seperti ini padanya. Bagaimana pun, kami ini masih menjadi orang asing dan bukanlah sepasang kekasih. Apalagi kami ini baru saja bertemu kemarin malam. Tapi biarlah, aku juga bahagia bertingkah seperti itu di hadapannya.

"Kamu sudah makan siang?" tanyaku mencoba untuk mengalihkan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status