Share

24. Dilemma untuk Hijrah


    Niat hati awalnya mau masak mie instan, tapi setelah membuka laci dapur disana sama sekali nggak ada makanan instan. Satu mie pun nggak ada. Aku lupa, kalau tadi siang cuma masak bahan makanan sisa-sisa di kulkas.

“Kamu sedang apa?”

Ah, lagi-lagi suara itu! Setelah mengomel tanpa suara, sambil berbalik badan aku memutar bola mata. Jengkel. Ya, kenapa sih dia selalu bicara tiba-tiba? Selalu!

“Mau masak mie tapi nggak ada!” ketusku.

“Makan malam diluar, mau? Sekalian belanja isi kulkas.” katanya.

Kalau bukan karena perut udah lapar nggak ketulung, aku ogah menganggukan kepala. Duh!

“Ayo,” tanpa kata lain dia menarik tanganku, membawaku keluar dari rumah.

“Tapi aku belum ganti baju... Masa ke supermarket pake kaos begini, nanti dikira aku tuh jalan salam om-om.” cerocosku sambil terus berusaha melepas cekalan tangannya di per

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status