Share

5 - Kekacauan

            Anja tak sempat menerkam Gugun atau Suster Ana yang dengan cepat bersembunyi di dalam toilet. Anja lantas mengejar seorang pria berusia lima puluh tahun yang berlari ke balik tirai ranjang pasien. Anja menerjang pria itu, sehingga tirai terlepas dari anternit dan menimbulkan suara gedebuk karena pria itu tertubruk. Dengan ganas Anja menarik-narik tirai sampai mendapati wajah pria yang ditindihnya itu.

            “To-tolong, jangan bunuh saya,” pinta pria paruh baya itu mengiba.

            Anja menggeram dan semakin menguatkan tindihan kedua tungkainya. Darah menetes dari sela mulutnya yang menganga.

Pria itu mencoba berontak, tapi gerakannya tak bisa menyingkirkan Anja dari atas tubuhnya.

Anja memegang kedua lengan pria itu dengan kuat seraya membenamkan wajahnya ke leher pria tersebut.

“AAAAA…!” pekik pria itu semakin membuat semua orang yang berada di IGD ketakutan.

Seorang gadis usia belasan yang telentang di ranjang pasien dihantam kegentaran dengan tubuh gemetar. Dia sempat melihat bagaimana Anja menggigit leher si pria paruh baya yang diserang di dekat ranjangnya. Saking takutnya, dia sampai tak kuasa untuk beranjak pergi.

Sementara itu, seorang perempuan yang bersembunyi di sudut ruangan langsung bergerak keluar IGD. Dia meninggalkan ibunya yang tadi sedang tidur di ranjang pasien. Karena mendapati perempuan itu berani pergi, yang lain pun bergegas melarikan diri.

Anja berdiri setelah pria paruh baya yang diserangnya itu kejang-kejang dan kemudian mati. Dia menoleh ke gadis yang kini terduduk di ranjang pasien dengan sorot mata ngeri. Belum sempat dia menyerang, gadis itu memberanikan diri melompat turun ke lantai.

Gadis itu terjatuh bukan hanya karena kondisinya yang lemah, tapi juga lantaran lengan kirinya tertarik akibat jarum infus yang masih menancap. Selang infusan itu pun seketika terlepas, sehingga lengannya mengeluarkan darah. Belum sempat dia bangkit berdiri untuk bergegas pergi, dengan cekatan Anja menaiki ranjang dan lansung menerjangnya.

Sementara itu, air liur Anja dalam darah Dokter Idrus terus bercampur dan semakin memasuki arteri karotid dan vena jugularis. Air liur yang sudah dicemari sari pati jamur itu terus menyebar ke seluruh organ internal dan mengacaukan otak Dokter Idrus. Sampai kemudian jantungnya kembali berdetak dan mengedarkan darah yang sudah tercemar air liur Anja ke seluruh tubuhnya. Dia pun membuka matanya yang merah dan nyalang.

Dokter Idrus berdiri dengan gerakan patah-patah seperti robot. Persendian lengan, leher, dan tungkainya berbunyi. Dia merentangkan kedua tangannya ke depan seraya berjalan sempoyongan. Matanya yang semerah darah menatap dengan sorot pemangsa. Urat-urat di leher dan wajahnya menyembul seakan-akan hendak pecah. Dia menyibakkan tirai dan mendapati seorang perempuan paruh baya yang telentang di ranjang pasien.

Perempuan tua itu baru saja terbangun dari tidurnya karena suara berisik. Dia sangat kaget mendapati Dokter Idrus yang berdiri di dekatnya dengan kondisi yang menyeramkan. Seketika itu dia ketakutan. Belum sempat dia menyelamatkan diri, Dokter Idrus langsung menaiki ke ranjang dan menindihnya. Dia tak bisa berbuat apa-apa ketika Dokter Idrus menggigit lehernya selain berteriak dengan suara serak, “Aaaa !!!”

Anja menggeram dengan darah dan air liur menetes dari ujung bibirnya. Dia yang mendapati gadis itu kesakitan akibat terjangannya, kemudian kembali menerkam dari belakang. Dia berhasil membuat gadis itu tertelungkup. Belum sempat dia menindihnya, gadis itu membalikkan badan seraya melayangkan tendangan, sehingga dia terdorong ke belakang. Alih-alih kembali menyerang, Anja justru memiringkan kepalanya melihat ke arah belakang si gadis, di mana ada Dokter Idrus berdiri di sana.

            Karena pandangan Anja mengarah ke balik tubuhnya, gadis itu jadi sadar ada yang berdiri di belakangnya. Seketika dia memutar badannya, dan mendapati Dokter Idrus yang langsung menyerangnya. Dia tidak sempat menghindar atau melawan ketika Dokter Idrus menabraknya sampai terjatuh. Dia sempat melihat seorang lelaki berusia 30 tahun yang bersembunyi di kolong ranjang pasien. “Tolonggg …!” teriaknya mengiba, tetapi lelaki itu tak berani bergerak menolongnya.

            Gadis itu semakin tidak berdaya ketika Dokter Idrus menekan kedua lengan dan tungkainya. Leher kanannya langsung digigit oleh Dokter Idrus. Sementara leher kirinya digerogot oleh Anja.

            Pria paruh baya yang mati tergeletak di lantai hidup lagi. Kedua matanya yang terbuka mengeluarkan darah. Wajahnya yang mengarah ke kolong ranjang langsung mendapati seorang lelaki. Dia menggeram sembari merangkak dengan cepat menuju lelaki itu.

            Si lelaki spontan merangkak ke arah lain demi menyelamatkan diri. Karena ketakutan yang meremas jantungnya, dia jadi gemetar dan membuat gerakannya kalah cepat oleh pria paruh baya itu. Ketika mengolongi ranjang kedua, kaki kanannya ditertahan sehingga dia berhenti. Dia membalikkan badan. Didapatinya pria paruh baya itu mencengkeram kakinya dan menggeram hendak menggigit. Dengan cepat kaki kirinya menendang wajah pria paruh baya itu. “Bangsat lu!” makinya kesal bercampur gentar.

            Krak!

            Si lelaki menelan ludahnya. Dia mendapati wajah pria paruh baya itu mendongak dengan posisi ganjil. Dia tidak menyangka tendangannya sampai membuat leher pria paruh baya itu patah. Belum sempat dia menarik kaki kanannya, pria paruh baya itu kembali menatapnya dengan tulang leher yang kembali berbunyi. Dia refleks kembali menendang muka pria paruh baya itu sampai kaki kanannya terlepas dari cengkeraman si pria tua tersebut.

            Si lelaki kini bergerak ke sela ranjang. Dia berdiri sambil mengamati situasi. Dia harus segera pergi dari ruangan ini. Kalau hanya merangkak dari kolong ranjang ke kolong ranjang lainnya, dia yakin akan mati. Namun, dia mendapati Dokter Idrus dan Anja yang berdiri di tengah ruangan menatap ke arahnya. Sementara itu, di sisi kanan ada si pria paruh baya tadi yang juga sudah berdiri. Sedangkan di sebelah kiri ada gadis dan perempuan tua yang juga sudah bangkit dari kematian dan kini melihat ke arahnya. Akhirnya dia mundur ke sudut ruangan. Sementara para mayat hidup itu bergerak perlahan mendekatinya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status