ホーム / Urban / Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua / Bab 2: Mertua Tiri dan Kakak Ipar Tiri

共有

Bab 2: Mertua Tiri dan Kakak Ipar Tiri

作者: mrd_bb
last update 最終更新日: 2025-08-19 11:03:38

Kepala Raymond makin puyeng, di kantor sang kepala cabang menekan dirinya yang kini jadi sales senior, karena target penjualan makin jatuh dari minggu ke minggu.

“Kalau sampai dua bulan ke depan target kita lepas, maka siap-siap saja, akan ada gelombang PHK,” ancam si kepala cabang.

Makin meranalah Raymond.

Telponnya berbunyi, ternyata istrinya yang menelpon. “Bang kamu jemput mama mertua dan kakak iparku, kamu kan lagi libur kerja? Bawa saja mobil aku!”

Suara Rahma mirip perintah seorang atasan pada bawahan saja, apesnya Raymond tak berdaya menolak.

“Iya-ya sayang, aku jemput!” sahut Raymond buru-buru, karena tadi otaknya sedang piknik kemana-mana.

Di Bandara Soetta Tangerang. Lagi-lagi Raymond banyak melamunnya, alih-alih menunggu bener-bener mertua sambung dan kakak iparnya.

“Ini Ray kan? Raymond?” sapa seorang wanita paruh baya yang masih cantik.

Memakai blus sifon tipis yang sedikit transparan dipadukan rok pensil ketat, membayangkan isinya yang penuh gairah.

Rambut di sanggul rapi dengan beberapa helai menjuntai, memberikan kesan elegan namun menggoda.

“Iya, aku Ray, tante siapa yaa, kok bisa kenal namaku?” sahut Raymond gagap sambil memandang kagum kecantikan si tante ini.

“Aku Tante Melly, ibu tiri istri kamu si Rahma!” sahut wanita ini sambil senyum merekah.

“Astagaaa…tante, eh mami, dueeh, maafkan Ray mi, sampai pangling aku, mami makin cakep saja,” pujian tulus yang terucap spontan dari bibir Raymond membuat Tante Melly tertawa renyah, senang hatinya di puji menantu gantengnya.

“Hai Mas Ray, aku Indri mas, kakak tirinya Rahma,” sekonyong-konyong datang lagi seorang wanita jelita berambut panjang tergerai.

Mengenakan dress ketat selutut dengan belahan dada rendah. Riasan tajam dan lipstik merah menyala memancarkan aura sensual, yang jauh lebih wow dari Tante Melly.

“Ini…ka Indri,” sahut Raymond tergagap, tak pernah dia sangka, mertua dan kakak istrinya begini cantiknya. Dia pun buru-buru salami tangan lentik Indri.

Padahal seingatnya kedua ibu beranak ini dulunya…burik!

Raymond buru-buru bantu dorong koper kedua, agar kegugupannya tak terlihat jelas. Raymonda bukanlah pria jalang dan flamboyan, dia terlalu sayang serta cinta dengan Rahma dan tak terpikir macam-macam.

Tapi kini…???

Di jalanan yang mulai merambat sekeluar dari bandara, Tante Melly dan Indri ceplas-ceplos saja bicara.

“Kalian ini sudah 4 tahunan berumah tangga, kok belum miliki anak?” terdengar suara Tante Melly, yang duduk di sisi Raymond, Indri di jok belakang.

“Ehemm…jangan-jangan karena kalian sama—sama sibuk, terutama istri kamu si Rahma yang kini jadi orang penting di perusahaan real estate, jadinya kalian jarang melakukan ‘itu’ ya?” sela Indri sambil tertawa, pancingan sederhana, tapi bikin joss di hati Raymond.

“Emm…kami memang sepakat menunda dulu ka Indri, jadinya Rahma nggak hamil-hamil sampai kini. Sebab itu aku sengaja pakai pengaman,” ceplos Raymond bersikap santai dan sengaja goyun agar suasana mencair.

Padahal faktanya benar, mereka kini jarang berhubungan badan. Kalaupun mereka melakukan itu, Raymond diminta Rahma selalu pasang pengaman.

Rahma ogah pakai kontrasepsi, alasannya bisa ngerusak bodynya yang aduhai!

“Waduhh…kok Ray sanggup yaah, padahal nggak enak pake itu tau. Rahma juga keterlaluan, masa laki di suruh pakai pengaman. Laki setampan kamu paling disukai wanita-wanita mapan tau, kalau jarang di kasih dan tak puas bisa bahaya nih…?” cerocos Tante Melly terkekeh genit, sambil ngelirik paha Raymond, sekaligus memuji ketampan ‘menantunya’ ini.

Raymond lagi-lagi tercekat dan dia pun melirik saat Tante Melly menatap pahanya.

“A-anu…pas mau klimaks saja, saat melakukan sih nggak pakai, rugi dong nggak merasakan tubuh Rahma seutuhnya,” sahut Raymond mulai terbawa suasana dan ikutan tertawa.

Sampai di rumah, Raymond tak segan rapikan kamar tamu dan persilakan keduanya untuk sementara pakai kamar dia dan Rahma buat istirahat, setelah menempuh perjalanan panjang dari Melbourne.

Tiba-tiba ponselnya bergetar.

Dadanya bergemuruh, lagi-lagi nomor yang sama dan tak dikenalnya mengirimkan sebuah lampiran, tapi kali ini bukan foto..tapi video pendek berdurasi 8 detik.

Video ini memperlihatkan gaun merah seperti yang di pakai wanita di foto itu, kali ini terlihat gaunnya terlepas, lalu perlihatkan tubuh molek seorang wanita dari bagian punggung.

Yang bikin Raymond hampir semaput, ada tanda lahir di punggung mulus itu yang identik dengan milik Rahma…juga antingnya, termasuk rambutnya tersebut, saat merebahkan diri di sebuah kasur empuk, yang mirip ranjang hotel mewah.

“Lhooo, kok kamu sih yang bersihkan kamar, kenapa nggak panggil aku?” tiba-tiba Indri sudah berdiri di depan pintu, hanya kenakan handuk putih yang melilit sampai di dadanya yang membusung.

“Tak apa ka Indri, istirahat saja dulu, nanti setelah bersih, bisa pindah ke sini dengan mami,” sahut Raymond sambil buru-buru melanjutkan merapikan sprei.

Tapi Indri tiba-tiba jongkok dan ikutan rapikan sprei ini.

“Jangan ka Indri, kakak kan tamu di rumah ini,” Raymond buru-buru menarik sprei ini dan sesaat tarik menarik terjadi.

Sekonyong-konyong tubuh Indri doyong ke depan, lantai dari ubin yang baru Raymond lap ternyata masih licin dan Raymond sigap menangkap tubuh indah ini….!

**

BERSAMBUNG

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Sri ami
Nice lanjut
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 296: Sebuah Rahasia Tentang Armani

    “Kamu bakalan punya PR besar kelak, si Veloxia agaknya klepek-klepek denganmu Raymond?” kata Rahma perlahan, saat menatap Gojali, Veloxia dan Bonar yang justru asyik berjoget di depan panggung kecil ini dan si Gojali malah asyik nyawer Veloxia yang lagi nyanyi.Raymond yang nggak pernah se humble yang di lakukan Gojali tak bisa melarang kelakuan remaja ini, yang malah sangat menikmati tubuhnya tertukar. “Aku justru membayangkan gimana perasaan Massayu melihat sepupunya malah naksir raga aku yang di pakai si Gojali!” sela Raymond spontan.“Whattts…jadi si Veloxia itu?” Rahma sampai membulat matanya, kaget baru tahu Veloxia dan Massayu sepupuan.“Benar Rahma, ibunya Massayu dan ibunya Veloxia bersaudara!” sahut Raymond.“Hmm…bakalan tambah rumit hubungan kalian Raymond, Veloxia anggap Gojali dirimu dan Gojali sejak lama naksir Veloxia, sementara kamu dan Massayu malah masih suami istri bukan...??!” sela Rahma kalem, kembali ke setelan pabrik.“Rumit, gara – gara kelakuan si Gojali!” sun

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 295: Hilang Matsani Cs, Datanglah Gojali Cs

    “Pergilah cepat dari hadapanku, atau kaki kalian aku patahkan lagi. Itu hukuman bagi kalian yang secara kurang ajar menganggu berani Rahma,” dengus Raymond, keluar sifat aslinya, dingin dan agak kejam.Matsani dan Farid dengan airmata bercucuran menahan sakit yang terasa nyiut-nyiut hingga ke kepala langsung pergi, diikuti dua orang centeng mereka tadi, tak menyangka si ‘remaja’ bertubuh kokoh itu begitu hebat, belum lagi munculnya ‘Raymond’ ke tempat ini.Sesaat suasana kafe ini hening sesaat.Tiba-tiba semua kaget, saat Gojali bertepuk tangan dua kali. “Hayoo semua kembali nikmatin musik, semua kerusakan aku Raymond Razak yang ganti, kalian semua juga aku traktir,” ceplos Gojali, hingga Raymond tak nyadar sampai menepuk jidatnya, melihat kelakuan Gojali ini.Ini sifat aslinya kalau lagi habis akal dan hanya Rahma yang tahu kebiasaan mantan suaminya ini.“Kamu hebat sekali keponakanku,” Gojali dengan cueknya, tepuk - tepuk bahu Raymond, sampai sakit perut Rahma menahan tawa melihat k

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 294: Hajar Pengganggu Rahma

    Begitu Raymond berjalan menuju ke arah Rahma yang sedang di ganggu Matsani dan Farid, dia sudah di hadang dua orang berbadan gempal.“Santai jagoan, biarkan temanmu itu rayuin tante cantik berwajah kayak bidadari dan boerbody asoy itu, kan biasa atuhh bagi-bagi enak he-he-he,” cetus seorang berbadan gempal ini, dengn gaya jagon hadang langkah Raymond. Semua pengunjung tegang, apalagi pemilik kafe ini, si taoke ini sudah bisa membayangkan berapa kerugian yang dia derita andai terjadi keributan di kafenya ini.Mata Raymond kontan berubah jadi bengis. Matsani dan Farid juga berhenti ganggu Rahma dan melihat apakah kedua centeng yang sengaja mereka bayar ini akan mampu hajar Gojali alias Raymond.Untuk balaskan dendam mereka, karena dulu di hajar Raymond.Anehnya Rahma justru tak khawatir dengan Raymond, tapi…dua orang itu dan dua remaja yang secara kurang ajar berani menganggu dirinya.“Kalian semua cari penyakit,” batin Rahma yang sudah tahu bagaimana tabiat mantan suaminya ini kalau su

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 293: Mau Nostalgia Malah Diganggu!

    “Ray, temani aku makan malam”Chat dari Rahma dan Raymon senyum di kulum, tumben mantan ayank bebnya ngajak makan malam.“Boleh Rahma, mau makan di mana?” Raymond balas chat mantan istrinya ini.“Kamu masih ingat kan Kafe 90 an, yang terletak di Jakarta Selatan, nggak jauh dari Blok M, kafe pertama kali kita kencan saat masih jadi mahasiswa? Kita bertemu pukul 7 malam” Raymond langsung sahuti yaa dan pasti akan datang.Seulas senyum merekah di bibirnya, aneh baginya, Rahma seolah ingin ajak dia bernostalgia di jaman mereka masih jadi anak kuliahan.Saat itu dia dan Rahma janjian di kafe kenangan itu dan Raymond dengan motor yang kini dia simpan di garasi rumah mewahnya masih ia simpan sebagai kenangan, saat itu semangat 45 sekali ke sana.Walaupun kala itu dia harus relakan uang kiriman uangnya berkurang hingga separu buat traktir Rahma. Tapi dia bahagia, karena Rahma sejak malam itu mau jadi kekasihnya dan berakhir di pelaminan.Saking semangatnya, Raymond malah datang duluan sejak

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 292: Melihat Armani dan Massayu Jalan Bersama!

    Gara-gara Rahma bercerita soal Armani, ingin rasanya Raymond menegur kelakuan adiknya itu, agar menghargai Rahma sebagai istrinya."Kenapa si Armani harus diam-diaman begitu? Bukankah tujuannya adalah untuk membantu baby Astrid? Apa mungkin dugaan Rahma, Armani justru diam - diam menyukai Massayu, karena wajahnya yang mirip mendiang Astrid," gumam Raymond.Tapi…diam-diam pun harus jujur dengan hatinya, apakah selama ini dia juga mencintai Massayu Ellana dari hati…?Raymond sampai termenung di balik kemudi mobil mewahnya. Kini hatinya malah tiba-tiba mulai mentah dengan Massayu.Anehnya, dia sama sekali tak marah dengan 'pengkhianatan' Massayu. Dirinya justru flassback dengan kelakuannya sendiri.Biarpun belum ada ikrar talak yang ia ucapkan, tapi secara agama, dia dan Massayu boleh di bilang sudah bercerai, karena lebih 6 bulan tak ada nafkah batin dan materi yang ia berikan buat Massayu. Otaknya kini malah ingat terus dengan Rahma, si mantan istrinya tersebut.Se-jutek dan protektif-

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua   Bab 291: Curhat Rahma Soal Armani dan…Massayu

    “Raymond…bolehkah aku sedikit curhat, tentang…Armani!”“Silahkan Rahma!” sahut Raymond yang sudah tak bisa lagi menutupi jati dirinya, walaupun masih menggunakan raga Gojali.“Tapi…kamu juga janji rahasiakan ini dan jangan marah dengan Armani?”Lagi-lagi Raymond mengangguk dan diam-diam ia sangat penasaran, apa yang terjadi dengan rumah tangga Rahma dan Armani ini? Serta kenapa dia di minta jangan marah ke adik se ayahnya itu.“Kejadiannnya saat kamu masih koma di rumah sakit dan Massayu datang berkunjung. Kala itu ada aku dan Armani di sana. Saat itu aku keluar dari ruang perawatan, karena si Mamon menelpon, ketika balik aku tak sengaja mendengar mereka berdua bercakap-cakap!”“Iya…lantas, apa yang mereka percakapkan?” sahut Raymond makin tak sabaran.“Armani minta tolong dengan Massayu menemaninya ke Banjarmasin, untuk menemui anaknya, Astrid. Sebab kata mantan mertua Armani, baby Astrid yang kini berusia hampir 2 tahunan sering sakit dan mengigau, kalau melihat foto mendiang ibun

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status