Aku tak pernah menyangka, menampung ipar dan mertua tiri yang baru kembali dari luar negeri justru membuka ‘neraka’ baru dalam rumah tanggaku. Awalnya kupikir mereka hanya akan menambah beban biaya, tapi kenyataannya mereka menuntut bagian lebih dari yang mereka terima—jatah yang seharusnya hanya milik istriku. Dan saat pikiranku sudah kalut, sebuah foto tiba-tiba masuk ke ponsel: sosok yang mirip istriku, terbaring polos tanpa busana, jelas tengah dinikmati orang lain.
View MoreRaymond si pria muda tampan berbodi bagus ini senyum ceria, malam ini adalah malam sakral baginya dan Rahma, istrinya. Ulang Tahun ke 4 mereka sebagai suami istri.
Raymond hanyalah sales sebuah dealer mobil yang dikatakan sulit laku, karena jual mobil-mobil asal negeri Tiongkok.
Sial…masih separuh jalan lagi sampai rumah, Raymond terpaksa berteduh, hujan yang tadi sudah gerimis, kini turun dengan derasnya.
Tiba-tiba ponsel jadulnya bunyi, ada chat masuk. Raymond pikir istrinya yang ngontak karena ini sudah pukul 21.00 lewat, tapi saat di buka, ternyata dari nomor tak di kenal.
“Hmm…siapa pengirimnya, kok ada lampiran fotonya,” batin Raymond, kaget saat membuka kiriman tiga buah foto tersebut.
Matanya melotot, jantungnya berdegup kencang. Foto itu perlihatkan seorang wanita cantik dengan rambut panjangnya dan gaun malamnya yang berwarna merah menyala sangat seksi, sampai perlihatkan pakaian dalamnya yang membayang.
Siapapun laki-laki normal pasti tergoda!
Walaupun gambar ini sedikit buram, karena di ambil secara sembunyi-sembunyi dan tempatnya seperti-nya sebuah pub atau klub malam, tapi wajahnya masih bisa di kenali.
Si wanita ini tak sendirian, ada seorang pria setengah tua yang terlihat merangkul si wanita seksi ini dan mengecup pipinya dengan mesra.
Wanita itu mirip sekali dengan…Rahma istrinya.
Raymond…serasa tak menjejak bumi, tubuhnya seketika mematung.
Benarkah itu Rahma…kenapa dia begitu dekat dan akrab dengan pria setengah tua necis dan terlihat sangat kaya raya itu?
Jadi…isu-isu miring yang selama ini dia dengar, sejak karir istrinya melejit dan kalahkan dirinya, di peroleh Rahma dengan cara selingkuh…apakah benar adanya?
Saking marahnya, Raymond letakan begitu saja kue berharga 145 ribu di sebuah halte tempatnya berteduh tadi. Dan tak peduli hujan deras, ia tancap gas pulang ke rumah mereka.
Raymond tak melihat mobil istrinya di garasi, artinya Rahma belum pulang!
Hatinya yang emosi kini dia redam, dengan berpikir positif, paling wanita di foto itu hanya mirip.
Tapi…kenapa 3 foto itu dikirim ke dia…apa maksudnya? Pikirnya dengan galau.
Pukul 23.45 menitan terdengar mobil datang, Rahma istrinya membuka pintu dan langsung menuju kamar.
Mereka berdua memang bawa kunci rumah masing-masing.
Melihat Raymond sudah ‘tidur’ dengan memunggunginya, Rahma hanya hela nafas, dia lalu ke toilet dan hapus make up cetar-nya.
Padahal Raymond aslinya belum tidur, hatinya masih galau dan panas dengan foto itu.
Tak sampai 15 menitan usai merebahkan diri di sisinya, dengkur halus Rahma terdengar. Raymond berbalik dan melalui siluet lampu tidur dia melihat wajah istrinya seperti orang yang sangat kelelahan…!
“Hmm…dia lupa dengan ulang tahun ke 4 pernikahan? Tapi…kenapa dia begitu terlihat lelah..?” kembali batin Raymond berkata, rasa curiga makin menjadi-jadi.
Paginya di meja makan…
Raymond masih terngiang-ngiang dengan kiriman 3 foto yang belum ia hapus, saat melihat istrinya kini terlihat makin cantik dengan blouse warna krimnya.
Di tambah rambut panjang yang sengaja dikritingin dan diberi warna coklat melewati bahunya, plus parfum mahal, cantik sekali Rahma ini di tambah kulit tubuhnya yang putih dan mulus serta semampai.
Rahma memang terlahir blasteran, ayahnya asli Australia, ibunya Sunda.
Mulut Raymond sudah gatal ingin bertanya, kemana saja istrinya hampir pukul 00.00 baru pulang tadi malam.
Tapi mulutnya kalah start, bibir Rahma yang di lapisi lipstick merah menyala duluan bicara.
“Bang, siang nanti mama tiriku dan kakak perempuanku datang dari Australia, mereka akan nginap di tempat kita selama di Jakarta. Katanya rumah mereka sedang di renovasi, jadi sementara pulang ke tanah air dulu, sekalian travelling,” cetus Rahma, sambil memotong roti dan memakannya perlahan.
Raymond diam saja, dia menunggu, apakah istrinya ingat hari ini genap 4 tahun mereka jadi suami istri?
Tapi…sampai Rahma pamit duluan ngantor, tidak ada sama sekali ucapan istrinya tentang ultah itu. Raymond hanya hela nafas panjang.
Padahal ini hari Minggu, tapi Rahma tetap kerja!
“Oh ya…aku mungkin pulang malam lagi, soalnya aku menemani bos di kantor metting dengan klien kakap, yang akan bangun pusat perbelanjaan di Kalimantan,” cetus Rahma lagi sebelum berlalu dari hadapan Raymond.
Si lelaki tak berdaya karena kalah karir dan penghasilan.
Dan kali ini Rahma tidak bawa mobil, tapi di jemput sebuah mobil….mewah!
Raymond hanya bisa mengangguk dan tidak ada ‘kuasa’ melarang. Ia tahu diri, saat ini, 90 persen kebutuhan rumah tangga mereka uangnya dari kantong Rahma.
Sejak karir Rahma melejit, mereka naik pangkat dari keluarga sederhana ke keluarga kelas menengah elit.
Kebutuhan hidup mereka pun otomatis menyesuaikan…mau tak mau, Rahma lah yang dominan keluar biaya!
Raymond bersihkan bekas makanan mereka, hal kecil yang dulunya dilakukan Rahma, kini dialah yang melakukannya, mereka memang tak memiliki pembantu.
Sesaat ia merasa harga dirinya jatuh ke titik rendah…!
**
BERSAMBUNG
Dan 3,5 bulan kemudian, wajah tampan macho Armani terpampang jelas di bilboard iklan perumahan menengah atas PT Property Argomas, juga iklan di layar kaca.Wajahnya yang macho berkharisma mirip bintang iklan sebuah rokok kretek yang terkenal dengan gaya laki-laki gagah, memang jadi magnet buat siapa saja untuk meliriknya.Tak pernah Armani sangka-sangka, sejak hari itu, dia jadi bujangan paling di lirik seluruh pegawai wanita di PT Property Argomas.Tapi, Armani tidak jumawa, sikapnya tetap bersahaja, mudah akrab dengan siapa saja dan tidak pernah menjaga jarak dan pastinya selalu merendah, padahal dia kini sudah jadi ‘selebgram’terkenal.Media sosialnya yang awalnya hanya memilii views ratusan orang, kini mendadak naik luar biasa, di angka lebih 1 juta vews dalam waktu hanya 1 minggu.Ini malah jadi iklan gratis perumahan mewah ini, yang kini mulai nangguk untung, makin banyak yang membeli perumahan mewah tersebut.Walaupun gosip panas mulai mendera dirinya juga, kenapa sampai kini A
Raymond mendengarkan laporan Loli soal pertolongan yang pernah Armani berikan pada Rahma beberapa waktu yang lalu.“Pemuda yang rendah hati, tak mau mengaku dan cari muka. Tapi aku penasaran, siapa komplotan itu? Apakah kelompoknya Sanusi Cs?” Raymond kini menatap Loli.Loli hanya angkat bahu dan ngaku tak sampai ke sana pemikiran, tapi Loli juga bilang, Armani sebut, masih ingat wajah pengemudi yang ingin lindas tubuh Rahma.“Hmm…siapapun pelakunya, kelak aku tidak akan tinggal diam, mereka akan dapat balasan setimpal. Nanti Armani aku ajak ke Polres dan kenali wajah si Sanusi Cs,” dengus Raymond menahan kemarahannya, setelah Loli keluar dari ruangannya.Raymond mesti bersabar terus menunggu ke sembuhan istrinya, sampai akhirnya Tante Melly dan Ongky pulang lagi ke Australia, kondisi Rahma hanya alami kesembuhan sampai 45 persen saja.Masih butuh waktu lama agar ingatan Rahma kembali 100 persen.Mau tak mau, hubungannya dengan AKP Yulia jalan terus, untuk tuntaskan libidonya, juga se
Armani langsung berdiri tegap dan menyingkir dari kursi kerjanya, saat rombongan Raymond, Rahma, Tante Melly dan Dirut Loli masuk ke ruangan kerjanya ini.Raymond masih terfokus pada Rahma, termasuk Armani yang menatap tajam wajah cantik istri si CEO ini.Dengan bajunya yang mirip saat masih menjadi pegawai di sini, penampilan Rahma sangat rapi dan elegan, tubuhnya juga tetap denok dengan polesan make up tipisnya, Rahma seolah masih belum punya anak saja, tetap cantik dan mempesona.Tante Melly terlihat berbisik ke Loli dan bertanya siap sosok pemuda sederhana macho tinggi kokoh yang dikit mirip Raymond ini.Loli pun ceritakan secara singkat saja, karena Loli memang tak tahu jati diri Armani secara komplet, tahunya pemuda ini adalah anak buahnya di kantor dan kinerjanya jempolan dan jujur.Rahma terlihat kitari bekas ruangan kerjanya yang luasnya 4X6 meteran ini. Saat berdiri di dekat Armani dia berhenti.“Kamu siapa…rasa-rasa kenal, tapi di mana yaa?” ceplos Rahma, hingga bikin kaget
Nasib baik Armani benar-benar berpihak padanya, 6 bulan kemudian, atau di bulan ke 8 dia kerja di PT Property Argomas, secara tiba-tiba dia di panggil Loli dan dianugerahi jabatan mentereng, yakni jadi manajer keuangan di perusahaan ini.Sebuah jabatan yang tak pernah sekalipun Armani mimpikan, di terima kerja saja sudah sangat di syukurinya.Sampai di sini, Loli belum ngeh dengan Armani yang masih berpakaian sederhana, yang menonjol pastilah tubuhnya yang mulai gemukan, sebab selama 8 bulanan ini Armani makan dan tidur teratur.“Armani, cobalah beli pakaian yang lebih bagusan, pangkat kamu manajer keuangan kini, dan sesekali kamu kelak akan ikut aku rapat dengan petinggi-petinggi perusahaan, jangan berpakaian seadanya yaa,” tegur Loli senyum kecil."B-baik bu Dirut!" sahut Arman gagap.Setelah duduk di ruangannya yang baru, barulah Armani bercermin dan malu hati, memang penampilannnya agak kucel.“Benar juga kata bu Dirut, aku jangan malu-maluin beliau, masa ikut rapat dengan petinggi
Dengan langkah gontai, dia-pun cari warteg, untuk ngisi perut, masih untung sisa honornya menjadi pelatih beladiri masih ada 100 ribuan, sebab 500 ribunya dia berikan ke ibu angkatnya.Sewa kos kecil ukuran 3X4 meteran yang 500 ribu sebulan dulu juga sudah dia bayar hingga 3 bulan, sehingga satu bulan lalu dia terpaksa kerja serabutan, agar dapat duit.“Semoga di tempat lain di terima, mau gimana lagi,” batinnya, sambil makan dengan menu hanya ayam goreng saja dan ia minta nasinya di banyakin.Armani memang aslinya berotak encer, sejak SMP, SMU hingga kuliah, dia selalu nomor 1 dan tak heran kalau dapat beasiswa dan lulusnya cumlaude.Ia tahu diri, sebatang kara sejak kecil dan harus kerja keras untuk hidupi diri sendiri, di Jakarta beruntung dia ditampung Bik Omas, yang sempat dia tolong dari kecopetan.Sejak saat itulah dia tinggal dengan Bik Omas dan membantu ibu angkatnya ini, juga ada adik angkat laki-laki, yang kini masih duduk di SD. Ibu angatnya ini kerja sehari-hari menjadi pe
“Boleh aku tanya nggak Abang, eh sensei?” Gracia menatap wajah macho pelatih beladirinya, biarpun sederhana, tapi di mata Gracia sang pelatih ini justru makin menarik.“Boleh, mau tanya opo sing ayu?” canda Armani, hingga Gracia tertawa, inilah kelebihan Armani, sehingga sangat di sukai anak didiknya, yakni senang bercanda.“Sensei ini aslinya darimana sih?” ceplos Gracia.“Aku…dari Kalimantan Gracia, tepatnya di Banjarmasin, kenapa emanknya?” tanya Armani balik bertanya.“Ah masa sih, wajah sensei kayak bukan mirip dari daerah itu, wajah sensei ada Arab-arabnya gitu, kulit sensei juga putih, kan kalimantan itu panas, masa putih – putih sihh, aneh dehhh?”Armani kembali tertawa, entah kenapa dekat dengan Gracia, dia serasa bicara dengan adik sendiri, apalagi Armani ini anak tunggal dari mendiang ayah dan ibunya.“Entah Gracia, kata mendiang ibuku, mendiang ayahku memang turunan Arab, sayangnya aku nggak pernah bertemu beliau, ibuku juga wafat saat aku masih kecil, jadi Abang tinggal di
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments