Home / Urban / Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua / Bab 60: Jadi Pengusaha…!

Share

Bab 60: Jadi Pengusaha…!

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2025-09-14 12:13:14
Si cantik in merengut, sekoah sudah sepi, karena hari sudah jelang sore, dia duduk termangu di depan pagar SDN Ini.

“Ih Abang, udah 2 jam aku nungguin, kemana sih nge-layap, tau gini aku naik ojol ajahh…!” sungut si cantik ini, benar-benar merajuk, tak biasanya Abang-nya lambat menjemput ke sekolah.

Gracia juga tak bisa menelpon Raymond, sebab di sekolah ini di larang bawa ponsel.

Tiba-tiba dia menatap aneh, sebuah mobil SUV bongsor mewah warna hitam parkir di depan sekolahnya.

Dan makin melongo lagi saat melihat seorang pria tampan dengan wajah klimis, rambut rapi dan kacamata hitam dengan baju t-shirt dan jeans baru plus sepatu kets yang juga turun dari mobil.

“Maafkan Abang ya adikku yang cantik, lambat jemput kamu!”

“Abaaaanggg…ih ini benarankah?” sahut Gracia terkaget-kaget dan wajah manyun nya mendadak berubah ceria.

Raymond jongkok sambil rentangkan tangannya. “Iya donk sayang, siapa lagi kalau bukan Abang tercintamu yang datang jemput si tuan putri yang makin cantik ajah!”

Grac
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eryn Mangiri
rey, jng balik lg sm rahma deh.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 118: Rahma yang Makin Aneh

    Raymond menunda pulang ke Kalteng, pagi-pagi tanpa membangunkan Rahma, dia berangkat ke kantor pusat Razak Group, pukul 7.30 pagi dia sudah berada di ruangan kerjanya.Baginya ke hilangan duit hingga 500 miliaran, awalnya tak masalah, karena Rahma istrinya. Tapi yang bikin dia curiga, kenapa Rahma tak ngomong sekaligus bikin dia makin penasaran, buat apa uang segitu banyak? Robert Ginting dan Manajer Keuangan langsung dia panggil, juga Desi sekretarisnya.Sang Dirut serta manejer keuangan ini ikutan kaget, saat tahu ada pengeluaran jumbo hingga 500 miliaran tanpa mereka ketahui, yang di lakukan sang istri CEO ini.“Hmm…mulai hari ini kita rubah, semua pengeluaran uang tak bisa di tarik, kalau tidak ada tanda tangan dariku, kalau kelak Rahma protes, bilang ini semua keputusan aku!” cetus Raymond, ketiga anak buahnya mengangguk dan bilang siap.Walaupun dalam hati bertanya – tanya, ada apa sampai sang CEO ini terlihat tak suka ‘istri sendiri’ menarik dana jumbo tersebut."Aneh...kayakn

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 117: Mulai Curiga dengan Rahma

    “Ssstt...kamu diam-diam saja, segera siap-siap berangkat dengan Mamon ke Bandung, nanti akan di antar Mang Amir sopir keluarga kita dan di kawal Iman, pengawal pribadi Abang. Serahkan persoalan ini ke Abang, Insya Allah semua kelak akan terjawab misteri ini,” sahut Raymond, hingga adiknya tak mau menunda – nunda lagi.Dia juga ikut susun baju Mamon dan si keci ini iya—iya saja akan di ajak ‘liburan’ ke Bandung, dia masih terlalu kecil untuk paham dunia orang dewasa, beda dengan Gracia yang kini sudah 14 tahun usianya.Raymond kini mulai tenang, apalagi setelah dia menelpon ibunya dan minta adiknya dan Mamon d iawasi terus.Lilis dan suami keduanya dan juga adik-adik tirinya sudah Raymond belikan rumah mewah, yang berdampingan dengan rumah yang di tempati Gracia di Bandung.“Iya kamu juga hati-hati, ibu lupa bilang, kalau selama hidup, banyak yang iri dan dengki dengan kakek, nenek dan ayahmu itu. Agaknya setelah warisan itu menurun ke kamu, mereka kembali bikin ulah.”“Iya bun, aku ak

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 116: Kiriman Santet dari Masalalu

    “Saat ibumu sakit keras itu, aku yang sudah berusia 20 tahunan sempat menjenguknya, dan dia bilang…pelakunya adalah mantan calon suaminya dan dua istri kakekmu. Mereka semua marah dan iri dengan nenekmu, kalau mantan calon suami nenekmu merasa di tipu, dan kedua istri kakekmu takut warisan di ambil nenek kamu itu, lalu jatuh ke kamu sebagai cucu satu-satunya kakekmu tersebut!”“Untung saja kakek saat sakit agaknya tahu itu semua, kemudian menjual semua aset perusahaan, lalu menyimpannya dalam bentuk bilyet giro..!” batin Raymond lagi menebak - nebak.Nenek Dayang Sumbi kini terlihat sedih, teringat saat-saat terakhir mendampingi bibinya tersebut, yang juga nenek Raymond.Lalu tanpa ragu Nenek Dayang Sumbi sebut dua nama yang bikin Raymond tidak kaget lagi, yakni Paman Balak dan Kakek Bulay.“Dua sahabat kakekmu itu sempat datang dan mengobati ibumu, namun usaha itu gagal! Pengirim santet itu sangat hebat dan akhirnya ibumu meninggal dunia dan pesan agar si Mante di nasehatin untuk tob

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 115: Sejarah Keluarga Razak

    “Ray, kakekmu yang bernama Ali Akbar Razak aslinya keturunan Arab di Samudera Pasai, kakekmu itu seorang turunan ulama dan juga punya trah dengan kerajaan di Aceh sono.“Waduhhh…ulama, buyutnya malah kelakuan kayak setan, suka maksiat,” batin Raymond kontan malu hati.Nenek Iyang lanjutkan kisahnya…Saat remaja Ali Akbar suka merantau dan berdagang, akhirnya menetap di Bandung lalu kenal dengan pejabat-pejabat penting di republik ini di jaman itu, itulah yang jadi cikal bakal Ali Akbar Razak bikin sebuah perusahaan perminyakan.Makin berkibar lagi setelah kenal dengan bos plat merah bernama Ibnu Sutowo, yang memang sedang jaya-jayanya di jaman tersebut, setelah booming minyak dan gas, hingga bikin negeri penghasil minyak kaya raya, macam kerajaan di Timteng sono.Namun sukses di usaha, tak di imbangi dengan keluarga, 2X menikah, ke dua istrinya tersebut tak juga peroleh keturunan seperti yang diinginkan Ali Akbar Razak.Hingga suatu hari Ali Akbar meninjau sebuah SPBU miliknya dan saat

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 114: Nenek Dayang

    Perjalanan menuju ke rumah nenek Iyang atau nenek Dayang lumayan jauh, bedanya jalan menuju ke tempat ini sudah nyaman dan beraspal.Tempat ini sudah masuk ke kecamatan Daha, sebuah daerah yang terletak di pinggir sungai besar, yang penuh sejarah panjang dan di namakan Sungai Negara, yang di ambil dari nama kerajaan tersebut, yakni Kerajaan Negara, sebuah kerajaan Hindu kuno sebelum akhirnya berubah jadi kerajaan Islam.Sebab di sinilah cikal bakal adanya Kerajaan Banjar di Kalsel yang di bubarkan Hindia Belanda, saking alot dan nekatnya perjuangan kerajaan ini, dengan motto ‘Haram Manyarah, Waja Sampai Ka Puting”Atau ‘pantang menyerah dalam memperjuangkan tujuan hingga akhir, dengan tekad yang kuat seperti baja, tanpa kenal lelah sampai titik penghabisan’. Semboyan ini juga mencakup nilai-nilai kerja keras, ketekunan, dan semangat kebangsaan.“Padat juga yaa kota kecil ini,” puji Loli sambil asyik menatap aktivias warga lokal di daerah ini dan puji kepala daerahnya yang terdahulu, ya

  • Membagi Jatah Untuk Ipar dan Mertua    Bab 113: Ngetes Ramuan

    “Tak apa kan Bang sesekali tidur di hotel kelas melati,” Loli menatap Raymond yang kini melepas jaket dan kaosnya, lalu sepatu ketsnya.Loli sadar, pria di depannya ini seorang CEO yang berharta lebih dari 50 triliunan dan kini terus bertambah besar, seiring mengguritanya perusahaan miliknya.Sehingga dai rada khawatir, kalau Raymond kurang nyaman tidur di hotel kelas melati ini. “Tak apa, yang penting kita tidur nyaman malam ini,” sahut Raymond sambil lepas jeansnya dan menuju ke toilet untuk cuci muka sekalian sikat gigi, kebiasaan sejak masih mahasiswa yang jadi rutitasnya hingga kini.Loli juga ikut masuk, toilet ini lumayan luas dan ada juga air panas dinginnya.“Bagus hotelnya, ini sudah masuk kok kategori bintang 2 kok,” cetus Raymond sambil sikat gigi lalu melirik Loli dengan gaun tidurnya yang tipis, hingga dalemennya terlihat jelas.Mendengar ini Loli lega, tapi berbalik senyum kecil melihat mata biawak Raymond yang menatap dalemannya dan terlihat rumput tebal miliknya yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status