CALON TUNANGAN (PALSU)

CALON TUNANGAN (PALSU)

last updateLast Updated : 2023-07-02
By:  YUNA IZMAYAOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
18Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Azzura Leana. Karirnya bisa dibilang mulus dan sukses. Namun, sayangnya kisah cinta milik Azzura berjalan tak semulus karirnya. Di usianya yang mulai mendekati 25 tahun, teror dari keluarga besarnya semakin santer. Deadline kapan segera menikah, membuatnya galau luar biasa. Bukan tak ingin menikah, apa daya, semenjak acara pernikahan yang gagal seminggu sebelum hari-H. Membuat Azzura trauma dan menutup rapat-rapat pintu hatinya. Hingga akhirnya sosok Aydan hadir. Bosnya yang super cerewet, tapi baik hati. Aydan yang awalnya berencana melamar diam-diam kekasihnya berujung tersakiti karena ternyata Aydan dikhianati oleh sang kekasih. Hari di mana Aydan gagal melamar kekasihnya ternyata membawa masalah baru untuk Azzura. Hingga membuat Azzura terjebak di situasi yang tak pernah terduga. Azzura terpaksa harus berpura-pura menjadi calon tunangan bosnya!

View More

Chapter 1

BOS CEREWET

Pengkhianatan yang dilakukan Danish meninggalkan luka mendalam di hati Azzura. Ada ruang kosong, yang entah sampai kapan bisa sembuh tanpa harus meninggalkan bekas yang perih.

Apa boleh buat. Semua yang sudah terjadi tidak bisa diulang kembali. Azzura sadar, meski hatinya terluka begitu parah, ia harus terus melanjutkan hidup meski dengan luka dalam hati nya.

Hidup tetap berjalan, meski Danish telah menyakiti dan mengkhianati dirinya.

Masih segar dalam ingatan Azzura, pertemuan pertama dirinya dengan Danish di gedung dekat pojok asrama mahasiswa.

Dulu, mungkin Azzura sangat berterima kasih kepada Dena yang telah membuatnya bingung, karena salah memberi nomer asramanya.

Karena justru tanpa kebingungan dengan salah nomer itu, mungkin Danish dan Azzura tidak akan pernah bertemu dan berkenalan.

Hari sudah hampir menjelang sore saat Azzura benar-benar kebingungan tersasar dan salah alamat. Lalu, nasiblah yang menentukan hanya ada mereka berdua di ujung jalan itu, hingga mau tak mau, Azzura tak punya pilihan tempat bertanya selain Danish yang sedang berdiri di ujung jalan.

"Maaf, boleh minta tolong?" saat itu sedikit tidak yakin, gadis manis berlesung pipi itu memberanikan diri bertanya kepada Danish.

Wajah Danish yang terlihat sangat tenang, menyunggingkan senyum manis ke arah Azzura, seolah sedang ingin meyakinkan bahwa ia bukan orang jahat.

"Ya? Ada yang bisa saya bantu?" jawab Danish sambil menatap Azzura lembut.

Begitulah. Pertemuan pertama Danish dan Azzura yang berlanjut hingga keduanya menjadi sepasang kekasih dan memutuskan untuk bertunangan dan menikah.

Empat tahun bukan waktu sebentar untuk menjalani sebuah hubungan.

Bahkan undangan pernikahan keduanya sudah tersebar hampir ke seluruh kerabat dan handai taulan.

Hingga satu minggu sebelum tanggal pernikahan.

Sungguh sangat tak disangka Azzura menerima rangkaian kalimat, pesan yang dikirim Danish. Sebuah kabar berita yang tak pernah Azzura duga.

"Maaf, Ra ... tapi sepertinya kita belum berjodoh, aku telah khilaf dan berbuat kesalahan yang sangat fatal. Dena sedang mengandung anakku. Padahal aku baru sekali melakukannya, maafkan aku, Ra. Aku harus bertanggung jawab pada Dena."

Deretan kalimat itu membuat Azzura bagai dihantam sebuah pukulan keras yang seketika membuatnya bagai terlempar ke dasar jurang.

Sungguh pengecut! Bahkan Danish tidak berani bicara langsung pada keluarga besar Azzura.

"Lucu. Sangat lucu! BARU SEKALI! Kau pikir ini ajang uji coba! Dasar laki-laki busuk!

Semudah itu kamu mempermainkan hati sekaligus mempermalukan keluargaku." Azzura membalas pesan Danish dengan sisa kesabarannya.

Kenangan manis bersama Azzura seolah langsung dihapus dari memori Danish.

Mungkin bagi Danish semua waktu yang telah mereka lalui bersama hanya sebuah kisah usang. Hanya sebuah kenangan yang dengan mudah dilupakan.

Hanya dalam jangka tak sampai satu bulan setelah Danish membatalkan acara pernikahan, Azzura menerima undangan pernikahan Danish dengan Dena.

Yang lebih lucu dan gila! Dena berani mengundang Azzura! Undangan berwarna emas yang sama persis dengan desain undangan yang Azzura pilih.

Entah dimana Dena menyimpan otak dan hati nuraninya.

♥️♥️♥️

"Azzura! Hei, hallo?"

Pak Aydan mengayun-ayun telapak tangan di depan wajah Azzura -asisten pribadinya- yang sedang melamun.

Buru-buru gadis cantik itu mengalihkan pandangannya dari layar komputer. "Oh, eh. Ya, Pak? Ada perlu apa, ya? Kopi, teh atau air mungkin?" imbuh Azzura buru-buru mengembalikan konsentrasi.

Sementara Pak Aydan -bosnya- sudah berdiri sembari berkacak pinggang, matanya setengah membulat.

"Aduh Ra! Kamu lagi kerja, lho! Tolong jangan ngelamun aja. Tuh, tuh ini masih belum jam pulang, kan. Ayo, semangat! Kamu dibayar pake duit perusahaan, lho!" Aydan menunjuk-nunjuk arloji di pergelangan tangannya lalu bertepuk-tepuk tangan, seolah sedang memberi semangat Azzura supaya tidak melanjutkan melamun.

Bibir Azzura mencibir. "Haduh, Pak. Iya deh, iya. Maaf, barusan saya keinget mantan saya."

"Mantan? Tumben nyebutnya sopan banget, biasanya manggil kampret." Aydan terkekeh, "mana berkas yang tadi saya suruh print?"

tangannya lalu terulur.

"Lagi sehat sayanya Pak, jadi berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang sopan." Azzura menyerahkan lembaran kertas yang sudah selesai dia cetak sejak lima menit lalu, "nih, Pak. Gara-gara kelamaan nungguin ngeprint ini, saya jadi hanyut terbawa perasaan."

Aydan tertawa, "eh, ngapain jadi nyalahin berkas punya saya. Ini calon duit tahu," Aydan mengambil berkas dari tangan Azzura, "hanyut ... hanyut, memangnya kamu aliran sungai. Sana beli kopi, sekalian kamu juga. Eh, ya, beliin si Santi juga, Johan juga, Riko tuh tanyain sekalian." Titah Aydan sembari berjalan berlalu dari kubikel milik Azzura.

"Nggak sekalian beli-in buat satu divisi kita aja, Pak?" Azzura berdecak, pura-pura sebal.

Dari balik pintu ruang kerja, Aydan melongok, "boleh, boleh. Emang kamu bisa bawanya, Ra?"

"Pak! Please deh, saya nggak lagi pengen nambah dosa! Jangan bikin saya tambah marah, lho."

"He he he, iya deh, iya. Beli buat kamu sama saya aja. Sama Santi, deh. Biar dia nggak ngantuk."

"Nah. Gitu dong. Ya udah sana cepet dibaca itu berkas-berkasnya. Biar cepet cair, jadi duit! Jangan lupa, bonusnya lho, Pak."

Dari balik kubikel nya, Azzura bisa mendengar bos-nya itu tertawa kecil, "iya bawel, udah sana cepet, kopi ... kopi!"

♥️♥️♥️

Azzura Leana, usianya yang hampir mendekati bilangan 25 tahun. Usia rawan pertanyaan kapan menikah dan berbagai sindirian halus seputar pernikahan.

Sebelum-sebelumnya, keluarga Azzura tidak pernah menyinggung dan bertanya perihal pernikahan, tapi belakangan, entah kenapa, mamanya mulai sering menodongnya dengan pertanyaan, "kapan calon mantu Mama, mau kamu bawa ke rumah?" atau di lain waktu, "Ra, sebentar lagi kamu mau dua puluh lima tahun, lho. Masak masih nggak pengin nikah?" Dan senjata pamungkas yang sering diucap sang Mama, "Ra, kita nggak tahu umur manusia. Sebelum meninggal, Mama pengin gendong cucu dari kamu."

Huuft! Azzura menghela nafas.

Benar-benar hal yang sangat menguji kesabarannya.

♥️♥️♥️

Suara gemerincing lonceng pintu kafe berbunyi nyaring saat Azzura melangkah masuk ke dalam kafe.

"Siang Mba Azzura, mau pesan apa?"

Pelayan kafe kopi di lantai bawah menyapa ramah. Dia sudah hafal betul sosok Azzura.

"Biasa lah, bikin satu punya Pak Aydan sama satu punyaku, jangan lupa ekstra susu ya. Ehm, satu lagi, capucinno-nya buat Santi."

"Siap, bos-ku! Silakan duduk Mbak, nanti kalo udah beres saya kasih sinyal."

"Yaelah, Dim, kasih sinyal. Kamu pikir saya telepon." Azzura tertawa.

Setelah beberapa saat menunggu, Dimas -pelayan kafe kopi- memanggil nama Azzura, " atas nama Azzura, pesanannya sudah siap."

Azzura memasukkan kembali telepon seluler miliknya ke dalam saku blazer. Pesan singkat yang baru saja selesai dibacanya langsung membuat wajahnya berubah masam.

"Ra, nanti malam pulang ke rumah, ya. Ada Om Riko sama istrinya mau mampir, mumpung lagi di Indonesia. Awas ya kalo nggak pulang!"

Begitu isi pesan dari mamanya.

Azzura kesal bukan karena permintaan pulang mamanya, tapi lebih ke berita 'ada Om Riko dan istri' yang mau mampir ikut malam di rumahnya. Bukan apa-apa, Om Riko sih nggak masalah, adik sepupu mamanya itu baik dan tidak ada masalah dengannya.

Justru yang jadi letak permasalahan adalah, Tante Tania -istri Om Riko- tantenya itu punya mulut yang nggak difilter. Semua kalimatnya penuh dengan sindiran halus. Terlepas dari cara bicaranya yang pedas, sebetulnya dia baik.

Entah kenapa, hanya pada Azzura tantenya itu selalu bersikap nyinyir. Kalau kata mamanya, dia bersikap begitu karena usia anaknya tidak terpaut jauh dengan Azzura. Alias, dia senang membanding-bandingkan anaknya itu dengan Azzura.

"Ini Pak bos kopi favoritnya, silakan diminum selagi masih hangat." Azzura meletakkan kopi milik Aydan di ujung meja kerjanya.

Aydan hanya melirik sekilas, sambil tetap membaca lembaran berkas 'calon duit' dengan serius.

"Hemm, thanks Ra. Minum juga sana kopimu, ntar kalo dingin nggak bisa diangetin lho." Azzura hanya meringis mendengar jokes garing bosnya. Untung ganteng, untung juga dia bos-nya, coba kalau bukan. Azzura pasti sudah mengolok-olok leluconnya.

"Ra, mumpung saya inget, coba kamu survey ulang lokasi yang kemarin diminta sama klien dari Semarang. Takutnya ada yang lebih bagus, dari yang kemarin, biar nanti ada pilihan lain." Aydan menatap Azzura dari balik lembaran berkas, menyesap kopi miliknya sambil kembali melanjutkan membaca. Azzura hanya mengangguk cepat. Perintah bos harus langsung dilaksanakan.

♥️♥️♥️

Azzura melajukan mobil SUV miliknya menuju rumah dengan enggan. Jadwal pulang ke rumah sebetulnya hanya di akhir pekan. Ck! Kalau bukan karena undangan dadakan dia sebenarnya malas pulang.

Sejak tragedi batalnya pernikahan, ia memilih pindah. Dia memilih tinggal di lokasi yang tidak terlalu jauh dari kantornya.

Awalnya mama dan papa menolak, tapi berbekal alasan klasik, biar lebih hemat waktu, dekat ke tempat kerja, akhirnya mereka mengizinkan Azzura tinggal di tempat kost.

Bukan sekadar tempat kost biasa, Azzura menyewa apartemen milik temannya yang pindah ke luar kota karena ikut suaminya pindah tugas. Apartemen yang terbilang nyaman dengan harga teman, rezeki tentu tidak boleh ditolak.

Dua buah mobil lain sudah terparkir rapi di depan rumah orangtuanya. Azzura hafal, itu mobil milik dua kakaknya yang sudah lebih dulu datang.

Sebelum turun dari dalam mobil, Azzura merapikan pakaian dan rambut panjangnya. Memoles ulang lip tint yang senada dengan warna asli bibirnya yang memang sudah merah alami. Setelah dirasa cukup, ia menarik nafas dalam-dalam. Menyiapkan mentalnya agar tidak babak belur tidak karuan.

Dari arah ruang makan, Azzura yang baru saja masuk ke dalam rumah bisa mendengar denting piring beradu dengan sendok.

"Eeeeh, Zura! Kok baru dateng!" suara cempreng ciri khas Tante Tania langsung menyambut kedatangan Azzura.

Gadis itu hanya nyengir kuda, nggak mirip sama kuda sih, tapi tahu kan kuda kalo lagi nyengir kayak gimana? Kayak nahan kebelet gitu lho. Aiih, ini kenapa malah bahas kuda nyengir!

"Iya, Te, maklum macet." Azzura melirik mamanya yang berkedip memberinya kode.

"Ooh, macet. Kirain lembur, kamu kan workaholic. Kerjaan aja yang dipikirin sampai lupa wak--"

Dengan sopan gadis cantik itu memotong kalimat tantenya sebelum makin jauh ke mana-mana.

"Zura, ke belakang sebentar, Te. Mau ke kamar mandi dulu, nanti baru ikut makan."

"Iya sana, Ra. Ke kamar mandi dulu, baru duduk ikut makan." Mama buru-buru ikut menimpali.

Azzura melangkah masuk menuju kamar mandi yang ada di belakang.

Semangat, Ra! Ini baru pemanasan, ronde selanjutnya kuatkan mentalmu! Batin Azzura memberi semangat.

♥️♥️♥️

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
18 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status