Kami duduk bersama pada sebuah meja dan Ayah meminta seorang pelayan untuk menyajikan makanan dan minuman untuk kami bertiga. Tubuhku sampai gemetar karena rasa lapar. Entah karena aku merasa lega akhirnya bisa melihat kedua orang tuaku dalam keadaan aman atau Celeste bisa kembali bersama kami, tetapi rasa lapar menyerangku dengan hebat.
Ayah dan Bunda bersikap baik dengan tidak mengatakan apa pun dan membiarkan kami makan dan minum sepuasnya. Aku meminta kepada pelayan yang melintas untuk menambahkan dimsum yang sudah habis di atas meja. Celeste menatapku dengan bingung. Aku seharusnya belum tahu bahwa dimsum adalah makanan kesukaannya, tetapi aku tidak peduli. Dia masih menginginkannya, maka dia akan mendapatkannya.
“Jadi, apa yang terjadi?” tanya Ayah ingin tahu. Aku menceritakan apa yang terjadi pada saat kami berusaha mencari Celeste dan menyelamatkannya. Nevan menambahkan di mana perlu.
“Lalu apa yang terjadi di sini, Om?” tanya Nevan sambil melihat ke
Resepsi pernikahan ditutup dengan acara berfoto bersama. Karena para tamu sudah pulang, kami bisa lebih leluasa melakukan foto keluarga. Jovita dan keluarganya terlihat begitu bahagia berhasil menjadi bagian dari keluarga kami. Aku tidak heran melihat Om Gunawan rela melakukan apa saja demi menikahkan putrinya dengan Jason. Perusahaannya sedang bermasalah. Dia membutuhkan pernikahan ini untuk menyelamatkannya. Sebentar lagi dia akan menunjukkan wajah aslinya kepada Ayah. Dia tidak akan meminta bantuan dengan cara baik-baik melainkan dengan mengancam. Aku membenci semua orang yang menyakiti keluargaku. Yang menjadi bagian dari keluarga kami adalah putrinya, bukan perusahaannya. Sepertinya aku harus bertindak lebih cepat sebelum dia meminta uang kepada Ayah. Tetapi aku membutuhkan dana yang besar untuk itu. Ayah menjanjikan bonus jika aku berhasil menjual seluruh unit apartemen sebelum tanggal yang ditargetkan. Aku membutuhkan uang itu untuk melancarkan rencanaku. Uang
Aku ketahuan. Aku pikir tidak ada yang melihat kami berciuman di restoran itu. Aku tahu bahwa Bunda dan Om Bisma melihat kami berciuman di hotel pada hari pernikahan Jason di kehidupanku sebelumnya. Tetapi aku baru tahu bahwa Om juga tahu kami berciuman di sana pada hari itu. Mengapa dia tidak pernah menyebut itu sebelumnya? Aku tidak berpikir dengan jernih semalam karena fokus berdebat dengan gadis ini. Aku lupa bahwa ciuman kami itu akan disaksikan oleh orang tua kami. Seharusnya aku berhati-hati. Menaklukkan hati Celeste tidak mudah. Aku ingin dia menikah denganku karena keinginannya sendiri, bukan karena paksaan. Hanya itu satu-satunya jalan untuk memperkuat pernikahan kami. Tetapi bila dia jauh dariku, keselamatannya juga terancam. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apa Jovita sudah berhenti menjadi ancaman bagi kami? Bagaimana dengan Yosef? Wanita yang dicintainya menikah dengan kakakku dan aku tidak bisa mencegahnya. Apa dia mulai merencan
“Apa? Kamu menikah hanya untuk mempunyai seseorang yang bisa kamu cium?” tanyanya tidak percaya. “Apa kamu tidak punya alasan lain yang lebih baik?” “Aku tidak mungkin mencium diriku sendiri, ‘kan? Menurutku, itu alasan yang baik. Aku tidak pernah merasakan dorongan ini dengan perempuan mana pun sebelumnya.” Aku melepaskan pelukanku. “Aku bukan Jason, jadi kamu jangan khawatirkan masa laluku.” “Kita tidak saling mencintai, Jonah. Apa jadinya pernikahan kita nanti?” tanyanya. “Aku mencintaimu,” kataku dengan jujur. Dia membulatkan mata indahnya itu. “Ka-kamu bohong.” Dia menjauhkan dirinya dariku. Aku tidak mengatakan apa pun. Wajar saja dia terkejut begitu. Kami belum lama bersama lalu aku mengatakan cinta? “A-aku mau pulang sekarang. Tolong, antar aku.” Aku menurutinya. Lagi pula tidak ada yang bisa kami lakukan di rumah ini. Dia tidak menolak saat aku menggandeng tangannya menuju pekarangan rumah dan menuju mobilku. Kami hanya diam saja sepa
~Celeste~ Sakit kali ini lebih tidak tertahankan dari biasanya. Ini pasti karena stres. Begitu banyak yang terjadi dalam beberapa hari saja. Pertunangan, persiapan pernikahan, kebingungan atas perasaanku kepada Jonah, penculikan, pernikahan yang gagal, lalu sekarang aku bertunangan dengan pria yang berbeda. Apa aku tidak bisa bernapas lega sebentar saja? Kakak sudah memeriksa keadaanku dan memberi obat, tetapi aku tidak mau meminumnya. Sebisa mungkin aku tidak mengonsumsi bahan kimia apa pun untuk masuk ke tubuhku. Hasilnya, aku hanya bisa duduk lemas di sofa sambil berusaha menikmati siaran televisi yang aku pilih. Aku menghindari siaran berita karena media masih fokus menjelek-jelekkan aku yang gagal menikah dengan Jason. Mereka bahkan menggunakan foto dengan wajah seriusku untuk menunjukkan berapa tidak pantasnya aku yang miskin ini untuk berdampingan dengan pria kaya itu. Padahal wajahku tetap saja terlihat cantik di layar. Aku melirik jam digital
~Jonah~ Aku lupa dengan hari ini. Hari pertama aku mengetahui bahwa dia selalu kesakitan setiap kali menstruasi. Tidak tahu mengapa Nevan menghubungiku dan memintaku untuk mampir sebentar ke rumah sakit, tetapi aku sangat berterima kasih kepadanya. Karena Celeste pernah memberitahuku bahwa dia semakin meyakini perasaannya kepadaku ketika aku datang pada hari ini. Aku datang ke rumahnya untuk menolongnya. Ingin segera mendapatkan bonus yang Ayah janjikan, aku mendorong para karyawan yang berada di stan kami di setiap mal untuk tidak segan menawarkan sisa unit apartemen kepada siapa pun yang datang melihat-lihat atau bertanya kepada mereka. Aku bahkan meminta mereka untuk membuat postingan di akun media sosial mereka masing-masing. Dalam perjalanan menuju mal dari rumah Celeste, Fabian meneleponku. Seorang pria membeli satu unit apartemen terakhir tersebut. Aku bisa mendengar sorakan bahagia di belakangnya. Pasti mereka sedang merayakannya bersama. Bagus. Satu
Ayah sendiri yang ingin menjebak Om Bisma? Hal ini tidak pernah terungkap pada kehidupanku yang sebelumnya. Bagaimana fakta ini bisa terlewat begitu saja dan baru ditemukan sekarang? Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar. Tetapi hanya itu alasan yang masuk akal sehingga asisten Ayah menemui penipu itu. Ayah tidak mungkin membutuhkan investasi darinya. “Terima kasih. Informasi ini sangat penting untukku.” Aku menutup surel dan mematikan laptopku. “Aku harap semua yang kita bicarakan ini tidak sampai ke telinga siapa pun.” “Ini hanya di antara kita berdua, Pak. Saya tidak akan mengkhianati Bapak,” ucap pria itu berjanji. Aku tahu bahwa Agam akan setia kepadaku. Aku tidak sengaja menolong istrinya yang berniat bunuh diri bersama anak dalam pelukannya. Sejak hari itu, dia bahkan rela memberikan nyawanya untukku. Pria yang aneh, tetapi aku memenuhi permintaannya dengan melibatkan dia dalam setiap rencana balas dendamku. Karena hanya pekerjaan ini yang bay
Dua jam penerbangan, akhirnya kami tiba di Pulau Dewata. Mobil dari tempat kami menginap sudah datang, siap mengantar kami menuju hotel. Teman-teman Celeste tidak berhenti bergumam kagum sejak dari bandara Soekarno-Hatta. Kalau bukan karena tunanganku ikut dalam perjalanan ini, aku tidak akan sudi menaikkan kelas penerbangan mereka dan memindahkan tempat penginapan mereka. Aku tidak mau dia merasa tidak nyaman dalam liburannya ini. Apa gunanya aku menjadi tunangannya bila memberinya fasilitas selama berlibur saja tidak sanggup? Keempat sahabatnya itu tiba di kamar mereka lebih dahulu sebelum kami sampai di kamar kami. Dan aku sudah siap menghadapi protesnya saat dia tahu bahwa kami tidur dalam satu kamar. Tentu saja tidak satu tempat tidur. Walaupun keadaan ini tetap sama besar godaannya bagiku. “Papa tidak percaya kepada anak Papa sendiri. Bagaimana bisa Papa lebih percaya kepada orang lain?” protes Celeste yang sedang bicara dengan Om Bisma melalui ponselny
“Pada hari di mana aku seharusnya menikah dengan Jason, sekelompok orang menahanku di sebuah gudang yang sudah lama tidak digunakan lagi. Mereka menculikku saat aku dan keluargaku dalam perjalanan pulang dari acara makan malam bersama keluarga besar kami.” Celeste memulai cerita penyebab dia tidak menikah dengan kakakku. “Kakak, Jonah, dan beberapa pria menolongku, tetapi kami terlambat tiba di lokasi pernikahan. Jason dan Jovita sudah resmi menikah.” Dia mengakhiri ceritanya. Nola menatapnya tidak percaya. Dia tidak menghadiri pernikahan sahabatnya sendiri karena sedang fokus dengan skripsinya. Itulah sebabnya dia tidak tahu penyebab pernikahan tidak berjalan seperti yang direncanakan. “Kamu diculik dan kamu tidak mengatakan apa pun kepadaku?” tanyanya menahan suaranya. “Cel! Aku sahabatmu dan tidak seharusnya kamu menanggung masalahmu sendiri. Mengapa kamu tidak menceritakan apa pun kepadaku? Jangan katakan bahwa kamu tidak mau mengganggu persiapanku mengikuti sida