Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1181 Netizen yang Dibayar oleh Ardika

Share

Bab 1181 Netizen yang Dibayar oleh Ardika

Author: Sarjana
Namun, panggilan-panggilan telepon pengaduan ini berakhir sia-sia karena tidak ada seorang pun yang menjawabnya.

Pihak Surat Kabar Ibu Kota Provinsi memang menjawab panggilan telepon, tetapi sikap stafnya sangat arogan.

"Apa kalian bisa membuktikan kalian adalah anggota tim penyelamat? Apakah kalian ada foto-foto di lokasi? Biarpun ada, juga belum tentu benar. Hehe, zaman sekarang ini, bukankah sudah ada banyak orang yang hanya membuat pertunjukan saja?"

"Intinya, jangan menghubungi kami untuk mengadu lagi. Lyodra adalah wartawan elite Surat Kabar Ibu Kota Provinsi, dia sudah pernah menerima penghargaan dari luar negeri sebagai Sepuluh Wartawan yang Paling Memiliki Hati Nurani."

"Kalau kalian terus menuduhnya dengan sembarangan, kami akan menempuh jalur hukum ...."

Harus diakui Surat Kabar Ibu Kota Provinsi bukanlah surat kabar biasa. Bisa-bisanya staf mereka langsung melontarkan ancaman di telepon seperti itu.

"Sangat jelas bahwa media-media ini sedang berpura-pura buta! Mereka sudah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2391 Alendo

    "Yanti, kamu sendiri juga tahu jelas selama ini pihak Alendo dan Nona sekeluarga nggak cocok. Sekarang dia sudah menemukan kesalahan Nyonya, tentu saja dia nggak akan memedulikan hubungan kekeluargaan. Dia hanya ingin menyingkirkan Nyonya!""Sekarang Nyonya sedang dikurung, aksesnya dengan dunia luar terputus. Menghadapi Alendo, dia sama sekali nggak berdaya untuk melakukan serangan balik.""Selain itu, kalau ingin membersihkan nama Nyonya dan agar Nona sekeluarga tetap bisa bertahan di Keluarga Siantar, hanya bisa mengandalkan kekuatan Nona.""Jadi Nona pergi ke ibu kota provinsi untuk mencari Tuan Ardika, aku sangat setuju.""Walau sebelumnya Tuan Ardika pernah memukulku, aku nggak memendam kebencian terhadapnya, karena orang ini adalah orang yang berkemampuan, orang yang bisa membantu Nona sekeluarga menghadapi kesulitan saat ini.""Apa kamu nggak lihat Nyonya selalu memujinya dan sudah menganggapnya sebagai menantu?"Awalnya Jesika sama sekali tidak bersuara.Namun saat ini, begitu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2390 Pertengkaran

    "Lagi pula, sekarang Nyonya dan Nona sudah dicurigai dan dimasukkan dalam daftar orang yang harus diperiksa. Dalam situasi berbahaya seperti ini, keselamatannya saja harus bergantung pada bawahan seperti kita.""Aku berbicara seperti ini juga demi kebaikannya!"Sangat jelas, Yanti ini sudah terbiasa arogan. Dia bahkan sudah tidak menganggap serius Muktar, yang merupakan ahli bela diri yang telah dipekerjakan oleh generasi tua Keluarga Siantar."Yanti, kamu masih tahu kamu adalah bawahan?"Muktar tidak berencana untuk mengalah, dia berkata dengan dingin, "Apa kamu sudah lupa instruksi dari Nyonya saat kita meninggalkan Kediaman Keluarga Siantar?""Dia meminta kita untuk mendengarkan Nona! Apa pun instruksi Nona, hanya perlu kita jalani saja!""Tapi apa? Kamu malah langsung menuntut Nona untuk mendengarkanmu?""Menurutku, kamu sudah melupakan identitasmu sendiri. Itulah sebabnya kamu searogan ini, bahkan berani menindas majikan!""Jangan lupa, sejak kamu masih kecil, Nyonya yang membesar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2389 Masalah Keluarga Siantar

    "Aku baik-baik saja."Ardika melambaikan tangannya. Saat dia mengeluarkan ponselnya yang sudah sedari tadi bergetar tanpa henti itu dan melihatnya sekilas, ekspresinya sedikit berubah."Tangani sisanya, aku pergi dulu."Selesai berbicara, dia menghubungi Levin dan berkata, "Cepat kirim mobil ke sini untuk menjemputku."...Pada saat bersamaan.Sebuah BMW X7 berwarna biru mengkilap tengah melaju dengan cepat di jalan tol dari Kota Banyuli menuju ke ibu kota provinsi.Kursi pengemudi ditempati oleh seorang wanita cantik yang terlihat cakap dalam balutan setelan formal.Wanita ini tidak lain adalah Jesika yang bergegas berangkat dari Kota Banyuli menuju ke ibu kota provinsi untuk bertemu dengan Ardika. Saat ini, jarak antara di mana dirinya berada saat ini dengan lokasi janji temu dengan Ardika sudah kurang dari sepuluh kilometer.Dengan mengenakan masker, pandangan Jesika terpaku pada arah di depannya, fokus mengemudikan mobilnya.Kedua tangannya menggenggam kemudinya dengan erat, hingga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2388 Peluru Batu Kerikil

    Dalam sekejap mata saja, beberapa suara bagaikan ledakan menyelimuti udara di antara kedua orang itu, batu-batu mulai beterbangan ke segala arah.Sebelum mengenai Ardika, tiga buah peluru itu sudah meledak.Dekho menyaksikan pemandangan itu dengan sangat jelas. Pupil matanya sudah mengecil dengan signifikan, raut wajahnya juga sudah berubah drastis.Dia jelas tidak menyangka dalam genggaman Ardika, batu-batu kerikil tersebut bisa mengeluarkan kekuatan yang bahkan lebih dahsyat dibandingkan peluru. Ya, hanya dengan batu-batu kerikil tersebut, lawannya bisa menangani serangan darinya dengan mudah.Tidak hanya itu saja, berbeda seperti sebelumnya yang terkesan pasif dan hanya bisa menghindar, sekarang kemampuan Ardika tampaknya sudah setara dengannya.Lawannya ini menggunakan tangan sebagai pistol!"Bagaimana? Masih mau coba lagi kekuatan 'pistolku' ini?"Dengan seulas senyum tipis menghiasi wajahnya, batu-batu kerikil dalam genggamannya itu melesat keluar dari telapak tangannya, menembus

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2387 Keahlian Menembak Seperti Dewa

    Selain itu, saat proses ini berlangsung, tubuhnya yang menerjang ke depan sama sekali tidak berhenti."Bam ...."Dia sedikit memiringkan muncung senapannya, lalu mengangkat lengannya dan menembak lagi.Rentetan peluru kembali melesat ke sisi kiri tubuh Ardika bagaikan sekelompok lebah beracun.Saat ini, posisi sisi depan, sisi kanan dan sisi kiri Ardika sudah terkunci oleh peluru.Dalam situasi seperti ini, selain melangkah mundur, Ardika tidak punya cara lain untuk menghindar lagi.Namun, bagaimana mungkin kecepatan manusia lebih cepat dibandingkan peluru?Jadi, sesungguhnya Ardika sama sekali tidak punya jalan keluar lagi.Dia benar-benar seperti sudah dikepung oleh musuh dari segala arah, tidak bisa melarikan diri lagi!Bisa memanfaatkan sebuah senapan biasa hingga mencapai level seperti ini, sudah cukup untuk membuktikan betapa menakutkannya Dekho ini.Tentu saja Ardika juga tahu jelas saat ini dirinya tengah menghadapi situasi berbahaya seperti apa. Saat berhadapan dengan senjata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2386 Pergi Atau Mati

    "Kamu adalah Dekho, si Naga Sungai itu?"Ardika tidak memedulikan pergerakan pria tersebut. Dia tetap berdiri di tempat sambil menatap orang itu dengan tatapan penuh minat."Kamu mengenalku?"Dekho mengangkat alisnya, suara yang jelas terdengar agak serak keluar dari mulutnya. "Sepertinya kamu bukan orang kampungan seperti yang disebutkan oleh Tuan Muda."Sangat jelas, begitu berhadapan saja Ardika langsung menyebutkan namanya.Hal ini sudah cukup untuk membuktikan Ardika telah mencari tahu tentang latar belakangnya sebelumnya.Namun kemudian, Dekho merasa lega.Kalau Ardika bahkan tidak punya kemampuan ini, Jerfis tidak perlu sampai menyuruhnya untuk turun tangan.Melihat Ardika yang berjarak beberapa meter darinya, Dekho sedikit menyipitkan matanya dan berkata, "Kalau begitu, dua rekanku itu benar-benar mati di tanganmu?""Maksudmu, beberapa orang bodoh yang mati tenggelam di Waduk Sibere itu?"Ardika mendecakkan lidahnya dan berkata, "Itu bukan salahku, keterampilan mengemudi mereka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2385 Niat Membunuh

    "Bam ...."Seiring dengan terdengarnya suara hantaman yang keras, asap yang tebal mulai melambung di hadapan Dekho, menutupi bayangannya.Detik berikutnya, muncul banyak lubang berwarna kehitaman di mobil Toyota Alphard putih Vita dan yang lainnya, yang berjarak puluhan meter jauhnya.Badan Alphard tersebut juga langsung amblas parah, dua buah bannya juga pecah.Dua orang elite yang tengah berbalik untuk pergi membuka pintu mobil dan punggung mereka dalam kondisi sepenuhnya terekspos, juga tiba-tiba mengeluarkan suara teriakan menyedihkan dan membentur badan mobil. Kemudian, mereka terjatuh terduduk di tanah.Lubang di punggung kedua orang itu langsung mengeluarkan darah segar, sangat jelas mereka sudah tertembak.Menyaksikan pemandangan itu, Vita dan yang lainnya makin terkejut.Menghadapi senapan dengan kekuatan luar biasa besar seperti itu, tubuh fisik manusia sangatlah rapuh.Sangat jelas pria itu telah menduga mereka akan menggunakan mobil untuk melindungi diri, bahkan melarikan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2384 Sudah Datang

    Sungai Denpapan adalah sebuah sungai besar yang terhubung ke seluruh Negara Nusantara, jadi industri pengirimannya berkembang dengan sangat pesat.Contohnya saja Asosiasi Dagang Polam yang sebelumnya pernah berinteraksi dengan Ardika, menjadi sebuah raksasa besar dengan memonopoli pengiriman wilayah Sungai Denpapan dan Provinsi Aste.Orang-orang selalu mengandalkan sumber daya yang ada di sekitar mereka sebagai sumber penghasilan.Jadi, wajar saja ada orang yang kaya dengan mengandalkan industri ini, mencari nafkah dengan cara merampok kapal kargo besar.Sebelumnya, Dekho adalah bandit sungai yang menguasai Sungai Denpapan, memiliki banyak anak buah yang ganas, mencari nafkah dengan cara merampok. Jadi, nama bandit sungai yang satu ini sudah sangat terkenal.Vita melanjutkan. "Selain itu, Kak Ardika, dengar-dengar Jerfis sudah mengirim Dekho untuk mencari masalah denganmu. Jadi, sebaiknya kamu senantiasa berhati-hati!""Bagaimana kalau aku mengirim beberapa orang untuk melindungimu?"A

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2383 Naga Sungai

    "Ternyata Kak Ardika telah membuat Jerfis terkejut hingga membuatnya langsung maju sendiri."Vita langsung mengerti. Dalam lubuk hatinya, dia juga merasa sangat kagum pada Ardika.Tidak heran Ardika adalah orang yang dipandang tinggi oleh Ratu Ular, sekaligus orang yang memikul beban berat sebagai ketua cabang Gotawa untuk membersihkan Organisasi Snakei.Hanya dengan dua kalimat sederhana saja, dia sudah bisa membuat Jerfis yang tadinya hanya bersembunyi di belakang layar untuk mengendalikan segalanya, mendukung Wilgo, serta berdiam diri saja untuk memperoleh keuntungan, mau tak mau harus turun tangan sendiri.Awalnya bagi Vita, Wilgo tidak terlalu sulit untuk dihadapi.Bagaimanapun juga, di saat kekurangan sumber daya manusia, terlepas dari seberapa banyak trik yang dikuasai oleh Wilgo, serta seberapa licik pria tersebut, pada akhirnya tetap hanya seorang wakil ketua yang memiliki kedudukan yang setara dengan dirinya.Sumber daya manusia yang bisa digunakannya, serta kekuatan yang bis

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status