Sari menunjukkan ekspresi tidak terima.Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau kamu takut mati, kita bisa menambah satu persyaratan, yaitu duel ini nggak sampai mengancam nyawa.""Setelah meresepkan racun, harus terlebih dahulu memikirkan resep penawarnya. Kalau pihak lawan mengaku kalah, harus segera menyerahkan penawar kepada lawan.""Kalau racun salah satu di antara kita mencelakai lawan hingga membuat lawan kehilangan nyawa, konsekuensinya adalah masuk penjara!"Tidak ada yang menyangka Ardika memilih untuk bersikap keras hingga akhir.Bahkan perasaan Raja Obat sendiri juga sudah mulai campur aduk. Mungkinkah pemuda ini benar-benar adalah ahli dunia medis yang tidak terkenal?"Oke, ayo kita duel!"Sari berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, dengar baik-baik, hari ini sudah dipastikan kamu harus bersujud sebanyak tiga kali!"Selesai berbicara, dia mengalihkan pandangannya ke arah Jifar dan berkata, "Tuan Besar, tolong izinkan kami gunakan ruang obat Kediaman Keluarga Liwanto seben
Sari menatap Ardika dengan sorot mata provokatif.Dia merasa Ardika bisa mengetahui kondisi tubuh Betty, bahkan gurunya, Raja Obat juga sampai meminta saran dari pria itu, seharusnya pria itu memang berkemampuan.Namun, dia tidak merasa Ardika bisa menang dalam duel racun dengannya."Nggak, duel ini nggak bisa dilakukan!"Begitu mendengar ucapan Sari, ekspresi seluruh Keluarga Liwanto langsung berubah drastis. Bahkan Jifar langsung berkata dengan dingin, "Ardika, kamu sendiri yang menimbulkan masalah ini, jangan menyeret Keluarga Liwanto dalam masalahmu.""Langsung berlutut dan bersujud memohon pengampunan dari Kak Raja Obat saja!"Berduel racun dengan murid Raja Obat.Bercanda?Tadi generasi muda Keluarga Liwanto saja sudah kalah telak di tangan Zilkri.Selain itu, kemampuan Sari masih di atas level Zilkri. Bagaimana mungkin Keluarga Liwanto bisa menang darinya?Walaupun Sari mengatakan seluruh Keluarga Liwanto boleh berpartisipasi.Namun, itu juga hanya sekadar omong saja.Bagaimana
Kamu tidak mengerti?Begitu kata-kata ini keluar dari mulut Ardika, ruang tamu Kediaman Keluarga Liwanto itu kembali berubah menjadi hening.Semua orang menatap Ardika dengan sorot mata seperti menatap orang bodoh.Di saat berhadapan dengan Raja Obat yang merupakan seorang dokter genius dan membicarakan tentang ilmu medis yang sudah sangat dikuasai oleh Raja Obat, bisa-bisanya Ardika mengatai lawan bicaranya tidak mengerti?Lebih parahnya lagi, kata-kata ini keluar dari mulut Ardika yang bahkan tidak memahami ilmu medis. Jelas terdengar sangat konyol.Saat ini, bahkan raut wajah Raja Obat sendiri juga sudah berubah menjadi muram. Dia berkata dengan suara dalam, "Anak Muda, jadi orang itu jangan terlalu arogan. Seharusnya kamu tahu di atas langit masih ada langit.""Raja Obat, kamu nggak perlu membicarakan hal-hal seperti ini padaku. Biarpun ada langit di atas langit, orang ini juga bukan kamu."Ardika melontarkan beberapa patah kata itu dengan santai. Setelah terdiam sejenak, dia melan
Raja Obat mengerutkan keningnya, tetapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Kalau benar-benar hanya orang tidak penting tak tahu diri yang mengatainya beberapa patah kata, tentu saja dia tidak akan mempermasalahkannya.Namun, berbeda halnya dengan Ardika. Bocah yang satu ini berbicara seperti itu di hadapan Betty.Raja Obat tahu karena pemuda ini bisa mengucapkan kata-kata tersebut di hadapan Betty, itu artinya pemuda ini bukanlah pemuda biasa.Dia bukan hanya sekadar membual tanpa memahami ilmu medis sama sekali seperti yang dikira oleh Keluarga Liwanto."Hei, aku sedang bertanya padamu. Kamu pernah mengucapkan kata-kata ini, 'kan?"Sari tidak memedulikan Irvy, melainkan menatap Ardika dengan tatapan dingin.Setelah berpikir sejenak, kala itu Ardika memang pernah mengatakan pada Betty bahwa penyakit wanita itu hanya bisa disembuhkan olehnya. Biarpun tiga dokter genius datang, juga tidak ada gunanya.Namun, kalimat berikutnya hanyalah bumbu-bumbu yang ditambahkan oleh Betty. Wanita
Saat ini, Jifar juga merasa sedikit tidak berdaya.Bagi Keluarga Liwanto, ini benar-benar sebuah musibah."Tuan Besar nggak perlu bertanya pada guruku, aku tahu siapa orangnya!"Saat ini, Sari berkata dengan dingin, "Orang yang menghina guruku di belakang bernama Ardika. Dengar-dengar dia adalah menantu benalu Keluarga Liwanto.""Aku ingin menanyakan satu hal, apa Keluarga Liwanto bahkan nggak mampu mengatur seorang menantu benalu?"Begitu mendengar ucapan ini, semua orang di ruangan itu langsung terkejut.Kemudian, pandangan semua anggota Keluarga Liwanto langsung tertuju ke arah paling ujung ruangan.Ardika?Ardika yang telah menghina Raja Obat?"Dasar bajingan! Kamu ... kamu ...."Jifar mengulurkan lengannya yang gemetaran dan menunjuk Ardika. Dia merasa pandangannya sudah mulai gelap, nyaris jatuh pingsan.Dia sama sekali tidak menyangka pelaku kali ini adalah Ardika.Benar-benar bocah ini yang telah mendatangkan musibah bagi Keluarga Liwanto!Pantas saja sebelumnya saat murid Raja
Saat ini, raut wajah Jifar juga berubah menjadi muram. Namun, melihat Raja Obat tidak mengucapkan sepatah kata pun, melainkan hanya fokus menyesap tehnya, dia juga tidak bisa mengintervensi perselisihan antara anak-anak muda itu."Sari, 'kan? Kalau kamu berani, sini berduel dengan kami.""Kalau kamu kalah, dengan mempertimbangkan Raja Obat, kamu hanya cukup meminta maaf pada kami!"Irvy dan yang lainnya langsung berkumpul di tengah ruangan, melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Tepat pada saat ini, Zilkri yang tadi telah mengalahkan mereka semua tiba-tiba berkata sambil tersenyum, "Semuanya, walau Sari baru berguru dengan guru kami selama tiga tahun, dia memiliki bakat luar biasa dalam hal pengobatan.""Kalau aku diwajibkan untuk mendeskripsikan kesenjanganku dengannya, kira-kira saat aku berduel dengannya, penampilanku seperti kalian."Zilkri menunjukkan ekspresi merendah, tetapi kata-kata yang keluar dari mulutnya langsung membuat seluruh ruangan itu berubah menjadi hening.Irvy d