Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 2532 Sisanya Tergantung Pada Penampilanmu

Share

Bab 2532 Sisanya Tergantung Pada Penampilanmu

Penulis: Sarjana
Setelah melontarkan kata-kata itu, kedua kaki Gijran juga sudah lumayan pulih kembali. Dia bergegas pergi ke bangsal Clara.

Dengan ekspresi tajam dan dingin menghiasi wajahnya, Felisha berdiri mematung di tempat. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

"Seorang bajingan yang namanya bahkan belum pernah kudengar, aku nggak percaya dia bisa menimbulkan masalah yang besar bagi Keluarga Xedar!"

Felisha tertawa dingin dengan gigi terkatup.

Dia sama sekali tidak menganggap serius ancaman Gijran.

Dengan mengesampingkan statusnya sebagai keponakan Jace, Gijran hanyalah seorang pecundang pembuat onar yang tidak bisa apa-apa.

Orang yang bisa membuat seorang pecundang pembuat onar ketakutan, belum memenuhi kualifikasi untuk menundukkan Felisha.

Keluarga Xedar Kota Gamiga, serta empat keluarga besar di belakang rumah sakit ini bukanlah keluarga-keluarga biasa.

Di sisi lain, saat Ardika memasuki bangsal Clara, dia baru mendapati gadis muda itu telah membereskan koper yang diba
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2537 Harus Meminta Maaf

    Ardika langsung melemparkan setumpuk dokumen itu ke hadapan Desi."Jangan coba-coba mengelabuiku dengan setumpuk kertas rongsokan ini!"Desi tetap bergeming, hanya seulas senyum dingin yang menghiasi wajahnya.Secara naluriah, Luna mengambil setumpuk dokumen tersebut dan melihatnya. Detik berikutnya, dia langsung menatap Ardika dengan tatapan tidak percaya dan berkata, "Ini ... vila ini adalah pemberian dari orang lain untukmu? Orang yang memberikan vila ini padamu adalah Jace ....""Luna, kamu jangan sampai dibohongi oleh si sialan ini!"Desi berkata dengan ekspresi meremehkan, "Dia hanyalah seorang menantu benalu! Siapa yang akan menghadiahkan vila padanya?! Pasti dia sengaja mencari orang untuk membuat dokumen-dokumen palsu ini!""Ibu, Jace adalah Wali Kota Ibu Kota Provinsi."Luna berkata dengan kesal, "Siapa yang berani berpura-pura menjadi Wali Kota Ibu Kota Provinsi?""Apa?"Desi berdiri mematung di sana."Ardika, mengapa Pak Jace menghadiahkan vila padamu?" tanya Luna dengan pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2536 Vila Adalah Milik Ardika

    Detik berikutnya, ekspresi Desi langsung berubah menjadi ganas saking emosinya!Melihat situasi sudah mulai memanas, Luna buru-buru berdiri di antara Desi dan Ardika. Dia berkata, "Ibu, Bibi Asnah sudah bekerja sangat keras. Gajinya memang nggak tinggi, dia bahkan mengeluarkan uang sendiri untuk membeli daging dan sayuran, lalu membuatkan hidangan-hidangan yang lezat untuk kita.""Ibu malah memperlakukannya seperti ini, apa Ibu sudah nggak punya hati nurani?""Siapa pun yang datang hari ini, pasti akan memuji tindakan Ardika!""Minggir sana!"Desi yang sedang diliputi oleh emosi, bagaimana mungkin akan mendengarkan ucapan putrinya lagi? Dia langsung memukuli putrinya untuk menjauh darinya, lalu meneriaki Ardika dengan suara melengking, "Dasar bocah sialan! Berani-beraninya kamu memukulku?! Aku akan melawanmu!"Dia menerjang ke arah Ardika seperti orang gila, langsung mengangkat lengannya, ingin melayangkan satu tamparan ke wajah Ardika.Namun, sebelum dia bisa memukuli Ardika, pergelan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2535 Satu Tamparan yang Tidak Bisa Ditahan Lagi

    Handoko diajak keluar bermain oleh teman sekelasnya, makan malam hari ini tetap hanya ada Ardika, Luna dan orang tua Luna."Bibi Asnah, jangan pergi, ayo duduk makan bersama kami."Setelah menyajikan hidangan-hidangan dan selesai menatap meja, Asnah hendak pergi ke dapur untuk bersih-bersih, berencana untuk menunggu satu keluarga ini selesai makan baru makan. Namun, Ardika dan Luna menghentikannya.Bagi mereka, tidak ada begitu banyak peraturan di rumah mereka. Asnah sudah sibuk mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak untuk mereka sepanjang hari. Kalau meminta Asnah untuk makan di dapur, jelas terlihat tidak berperasaan."Bibi Asnah, duduklah dan makan bersama kami. Kita semua adalah satu keluarga."Jacky juga buka suara.Tidak berdaya untuk menolak ajakan mereka, Asnah hanya bisa mengambil piring dan alat makan, lalu duduk di tempat duduk paling belakang sembari berterima kasih kepada para majikannya.Tepat pada saat ini, Desi yang pergi cuci tangan sudah kembali. Melihat Asnah makan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2534 Latar Belakang Clara

    "Tuan Ardika, aku sangat berterima kasih padamu. Kalau bukan berkat bantuanmu, aku takut anak itu bahkan nggak sanggup bertahan melewati tahun ini."Asnah sangat berterima kasih pada Ardika, dia terus memberi hormat pada Ardika."Hanya bantuan kecil. Bibi Asnah, kamu terlalu sungkan."Ardika mencoba untuk menghiburnya. "Selain itu, kepribadian Clara cukup baik. Begitu bertemu dengannya, aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Aku pasti akan mengusahakan kesembuhannya.""Aku juga punya teman di rumah sakit, aku sudah mengatur orang untuk menjaganya, nggak akan ada yang bisa menyakitinya lagi."Asnah mengangguk dan berkata, "Tuan Ardika, aku benar-benar nggak tahu bagaimana caranya untuk berterima kasih padamu lagi. Jangan khawatir, aku akan mengurus kebutuhanmu dan Nona Luna dengan baik. Aku pasti akan berusaha semampuku untuk membalas kebaikan kalian!"Ardika tersenyum, lalu bertanya dengan agak penasaran, "Bibi Asnah, di mana orang tua Clara?"Sebelumnya, saat berinteraksi den

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2533 Keributan

    Desi sedang duduk sofa sambil menyilangkan kakinya di atas meja. Dia berteriak ke arah dapur dengan kesal, "Uang keluargaku adalah milik keluargaku, nggak ada hubungannya denganmu. Jangan coba-coba menipu uangku dengan trik-trik kecil ini!"Tentu saja Asnah tidak berani bersuara. Dia sedang sibuk memasak, bahkan tidak punya waktu untuk bersedih."Ibu, apa lagi yang Ibu lakukan?!"Luna mengerutkan keningnya dan berkata, "Karena Ardika membantu pengaturan perawatan keponakannya di rumah sakit, Bibi Asnah baru mengeluarkan uang sendiri untuk membeli lebih banyak daging dan sayuran. Dia ingin menyiapkan makan malam mewah sebagai bentuk terima kasih untuk keluarga kita, nggak menggunakan uang Ibu!""Bisakah Ibu mencari tahu dengan jelas terlebih dulu sebelum menyalahkan orang lain seperti ini?!"Ekspresi Desi langsung berubah menjadi agak canggung. Namun, dia segera melemparkan sorot mata waspada ke arah Ardika dan berkata, "Kamu membantu pengaturan perawatan keponakannya di rumah sakit? Be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2532 Sisanya Tergantung Pada Penampilanmu

    Setelah melontarkan kata-kata itu, kedua kaki Gijran juga sudah lumayan pulih kembali. Dia bergegas pergi ke bangsal Clara.Dengan ekspresi tajam dan dingin menghiasi wajahnya, Felisha berdiri mematung di tempat. Beberapa saat kemudian, dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak."Seorang bajingan yang namanya bahkan belum pernah kudengar, aku nggak percaya dia bisa menimbulkan masalah yang besar bagi Keluarga Xedar!"Felisha tertawa dingin dengan gigi terkatup.Dia sama sekali tidak menganggap serius ancaman Gijran.Dengan mengesampingkan statusnya sebagai keponakan Jace, Gijran hanyalah seorang pecundang pembuat onar yang tidak bisa apa-apa.Orang yang bisa membuat seorang pecundang pembuat onar ketakutan, belum memenuhi kualifikasi untuk menundukkan Felisha.Keluarga Xedar Kota Gamiga, serta empat keluarga besar di belakang rumah sakit ini bukanlah keluarga-keluarga biasa.Di sisi lain, saat Ardika memasuki bangsal Clara, dia baru mendapati gadis muda itu telah membereskan koper yang diba

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status