Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 802 Dilema Tahanan

Share

Bab 802 Dilema Tahanan

Author: Sarjana
Ardika melirik Dedi dengan sorot mata seakan sedang melirik orang yang ajalnya akan segera tiba tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Diabaikan oleh Ardika, amarah Dedi langsung meluap. Dia hendak mengucapkan sesuatu.

Namun, tepat pada saat ini, Derril berjalan menghampirinya bersama beberapa orang dengan ekspresi dingin dan tegas. "Dedi, untuk apa kamu beromong kosong lagi dengan seorang tahanan? Langsung mulai saja proses interogasinya. Proses interogasi harus segera diselesaikan. Aku harus segera kembali ke ibu kota provinsi."

Derril melirik Ardika dengan sorot mata meremehkan.

Di matanya, Ardika tidak lebih dari seekor serangga.

"Oke, kalau begitu proses interogasinya dimulai sekarang."

Dedi melambaikan tangannya kepada beberapa orang anak buahnya, lalu berkata, "Bawa dia masuk."

Begitu mendengar perintah dari Dedi, beberapa orang itu langsung menghampiri Ardika dan menariknya.

Ardika tidak tahu mereka ingin mencari tahu informasi apa dari dirinya, dia berencana untuk melihat situasi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zhari Abadi Adil
ayo dong gercep bab nya biar tamat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2749 Sudah Tidak Sempat Memanggil Bala Bantuan

    Tadi Benedith telah dihajar habis-habisan oleh Matthew, dia sudah ketakutan setengah mati. Jadi saat ini, dia sangat ingin segera menyelesaikan masalah ini.Rosa berkata dengan dingin, "Benedith, bagaimana kamu bisa begini?!""Jelas-jelas Matthew yang terlebih dulu mempermalukanku, bahkan ingin memaksaku untuk melakukan hal itu dengannya. Ardika mematahkan pergelangan tangannya, syukurin saja dia!""Kamu bukan hanya nggak membantu, sekarang Ardika sudah turun tangan, kamu malah membantunya memutarbalikkan fakta.""Jangan mencampuri urusanku dan Ardika lagi.""Kalau kamu masih menganggapku sebagai temanmu, tutup mulutmu!"Kalau bukan karena saat Matthew menghinanya sebelumnya, Benedith maju untuk membelanya.Dengan perilaku Benedith sekarang ini, Rosa ingin langsung putus hubungan saja dengan teman yang satu itu."Biarpun Tuan Muda Matthew mempermalukanmu, seharusnya dia juga nggak melukai orang lain!"Saat ini, Mandy juga berjalan menghampiri Matthew, lalu mengeluarkan ponselnya dan be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2748 Keluarga Xedar Bukan Apa-Apa

    Begitu si Ardika ini mengambil tindakan, dia benar-benar kejam dan sama sekali tidak menahan diri.Matthew adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Xedar Kota Gamiga, ditambah lagi biarpun sekarang dia berada di ibu kota provinsi, tetapi dia mewakili seluruh Keluarga Xedar Kota Gamiga.Ini juga merupakan alasan mengapa ada begitu banyak nona dan tuan muda yang datang untuk menjilatnya demi mengamankan kerja sama dengan Rumah Sakit Marim.Sekarang Ardika malah langsung mematahkan pergelangan tangan Matthew, sama saja dengan telah melakukan tindakan yang ekstrem. Masih ingin mengamankan kerja sama dengan Rumah Sakit Marim?Benar-benar hal yang mustahil!"Ahhh ... ahhh ... sialan!"Matthew dipapah berdiri. Dia berdiri di tempat dalam kondisi terhuyung-huyung, lalu menatap Ardika dengan sorot mata ganas dan berteriak dengan marah, "Dasar sialan! Berani-beraninya kamu mematahkan tanganku!""Aku nggak peduli siapa kamu, kamu harus mati!""Nggak hanya kamu seorang, aku juga akan menghabisi seluruh kel

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2747 Langsung Bertindak Kejam

    "Ckckck, dengar-dengar Bu Rosa selalu menjaga tubuhnya selama bertahun-tahun ini. Bahkan Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi juga nggak bisa mendapatkannya. Tuan Muda Matthew, kalau kali ini kamu bisa mendapatkan Bu Rosa, kamu benar-benar akan untung besar.""Ya, benar. Bisa mendapatkan wanita seperti Bu Rosa perdana, sudah hampir seperti menang lotre.""Bu Rosa, kalau kamu masih belum berpengalaman, apa perlu kami mengajarimu?"Mandy dan yang lainnya mulai melontarkan kata-kata ejekan, mereka semua tertawa terbahak-bahak.Dibandingkan dengan Rosa, mereka memang sudah dimainkan oleh banyak pria.Jadi, mereka sangat ingin melihat Rosa dipermalukan oleh Matthew.Mendengar ucapan para wanita ini, raut wajah Rosa berubah menjadi dingin, sorot matanya juga berubah menjadi sangat dingin."Hehe, kelihatannya Bu Rosa sudah marah, ya?"Matthew dengan senang hati membiarkan wanita-wanita itu meredam api kebanggaan Rosa. Saat ini, dia menyunggingkan seulas main-main dan berk

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2746 Menunjukkan Sifat Asli

    Matthew tertawa dan berkata, "Tuan Muda Benedith, apa kamu ini sedang mengguruiku?""Nggak, aku nggak berani."Benedith langsung merangkul bahu Matthew, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku hanya ingin meminta Tuan Muda Matthew untuk nggak mempersulit Bu Rosa, langsung berikan saja kesepakatan itu padanya dengan mempertimbangkan aku.""Tuan Muda Matthew mempertimbangkan aku, aku juga mempertimbangkan Tuan Muda Matthew ....""Bam!"Sebelum Benedith bisa menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Benedith menghujam bagian tulang rusuknya dengan siku."Plak!"Pada saat Benedith mengeluarkan suara teriakan menyedihkan saking kesakitannya, Matthew langsung berbalik dan melayangkan satu tamparan ke wajahnya.Sejak kecil, Matthew sudah mempelajari seni bela diri dari para ahli bela diri keluarganya. Walaupun dia sendiri tidak tergolong ahli bela diri, tetapi kekuatannya tidak bisa ditandingi oleh orang biasa.Postur tubuh Benedith juga tinggi dan besar. Namun, saat tamparan itu mendarat di wajah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2745 Membantu

    Matthew menyunggingkan seulas senyum kemenangan. Terutama saat melihat ekspresi malu sekaligus marah menghiasi wajah Rosa, nafsu yang bergejolak dalam hatinya menjadi makin tak tertahankan.Secara naluriah, Rosa melangkah mundur satu langkah, lalu berkata dengan nada bicara sedingin es, "Tuan Muda Matthew, ada banyak teman di sini, tolong jaga bicaramu.""Jaga bicara, ya?"Matthew berkata dengan acuh tak acuh, "Apaan itu?""Bukankah aku sedang membicarakan tentang kerja sama dengan Bu Rosa?""Aku nggak puas dengan penawaranmu, juga nggak peduli dengan penawaranmu itu, jadi aku mengajukan persyaratanku sendiri. Ya, hanya sesederhana itu.""Apa ini sangat keterlaluan?""Bukankah Bu Rosa ingin bekerja sama dengan Rumah Sakit Marim? Ingin menghasilkan banyak uang, 'kan?""Saat berbicara tentang kerja sama dan uang, yang lainnya nggak penting!" kata Matthew dengan ekspresi arogan. Dia sama sekali tidak takut menyulut amarah Rosa karena hal ini, menyebabkan dirinya kehilangan kesempatan untu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2744 Melewati Malam yang Indah Bersama

    Matthew tersenyum. Hanya dengan uluran tangannya, langsung ada orang yang mengantarkan segelas sampanye untuknya.Pada saat dia mengangkat kepalanya dan meneguk seteguk minumannya itu, dia mengamati kaki jenjang dan leher seputih salju rosa dengan sorot mata lancang. Beberapa saat kemudian, dia baru mencecap bibirnya dengan puas."Bu Rosa, apa kamu pernah mendengar satu kalimat?""Semua hadiah yang diberikan oleh takdir, diam-diam sudah ditetapkan harganya.""Jadi, Bu Rosa, kamu mengerti maksudku, 'kan? Ingin bekerja sama dengan Rumah Sakit Marim? Boleh saja. Itu adalah hal yang sangat mudah bagiku.""Tapi, pengorbanan seperti apa yang Bu Rosa bersedia lakukan?"Matthew memicingkan matanya, menatap Rosa dengan tatapan seolah-olah menatap mangsa.Semua orang di tempat itu tentu saja mengerti maksud di balik ucapannya itu.Sangat jelas, Tuan Muda Matthew ini sudah tertarik pada Rosa pada pandangan pertama. Dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan wanita itu."Bu Rosa, jangan diam saja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status