Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 977 Menjalin Hubungan Pertemanan Secara Turun Temurun

Share

Bab 977 Menjalin Hubungan Pertemanan Secara Turun Temurun

Author: Sarjana
Beberapa orang yang berbicara itu masih relatif muda.

Sangat jelas mereka juga pernah mendambakan kecantikan dan kekayaan Luna.

Namun, mereka menyembunyikan pemikiran mereka itu dengan sangat baik. Mereka berbicara seperti itu seakan-akan demi kebaikan Luna.

Tanpa mereka sadari, mereka sudah berdiri di pihak yang sama dan menyerang orang yang sama.

Mereka saling bekerja sama untuk menyingkirkan Ardika, sang "pawang" terlebih dahulu.

Adapun mengenai siapa yang pada akhirnya berhasil mendapatkan Luna, itu tergantung pada kemampuan mereka masing-masing.

"Bu Luna, kamu sudah dengar sendiri, 'kan? Semua orang juga sepemikiran denganku. Sebelumnya, aku hanya membantu mereka untuk mengungkapkan isi hati mereka."

Tentu saja Tarim menganggap dirinya yang memiliki peluang paling besar. Ekspresi percaya diri terlukis jelas di wajahnya.

Sebelumnya, saat berada di lantai bawah, Luna memang sudah memendam kekesalan dan amarah.

Saat ini, melihat Ardika kembali menjadi target ejekan semua orang, ekspr
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2387 Keahlian Menembak Seperti Dewa

    Selain itu, saat proses ini berlangsung, tubuhnya yang menerjang ke depan sama sekali tidak berhenti."Bam ...."Dia sedikit memiringkan muncung senapannya, lalu mengangkat lengannya dan menembak lagi.Rentetan peluru kembali melesat ke sisi kiri tubuh Ardika bagaikan sekelompok lebah beracun.Saat ini, posisi sisi depan, sisi kanan dan sisi kiri Ardika sudah terkunci oleh peluru.Dalam situasi seperti ini, selain melangkah mundur, Ardika tidak punya cara lain untuk menghindar lagi.Namun, bagaimana mungkin kecepatan manusia lebih cepat dibandingkan peluru?Jadi, sesungguhnya Ardika sama sekali tidak punya jalan keluar lagi.Dia benar-benar seperti sudah dikepung oleh musuh dari segala arah, tidak bisa melarikan diri lagi!Bisa memanfaatkan sebuah senapan biasa hingga mencapai level seperti ini, sudah cukup untuk membuktikan betapa menakutkannya Dekho ini.Tentu saja Ardika juga tahu jelas saat ini dirinya tengah menghadapi situasi berbahaya seperti apa. Saat berhadapan dengan senjata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2386 Pergi Atau Mati

    "Kamu adalah Dekho, si Naga Sungai itu?"Ardika tidak memedulikan pergerakan pria tersebut. Dia tetap berdiri di tempat sambil menatap orang itu dengan tatapan penuh minat."Kamu mengenalku?"Dekho mengangkat alisnya, suara yang jelas terdengar agak serak keluar dari mulutnya. "Sepertinya kamu bukan orang kampungan seperti yang disebutkan oleh Tuan Muda."Sangat jelas, begitu berhadapan saja Ardika langsung menyebutkan namanya.Hal ini sudah cukup untuk membuktikan Ardika telah mencari tahu tentang latar belakangnya sebelumnya.Namun kemudian, Dekho merasa lega.Kalau Ardika bahkan tidak punya kemampuan ini, Jerfis tidak perlu sampai menyuruhnya untuk turun tangan.Melihat Ardika yang berjarak beberapa meter darinya, Dekho sedikit menyipitkan matanya dan berkata, "Kalau begitu, dua rekanku itu benar-benar mati di tanganmu?""Maksudmu, beberapa orang bodoh yang mati tenggelam di Waduk Sibere itu?"Ardika mendecakkan lidahnya dan berkata, "Itu bukan salahku, keterampilan mengemudi mereka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2385 Niat Membunuh

    "Bam ...."Seiring dengan terdengarnya suara hantaman yang keras, asap yang tebal mulai melambung di hadapan Dekho, menutupi bayangannya.Detik berikutnya, muncul banyak lubang berwarna kehitaman di mobil Toyota Alphard putih Vita dan yang lainnya, yang berjarak puluhan meter jauhnya.Badan Alphard tersebut juga langsung amblas parah, dua buah bannya juga pecah.Dua orang elite yang tengah berbalik untuk pergi membuka pintu mobil dan punggung mereka dalam kondisi sepenuhnya terekspos, juga tiba-tiba mengeluarkan suara teriakan menyedihkan dan membentur badan mobil. Kemudian, mereka terjatuh terduduk di tanah.Lubang di punggung kedua orang itu langsung mengeluarkan darah segar, sangat jelas mereka sudah tertembak.Menyaksikan pemandangan itu, Vita dan yang lainnya makin terkejut.Menghadapi senapan dengan kekuatan luar biasa besar seperti itu, tubuh fisik manusia sangatlah rapuh.Sangat jelas pria itu telah menduga mereka akan menggunakan mobil untuk melindungi diri, bahkan melarikan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2384 Sudah Datang

    Sungai Denpapan adalah sebuah sungai besar yang terhubung ke seluruh Negara Nusantara, jadi industri pengirimannya berkembang dengan sangat pesat.Contohnya saja Asosiasi Dagang Polam yang sebelumnya pernah berinteraksi dengan Ardika, menjadi sebuah raksasa besar dengan memonopoli pengiriman wilayah Sungai Denpapan dan Provinsi Aste.Orang-orang selalu mengandalkan sumber daya yang ada di sekitar mereka sebagai sumber penghasilan.Jadi, wajar saja ada orang yang kaya dengan mengandalkan industri ini, mencari nafkah dengan cara merampok kapal kargo besar.Sebelumnya, Dekho adalah bandit sungai yang menguasai Sungai Denpapan, memiliki banyak anak buah yang ganas, mencari nafkah dengan cara merampok. Jadi, nama bandit sungai yang satu ini sudah sangat terkenal.Vita melanjutkan. "Selain itu, Kak Ardika, dengar-dengar Jerfis sudah mengirim Dekho untuk mencari masalah denganmu. Jadi, sebaiknya kamu senantiasa berhati-hati!""Bagaimana kalau aku mengirim beberapa orang untuk melindungimu?"A

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2383 Naga Sungai

    "Ternyata Kak Ardika telah membuat Jerfis terkejut hingga membuatnya langsung maju sendiri."Vita langsung mengerti. Dalam lubuk hatinya, dia juga merasa sangat kagum pada Ardika.Tidak heran Ardika adalah orang yang dipandang tinggi oleh Ratu Ular, sekaligus orang yang memikul beban berat sebagai ketua cabang Gotawa untuk membersihkan Organisasi Snakei.Hanya dengan dua kalimat sederhana saja, dia sudah bisa membuat Jerfis yang tadinya hanya bersembunyi di belakang layar untuk mengendalikan segalanya, mendukung Wilgo, serta berdiam diri saja untuk memperoleh keuntungan, mau tak mau harus turun tangan sendiri.Awalnya bagi Vita, Wilgo tidak terlalu sulit untuk dihadapi.Bagaimanapun juga, di saat kekurangan sumber daya manusia, terlepas dari seberapa banyak trik yang dikuasai oleh Wilgo, serta seberapa licik pria tersebut, pada akhirnya tetap hanya seorang wakil ketua yang memiliki kedudukan yang setara dengan dirinya.Sumber daya manusia yang bisa digunakannya, serta kekuatan yang bis

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2382 Akhir Jerfis

    Thea berkata dengan suara dalam, "Tuan Muda, Ardika itu bilang kalau Tuan Muda nggak ingin mati, jangan coba-coba untuk mengintervensi Organisasi Snakei.""Kalau aku nggak ingin mati, jangan coba-coba untuk mengintervensi Organisasi Snakei ...."Jerfis bertanya balik dengan acuh tak acuh, "Apa ini adalah kata-katanya?""Ya, benar!" jawab Thea sembari menundukkan kepalanya.Dalam sekejap, suasana di dalam mobil langsung berubah menjadi sangat hening dan menakutkan.Beberapa saat kemudian, Jerfis baru terkekeh pelan dan berkata, "Hmm, lumayan menarik juga. Saat mendengar kalimat pertama Ardika ini, aku masih merasa dia hanyalah seorang badut yang pantas mati.""Tapi, setelah mendengar kalimat keduanya, aku baru tahu orang ini bukanlah orang yang sederhana!"Tentu saja tidak sederhana.Dengan identitas sebagai orang luar, boleh dibilang dia sudah menyusun rencana untuk mengintervensi Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan cukup lama.Agar tidak menarik perhatian orang lain, dia bahkan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2381 Dua Kalimat

    Mendengar laporan dari Thea, sorot mata terkejut juga terlihat di mata Jerfis, tetapi dia tetap bersikap tenang.Setelah berpikir sejenak, Jerfis berkata dengan acuh tak acuh, "Bibi Betty, sepertinya demi nggak bertunangan denganku, Rosa sudah melakukan persiapan."Betty langsung mengerti maksudnya.Jerfis mengira demi melawan mereka, Rosa sudah melakukan pengaturan sejak awal. Itulah sebabnya, orang-orang yang dikirimnya untuk menghalangi jalan mereka mati semua.Betty tertegun sejenak, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Dasar anak durhaka! Berani-beraninya dia memanfaatkan pengaruh dan kekuasaan keluarga untuk menentang pengaturanku! Memangnya dia pikir dia siapa?!"Saat ini, Betty juga memilih untuk memercayai ucapan Jerfis.Pasti Rosa yang telah melakukan persiapan lebih awal, mengatur orang untuk melindungi mereka. Itulah sebabnya, orang-orang yang dikirim oleh Jerfis ke sana tidak sempat bereaksi.Paling tidak, alasan ini lebih bisa dipercaya daripada Ardika turun tangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2380 Mati Semua

    Mendengar ucapannya, Jerfis hanya terkekeh pelan, tidak menganggap serius ucapannya."Bibi tenang saja.""Aku punya perasaan yang sangat dalam pada Rosa. Apa pun yang kulakukan, semuanya demi kebaikannya. Dia pasti bisa memahami niat baikku."Selesai berbicara, dia melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang.Seorang wanita dalam balutan setelan petarung yang berdiri tak jauh dari belakangnya, langsung melangkah maju, lalu sedikit membungkuk dan berkata, "Tuan Muda, ada yang bisa kubantu?""Thea, teleponlah mereka. Cukup suruh mereka membawa Rosa pulang," kata Jerfis pada asisten wanita itu dengan acuh tak acuh. Hanya dengan satu kalimat sederhana ini, dia sudah menentukan nasib Ardika."Baik."Thea Sodanta mengangguk, lalu mundur dan berdiri kembali di tempat semula. Kemudian, dia mulai mengeluarkan ponselnya dan melakukan panggilan telepon."Bibi, silakan minum teh juga."Saat ini, Jerfis berperan seolah-olah dirinya adalah tuan rumah. Dia secara pribadi menyeduhkan teh untuk Bet

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2379 Menenggelamkannya ke Danau

    "Ya ampun, Jerfis, kamu nggak perlu sesungkan itu denganku.""Perlu kamu ingat, cepat atau lambat kita akan menjadi keluarga. Lagi pula, aku juga sudah lama menganggapmu seperti putraku sendiri," kata Betty sambil terkekeh pelan. Makin lama melihat Jerfis, dia merasa makin puas.Namun, saat dia tertawa, bekas tamparan Ardika di wajahnya ikut ketarik, membuatnya tersentak kesakitan.Senyuman yang menghiasi wajah Betty langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Sebaliknya, dia malah tampak kesal."Bibi Betty, ada apa? Apa kamu masih merasa nggak enak badan?"Melihat pemandangan itu, Jerfis kembali menanyakan kondisi Betty dengan penuh perhatian.Hanya saja, samar-samar terlihat sorot mata main-main di matanya.Walaupun Betty sudah menggunakan bedak yang tebal untuk menutupi bekas tamparan itu, tetapi dengan penglihatannya yang tajam, saat bertemu dengan wanita ini saja, dia sudah mendapati bekas tamparan samar di wajah wanita ini.Hanya saja, sebelumnya demi menjaga harga dirinya, Bet

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status