Kehidupan Vincen Adama berubah drastis dalam sekejap ketika ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, sang istri yang begitu dicintai, berkhianat di depan matanya dengan pria lain! Tak berhenti sampai di sana, sang istri bahkan menceraikannya di tempat dengan alasan dia tidak kuat hidup miskin dengan Vincen. Tepat ketika Vincen berada di titik terendah dalam hidupnya, sebuah Rolls Royce berhenti di depannya. "Sebagai pewaris keluarga Clark, apa kamu akan diam saja saat menerima pengkhianatan ini!?" Ya, tanpa sang istri ketahui, Vincen sebenarnya adalah pewaris salah satu keluarga terkaya di negara tersebut! Dengan kenyataan ini, akankah Vincen mampu bangkit kembali dari keterpurukan dan membalaskan semua orang yang mengkhianati serta meremehkannya!?
Lihat lebih banyakVincen Adama, baru saja kembali dari mengantarkan paket dengan kemeja yang basah oleh keringat. Meski lelah, ia tetap terlihat bersemangat.
"Vincen! Aku ingin kamu segera mengirimkan paket ini!" Manajer meninggikan suaranya, dia tidak peduli jika Vincen baru saja kembali dan masih basah kuyup oleh keringat. "Baik Pak," jawab Vincen langsung, walau dia lelah tetapi berusaha untuk tetap produktif. "Paket ini untuk pelanggan VIP, jika kamu bisa memuaskan mereka, aku akan mempertimbangkan untuk memberi kamu promosi!" Kata manajer itu sambil menyerahkan sebuah kotak paket. Mata Vincen berbinar dan dipenuhi harapan. "Anda yakin Pak?" tanyanya memastikan. “Tentu saja! Kapan aku pernah berbohong padamu?” Manajer itu menjawab sambil tersenyum. "Terima kasih Pak!" ucap Vincen bersemangat, lalu bergegas mengantarkan paket tersebut. Meski baru kembali, dia tetap ingin menjalankan perintah dengan baik. Dalam hatinya, Vincen tidak peduli dengan promosi. Alasan antusiasmenya adalah karena setelah dipromosikan, ia dapat membeli tas bermerek untuk istrinya lebih cepat dari yang ia rencanakan. Vincen memang sangat mencintai Lidia, sang Istri yang di nikahinya setelah menjalin asmara selama mereka menjalani studi bersama di sebuah Universitas. Selama lima tahun kuliah bersama, Vincen sadar betul, Lidia adalah seorang sosialita, dia menyukai merek-merek fashion ternama dan memiliki teman-teman dengan kehidupan Glamor. Namun, Vincen tidak mempermasalahkan hal tersebut, dia berusaha memberikan apa pun yang Lidia mau. Bahkan Vincen rela memberikan seluruh gajinya kepada sang Istri setelah mereka menikah, agar Lidia bisa terus bergaul dengan teman-teman sosialitanya. Perlakuan Vincen jelas membuat Lidia merasa nyaman, sehingga tanpa memikirkan rasa cinta yang sebenarnya, dia pun mau menikahi Vincen. Memikirkan bagaimana dirinya bisa membuat Lidia bahagia. Vincen begitu bersemangat, bergegas menuju alamat yang tertera di paket. Tak lama, tepatnya saat senja perlahan turun di cakrawala, dia telah memasuki lingkungan tempat tinggal semua orang kaya di kota. Ketika Vincen sudah tiba di tempat tujuannya, ia segera membunyikan bel pintu rumah. Suara subwoofer samar terdengar dari dalam. Pasti menyenangkan menjadi kaya, berpesta sepanjang hari tanpa mempedulikan dunia. Pikir Vincen dalam hati saat mendengar suara bising di dalam rumah tersebut. Sadar melamun, Vincen dengan cepat menghilangkan pemikiran itu dan mengetuk pintu. "Paket!" serunya lantang. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan seorang wanita muncul dengan segelas wine di tangannya. raut wajah wanita itu terlihat senang sekaligus sinis, sedangkan pipinya memerah karena pengaruh alkohol. “Akhirnya, Vincen Adama telah tiba!” serunya sambil tersenyum sinis. Vincen terkejut saat mengenali wanita yang ternyata adalah Sarah, salah satu teman istrinya. Dia ingat jelas wanita ini pernah beberapa kali menjemput Istrinya untuk pergi jalan. Walau bingung mengenai alasan kenapa Sarah ada di sana, tapi Vincen tetap fokus pada tugasnya dan mempertahankan sikap profesional. Semua demi ulasan baik dari pelanggannya! “Selamat malam Nona. Ini paketnya,” ucap Vincen sopan seraya mengulurkan kotak paket di tangan. Wanita itu memandang Vincen dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kemudian, terlihat senyuman mencemooh terlukis di wajahnya. "Sungguh menggelikan," maki Sarah dengan ekspresi mengejek. "Hanya seorang kurir seperti ini, bagaimana mungkin istrimu bisa menyombongkan diri, bahwa kamu akan membelikannya tas edisi terbatas untuknya?" Mendengar ucapan tajam wanita itu, Vincen hanya bisa menghela nafas. Hal seperti ini tidak jarang terjadi, terutama karena mayoritas teman-teman istrinya kaya, jadi memang mereka sering mengolok-olok pekerjaannya. "Nona, mohon tanda tangan di sini," ucap Vincen, mengabaikan ejekan tersebut. Dia tahu tidak boleh mencampurkan perasaan pribadi dan pekerjaannya. Sayangnya, saat Vincen meminta tanda tangan sekaligus bayaran, wanita itu semakin gencar menggodanya. “Apakah kamu tidak penasaran dengan apa yang ada di dalam paket ini?” Sarah bertanya dengan senyum nakal di wajahnya. Vincen masih berusaha menjaga sikap profesionalnya sambil menarik napas dalam-dalam dan menyerahkan paket kepada wanita itu. Vincen menarik napas dalam-dalam, berusaha sabar dan sekali lagi mencoba menyerahkan paket kepada wanita itu. "Silahkan terima paketnya Non—!" Tepat saat Vincen memberikan paket tersebut kepada sang wanita, tangan Vincen tanpa sengaja menyenggol gelas wine di tangan si wanita. Seketika, isi dalam gelas tumpah ke gaun mewah wanita itu. "Argh! Sial, tahukah kamu berapa harga gaun ini?!" bentak wanita itu, amarah membara di matanya saat dia menatap gaunnya yang basah oleh Wine. “M-Maaf Nona, saya akan bertanggung jawab penuh. Saya akan menggantinya dengan yang baru, saya janji.” Vincen berkata dengan suara gemetar. Kacau! Kalau masalah ini berakhir dengan ulasan satu bintang, bisa gagal kesempatan Vincen untuk dipromosikan! "Menggantinya? Tahukah kamu berapa harga gaun ini?! Bahkan gaji tahunanmu pun tidak akan cukup untuk membelinya!" bentak wanita itu sekali lagi, matanya menatap tajam ke arahnya, menambah rasa takut yang menyelimuti hati pria tersebut. Saat menyadari keributan di luar, beberapa wanita yang berada di dalam langsung bergegas keluar. "Ada apa, Sarah?" tanya salah seorang wanita. "Ya ampun! Gaunmu rusak!" seru wanita satunya, matanya terbuka lebar. “Orang bodoh ini menumpahkan anggur ke bajuku!” Sarah menunjuk ke arah Vincen sambil menunjukkan wajah kesal bercampur sedih yang rumit, agar teman-temannya merasa iba. Tatapan mata kedua teman Sarah tertuju pada Vincen, bersiap marah. Namun, mereka lebih terkejut saat mengenalinya, sang menantu rendahan di keluarga Adama! "Astaga! Ternyata menantu tak berguna keluarga Adama!?" seru salah satu teman Sarah. "Pantas! Sudah miskin, ternyata dia bodoh juga?!," imbuhnya, sambil menyilangkan tangan di depan dada. "Pria tidak berguna ini tidak mungkin memberikan kompensasi atas pakaianmu, meskipun dia bekerja seumur hidupnya," timpal teman satunya. Di tengah gempuran makian, Vincen tetap berusaha bersabar. Dia tahu akan sangat beresiko jika berhadapan dengan wanita-wanita kaya itu. "Nona, saya akan berusaha menggantinya, bahkan bila harus mencicil, percayalah...," jelas Vincen. Sarah naik pitam, merasa Vincen meremehkan gaunnya dengan mengatakan 'cicil'. "Cicil katamu? Memang aku bersedia menunggumu, hah?!" Terprovokasi, Sarah langsung meraih gelas wine salah seorang temannya dan menyiramkan isinya ke kepala Vincen. "Dasar rendahan, pantas saja Lidia lebih suka tidur sama laki-laki lain demi mendapatkan uang. Atau jangan-jangan kamu juga impoten?!" Mendengar ucapan Sarah, Vincen seketika membeku. Dia yang awalnya berniat mempertahankan sikap profesionalnya, bahkan setelah disiram oleh Wine seperti itu, sekarang berubah dingin. "Kamu bilang apa?" tanya Vincen dengan tangan mengepal. "Jangan bicara sembarangan mengenai Istriku," peringat pria itu dengan wajah menggelap. Mendengar itu Sarah tersenyum sinis. "Oh, kamu tidak tahu?" Dia pun meraih paket itu dan membuka isinya. Sejumlah kondom terlihat, membuat Vincen mengerutkan kening, tak mengerti apa yang wanita itu ingin lakukan. "Benda ini bukan dipesan olehku, tapi Istrimu!" Sarah memiringkan tubuhnya, membuat Vincen bisa melihat ke dalam dengan jelas, hingga tatapan matanya tertuju pada pasangan di sudut ruangan. Seketika, tubuh Vincen membeku. Matanya membesar saat melihat sepasang pria dan wanita sedang berpelukan mesra di sudut ruangan. Mencumbu dan mengeksplorasi satu sama lain dengan penuh semangat dan gairah. Tak sedikit pun keduanya memedulikan kehadiran orang-orang di sekitar ruang pesta. Jantung Vincen seperti berhenti. Dia yakin mengenali wanita yang sedang bersama pria itu, bahkan sangat mengenalinya. Dengan ekspresi terluka dan tangan mengepal kuat, Vincen menyebut satu nama. "L-Lidia....?"Vincen berdiri di depan jendela besar rumahnya, pandangannya kosong melintasi langit malam yang penuh bintang. Tangan kanannya yang menggenggam telepon genggam sedikit gemetar. Wajahnya yang tadinya tegang dan pucat perlahan mulai menunjukkan raut lega saat mendengar berita tersebut dari ujung telepon. "Apa benar-benar semua telah dikalahkan, Master?" suaranya terdengar serak, mencari kepastian."Iya, Tuan Clark. Semua sudah beres. Tidak perlu khawatir lagi," jawab suara di seberang sana, tegas dan menenangkan.Seketika, otot-otot yang tegang di leher Vincen melunak. Dia menutup matanya, menghela napas panjang dan mengusap muka dengan kedua tangannya. Pria itu kemudian berjalan pelan menuju sofa, duduk dengan letih. Rasa cemas yang selama ini menderanya perlahan menguap, digantikan oleh rasa syukur yang dalam.Vincen menatap ke atas, mengucap syukur dalam hati. Kepalanya yang tadinya dipenuhi oleh ketakutan dan kecemasan tentang apa yang mungkin terjadi pada orang-orang di sekitarnya
Dentuman keras menggema, membuat tanah di bawah mereka bergetar dan debu mengepul tinggi ke udara. Saat kekuatan mereka berdua saling beradu satu sama lainTubuh Harley bergetar karena kekuatan yang baru saja dia lepaskan. Matanya menyala tajam, energi spiritualnya mengalir seperti sungai yang deras. Di depannya, Lizzy dengan cekatan menahan serangannya dengan pedang yang ia oegang, menciptakan gelombang energi yang bertabrakan dengan pukulan Harley.Asap perlahan mulai menghilang, Lizzy berdiri tegak, pedangnya masih terjulur ke depan, tapi nafasnya terengah-engah menandakan usaha yang ia keluarkan.Harley, di sisi lain, masih terpaku di posisinya, matanya terpaku pada sosok Lizzy yang ternyata mampu menahan serangannya. Ada rasa kagum yang bercampur dengan kegigihan dalam dirinya, mengetahui bahwa pertarungan ini akan lebih sulit dari yang dia bayangkan.Dengan gerakan yang begitu cepat, Harley dan Lizzy saling menyerang dengan serangan dahsyat yang bertenaga. Benturan energi spirit
Harley melihat ke sekitar arena pertarungan. Setelah mengalahkan lawannya, matanya mencari sosok Solomon yang terlihat berada dalam kesulitan. Dengan langkah cepat dan pasti, Harley melompat melewati pohon dan bebatuan yang ada dibawahnya, bergegas menuju Solomon yang tampak kewalahan.Solomon, dengan tubuhnya yang sudah renta, berusaha menangkis serangan dengan teknik pernapasan Alam. Wajahnya terlihat pucat dan keringat membanjiri dahi, menunjukkan betapa dia berjuang untuk bertahan. Harley, dengan mata yang tajam dan gerakan cepat, langsung menghampiri, mengayunkan pukulan kuat ke arah sosok lawan Solomon. membuatnya sosok tersebut terhempas jauh ke belakang."Anda tidak apa-apa?!" teriak Harley bertanya sambil berdiri didepan pria tua itu. Solomon, dengan napas yang tersengal, hanya bisa mengangguk pelan dan mencoba untuk tetap berdiri.Sosok yang terhempas barusan, terlihat terbang kembali ke arah Harley, melakukan serangan cepat.Namun, Harley dengan gerakan lincah, melindungi
Lotar segera waspada saat menatap sosok yang membangkitkan energi spiritual Iblis. Dia tahu betul bahwa pengguna energi spiritual kegelapan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.Menarik napas dalam-dalam, Lotar memutuskan untuk tidak menahan kekuatan lagi. Dia melepaskan seluruh energi spiritualnya yang mendalam dan kuat."Hahaha... bagus, gunakan semua kekuatanmu, pak tua!" seru pengguna energi spiritual kegelapan dengan nada mengejek, sambil melayang di udara bak sosok yang menguasai langit.Swuz!Tak ada yang menduga, Lotar tiba-tiba menghilang dari tempatnya. Hanya terdengar ledakan dahsyat saat dia melompat ke atas dengan kecepatan luar biasa.Sosok pengguna energi spiritual kegelapan tersenyum mengejek, seolah sudah tahu akan serangan Lotar. Dia dengan mudah menahan serangan pukulan dahsyat dari Lotar, tanpa perlu mengeluarkan banyak tenaga.Duak!Gelombang angin menerjang sekitar mereka akibat benturan pukulan Lotar yang ditahan oleh sosok pengguna energi kegelapan dengan s
Harley berdiri dengan tegap, tatapan matanya terkunci pada sosok yang dengan tenang menahan serangannya.Tanah di bawah kaki mereka terbelah, membentuk jurang kecil, dan debu berterbangan mengelilingi area pertarungan mereka. Sosok tersebut, dengan ekspresi yang tidak terbaca, membetulkan posisi kakinya, menyiapkan diri untuk serangan berikutnya.Harley, dengan kecepatan kilat, melancarkan pukulan lain, namun Sosok itu hanya mengangkat tangan kanannya dan dengan mudahnya mengalihkan serangan tersebut. Gerakan Sosok itu begitu tenang dan terkendali, seolah-olah dia sedang berada dalam latihan rutin bukan dalam pertarungan sengit.Harley merasakan emosi yang mulai membuncah di dalam dadanya, dia tidak pernah bertemu lawan yang seakan meremehkannya seperti itu. Setiap serangan yang dia lancarkannya hanya seperti angin lalu bagi Sosoj tersebut.Kemarahan dan kekaguman bercampur dalam pandangannya, namun dia tidak akan menyerah. Dengan rahang yang mengeras, Harley mengumpulkan seluruh kek
Langit malam yang gelap berpadu dengan gemerisik dedaunan yang tertiup angin kencang, menciptakan suasana yang mencekam di tengah pepohonan yang rimbun. Di kejauhan, cahaya obor dari para pemuja Iblis menerangi area sekeliling mereka, membentuk lingkaran yang terang benderang. Sementara itu, dari balik kegelapan, Lotar, Harley, Face, Solomon dan bawahannya bersembunyi di balik pepohonan besar, mata mereka fokus memantau setiap gerakan pemuja Iblis. Wajah mereka tegang, penuh konsentrasi, tangan mereka memegang senjata yang siap digunakan.Lotar, memberi isyarat untuk mendekat. Dia berbisik, "Sekarang atau tidak sama sekali." Mereka mengangguk, mengerti akan tugas yang harus dilakukan. Perlahan, mereka bergerak keluar dari persembunyian, mengatur langkah agar tidak mengundang perhatian.Solomon, dengan pisau panjang di tangannya, memimpin langkah. Harley dan Face mengikuti di belakang, sementara Lotar bergerak melingkar, mencari sudut yang lebih baik untuk menyerang. Mereka mendekat,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen