Home / Urban / Menantu Paling Berkuasa / Permintaan Terakhir

Share

Menantu Paling Berkuasa
Menantu Paling Berkuasa
Author: Atieckha

Permintaan Terakhir

Author: Atieckha
last update Last Updated: 2023-12-28 17:13:54

“Tolong nikahi Zara dan lindungi cucuku itu. Jangan lupa, sembunyikanlah identitas aslimu.”

Kevin Orion Adamson menghembuskan napas kasar.

Presiden Direktur paling berpengaruh di West Country itu masih ingat betul kalimat terakhir pria tua yang menyelamatkan nyawanya di Kota Victoire dua tahun silam.

Hanya saja, Kevin tak sempat bertanya lebih lanjut karena kakek dari istrinya itu menghembuskan napas terakhirnya setelahnya.

Oleh sebab itu, Kevin pun menikahi Zara dan menahan diri dari segala hinaan mertua dan adik iparnya, hingga bawahannya berhasil menyelidiki kebenaran dari keluarga sang istri beberapa waktu lalu.

Ternyata, pria yang selama ini Kevin panggil ayah mertua–bukanlah keturunan asli Keluarga Johanes. Dia hanyalah anak angkat saja yang bertingkah hebat dan arogan.

Pria itu tak bisa mengurus perusahaan dengan baik, hingga mulai bangkrut.

“Tenang saja, aku akan melindungi Zara dan membalas perbuatan keji mereka yang semena-mena menggunakan nama keluarga Johanes,” ucapnya di depan batu nisan yang tertutup salju itu lalu melangkah menjauhi makam kakek Zara.

Bersamaan dengan itu, sebuah mobil MPM keluaran terbaru berwarna putih sudah menunggu di depan makam dan seorang pria berjas hitam menunduk pada Kevin.

“Kita langsung pulang ke rumah Johanes,” titah Kevin langsung pada Dimas–tangan kanannya itu.

“Baik Tuan.”

Kevin pun mengangguk.

Sepanjang perjalanan, pria itu sibuk dengan tabletnya–menyelesaikan pekerjaan yang mungkin akan sulit dia sentuh bila sudah tiba di kediaman Johanes.

Untungnya, Zara selama ini menerima alasan Kevin yang kadang-kadang harus ke West Country dengan alasan dirinya harus mencari pekerjaan di tempat lain.

Kalau tidak, penyamaran pria itu bisa terbongkar sebelum misinya selesai.

Tak terasa, bangunan familier tertangkap netra Kevin.

Pria itu pun gegas berganti pakaian yang tak layak digunakan oleh seorang Presiden direktur terpandang.

Melihat itu, Dimas mengerutkan kening. “Tuan, apa Anda masih akan menyembunyikan identitas Anda?” bingungnya.

“Kita harus mendapatkan bukti-bukti kejahatan Galen selengkap mungkin sebelum aku membongkar identitasku,” ucap Kevin teringat pada sang mertua licik yang tak akan tinggal diam jika tahu siapa dirinya.

Dan juga … paman Kevin yang selama ini ingin menguasai harta kekayaan keluarga Adamson. Pria paruh baya itu selalu ingin menjodohkannya dengan perempuan-perempuan yang bisa diaturnya–dengan harapan Kevin dapat ikut tunduk pada sang paman.

Dimas yang memahami itu pun mengangguk. “Baik, Tuan.”

Menyadari keduanya sudah semakin dekat, Kevin pun memberikan isyarat agar mobil berhenti di ujung jalan agar keluarga Johanes melihatnya keluar dari mobil mewah.

“Turunkan aku di sini,” perintahnya.

Kini, seluruh pakaian mahal dan sepatu seharga motornya Kevin sudah diganti dengan sepatu butut yang warnanya mulai pudar.

Diam-diam, Dimas salut pada sang atasan karena berhasil mengelabui keluarga Johanes selama dua tahun ke belakang.

“Nanti aku akan menghubungi lagi,” ucap Kevin sebelum turun dari mobil setelah melihat situasi aman.

“Siap Tuan,” jawabnya lalu memperhatikan Kevin yang perlahan menjauh dari sana.

Pria itu terus berjalan menyusuri jalanan–mengabaikan bajunya sedikit basah karena salju yang turun semakin banyak, sampai akhirnya dia tiba di kediaman keluarga Johanes.

Dapat dia dengar, riuh rendah di sana.

Galen Johanes–ayah angkat sang istri–sedang bercengkrama hangat dengan keluarganya sambil membahas karir Zara yang akhir-akhir ini semakin bersinar.

“Selamat siang,” sapa Kevin saat memasuki ruang tengah.

Dia memang berharap tak disambut.

Namun, melihat senyum mereka mendadak sirna, tetap saja membuat Kevin kesal.

Terlebih, kala mendengar ucapan sinis sang ibu mertua, “Dua bulan pergi dengan alasan bekerja, ternyata menantu tak berguna ini masih belum mampu membelikan oleh-oleh untuk keluarga Johanes?”

“Maaf, Kevin belum bisa membelikan oleh-oleh untuk keluarga ini. Hasil yang Kevin dapatkan sudah habis untuk bayar kontrakan dan makan sehari-hari,” jawab pria itu berbohong.

Galen dan istrinya menatap sinis.

Di sisi lain, Zara mendadak berdiri menghampiri suaminya. “Sebaiknya kau ganti pakaian dulu dan istirahat. Nanti sore, tolong anterin aku ke makam kakek,” pintanya.

Kevin membalas dengan anggukan.

Setiap kali dia berada di keluarga Johanes, Kevin memang selalu siap menjadi sopir pribadi untuk sang istri tercinta.

Dan, dia menerima itu dengan senang hati karena bisa menghabiskan waktu dengan Zara.

Meski di awal pernikahan, Kevin memang sama sekali tak memiliki rasa padanya.

Tapi, sikap lemah lembut Zara berhasil membuat Kevin jatuh cinta begitu dalam pada wanita itu.

Dia bahkan melakukan segala macam cara untuk membuat Zara menjadi artis terkenal di Victoire.

Dan sekarang, semua orang sudah mengetahui nama Zara Johanes sebagai artis dengan bayaran termahal.

Meski demikian, dia tetap mengakui Kevin sebagai suaminya!

Kevin pun menahan senyum.

Sayangnya, istri Galen tampak tak tinggal diam.

“Istirahat?” ucap ibu mertua Kevin tiba-tiba, “enak saja! Kau harus buatkan kami masakan yang enak untuk makan malam nanti.”

Note Author : Hai kak novel ini akan terbit setiap jam 18.00 WIB ya. Terima kasih

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Agus Irawan
hai kak mampir juga ke novelku sudah tamat judul "Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
goodnovel comment avatar
Alfa Izin
update setiap hari
goodnovel comment avatar
Nur Jaman
update setiap hari
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menantu Paling Berkuasa   TAMAT

    Sore yang mendung, tak menyurutkan semangat Kevin dalam meresmikan pembukaan anak cabang Adamson Corporation sesuai rencana. Tak ada yang tahu, termasuk tamu undangan yang nanti akan hadir di sana, bahwa perusahaan ini sudah disiapkan oleh Kevin sebagai kejutan untuk sang asisten terbaiknya, Dimas. Dalam kesempatan istimewa ini, Dimas datang bersama istri tercinta, ibu mertuanya yang begitu penyayang, serta bibinya yang selalu dianggap seperti ibu kandung sendiri. Sementara itu, Kevin datang bersama sang istri, dua buah hatinya yang merupakan anak kembar berusia tiga tahun, serta ayah mertuanya yang nampak semakin sehat dan bugar. Anak-anak kembar tersebut menjadi pusat perhatian. Betapa adil Tuhan, wajah gadis kecil itu persis seperti Kevin, sedangkan bocah lelakinya menyerupai wajah sang istri. Sebuah keluarga yang harmonis, mencerminkan cinta yang tulus di antara mereka. Seperti biasa, Kevin diminta untuk memberikan sambutan sebagai pimpinan perusahaan. Dalam sorotan cahaya s

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 207

    Tiga bulan berikutnya, Kevin sedang berbincang serius dengan istri tercintanya mengenai rencana masa depan Dimas dan Dinda. "Sayang, ada hal penting yang ingin aku bicarakan," ucap Kevin pada sang istri, membuatnya penasaran. "Apa itu, Sayang? Kok sepertinya sangat penting?" tanya sang istri dengan wajah penasaran, menambah kegugupan dalam ruangan. Kevin tersenyum, merasa bersyukur memiliki istri yang begitu mendukungnya. "Sebenarnya, ini bukan hanya penting, tapi juga menyangkut masa depan Dimas dan Dinda. Aku ingin meminta pendapat dari istriku tercinta karena apa yang aku miliki, juga menjadi milik istriku." Mendengar hal tersebut, istri Kevin tersenyum lembut dan mengecup pipi suaminya sebagai tanda cinta dan dukungan. "Apa yang ingin kamu bahas, Sayang?" Dengan nafas yang berat, Kevin mulai bercerita, "Aku berencana memberikan satu perusahaan kepada Dimas. Dia sudah bekerja sangat keras untuk kantor kita, dan aku ingin dia bersama Dinda maju serta memulai segalanya dari awal

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 206

    Hari ini adalah hari terakhir Dinda dan Dimas untuk mengecap bulan madu, mereka sudah berkeliling ke berbagai tempat namun rasanya waktu itu masih kurang.Seperti pagi ini tidur mereka harus terenggut saat keduanya sudah merencanakan di hari sebelumnya untuk membeli oleh-oleh."Sayang, ayo bangun kita harus segera menuju ke tempat oleh-oleh jangan sampai nanti pulang malah tidak membawa apa-apa,“ ucap Dinda pada sang suami Dimas saat ini masih bersantai di atas ranjang setelah kelelahan selama beberapa hari ini menikmati indahnya sebagai pasangan suami istri.“Sebentar lagi Sayang aku ngantuk banget.” rasanya sangat sulit bagi Dimas untuk membuka mata dia lebih memilih untuk tetap terpejam dan berada di atas ranjang."Tapi kita harus segera pergi, Sayang. Jangan sampai kehabisan oleh-oleh," ucap Dinda dengan nada menggoda. Dinda mengeluarkan jurusnya agar sang suami mau segera bangun dari tidurnya, dirinya sudah menunggu cukup lama Namun pria ini tak juga membuka matanya hingga membua

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 205

    Pesta pernikahan Dimas terus berlangsung hingga larut malam pemilihan tempat yang outdoor membuat suasana semakin Syahdu dan terkesan akrab. Semua karyawan Adamson corporation sengaja diundang oleh Dimas dan mereka tidak ada yang tidak datang Jujur semenjak ada Dinda, Dimas sudah tidak sekaku dulu lagi minimal orang kedua di kantor tempat mereka bekerja sudah lebih sering tersenyum ketimbang sebelumnya. Semakin malam pesta semakin larut hentakan musik di pinggir pantai memecah suasana malam itu mereka berpesta pora hingga akhirnya pesta pun berakhir. Setelah berbulan-bulan persiapan yang melelahkan, Dimas dan Dinda akhirnya menyelesaikan pesta pernikahan mereka dengan sukses. Dikelilingi oleh cahaya gemerlap lampu dan tumpukan karangan bunga, mereka berdua tampak kelelahan namun bahagia. Dalam pelukan satu sama lain, mereka menghela nafas lega, menikmati momen indah setelah perjalanan panjang menuju hari yang mereka nantikan. “Akhirnya semua ritual melelahkan kita berakhir,” uc

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 204

    Pernikahan Dimas dan Dinda"Sayang, apa kau sudah siap?" tanya Kevin pada sang istri. Hari ini mereka akan menghadiri acara pernikahan Dimas dan Dinda, acara sakral yang dihadiri oleh keluarga besar kedua belah pihak. "Sebentar, Sayang. Dua menit lagi, tinggal memakai berlian saja kok," ucap sang istri, yang membuat Kevin tersenyum bahagia. Padahal, istrinya sudah diberikan waktu cukup lama untuk berdandan; bahkan Kevin sempat bermain bersama kedua anak kembarnya. Namun, begitu kembali, sang istri masih sibuk berkutik di depan meja rias. Sementara itu, istrinya ingin tampil sempurna agar tidak membuat sang suami malu. "Iya, sayang, berapapun waktu yang kau inginkan pasti akan kuberikan," ucap Kevin dengan lembut. Zara tertawa kecil, tak mengetahui apakah kalimat itu sarkasme atau benar-benar dari hati Kevin, sebab ia tahu suaminya telah menunggu cukup lama. "Sabar dong, Sayang. Sebentar lagi," ucap Zara dengan menggoda. Tak berselang lama, ia pun mendekati Kevin, ternyata sang

  • Menantu Paling Berkuasa   Bab 202

    Kevin dan Dimas berdiri kokoh di tengah jalanan yang sepi dan mulai gelap, terasa begitu mencekam dan hening, matapun tertuju pada para preman bersenjata api. Jantung mereka berdegup semakin cepat; namun mereka tahu bahwa mereka harus bertindak gesit untuk melindungi diri sendiri serta orang-orang di sekitar. Keduanya lantas merancang strategi dengan mata fokus, tanpa sepatah kata pun terlontar, sekedar tatapan yang saling bercerita dan penuh tekad bersama. Siap menghadapi bahaya yang melayang di atas kepala mereka, mereka mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Tak lama, preman-preman itu mulai mendekati dengan niat yang jelas. Kevin dan Dimas pun segera melancarkan aksi mereka. Keduanya mengandalkan keterampilan bertarung serta refleks yang telah mereka asah, bergerak dengan kecepatan yang mengejutkan para penjahat tersebut. Angin meniup lantang, suara bentrokan demi bentrokan memecah kesunyian, menjadikan malam itu satu episode yang tak akan pernah dilupakan oleh siapapun yang m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status