Share

119. Cemburu

Author: Merspenstory
last update Huling Na-update: 2025-05-23 15:28:44

Sejak hari lamaran, waktu seakan berjalan lebih cepat. Mariana sering terjaga hingga larut malam. Bukan hanya karena stres, tapi juga karena Nate semakin sering mengajaknya berdiskusi lewat panggilan video.

“Mau konsep garden party atau ballroom?” tanya Nate suatu malam sambil duduk di sofa rumahnya.

Mariana menatap layar ponsel sambil menghela napas. “Kalau menurutmu?”

“Kalau menurutku, yang penting kamu nyaman. Mau di tengah sawah pun aku siap asal kamu bilang iya.”

Mariana tertawa geli. “Ballroom saja. Biar nggak repot urusan cuaca.”

“Ballroom, noted. Tapi taman belakang rumah kita tetap harus dihias, ya? Buat acara intimate setelahnya. Aku mau kamu bisa lepas sepatu, duduk di rumput, dan kita makan kue bareng.”

“Iya... iya... Sayang,” sahut mariana lirih.

“Kamu lelah? Mau istirahat sekarang?” tanya Nate setelah menyadari nada suara Mariana yang terdengar tak seceria biasanya.

Mariana mengangguk pelan, lalu menyandarkan kepala di bantal sambil tetap menatap layar ponsel. “Iya, tapi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   126. Putra yang Disembunyikan

    Nate tidak bisa berkata-kata setelah mendengar ucapan ibunya barusan. Ayahnya punya anak dari wanita lain? Lelucon konyol macam apa ini?Namun, melihat air mata yang terus jatuh dari wajah ibunya, suara yang bergetar saat mengucapkannya, Nate tahu ini bukan sekadar lelucon basi. Ini bukan cerita drama murahan. Ini kenyataan pahit yang akhirnya terungkap setelah sekian lama terkubur rapat.Napasnya terasa berat. Ia menatap ibunya dengan campuran keterkejutan dan ketidakpercayaan. “Mama serius?”Arsita mengangguk pelan. “Selama ini Mama percaya pada papamu. Ternyata... Mama salah. Namanya Daniel. Dan dia… dia bilang kalau Arya adalah ayah kandungnya.”Nate berdiri, berjalan gelisah ke arah jendela, lalu kembali menatap ibunya. “Dia bawa bukti? Surat? Hasil tes DNA, misalnya?”“Belum,” jawab Arsita pelan. “Tapi dia tahu banyak hal. Terlalu banyak untuk dianggap kebetulan. Dan dia tidak datang untuk menuntut. Dia hanya butuh bantuan.”“Bantuan apa?” Suara Nate terdengar serak.Arsita mengu

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   125. Rahasia yang Mengejutkan

    Setelah saling berbagi cinta dan kasih sayang selama berbulan madu, hari ini Mariana dan Nate kembali ke Jakarta. Mereka baru turun dari mobil dengan koper di tangan, masih saling tertawa kecil soal perjalanan mereka. Namun begitu Mariana berjalan ke arah pintu depan, sosok tak terduga sudah menunggunya di sana.Bianca berdiri di teras, wajahnya merah karena emosi.“Akhirnya kamu pulang juga,” sindir Bianca dingin.Mariana refleks berhenti melangkah, dan Nate langsung meraih tangan istrinya.“Kenapa kamu di sini, Bianca?” tanya Mariana.“Bara di penjara!” bentak Bianca tanpa basa-basi, matanya membara. “Kalian puas sekarang? Kalian benar-benar menghancurkan hidup kami!”Mariana menatap adik kandungnya itu. “Nggak ada satu pun dari kami yang menghancurkan hidup siapa pun,” jawab Mariana mantap. “Bara menuai apa yang dia tanam. Dia menggelapkan dana perusahaan dan membahayakan nyawaku. Itu konsekuensinya.”“Omong kosong!” pekik Bianca tak terima. “Puas kamu, hah? Sekarang anakku akan tu

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   124. Snorkeling

    Langit biru terang membentang luas, seakan memayungi laut tenang yang memantulkan warna zamrud. Hari ini cuacanya tampak sempurna untuk menjelajah. Setelah sarapan dan bersiap, Nate dan Mariana menaiki perahu kecil milik resor yang akan membawa mereka menyusuri gugusan pulau karang di sekitar vila.Mariana melangkah naik ke perahu lebih dulu, namun tanpa diduga ia malah terpeleset di bibir perahu yang licin.“Aaa—!” Mariana nyaris jatuh ke laut, namun Nate cepat-cepat menangkap pinggang istirnya itu dan menariknya ke pelukannya.“Hati-hati, Sayang. Mau bulan madu atau rawat inap di rumah sakit?” goda Nate sambil tersenyum.Mariana memukul dada suaminya pelan. “Bukan salahku kalau perahunya licin.”“Makanya, kamu harus selalu dekat-dekat aku. Biar tidak jatuh,” balas Nate, lalu membantu istrinya duduk ke bagian tengah perahu.Angin laut mengibarkan rambut Mariana yang tergerai dengan lembut. Ia duduk bersandar di lengan Nate yang melingkupi bahunya dengan satu tangan, sementara tangan

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   123. Honeymoon

    Dua hari kemudian, Nate mengajak Mariana pergi berbulan madu di Maladewa. Setelah menempuh perjalanan panjang, mereka akhirnya tiba di sebuah resor mewah—tempat mereka bermalam selama di sini.Dermaga kayu membentang ke tengah laut, mengantarkan mereka ke vila-vila di atas air yang menghadap laut biru yang jernih.Begitu pintu vila dibuka, Mariana langsung terpesona. Ruangannya luas dengan jendela besar dari lantai sampai langit-langit.Nate menggenggam tangan Mariana erat. “Aku ingin bulan madu kita kali ini berbeda. Bukan cuma soal mewah, tapi ketenangan dan kebahagiaan,” katanya penuh ketulusan.Mariana menatap laut yang berkilauan di bawah sinar matahari, lalu ke Nate. “Ini... indah banget,” ucapnya sambil tersenyum.Mariana melepaskan tangannya dari genggaman Nate, kemudian melangkah ke teras yang menghadap langsung ke lautan.“Ya ampun…!” seru Mariana takjub, matanya berbinar sementara bibirnya tersungging membentuk senyum lebar. “Rasanya seperti di surga!”Nate yang berdiri di

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   122. Wedding Day

    Hari pernikahan akhirnya tiba. Meski gugup, Nate berhasil mengucapkan ijab kabul dengan lancar dalam satu tarikan napas. Suara hadirin bersahut pelan dengan kalimat sah, diiringi senyum lega dari kedua keluarga yang turut merayakan kebahagiaan itu.Kini, Mariana dan Nate berdiri berdampingan di pelaminan. Senyum keduanya tak pernah surut sejak pagi, dan para tamu undangan naik satu per satu untuk memberikan ucapan selamat.Dulu, Mariana sempat bersikeras agar pernikahan mereka digelar secara privat, cukup dengan keluarga dan orang-orang terdekat. Namun Nate berhasil meyakinkannya.Katanya, “Kita tidak sedang menyembunyikan dosa. Pernikahan ini layak diketahui oleh dunia. Kamu bukan seseorang yang patut disembunyikan, Mariana. Kamu adalah pilihanku.”Ucapan itu terpatri di ingatan Mariana. Dan hari ini, ia berdiri di pelaminan, tak lagi bersembunyi dari sorotan atau bisik-bisik.Tentu saja, pernikahan mereka jadi berita besar di kalangan staf perusahaan—pusat maupun cabang. Tak ada yan

  • Mendadak Jadi Ibu Susu Anak Atasanku   121. Duo Pengacau

    Hari itu, Jeslyn datang ke kediaman Nate. Rumah itu tampak sunyi, namun tegang sejak langkah Jeslyn menyentuh lantainya. Raut wajahnya tenang, namun bola matanya menyiratkan amarah, kecewa, dan sedikit kepanikan.Sudah sepuluh menit ia duduk menunggu di ruang tamu, tangannya menggenggam cangkir teh yang baru ia minum sedikit. Ketika langkah kaki terdengar dari arah dalam, Jeslyn langsung berdiri.Nate muncul dengan kaos abu-abu yang terpasang sempurna di tubuhnya, celana santai, dan rambut yang basah sehabis mandi sore.Jeslyn menatap sang kakak sepupu dengan lurus. “Kita perlu bicara.”Nate melirik jam di pergelangan tangannya. “Kamu punya lima menit.”Jeslyn mendekat, suaranya tajam namun berusaha tetap tenang saat berkata, “Kamu tidak seharusnya menikahi Mariana.”Nate menatap adik sepupunya itu tanpa senyum. “Dan menurutmu aku seharusnya menikahi siapa? Kamu?”Jeslyn menggertakkan gigi. “Kamu tahu perasaanku. Sejak dulu.”“Dan aku sudah bilang sejak dulu juga,” balas Nate dingin, “

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status