Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin

Wanita Tangguh Untuk CEO Dingin

last updateLast Updated : 2025-11-05
By:  Tiwie PratiwieUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
5views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Brama Adiyaksa—pria dingin, perfeksionis, dan paling anti dengan suara cerewet wanita—terpaksa menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya. Baginya, pernikahan bukan tentang cinta, tapi kewajiban keluarga. Namun semua pandangannya runtuh ketika ia bertemu wanita yang dipilih oleh sang Kakek. Wanita yang tidak seperti dugaannya. Wanita yang mampu menembus dinding es dalam hatinya hanya dengan senyum dan keberaniannya saat berbicara. "Dia… berbeda," batin Brama. Bagaimana kisah Brama dan wanita pilihan kakeknya selanjutnya? Baca ceritanya selengkapnya hanya di GoodNovel.

View More

Chapter 1

Bab 1 Permintaan Kakek

“Jadi gimana dengan tawaran kakek Bram?” tanya kakek Prabu disela sarapan pagi mereka.

Brama yang tadinya sangat menikmati sarapannya, seketika langsung hilang selera makannya, “Bisa Nggak, kakek, nggak usah bahas itu dulu. Aku juga sekarang ini lagi sibuk sama proyek yang sedang berjalan,” protes Brama. Sendok yang ada di tangannya langsung di letak begitu saja. Dengan wajah kesal, Brama langsung meneguk jus jeruk yang sudah disiapkan pelayan.

“Kalau nanti-nanti bahasnya, yang ada kamu ngelak terus.” balas kakek Prabu.

“Ck, pagi-pagi udah bahas yang nggak penting, buat mood ilang aja,” gumam Brama. sayangnya kakek Prabu masih bisa mendengar apa yang dikatakan cucu kesayangannya itu.

“Kalau kamu nggak mau juga masalah,” ucap kakek Prabu. Brama yang niatnya mau bangkit dari duduknya, jelas terkejut, kepalanya langsung menoleh menatap sang kakek.

“Serius?”

“Iya, tapi kamu harus tinggalkan semua fasilitas yang kakek berikan,” 

“Oke, nggak masalah buat Brama,” setuju Brama. 

“Satu lagi,” kembali kakek Prabu berbicara.

“Apa?” tanya Brama. alisnya naik sebelah, menunggu kakeknya memberitahu.

“Kamu juga tidak boleh bekerja di perusahaan,”

“Apa!!” terkejut Brama. Rahangnya langsung mengeras, menatap sang kakek yang justru terlihat tidak berdosa sama sekali.

“Kakek, benar-benar ya,” geram Brama. Tanpa berkata apa-apa lagi, Brama langsung pergi begitu saja. Kebetulan Asisten pribadinya juga sudah datang.

Aslan, asisten Brama, yang baru saja melihat kedatangan bos nya, jelas langsung memasang wajah bingung saat melihat raut wajah Brama yang sangat tidak enak dipandang.

“Kenapa lagi nih?” batin Aslan.

“Selamat pagi, pak,” sapa Aslan.

“Hmmmmm,” jawab Brama, hanya dengan deheman saja.

Aslan yang baru saja menutup pintu mobil, setelah Brama masuk, langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar.

“Pasti hari ini keadaan kantor, udah seperti di neraka,” batin Aslan, sudah pasrah dengan keadaan.

******

Mobil mewah sudah memasuki halaman gedung kantor milik keluarga Adiyaksa. Gedung yang menjulang tinggi dengan dinding yang dipenuhi kaca. Brama jalan dengan gagahnya. Semua mata karyawan wanita jelas menatap bos mereka dengan tatapan penuh cinta. Bahkan ada beberapa karyawan wanita yang berani menyapa Brama. Sayangnya satupun tidak ada balasan dari mulut Brama. jangankan balasan, dilirik saja tidak dengan Brama,  yang ada Brama hanya diam dengan wajah dingin, melewati karyawannya begitu saja.

“Gimana sama proyek yang ada di Kalimantan? ada kendala?” tanya Brama. tangannya sudah membuka laptop mahal miliknya.

“Tidak ada, pak. Tapi kemungkinan besar, minggu depan kita akan berangkat ke Kalimantan untuk tinjau proyek langsung,” jelas Aslan. 

“Untuk pembangunan jalan Tol di Sumatera gimana?” lagi, Brama bertanya.

“Sama pak, Tidak ada kendala. Bahkan proyek sudah selesai 80 persen,” jawab Aslan.

“Bisa nggak kamu, nggak usah terlalu profesional Lan? aku udah berkali-kali kan bilang ke kamu, kalau hanya ada kita berdua, panggil nama saja,” tegur Brama.

“Maaf Pak, tapi saya memang harus profesional. Pak Brama adalah atasan saya yang harus saya hormati. Jadi selama berada di kantor, saya akan tetap memanggil bapak, kecuali di luar,” balas Aslan. Brama yang mendengar perkataan Aslan hanya mendengus saja.

“Terserahmu saja,” ucap Brama, akhirnya.

“Ini semua berkas yang nanti mau ditandatangani Pak,” Aslan memberikan beberapa berkas untuk ditandatangani oleh Brama.

Dengan wajah serius, Brama membaca semua berkas yang diberikan Aslan, setelahnya Brama langsung membubuhkan tanda tangannya. Saat Aslan membereskan semua berkas yang ada di meja, Brama menatap Aslan dengan serius.

“Kira-kira kalau kamu dijodohkan sama keluargamu? kamu terima nggak?” tanya Brama tiba-tiba, yang sukses membuat Aslan cukup terkejut.

“ternyata yang buat mood pak bos nggak baik, gara-gara masalah perjodohan ini,” batin Aslan. Yang sudah tahu penyebabnya, kenapa wajah bos nya begitu terlihat menyeramkan, padahal masih pagi.

“Tergantung, pak,” 

“Tergantungnya?” 

“Kalau wanita yang mau dijodohkan baik, sholeha, dan tahu sopan santun, jelas saja mau. Apalagi kalau cantik,” 

“Ck, Perasaan nggak ada wanita seperti yang kamu sebutkan di dunia ini. menurut saya, semua wanita itu cerewet, suka ngambek, cengeng, dan satu lagi, tahunya hanya shopping,” ucap Brama dengan wajah menahan kesal.

“Kebanyakan sih memang seperti itu, Pak. Tapi saya yakin, pasti ada wanita seperti yang saya katakan tadi, ya walaupun mungkin langkah,” 

“Tapi kalau menurut saya, mendingan bapak ketemu saja dulu dengan wanita yang mau di jodohkan dengan bapak. Saya yakin, Kakek akan memilihkan wanita yang terbaik untuk bapak,” kembali Aslan berbicara.

“Bagi saya, semua wanita sama aja Lan,” sahut Brama.

“Yauda, kamu lanjut saja pekerjaan kamu, kalau sudah ada jadwal Meeting, langsung kabari saya,” 

“Baik, pak,” 

Begitu Aslan sudah keluar. Brama langsung menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kebesarannya. “Hufffff…..Apa aku ketemu dulu aja ya sama wanita itu?” 

“Ck, Ini semua gara-gara kakek, kalau nggak karena perusahaan, aku nggak mau dijodohkan. apalagi sama cewek yang manja,” geram Brama.

******

Di tempat lain, Seorang wanita cantik sedang sibuk melihat layar laptop dengan begitu serius. sampai-sampai matanya tak berkedip sama sekali.

“Awas copot matamu Tik,” tegur Ema

Yang ditegur langsung menolehkan kepalanya, senyumnya langsung terbit, dan siapa pun yang melihat, sudah di pastikan akan langsung jatuh cinta.

Cantika Viola Putri, Wanita yang katanya mirip artis korea, hidung mancung, mata bening, bibir nya yang mungil, berwarna pink natural, membuat kecantikannya begitu paripurna. 

“Aku lagi liat foto pernikahan klien kita minggu lalu, bagus-bagus,” Cantika memberitahu.

“Liat foto klien kita? apa pengen nikah?” ejek Ema. Cantika hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Cantika wanita mandiri yang sekarang sukses mendirikan jasa WO dan EO. sudah banyak yang memakai jasanya, termasuk artis terkenal dan beberapa perusahaan besar juga.

“Oia, soal perjodohan kamu gimana?” tanya Ema. Kini sudah duduk di depan meja Cantika. Sebagai asisten sekaligus sahabat karib Cantika. Apapun tentang Cantika, jelas Ema tahu segalanya. kecuali uang yang ada di rekening, jelas ini menjadi rahasia publik.

“Nggak tahu, belum ada kabar,” 

“Nggak mau kali tuh cowok, Tik?” tebak Ema.

Cantika terdiam, wajahnya terlihat serius, hembusan nafas keluar dari bibir pink alaminya.

“Kalau bukan karena wasiat Ayah, aku juga nggak mau nerima perjodohan ini, Ma. Di tambah aku juga nggak kenal sama orangnya,” ucap Cantika, dengan suara lirih.

“Nyesel dia kalau nolak kamu, Tik. Secara, semua cowok yang udah ketemu kamu, pasti langsung tergila-gila. Tuh cowok belum tahu aja kamu siapa,” 

“Yauda biar aja, selagi kakek Prabu belum kasih kabar, ya aku diam aja,” 

“Kakek siapa? Prabu?” tanya Ema. wajahnya terlihat cukup serius.

“Iya, Prabu Adiyaksa,”

“Apa!!” terkejut Maya. Suara Maya yang besar, membuat Cantika juga ikut terkejut.

“Kenapa sih?”

“Ya ampun, Tik. Kamu itu bego apa bloon sih?”

“Hahk!” heran Cantika, matanya menatap Maya, yang sudah bangkit dari duduknya. Dan kini berdiri di samping kursinya.

“Kalau yang kamu bilang Prabu Adiyaksa, bisa jadi pria yang mau di jodohkan sama kamu itu cucunya,” ucap Maya memberitahu.

“Memangnya siapa cucunya?” tanya Cantika, dengan wajah polosnya.

“Brama Adiyaksa,”

“Apa!!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status