LOGINBrama Adiyaksa—pria dingin, perfeksionis, dan paling anti dengan suara cerewet wanita—terpaksa menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya. Baginya, pernikahan bukan tentang cinta, tapi kewajiban keluarga. Namun semua pandangannya runtuh ketika ia bertemu wanita yang dipilih oleh sang Kakek. Wanita yang tidak seperti dugaannya. Wanita yang mampu menembus dinding es dalam hatinya hanya dengan senyum dan keberaniannya saat berbicara. "Dia… berbeda," batin Brama. Bagaimana kisah Brama dan wanita pilihan kakeknya selanjutnya? Baca ceritanya selengkapnya hanya di GoodNovel.
View More“Jadi gimana dengan tawaran kakek Bram?” tanya kakek Prabu disela sarapan pagi mereka.
Brama yang tadinya sangat menikmati sarapannya, seketika langsung hilang selera makannya, “Bisa Nggak, kakek, nggak usah bahas itu dulu. Aku juga sekarang ini lagi sibuk sama proyek yang sedang berjalan,” protes Brama. Sendok yang ada di tangannya langsung di letak begitu saja. Dengan wajah kesal, Brama langsung meneguk jus jeruk yang sudah disiapkan pelayan. “Kalau nanti-nanti bahasnya, yang ada kamu ngelak terus.” balas kakek Prabu. “Ck, pagi-pagi udah bahas yang nggak penting, buat mood ilang aja,” gumam Brama. sayangnya kakek Prabu masih bisa mendengar apa yang dikatakan cucu kesayangannya itu. “Kalau kamu nggak mau juga masalah,” ucap kakek Prabu. Brama yang niatnya mau bangkit dari duduknya, jelas terkejut, kepalanya langsung menoleh menatap sang kakek. “Serius?” “Iya, tapi kamu harus tinggalkan semua fasilitas yang kakek berikan,” “Oke, nggak masalah buat Brama,” setuju Brama. “Satu lagi,” kembali kakek Prabu berbicara. “Apa?” tanya Brama. alisnya naik sebelah, menunggu kakeknya memberitahu. “Kamu juga tidak boleh bekerja di perusahaan,” “Apa!!” terkejut Brama. Rahangnya langsung mengeras, menatap sang kakek yang justru terlihat tidak berdosa sama sekali. “Kakek, benar-benar ya,” geram Brama. Tanpa berkata apa-apa lagi, Brama langsung pergi begitu saja. Kebetulan Asisten pribadinya juga sudah datang. Aslan, asisten Brama, yang baru saja melihat kedatangan bos nya, jelas langsung memasang wajah bingung saat melihat raut wajah Brama yang sangat tidak enak dipandang. “Kenapa lagi nih?” batin Aslan. “Selamat pagi, pak,” sapa Aslan. “Hmmmmm,” jawab Brama, hanya dengan deheman saja. Aslan yang baru saja menutup pintu mobil, setelah Brama masuk, langsung menghembuskan nafasnya dengan kasar. “Pasti hari ini keadaan kantor, udah seperti di neraka,” batin Aslan, sudah pasrah dengan keadaan. ****** Mobil mewah sudah memasuki halaman gedung kantor milik keluarga Adiyaksa. Gedung yang menjulang tinggi dengan dinding yang dipenuhi kaca. Brama jalan dengan gagahnya. Semua mata karyawan wanita jelas menatap bos mereka dengan tatapan penuh cinta. Bahkan ada beberapa karyawan wanita yang berani menyapa Brama. Sayangnya satupun tidak ada balasan dari mulut Brama. jangankan balasan, dilirik saja tidak dengan Brama, yang ada Brama hanya diam dengan wajah dingin, melewati karyawannya begitu saja. “Gimana sama proyek yang ada di Kalimantan? ada kendala?” tanya Brama. tangannya sudah membuka laptop mahal miliknya. “Tidak ada, pak. Tapi kemungkinan besar, minggu depan kita akan berangkat ke Kalimantan untuk tinjau proyek langsung,” jelas Aslan. “Untuk pembangunan jalan Tol di Sumatera gimana?” lagi, Brama bertanya. “Sama pak, Tidak ada kendala. Bahkan proyek sudah selesai 80 persen,” jawab Aslan. “Bisa nggak kamu, nggak usah terlalu profesional Lan? aku udah berkali-kali kan bilang ke kamu, kalau hanya ada kita berdua, panggil nama saja,” tegur Brama. “Maaf Pak, tapi saya memang harus profesional. Pak Brama adalah atasan saya yang harus saya hormati. Jadi selama berada di kantor, saya akan tetap memanggil bapak, kecuali di luar,” balas Aslan. Brama yang mendengar perkataan Aslan hanya mendengus saja. “Terserahmu saja,” ucap Brama, akhirnya. “Ini semua berkas yang nanti mau ditandatangani Pak,” Aslan memberikan beberapa berkas untuk ditandatangani oleh Brama. Dengan wajah serius, Brama membaca semua berkas yang diberikan Aslan, setelahnya Brama langsung membubuhkan tanda tangannya. Saat Aslan membereskan semua berkas yang ada di meja, Brama menatap Aslan dengan serius. “Kira-kira kalau kamu dijodohkan sama keluargamu? kamu terima nggak?” tanya Brama tiba-tiba, yang sukses membuat Aslan cukup terkejut. “ternyata yang buat mood pak bos nggak baik, gara-gara masalah perjodohan ini,” batin Aslan. Yang sudah tahu penyebabnya, kenapa wajah bos nya begitu terlihat menyeramkan, padahal masih pagi. “Tergantung, pak,” “Tergantungnya?” “Kalau wanita yang mau dijodohkan baik, sholeha, dan tahu sopan santun, jelas saja mau. Apalagi kalau cantik,” “Ck, Perasaan nggak ada wanita seperti yang kamu sebutkan di dunia ini. menurut saya, semua wanita itu cerewet, suka ngambek, cengeng, dan satu lagi, tahunya hanya shopping,” ucap Brama dengan wajah menahan kesal. “Kebanyakan sih memang seperti itu, Pak. Tapi saya yakin, pasti ada wanita seperti yang saya katakan tadi, ya walaupun mungkin langkah,” “Tapi kalau menurut saya, mendingan bapak ketemu saja dulu dengan wanita yang mau di jodohkan dengan bapak. Saya yakin, Kakek akan memilihkan wanita yang terbaik untuk bapak,” kembali Aslan berbicara. “Bagi saya, semua wanita sama aja Lan,” sahut Brama. “Yauda, kamu lanjut saja pekerjaan kamu, kalau sudah ada jadwal Meeting, langsung kabari saya,” “Baik, pak,” Begitu Aslan sudah keluar. Brama langsung menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi kebesarannya. “Hufffff…..Apa aku ketemu dulu aja ya sama wanita itu?” “Ck, Ini semua gara-gara kakek, kalau nggak karena perusahaan, aku nggak mau dijodohkan. apalagi sama cewek yang manja,” geram Brama. ****** Di tempat lain, Seorang wanita cantik sedang sibuk melihat layar laptop dengan begitu serius. sampai-sampai matanya tak berkedip sama sekali. “Awas copot matamu Tik,” tegur Ema Yang ditegur langsung menolehkan kepalanya, senyumnya langsung terbit, dan siapa pun yang melihat, sudah di pastikan akan langsung jatuh cinta. Cantika Viola Putri, Wanita yang katanya mirip artis korea, hidung mancung, mata bening, bibir nya yang mungil, berwarna pink natural, membuat kecantikannya begitu paripurna. “Aku lagi liat foto pernikahan klien kita minggu lalu, bagus-bagus,” Cantika memberitahu. “Liat foto klien kita? apa pengen nikah?” ejek Ema. Cantika hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Cantika wanita mandiri yang sekarang sukses mendirikan jasa WO dan EO. sudah banyak yang memakai jasanya, termasuk artis terkenal dan beberapa perusahaan besar juga. “Oia, soal perjodohan kamu gimana?” tanya Ema. Kini sudah duduk di depan meja Cantika. Sebagai asisten sekaligus sahabat karib Cantika. Apapun tentang Cantika, jelas Ema tahu segalanya. kecuali uang yang ada di rekening, jelas ini menjadi rahasia publik. “Nggak tahu, belum ada kabar,” “Nggak mau kali tuh cowok, Tik?” tebak Ema. Cantika terdiam, wajahnya terlihat serius, hembusan nafas keluar dari bibir pink alaminya. “Kalau bukan karena wasiat Ayah, aku juga nggak mau nerima perjodohan ini, Ma. Di tambah aku juga nggak kenal sama orangnya,” ucap Cantika, dengan suara lirih. “Nyesel dia kalau nolak kamu, Tik. Secara, semua cowok yang udah ketemu kamu, pasti langsung tergila-gila. Tuh cowok belum tahu aja kamu siapa,” “Yauda biar aja, selagi kakek Prabu belum kasih kabar, ya aku diam aja,” “Kakek siapa? Prabu?” tanya Ema. wajahnya terlihat cukup serius. “Iya, Prabu Adiyaksa,” “Apa!!” terkejut Maya. Suara Maya yang besar, membuat Cantika juga ikut terkejut. “Kenapa sih?” “Ya ampun, Tik. Kamu itu bego apa bloon sih?” “Hahk!” heran Cantika, matanya menatap Maya, yang sudah bangkit dari duduknya. Dan kini berdiri di samping kursinya. “Kalau yang kamu bilang Prabu Adiyaksa, bisa jadi pria yang mau di jodohkan sama kamu itu cucunya,” ucap Maya memberitahu. “Memangnya siapa cucunya?” tanya Cantika, dengan wajah polosnya. “Brama Adiyaksa,” “Apa!!”Cantika langsung menatap Brama dengan wajah yang terlihat serius. Hembusan napas keluar dari mulut Cantika dengan pelan.“Apa Kamu melihat wajahku seperti ketakutan?” bukannya menjawab, Cantika justru bertanya balik.Brama tidak menjawab, tapi matanya menatap Cantika dengan tatapan tajam. “Ingat pak Brama yang terhormat, saya bukan wanita lemah yang bisa ditindas sesuka hati. Paham!!” Cantika kembali menatap para tamu. Wajah yang tadinya terlihat datar, seketika berubah terlihat manis, karena Cantika langsung menunjukkan senyumannya.“Pintar sekali aktingnya, padahal jelas-jelas tadi aku liat dia seperti tertekan,” batin Brama.Di tempat Sarah, Dana dan Iqbal berdiri, kakek Prabu menatap ketiganya dengan tajam. “Tolong hargai acara pernikahan Brama dan Cantika. Jangan merusak suasana dengan sikap kalian yang tidak punya etika itu,” tegur kakek Prabu. “Maaf, Pa,” ucap Dana, dengan wajah sedikit ketakutan.“Jangan diulangi lagi, ini terakhir kalinya kalian buat rusuh,” kakek Brama men
“Bukan urusanmu,” jawab Brama. Matanya menatap Iqbal dengan tajam. Dengan cepat Brama ingin membawa Cantika pergi, tapi langkahnya terhenti saat mendengar apa yang dikatakan Iqbal. “Kasihan sekali wanita cantik ini, harus jadi korban karena kamu gila harta,” Tangan Brama yang sebelah langsung terkepal, Wajahnya juga terlihat memerah karena menahan emosi. “Sebaiknya urus saja urusanmu,” ucap Brama, tanpa menyahut perkataan Iqbal yang sudah membuat dirinya emosi. Dengan cepat Brama langsung menarik tangan Cantika untuk segera pergi. Lagi-lagi Cantika hanya menurut saja, tapi matanya sempat melihat Iqbal, yang sedang tertawa sinis melihat diri nya dan Brama. “Siapa dia? kenapa Brama sampai semarah itu?” batin Cantika. Kini Brama sudah sampai di toko perhiasan, Wajahnya masih terlihat menahan emosi, matanya langsung melihat Cantika. “Cepat pilih yang kamu mau,” “Menurut selera ku?” tanya Cantika. “Iya,” jawab Brama, dengan nada kesal. “Kalau mahal?” “Ck, aku bukan orang miskin
“Gimana apanya?” tanya Cantika, dengan alis berkerut menatap Ema.“Ya…kamu gimana sama tuh cowok yang di jodohkan sama kamu? suka nggak?” Cantika menatap foto keluarganya yang ada di atas meja. Melihat senyum ayah, ibu dan adiknya. Cantika juga ikut tersenyum. Hembusan nafas juga keluar dari mulutnya.“Kalau dibilang perasaan, jelas belum ada sama sekali, Ma. Tapi setiap wanita pasti berharap kebahagian bersama dengan suaminya, ketika sudah menikah. Dan aku juga berharap seperti itu, walaupun aku menikah tanpa ada rasa cinta. Aku berharap Allah akan memberikan rasa cinta untuk aku dan dia nanti,” “Aaamiinn,”..Dua hari sudah berlalu sejak Brama memberitahu kakek Prabu kalau dirinya menerima perjodohan yang sudah di atur kakeknya. Brama pikir masalah itu sudah selesai, tapi pikirannya salah besar.Saat Brama fokus dengan pekerjaannya, tiba-tiba telpon dari kakek Prabu, membuat Brama langsung berdecak kesal.“Apalagi sih?” kesal Brama, tapi tetap menjawab telpon dari kakek Prabu.“A
Brama tidak langsung menjawab pertanyaan Cantika soal perjodohan. Yang ada Brama justru menyandarkan tubuhnya di kursi. Matanya menatap Cantika dengan tajam.“Sebelum saya menjawab, saya mau tanya sesuatu ke kamu,” “Apa?” tanya Cantika.“Mau pesan apa?”“Hahk!” terkejut Cantika.“Saya bukan pria pelit yang dengan teganya membiarkan lawan bicara saya tidak memesan minum atau makanan,” jelas Brama.“Aku kira dia mau beralih jadi waitress,” gumam Cantika. Sayangnya Brama masih bisa mendengar apa yang dikatakan Cantika.“Saya dengar apa yang kamu bilang,” tegur Brama. Cantika hanya diam saja. Kepalanya langsung menoleh ke kanan dan kiri, melihat waitress.“Mbak,” panggil Cantika. Waitress yang dipanggil Cantika pun langsung datang.“Mau pesan apa, Mbak?” tanya waitress dengan sopan.“Matcha latte nya satu. No sugar,” “Ada lagi?” tanya waitress.Cantika menatap Brama, “Kamu ada mau dipesan lagi nggak?” tanya Cantika, tentu dengan nada judes.“Nggak,” Cantika pun kembali menatap Waitress
Apa yang dikatakan Ema siang tadi. membuat Cantika kepikiran. Hembusan nafas berkali-kali keluar dari mulutnya.“Kalau aku menolak perjodohan ini, alm ayah pasti kecewa,” ucap Cantika. Matanya melihat ke foto yang ada di nakas. Tangannya mengambil foto tersebut. Senyum terbit melihat foto dirinya bersama Ayah, ibu dan adiknya. Foto yang diambil tiga tahun lalu, saat Cantika baru saja lulus kuliah. “Tika memang tidak pernah bertemu dengan Pria yang bernama Brama, Yah. Tapi Tika pernah mendengar kalau dia adalah pria yang kejam,” ucap Tika, seolah-olah sedang curhat dengan Ayahnya.“Kenapa bisa ayah menjodohkan Tika dengan pria itu? apa Ayah punya hutang dengan keluarga mereka?” tanya Cantika. Hembusan Nafas kembali keluar dari mulutnya.“Sepertinya aku harus tanya ibu,” ucap Cantika.*******“Ayahmu nggak pernah punya hutang uang, Tik. Tapi Ayahmu punya hutang budi dengan pak Prabu,” jelas bu Irma. Saat ini Tika sudah berada di kampung halaman, hanya demi menanyakan kenapa Ayahnya bis
“Jadi gimana dengan tawaran kakek Bram?” tanya kakek Prabu disela sarapan pagi mereka.Brama yang tadinya sangat menikmati sarapannya, seketika langsung hilang selera makannya, “Bisa Nggak, kakek, nggak usah bahas itu dulu. Aku juga sekarang ini lagi sibuk sama proyek yang sedang berjalan,” protes Brama. Sendok yang ada di tangannya langsung di letak begitu saja. Dengan wajah kesal, Brama langsung meneguk jus jeruk yang sudah disiapkan pelayan.“Kalau nanti-nanti bahasnya, yang ada kamu ngelak terus.” balas kakek Prabu.“Ck, pagi-pagi udah bahas yang nggak penting, buat mood ilang aja,” gumam Brama. sayangnya kakek Prabu masih bisa mendengar apa yang dikatakan cucu kesayangannya itu.“Kalau kamu nggak mau juga masalah,” ucap kakek Prabu. Brama yang niatnya mau bangkit dari duduknya, jelas terkejut, kepalanya langsung menoleh menatap sang kakek.“Serius?”“Iya, tapi kamu harus tinggalkan semua fasilitas yang kakek berikan,” “Oke, nggak masalah buat Brama,” setuju Brama. “Satu lagi,”
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments