Home / Young Adult / Mengejar Restu Tuhanmu / Bab 7 Penolakan Zeyna

Share

Bab 7 Penolakan Zeyna

Author: Aisah Amanda
last update Huling Na-update: 2024-05-02 13:55:42

Setelah usai makan siang, Zeyna belum kunjung kembali.

Hal itu membuat Kyoyo dan yang lainnya merasa khawatir, terutama Rin.

"Bibi, aku susul Zeyna ya." ucap Rin yang benar benar tidak tenang.

"Iya, kamu dan Akio susul Zeyna. Bibi takut terjadi apa apa padanya." ucap Kyoyo.

Kyoyo begitu terlihat khawatir dengan Zeyna.

Tanpa berpikir panjang, Rin dan Akio pergi ke tempat ibadah umat muslim yang ada di dekat taman.

****

Sedangkan di tempat Zeyna....

Zeyna berusaha menghindari dua orang yang sedang mengganggunya.

"Maaf, biarkan saya lewat. Saya buru buru." ucap Zeyna dengan tegas.

Dua pria itu tertawa melihat Zeyna. Keadaan sekitar juga terlihat sepi.

"Nona manis, jangan melawan. Ikut saja dengan kami. Kami pasti akan membuatmu nyaman." ucap salah satu dari mereka.

Mendengar hal itu membuat Zeyna sangat jijik dengan mereka.

Tatapan mesum dan penampilan yang berantakan membuat Zeyna ingin sekali memukulnya.

"Saya tegaskan sekali lagi. Minggir! Saya buru buru, atau saya akan berteriak karena kalian mengganggu saya." ucap Zeyna.

"Hahaha.....teriak saja nona manis. Tidak akan ada yang mendengarmu, karna area sini sangat sepi. hampir tidak ada orang yang akan melewati jalur ini." ucap pria itu.

Hati Zeyna bergetar. dia benar benar ketakutan. Tapi dia tidak bisa memperlihatkan rasa takutnya.

Karena jika Zeyna memperlihatkan rasa takutnya, maka yang ada mereka akan semakin merajalela.

"Ya Allah, tolonglah hambamu ini. Hamba takut, ya Allah." ucap Zeyna dalam hati.

Mereka mulai melangkah mendekat, dan Zeyna mengambil langkah mundur.

Saat Zeyna mentok di dinding, dia benar benar semakin ketakutan.

"Seseorang, tolong aku...." ucap Zeyna dalam hati.

Entah kenapa bayang bayang wajah Rin terlintas di pikirannya.

Tangan pria asing itu ingin menyentuh tangan Zeyna.

Zeyna menutup matanya, dan berharap seseorang menghentikan mereka.

Tinggal beberapa senti lagi tangan pria itu menyentuh Zeyna, tapi....

Grep....bugh...bugh...bugh....

Tiba tiba saja pria itu di tarik dan langsung di hajar.

Teman pria itu terkejut karena temannya yang tiba tiba di tarik dan di pukuli.

Zeyna membuka matanya dan melihat siapa orang yang menolongnya.

"Rin, Akio-kun." ucap Zeyna saat melihat Rin dan Akio yang memukuli dua orang itu.

"Berani sekali kau ingin menyentuhnya? Kau sudah tidak ingin hidup. HAH?....Bugh..."

Rin memukuli wajah pria itu hingga memar memar.

Zeyna yang melihat itu tidak bisa membiarkannya saja, takut Rin akan membunuhnya nanti.

Sedangkan Akio sudah berhenti menghajarnya, karena lawannya sudah tidak bisa bangkit lagi.

"Zey kau tidak apa?" Tanya Akio.

Zey mengambil langkah mundur satu langkah untuk menjaga jarak dengan Akio.

"Aku tidak apa. Tapi tolong hentikan, Rin." ucap Zeyna.

Akio menganggukkan kepala nya dan berjalan memisahkan Rin dari pria yang mengganggu Zeyna tadi.

"Sudah cukup, Rin." ucap Akio yang menarik lengan Rin dan menahannya.

"Lepas, dia ingin menyakiti Zeyna. Aku tidak terima. Lepaskan aku! biar aku menghajar dia sampai mati." ucap Rin yang di penuhi amarah.

"Jika kamu menghajar nya sampai mati, maka kau akan terkena pidana, Rin " ucap Zeyna

Mendengar suara Zeyna membuat Rin menghentikan niatnya dan beralih menatap Zeyna.

"Kamu tidak apa? Apa dia menyentuhmu?" Rin terlihat begitu khawatir.

Bahkan Rin ingin menyentuh pundak Zeyna. Tapi Zeyna lebih dulu mundur dan mengangkat tangannya. Memberi isyarat untuk tidak menyentuhnya.

"Aku tidak apa. terima kasih kalian sudah datang menolongku." ucap Zeyna.

Rin tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kalian berdua pergi duluan ke tempat yang lain. Aku akan membawa dua orang ini ke tempat penjaga." ucap Akio.

"Tapi....bukankah lebih baik kalau kita pergi bersama?" Saran Zeyna. Karena dirinya merasa kurang nyaman jika hanya berdua dengan Rin.

"Tidak, Zey. Kyoyo-san terlihat begitu sangat khawatir. Jadi kamu dan Rin kembali lebih dulu." ucap Akio.

Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Akio menarik kedua orang itu dan membawanya ke tempat petugas.

Tinggallah, Zeyna dan Rin. Mereka berjalan ke tempat Kyoyo dan yang lainnya.

Rin berjalan di belakang Zeyna sambil menatap punggung Zeyna.

"Jangan berjalan di belakangku. Lebih baik kamu berjalan beriringan denganku. Akan tetapi sedikit berjarak." ucap Zeyna yang seolah memahami kalau Rin sedang memandangnya.

Mendengar ucapan Zeyna, Rin tersenyum dan langsung berjalan di samping Zeyna.

Mereka kembali diam. Sampai Rin membuka suara terlebih dahulu.

"Zeyna, boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Rin dengan sangat hati hati.

Zeyna menatap Rin, "selama pertanyaanmu bisa aku jawab, maka tidak masalah." ucap Zeyna.

"Kenapa kamu sepertinya sangat menghindari bersentuhan dengan siapapun? Terutama dengan laki laki. Apa kamu memiliki trauma terhadap laki laki?" Tanya Rin.

Zeyna tersenyum, "perbaiki pertanyaanmu, Rin. Aku bukan menolak bersentuhan dengan siapapun. Hanya dengan laki laki saja, dan itu bukan karena aku memiliki trauma terhadap laki laki." jelas Zeyna.

"Lalu?"

"Karena itu adalah aturan yang harus aku patuhi. Di dalam agamaku, tuhanku sangat menjaga seorang wanita. Kaum wanita juga sangat dihormati. Maka dari itu, kami para kaum wanita harus menjaga martabat kami, dan menjaga diri dengan baik." jelas Zeyna.

Rin tampak tidak mengerti dengan penjelasan Zeyna.

"Singkatnya, kami dilarang bersentuhan langsung dengan seorang laki laki yang tidak memiliki hubungan apapun. Kecuali di saat yang paling terdesak." jelas Zeyna.

"Contohnya?"

"Contohnya, antara hidup dan mati. jika kau tidak menyentuhku, aku akan mati. Singkatnya seperti itu." jelas Zeyna.

"Lalu, apa semua laki laki? Bagaimana dengan ayahmu?" Tanya Rin yang sepertinya semakin tertarik.

"Bukankah aku sudah bilang, seseorang yang tidak memiliki hubungan apapun. Itu berarti jika memiliki hubungan darah boleh. Seperti ayah atau saudara kandung laki laki." jelas Zeyna.

"Dan satu lagi. Satu orang laki laki yang tidak memiliki hubungan darah yang bisa menyentuh wanita." ucap Zeyna.

"Siapa?" Rin menatap begitu penasaran.

"Suami. Gelar yang bisa menyentuh sepenuhnya hanya seorang pria yang memiliki gelar suami." Jelas Zeyna dengan penuh senyuman.

Seketika Rin merasa senang, tapi beberapa saat kemudian dia merasa sedih.

Rin kembali teringat dengan ucapan mamanya, untuk tidak mencintai Zeyna.

Zeyna sepertinya sadar dengan perubahan ekspresi wajah Rin.

"Rin, kamu baik baik saja?" Tanya Zeyna.

Rin menghentikan langkahnya. Tepat di bawah pohon sakura yang berguguran kelopaknya. Zeyna merasa heran juga berhenti dan menatap ke arah Rin.

"Em...apa aku bisa menjadi salah satu dari kandidat untuk menjadi suami mu?" Ucap Rin.

Seketika Zeyna terpaku dengan ucapan Rin. Angin sepoi sepoi menghampiri keduanya.

Kelopak kelopak sakura yang berterbangan ke arah mereka.

Entah kenapa jantung Zeyna berdebar dan wajahnya seketika merona dengan ucapan Rin.

Ini adalah hari kedua di mana Zeyna dan Rin bertemu, dan secepat itu Rin jatuh cinta dengan Zeyna.

Keduanya hanya diam, dan pandangan mereka bertemu satu sama lain.

Zeyna benar benar tidak tahu harus menjawab apa

Hatinya ingin menolak, tapi mulutnya sangat sulit untuk mengatakan hal itu.

Zeyna tersenyum, "takdir kita berdua berbeda, Rin. dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya."

"Kenapa Zey? Apa kamu tidak memberikanku kesempatan untuk membuktikan ucapanku?"

Zeyna berbalik membelakangi Rin, "bukan aku tidak memberimu kesempatan. tapi....dari segi apapun, kamu sudah tereliminasi, Rin. Kuharap kamu mengerti " ucap Zeyna yang langsung pergi tanpa menatap Rin.

Rin masih terpaku dengan ucapan Zeyna, tereliminasi? Kenapa?, itulah yang ada di benak Rin saat ini.

"Jika kamu berpikiran untuk bersama Zeyna mama tidak setuju "

Rin kembali teringat dengan ucapan mama nya waktu itu.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 47 Lamaran?

    "Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Ayano."Em, kau kembalilah. Tolong bereskan barang barangku." ucap Rin tanpa menatap Ayano.Ayano terdiam sesaat, dia menatap Rin dengan tatapan serius."Rin, aku akan ikut denganmu." ucap Ayano.Rin yang tadinya memalingkan wajahnya kini menatap Ayano dengan tatapan tidak percaya."Apa maksudmu ikut dengan ku? Kau ingin jatuh miskin denganku?" ucap Rin tak percaya."Hahaha.....jatuh miskin? Harta ku sudah cukup untuk memenuhi hidupku sampai tua. Jika kau menumpang di kehidupanku juga masih cukup." ucap Ayano yang terkesan meledek Rin."Kau mengejekku, ya? Kau pikir aku tidak memiliki uang ku sendiri?" ucap Rin yang tidak mau kalah."Haha....sudahlah. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil semua barang barangmu, dan juga aku akan mengundurkan diri dan ikut denganmu." ucap Ayano.Ayano langsung pergi tanpa menatap reaksi Rin terlebih dahulu."Sepertinya aku cukup beruntung memilikimu, Ayano." ucap Rin yang menatap kepergian Ayano.Rin merebahkan t

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 46 Diusir?

    Di rumah sakit....Rin masih belum ada perkembangan. Bahkan sudah dua hari ini Rin belum mau membuka matanya.Padahal sudah ada pergerakan dari tubuhnya.Ayano masih duduk di luar kamar rawat Rin, menatap kontak Zeyna yang didapatkannya dari Akio.Dua hari lalu...."Maaf, Ayano. Bukan aku tidak ingin membantumu. Hanya saja, Zeyna sudah kembali ke Indonesia. Dan untuk dia kembali kesini hanya untuk, Rin.....rasanya itu berat." jelas Kyoyo.Ayano tampak kecewa dengan jawaban dari Kyoyo."Setidaknya, bisakah aku meminta kontak Zeyna?" tanya Ayano."Maaf untuk itu. Aku tidak bisa sembarangan memberikan kontaknya pada orang lain." ucap Kyoyo.Ayano pergi dengan rasa kecewa, dirinya tidak bisa berbuat apapun."Kau ingin menghubungi, Zeyna?" ucap seorang pria.Ayano melihat ke sumber suara dan melihat Akio dan Ayumi yang sepertinya menunggu Ayano di luar."Kalian?""Jangan salah paham, kami menemuimu karena kami masih memiliki rasa kemanusiaan." ucap Ayumi sinis tanpa menatap Ayano."Ayumi."

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 45 Kondisi Rin

    "NGGAK....HIKS....RIIINNN....HIKS...." Mendengar tangisan Miyuki, Ryuen langsung turun dan melihat istrinya yang kini terduduk di lantai dan menangis histeris."Apa yang terjadi?" tanya Ryuen sedikit panik melihat istrinya.Miyuki masih tidak mau bicara, dia menatap Ryuen yang di sampingnya dengan tatapan amarah."INI SEMUA GARA GARA KAMU, RYUEN...HIKS...., SEANDAINYA KAMU TIDAK MENCARI MASALAH DAN MERUNDUNG PUTRAMU, DIA PASTI MASIH BAIK BAIK SAJA....HIKS..." ucap Miyuki yang benar benar emosi saat iniRyuen tampak bingung dengan ucapan istrinya. "Rin? Dia kenapa?" Miyuki, dengan air mata yang terus berlinang kembali menatap Ryuen dengan tajam."Kamu bertanya dia kenapa?" Miyuki menjeda ucapannya, "Dia mengalami kecelakaan, Ryuen. Saat ini kondisinya tidak akan yang tau....hiks....."Ryuen membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya."Maaf, sayang. Aku salah. Aku yakin putra kita akan baik baik saja." "Tapi bagaimana jika Rin kenapa napa...hiks...aku tidak sanggup menerimanya...."

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 44 Kecelakaan

    Rin berhenti di sebuah club malam. Kedatangannya langsung menjadi perhatian banyaknya wanita yang ada di sana.Rin memesan dua botol Alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah menyentuh yang namanya Alkohol, bukan karena hal apapun. Karena tubuhnya tidak kuat jika harus mengkonsumsi Alkohol.Di tempat Ayano....Beberapa saat setelah ketinggalan jauh dari Rin, akhirnya Ayano menemukannya.Ayano berhenti di depan club. Dia melihat mobil Rin yang terparkir."Ck...apa yang akan dilakukannya lagi. Jangan bilang dia sedang minum minum untuk melampiaskan rasa kesalnya." Dengan rasa penuh kesal, Ayano masuk untuk memastikan.Benar saja, ternyata Rin minum minum, bahkan Rin juga sudah menghabiskan beberapa batang rokok."Dasar bodoh...." Ayano melangkah dengan langkah cepat menghampiri Rin.Menarik botol yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.PRANG....Seketika semua pandangan mengarah pada mereka. Musik yang tadinya menyala mengiringi goyangan mereka, kini terhenti dan m

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 43 Pertengkaran Hebat

    Seminggu kemudian.....Di kediaman Kiyotaka....Setelah kepergian Zeyna, Rin menjadi frustasi. Yang biasa sifatnya ceria dan manja pada Mamanya, kini seketika hilang. Rin jarang keluar kamarnya, dia lebih tertutup. Bahkan, Rin juga tidak merespon grup Orkestra dan beberapa panggilan untuk manggung selama seminggu ini.Di ruang makan....Ryuen dan Miyuki sedang makan malam bersama. Namun kali ini tanpa kehadiran putra semata wayangnya. Bukan hari ini, dalam seminggu ini, Rin hampir tidak pernah keluar kamar dan memilih makan di kamarnya."Huh....anak itu masih belum mau keluar dari kamarnya?" ucap Ryuen yang tampak kesal dengan sifat kekanak kanakan putranya.Miyuki hanya diam dan memperhatikan Ryuen."Ayano!" Ayano yang ada di dekat sana langsung menghampiri Ryuen yang memanggilnya."Iya, tuan." "Berapa jadwal manggung yang sudah ditolak anak itu?" tanya Ryuen."Dalam satu minggu ini ada lima jadwal yang telah ditolak oleh, Rin. Ada dua jadwal manggung dengan grup Orkestra juga yang

  • Mengejar Restu Tuhanmu   Bab 42 Kisah Untuk Zeyna

    Di Indonesia....Zeyna dan keluarganya melakukan aktivitas seperti biasanya.Dimana, Azzam biasanya pagi pagi sekali sudah pergi ke pesantren untuk mengajar biasanya Azizah ikut membantu, tapi karena putrinya baru kembali, dirinya memilih di rumah menghabiskan waktu bersama putrinya. Sedangkan Reyhan memiliki kesibukan di rumah sakit.Azizah dan Zeyna duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama.Saat masih asyik berbicara, tiba tiba Zeyna teringat dengan ucapan Kyoyo tentang kisah cinta kedua orang tuanya.Zeyna mendekati Azizah dan bergelayut manja di lengannya."Bunda~, Zey, 'kan sudah dewasa. Zey ingin tau bagaimana, kisah Ayah dan Bunda saat pertama kali bertemu." ucap Zeyna.Azizah tersenyum mendengar permintaan putrinya."Kenapa, emm? Sepertinya kamu sangat penasaran." Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala, "Zey, memang sangat penasaran, Bun." ucap Zeyna.Jujur saja, Zeyna penasaran bukan karena ingin tahu tentang romansa kedua orang tuanya. Tapi dirinya ingin tau,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status