Share

Laporan

“Ini rumah atau gudang?” gumam Daren setelah berkeliling di rumah Adriana. Ukuran rumah ini tidak lebih dari setengah apartemennya, dia membatin dalam hati.

“Kau tidak memiliki hak untuk menghina rumahku,” bisik Adriana dengan mata tertutup. “Setidaknya aku mendapatkannya dengan hasil kerja kerasku dan dalam kondisi serba terbatas.”

“Kau sudah sadar?” tanya Daren sedikit terkejut ternyata Adriana mendengar kata-katanya.

Daren melihat Adriana mulai membuka matanya perlahan. Adriana menoleh ke arahnya sekilas, lalu menghadap ke arah langit-langit kamar di atasnya. Gadis itu berusaha menegakkan punggungnya untuk duduk.

“Jam berapa sekarang?” tanya Adriana seakan lupa waktu.

Sudah berapa lama dia pingsan? Kenapa Daren masih di sini? Adriana bertanya-tanya dalam hati.

“Jam tujuh malam,” jawab Daren. Dia mendekati Adriana. Tangannya menyentuh dahi Adriana yang tidak lagi demam. “Keadaanmu telah membaik.Tapi, menurutku sebaiknya kau pergi ke dokter."

"Tidak mau. Aku hanya membutuhkan istiraha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status