Monarchy System : The Mafia

Monarchy System : The Mafia

last updateLast Updated : 2023-10-12
By:  KhoirulzzOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 ratings. 7 reviews
51Chapters
4.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Keadaan ekonomi yang sulit memaksa Devan tidak melanjutkan kuliahnya, memilih untuk kerja sebagai pelayan hotel demi terus hidup dan membiayai kebutuhannya. Kenyataan pahit harus dia hadapi ketika pacarnya selingkuh, hutang yang menumpuk, hingga kehilangan pekerjaan membuatnya ingin menyerah. Ketika berada di titik terendah hidupnya, dia mendapat sistem penguasa yang menyatu dengan dirinya. Seperti yang diketahui, roda ekonomi di dunia ini digerakkan oleh jaringan keluarga mafia yang berkuasa. Masa lalu yang keras membuatnya tertarik memulai jaringannya sendiri dan membangun kekuatan. Hingga terungkaplah fakta bahwa kedua orang tuanya mati bukan karena kecelakaan, namun dibunuh oleh salah satu jaringan mafia besar. Devan semakin membulatkan tekadnya untuk balas dendam, dengan sistem penguasa yang dia miliki, Devan bertekad untuk mencapai titik tertinggi demi menguasai tatanan dunia.

View More

Chapter 1

Mengacau

"Apa hari ini kamu akan lembur lagi?"

"Tentu, dengan begitu aku akan mendapat uang tambahan untuk membayar kuliahmu"

Ditengah obrolan hangat Devan dan adik angkatnya, suara seseorang memanggilnya, 

"Devan! Cepat bayar hutangmu! Kau sudah beberapa bulan ini kamu belum bayar uang sewa kamarmu."

Orang itu adalah Nyonya Cindy, pemilik sekaligus pengurus rumah susun yang kini ditinggali Devan dan adik angkatnya.

"Maaf Nyonya Cindy, saya nggak punya uang sekarang, bisakah anda memberiku waktu lagi?"

Devan memohon sambil menundukkan kepala, dia sama sekali tak berani menatap secara langsung orang didepannya.

Kedua orang tua Devan meninggal sejak dia masih kecil karena insiden kecelakaan. Meski tidak tahu secara pasti setidaknya itulah yang dia ketahui.

Awalnya keluarga Devan hidup serba kecukupan dan hidupnya pasti terjamin, karena saat itu kedua orang tuanya tergabung dalam sebuah jaringan mafia yang cukup besar.

Saat itu Devan masih berusia lima belas bulan, kedua orang tuanya menitipkannya kepada nenek-nenek kenalan ibunya di perkampungan kecil pelosok kota. Kemudian kedua orang tuanya pun pergi dan tak pernah kembali.

Empat tahun lalu nenek itupun meninggal karena usia tua, dan menitipkan cucu perempuannya yang saat itu berusia lima belas tahun.

Selang tiga tahun kemudian, dia memutuskan pindah ke rumah susun ini karena biayanya lebih murah dan kebetulan juga dekat dengan tempat kuliah adik angkatnya.

Meskipun di tempat ini terbilang sedikit kumuh, namun mereka tetap bersyukur, setidaknya mereka memiliki tempat tinggal.

"Baiklah, ini terakhir kalinya saya peringatkan kamu, kalau dalam waktu dua hari ini kamu tak membayar sewa kamarmu, kau dan adik sialanmu ini harus pergi dari sini!" ucap Nyonya Cindy mengancam dan penuh tekanan.

"..."

Kini Devan menyadari ada seorang gadis sudah berdiri di sebelahnya dengan sedikit ketakutan.

Devan memutar tubuhnya kesamping dan berkata, "kamu gak perlu khawatir masalah ini, biar kakak yang cari jalan keluarnya" ucapnya lembut sembari membelai pelan kepala gadis itu.

"T-tapi—"

Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, Devan sudah memotongnya, "Tugas kamu cuma satu, belajarlah lebih giat lagi".

Gadis itu hanya menunduk dan mengangguk pelan dihadapan kakak angkatnya. Gadis itu adalah Diana Bell, adik angkat Devan Blackwell.

"Baiklah, aku berangkat kerja dulu, jaga dirimu baik-baik," ucap Devan berpamitan sambil mencubit gemas pipi adik angkatnya.

Devan bergegas pergi ke tempatnya bekerja di salah satu hotel berbintang di kota Luxburg, meskipun hanya sebagai pengantar makanan, dia sangat beruntung karena disini termasuk hotel kelas atas di kota tempatnya tinggal.

"Devan! antarkan sarapan untuk tamu di kamar VIP lantai paling atas," ucap kepala dapur hotel itu menyuruh Devan.

"Baik, tuan Lucas...."

Sementara itu, di dalam kamar VIP yang dimaksud, Nancy terbangun dalam pelukan seorang pria bernama Morgan, yang merupakan salah satu eksekutif di perusahaan tempatnya bekerja.

Wajahnya tak berhenti tersenyum karena apa yang telah mereka lalui semalam, meski sudah cukup lama Nancy berpacaran dengan Devan, tak menutup kemungkinan dia menyukai pria yang lebih kaya dan mapan.

Tak hanya itu, pada malam sebelumnya pria itu dengan terang-terangan mengungkapkan cinta padanya di depan seluruh karyawan perusahaan tempatnya bekerja.

"Kau milikku sekarang."  Nancy berkata pada pria itu dan tak lama kemudian mereka berciuman dengan panas. Namun, dia mendengar bel berbunyi.

Dengan terpaksa Nancy berdiri, dengan hanya mengenakan celana dalamnya dia memakai piyama yang sudah disediakan oleh hotel, dan berjalan ke pintu.

"Permisi! Room Service...."

Seketika Nancy berdiri mematung beserta pemuda dengan seragam hotel dan troli di depannya.

Setelah sadar dari keterkejutannya Devan berkata, "Nancy, kena—" tak menyelesaikan perkataannya, Devan merasa seakan ada seseorang didalam.

Dia memutari troli itu berniat masuk kedalam, "Tidak! Devan, pergilah," ucap gadis itu terkejut sambil berusaha menutup pintu.

"F*ck! .... Nancy, minggir sekarang!"

Nancy menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak! Aku tidak.... Sial, Devan Pergilah! Aku tak ingin kau mengacaukan semuanya!"

Mendengarnya Devan tersentak, namun dia masih berusaha menahan pintu agar Nancy tak menutup pintu itu.

"Apa katamu? Aku, mengacau? Mengacaukan apa? Nancy, aku pacarmu! aku berhak tahu siapa orang didalam itu!"

"Devan, kau tahu maksudku, jadi pergilah! Aku sudah tak membutuhkanmu!" Nancy berkata kesal pada Devan.

Nancy benar-benar tak ingin Devan masuk dan mengacaukan semuanya, dia sama sekali tak peduli dengan Devan, tapi tidak dengan Morgan.

Dia baru berhasil mendapatkan Morgan kemarin malam, tentu dia tak ingin kehilangan Morgan, karena pria itu sangat berharga dimatanya.

Namun, saat Nancy masih berusaha keras mendorong pintu itu agar tertutup, sebuah suara membuat Nancy tersentak dan secara tak sengaja melepas pintu itu.

"Nancy.... apa ada masalah?" Morgan bertanya kepada Nancy memastikan.

Brak!.

Saat pintu itu sedah terbuka, Devan dengan jelas melihat seorang pria berdiri disana hanya dengan memakai celana dalam.

"Ja-jadi—"

Devan tak bisa lagi menyusun kata-katanya, beberapa hari terakhir dia tak bisa menghubungi Nancy, dan sekarang dia melihatnya berada didalam kamar yang sama.

Pupil mata Morgan sempat melebar, namun tak lama dia mendekati Devan dan tersenyum seakan meremehkan Devan.

Takut Morgan marah, Nancy berusaha mendekat dan berucap, "Sayang, a-aku b-bisa je—"

Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Morgan menarik Nancy ke pelukannya dan berkata, "Tidak perlu."

Mata Devan melebar, dia melihat Morgan mencium Nancy dan melumat bibirnya. Tak hanya itu, tangan Morgan meraba bokong Nancy dengan dengan gemas.

Beberapa saat kemudian, tangan Morgan meremas dua bukit kembar milik Nancy dan berkata, "Apa kau kemari hanya untuk menonton kami? Lakukan tugasmu! Bawa masuk makanan itu!."

Membuat Devan tersentak dari pikirannya yang tiba-tiba saja kosong, Devan menatap mata pria itu dan mengabaikan Nancy yang tampak bergairah saat Morgan melakukan itu padanya.

Dengan menahan marah dan malu yang sangat luar biasa, Devan kembali mendorong troli itu masuk dan meletakkan makanan di meja.

"Ini, untukmu," ucap Morgan sambil melempar puluhan uang pecahan seratus dollar ke lantai, melihat banyaknya uang itu membuat Nancy melebarkan matanya.

"Ambil itu! dan, pergi dari sini!" Morgan berkata dengan nada menghina ke Devan.

Devan terdiam sejenak dan mengambil semua uang itu satu-persatu, melihat itu Morgan berkata terkekeh, "hehehe.... lihatlah lah Nancy! Apa benar pemuda menyedihkan ini pacarmu? Aku tak percaya wanita secantik dirimu berakhir dengan pemuda sialan seperti ini."

Melihat Devan memunguti uang itu dan mendengar ucapan Morgan, membuatnya kesal dan malu.

"Sial!.... Devan, kau sangat memalukan! Aku menyesal pernah kenal denganmu!" Ucap Nancy menghina Devan.

Namun, saat semuanya selesai Devan berdiri dan tersenyum pada Morgan namun mengabaikan Nancy.

"Satu lembar ini untukku," ucap Devan sambil menunjukkan selembar uang kepada Morgan, "Sisanya, tiga belas ribu empat ratus dollar ini untuk harga wanita ini, silakan nikmati hari kalian."

Setelah itu, Devan berjalan mendekati Nancy dan berkata pelan, "Nancy, layani Tuan ini dengan baik, lakukan seperti yang seharusnya," lalu Devan pergi begitu saja meninggalkan mereka.

"Brengsek itu menjual ku?" Nancy bergumam kesal, "F*ck.... Siapa bajingan itu? Aku akan menghajarnya, holy shit." Morgan mengumpat kesal berusaha menahan amarah.

Devan tersenyum kecut saat mendengar Morgan berteriak kesal didalam sana. Sambil membuka seragam hotelnya, dia berkata, "Sepertinya aku akan dipecat "

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zaid Zaza
Izin promosi Thor. SEMUANYA bisa MAMPIR dinovel. "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2023-10-02 13:44:13
3
user avatar
Aurel
semangat terus thor......
2023-09-28 12:36:43
0
user avatar
Adinda
ceritanya bagus
2023-09-27 19:03:02
0
user avatar
Adinda
Ceritanya bagus dan bikin penasaran, tapi ya gitu harus pake koin kalo mau buka bab selanjutnya hehe
2023-09-26 18:26:48
0
user avatar
Ahmad Khoirul
saya suka novel dengan genre sperti ini
2023-09-16 01:10:15
0
user avatar
Rahayu Widayah
novel yang sangat bagus
2023-09-15 19:16:20
1
user avatar
Khoirulzz
rekomendasi buat yang suka novel genre fantasi urban
2023-09-11 18:36:15
1
51 Chapters
Mengacau
"Apa hari ini kamu akan lembur lagi?""Tentu, dengan begitu aku akan mendapat uang tambahan untuk membayar kuliahmu"Ditengah obrolan hangat Devan dan adik angkatnya, suara seseorang memanggilnya, "Devan! Cepat bayar hutangmu! Kau sudah beberapa bulan ini kamu belum bayar uang sewa kamarmu."Orang itu adalah Nyonya Cindy, pemilik sekaligus pengurus rumah susun yang kini ditinggali Devan dan adik angkatnya."Maaf Nyonya Cindy, saya nggak punya uang sekarang, bisakah anda memberiku waktu lagi?"Devan memohon sambil menundukkan kepala, dia sama sekali tak berani menatap secara langsung orang didepannya.Kedua orang tua Devan meninggal sejak dia masih kecil karena insiden kecelakaan. Meski tidak tahu secara pasti setidaknya itulah yang dia ketahui.Awalnya keluarga Devan hidup serba kecukupan dan hidupnya pasti terjamin, karena saat itu kedua orang tuanya tergabung dalam sebuah jaringan mafia yang cukup besar.Saat itu Devan masih berusia lima belas bulan, kedua orang tuanya menitipkanny
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
Pertemuan Pertama dan Terakhir
"Hello kak, apa terjadi sesuatu?"Bermaksud untuk mengabari adiknya, namun saat panggilan tersambung dan suara di seberang sana terdengar, dia tak menjawabnya.Entah kenapa dia merasa semakin tak berguna, setelah tak sengaja memergoki pacarnya yang sedang tidur dengan pria lain.Kini dia harus kehilangan pekerjaannya karena perlakuan buruk kepada pria yang bersama pacarnya di hotel tadi, dia berjalan tak tahu arah di pusat kota.Sekarang dia duduk di sebuah kursi panjang di taman kota, pikirannya kosong menatap nanar entah kemana."Kakak, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Kali ini Devan tersadar dari lamunannya dan segera menjawab gugup, "Ti-tidak, tidak ada, hanya saja...."Dia sengaja menggantung kata-katanya seakan mempertimbangkan sesuatu, tak lama kemudian dia berkata, "Mungkin aku baru pulang besok, ada sesuatu yang harus aku kerjakan, apa kamu tidak keberatan?""Hmm.... Baiklah, aku sama sekali tak keberatan, aku akan menunggumu besok kak."Mendengarnya, Devan tersenyum kecut dan
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
Mengejekku
Devan terbangun di bangku taman, entah kenapa dia merasa seperti terbangun dari tidur panjangnya. Dia kembali mengingat bagaimana dia bisa tertidur disini.Saat dia mengingatnya, dia tersadar bahwa dia tertidur sejak kemarin sore. Hanya saja, dia seperti mengalami mimpi yang aneh."Sis-?...." Gumamnya "Ah, sepertinya aku tidur terlalu lama," serunya sendiri dan bergegas pergi.Berjalan menelusuri trotoar kota Luxburg, Devan merasa perutnya sangat lapar. Dia teringat sejak kemarin sore perutnya hanya terisi ramuan dari gelandangan tua.Devan memutuskan untuk masuk ke sebuah restoran sederhana, setelah memilih tempat duduk pelayan pun datang.Tak lama setelah pelayan itu pergi, pesanan pun datang. Devan makan semua yang dipesannya dengan sangat lahap.Namun, dia terus memikirkan bagaimana nasibnya. Kemarin saja dia putus dengan pacarnya dan kehilangan pekerjaannya di waktu yang hampir bersamaan.Ditambah dia harus membayar sewa kamar tempat tinggalnya, dan harus tetap membiayai kuliah a
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
Selamatkan Diana
Mendengar suara adiknya di seberang sana, Devan mengurungkan niatnya. Tak mungkin jika dia mengganggu jam kuliah adiknya, Diana.Devan berpikir sejenak dan akhirnya dia memutuskan untuk membiarkan adiknya kuliah terlebih dahulu."Hmm, baiklah kalau begitu. Kita akan membicarakannya lagi saat kamu sudah dirumah.""Baiklah, tapi kak...."Diana sengaja menggantung kata-katanya seakan mempertimbangkan sesuatu."Aku nanti pulang agak malam, apa kakak keberatan?"Mendengar ucapan adiknya, Devan terdiam. Entah kenapa beberapa hari terakhir ini adiknya selalu pulang sampai larut malam.Tak ingin membebani adiknya, Devan menganggukkan kepala. Meski adiknya tak melihatnya."Okey, kakak akan menunggumu. Jaga diri baik-baik," ucapnya sambil menutup panggilan itu.Setelah itu, Devan melihat uang yang ada di tangannya dan seolah berpikir sejenak, "apa sistem ini juga memberiku kekayaan?" Gumamnya.Setelah di
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more
Kalian Tak Ada Bedanya
Devan cukup terkejut ketika dia sudah sampai di lokasi yang ditunjukkan oleh sistem yang dia miliki."Apa yang.... Oh tidak, kenapa Diana bisa berada ditempat seperti ini?" Gumam Devan dalam hati.Saat ini Devan berdiri di depan sebuah bar yang terlihat mewah meski tak terlalu besar."Sepertinya aku harus masuk," ucap Devan sambil melangkahkan kakinya menuju bar tersebut.Memang saat mendapatkan misi, sistemnya mengatakan sebuah tempat yang sangat tidak asing bagi Devan, yaitu The Sunshine Bar.Namun, saat Devan sudah didepan pintu masuk bar tersebut, dua orang penjaga bar itu menahannya."Hey bocah, apa yang kau lakukan disini?" Ucap salah satu penjaga tersebut."Maaf, Tuan. Sepertinya aku mengenali seseorang didalam sana," ucap Devan menjelaskan.Namun seketika kedua penjaga itu menatap Devan dari ujung kaki sampai kepalanya."Anak muda, meski bar ini tak terlalu besar, namun tempat ini tak bisa dimasuki oleh sembarang orang begitu saja," ucap penjaga lainnya."Benar sekali, bar ini
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more
Mana yang Kau Pilih
Mendengar apa yang dikatakan Devan membuat Natalie terkejut dan membelalakkan matanya."Nona, Natalie. Aku tahu kau akan terkejut, tapi bahkan aku sendiri juga tak tahu kenapa Diana juga bisa bekerja di bar milikmu."Bukan itu jawaban yang ingin didengar oleh Natali saat perkataan Devan yang seketika membuatnya terkejut.Awalnya dia cukup percaya jika pemuda yang duduk di sampingnya ini adalah kakak dari Diana, tapi siapa sangka bahwa pemuda yang bernama Devan ini akan mengatakan hal seperti itu.Bahkan setelah itu Natalie tidak cukup yakin bahwa Devan benar-benar kakak Diana."Si-siapa kau?" Natalie sedikit gugup saat menanyakan perihal siapa Devan sebenarnya, namun saat itu Devan kembali berkata."Seperti yang aku katakan saat kita bertemu di luar tadi, mungkin Diana juga menceritakannya padamu bukan?"Lagi-lagi Devan mengatakan sesuatu yang belum bisa memuaskan rasa penasarannya.Meski benar apa yang dikataka
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more
Aku Akan Mengajakmu
Beruntung bagi Devan karena saat itu dia sedang duduk di atas ranjangnya, sehingga saat dia pingsan, Devan langsung tergeletak begitu saja di atas ranjangnya.Memang meminum ramuan penguat tubuh dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Jika fisik seseorang lemah, maka akan menyebabkan pingsan karena pergantian tulang tubuh.Entah berapa lama waktu berlalu, namun sepertinya lebih dari satu jam.Devan perlahan-lahan membuka matanya dan bangun dengan pelan, "aku pingsan? Oh, sial. Sepertinya cukup lama aku pingsan," ucap Devan dengan kepalanya yang masih terasa pusing.Satu hal yang juga baru diingat Devan adalah, meski dia memiliki kemampuan bela diri level ahli, namun fisiknya cukup lemah.Bahkan tubuhnya selama ini terlihat tinggi kurus seperti orang yang tak pernah memperhatikan gizinya.Namun, saat Devan hendak bangun dan berdiri, tubuhnya terasa sangat ringan dan bugar.Bahkan saat dia melihat dirinya sendiri pad
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more
Sepertinya Kau Sangat Baik
Setelah mandi Devan benar-benar mengajak Diana ke suatu tempat dimana bahkan Diana sendiri tak pernah membayangkan.Awalnya Diana berpikir bahwa kakaknya akan mengajaknya untuk berjalan-jalan atau hanya sekedar mengajaknya ke tempat dimana kakaknya kerja saat ini.Memang sebelumnya Devan mengatakan bahwa dia sudah bekerja di tempat yang lebih baik dari pada sebelumnya.Namun, saat ini Devan mengajaknya ke sebuah salon kecantikan yang tempatnya tak jauh dari apartemen tempat mereka tinggal.Dian juga berpikir mungkin kakaknya sekarang bekerja di salon kecantikan tersebut."Kakak, ini tempat kerjamu yang sekarang?" Diana bertanya dengan sedikit bingung."Apa yang kau pikirkan, aku seorang laki-laki, dan lihatlah ini adalah salon kecantikan khusus untuk wanita."Diana mengernyitkan keningnya saat Devan mengatakan itu, dia berpikir apa salahnya jika kakaknya bekerja di salon kecantikan wanita.Namun saat itu, Devan sudah menarik tangannya dan hendak masuk kedalam salon tersebut.Saat samp
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
Aku Akan Memulainya
Beberapa saat setelah mereka keluar dari pusat perbelanjaan itu, Diana masih tak percaya dengan apa yang dia alami.Diana tentu berpikir bagaimana bisa kakaknya membayar seluruh pakaian yang saat ini dia bawa.Tentu saja Diana tak meragukan Devan sama sekali, tapi Diana juga merasa ini terlalu berlebihan, bahkan dia juga merasa telah membebani kakaknya itu.Alih-alih bertanya kepada kakaknya, Diana hanya diam saja dan mengikuti kemana saat ini Devan mengajaknya.Hingga sampailah mereka di The Sunshine Bar, tempat dimana Diana bekerja paruh waktu.Bahkan saat ini kedua penjaga bar tersebut juga menyambut mereka dengan hangat, mereka juga membantu membawakan barang belanjaan milik Diana."Kakak, kau mau kemana?" Diana bertanya saat melihat Devan hendak melangkahkan kaki."Kau bisa tunggu disini, atau lakukan apapun yang kamu suka, ini mungkin sedikit lama."Setelah mengatakan itu, Devan pergi meninggalkan Diana di ruang VVIP begitu saja.Kali ini, Diana benar-benar merasa heran dengan D
last updateLast Updated : 2023-08-07
Read more
Universitas Luxburg
Setelah Devan pergi, sekarang tubuh Natalie masih gemetar. Beberapa saat yang lalu Devan mentransfer uang sebanyak delapan puluh juta dollar pada rekeningnya.Uang yang dia sendiri pun belum pernah miliki. Saat ini setelah Devan mengatakan ingin mengajak Diana pulang, Natalie masih terpaku dengan pikirannya sendiri.Seketika Natalie berdiri dan berniat menemui dua orang yang sudah di ceritakan pada Devan sebelumnya.Dimana sebenarnya mereka ada tiga orang yang menjadi kepercayaan ayah Natalie dulu, namun salah satu dari mereka dibunuh karena berkorban demi keluarganya.Natalie saat ini juga berpikir bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan sisa-sisa kekuatan dari jaringan keluarganya.Setelah itu, Natalie langsung pergi dari sana dan berniat untuk menghampiri dua orang kepercayaan mendiang ayahnya.***Devan kembali ke apartemennya bersama dengan Diana, mereka saat ini membawa barang belanjaan yang cukup banyak.Setelah sampai di kamar apartemennya, Devan langsung me
last updateLast Updated : 2023-08-08
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status