Monarchy System : The Mafia

Monarchy System : The Mafia

Oleh:  Khoirulzz  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
7 Peringkat
51Bab
854Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Keadaan ekonomi yang sulit memaksa Devan tidak melanjutkan kuliahnya, memilih untuk kerja sebagai pelayan hotel demi terus hidup dan membiayai kebutuhannya. Kenyataan pahit harus dia hadapi ketika pacarnya selingkuh, hutang yang menumpuk, hingga kehilangan pekerjaan membuatnya ingin menyerah. Ketika berada di titik terendah hidupnya, dia mendapat sistem penguasa yang menyatu dengan dirinya. Seperti yang diketahui, roda ekonomi di dunia ini digerakkan oleh jaringan keluarga mafia yang berkuasa. Masa lalu yang keras membuatnya tertarik memulai jaringannya sendiri dan membangun kekuatan. Hingga terungkaplah fakta bahwa kedua orang tuanya mati bukan karena kecelakaan, namun dibunuh oleh salah satu jaringan mafia besar. Devan semakin membulatkan tekadnya untuk balas dendam, dengan sistem penguasa yang dia miliki, Devan bertekad untuk mencapai titik tertinggi demi menguasai tatanan dunia.

Lihat lebih banyak
Monarchy System : The Mafia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zaid Zaza
Izin promosi Thor. SEMUANYA bisa MAMPIR dinovel. "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2023-10-02 13:44:13
3
user avatar
Aurel
semangat terus thor......
2023-09-28 12:36:43
0
user avatar
Adinda
ceritanya bagus
2023-09-27 19:03:02
0
user avatar
Adinda
Ceritanya bagus dan bikin penasaran, tapi ya gitu harus pake koin kalo mau buka bab selanjutnya hehe
2023-09-26 18:26:48
0
user avatar
Ahmad Khoirul
saya suka novel dengan genre sperti ini
2023-09-16 01:10:15
0
user avatar
Rahayu Widayah
novel yang sangat bagus
2023-09-15 19:16:20
1
user avatar
Khoirulzz
rekomendasi buat yang suka novel genre fantasi urban
2023-09-11 18:36:15
1
51 Bab
Mengacau
"Apa hari ini kamu akan lembur lagi?""Tentu, dengan begitu aku akan mendapat uang tambahan untuk membayar kuliahmu"Ditengah obrolan hangat Devan dan adik angkatnya, suara seseorang memanggilnya, "Devan! Cepat bayar hutangmu! Kau sudah beberapa bulan ini kamu belum bayar uang sewa kamarmu."Orang itu adalah Nyonya Cindy, pemilik sekaligus pengurus rumah susun yang kini ditinggali Devan dan adik angkatnya."Maaf Nyonya Cindy, saya nggak punya uang sekarang, bisakah anda memberiku waktu lagi?"Devan memohon sambil menundukkan kepala, dia sama sekali tak berani menatap secara langsung orang didepannya.Kedua orang tua Devan meninggal sejak dia masih kecil karena insiden kecelakaan. Meski tidak tahu secara pasti setidaknya itulah yang dia ketahui.Awalnya keluarga Devan hidup serba kecukupan dan hidupnya pasti terjamin, karena saat itu kedua orang tuanya tergabung dalam sebuah jaringan mafia yang cukup besar.Saat itu Devan masih berusia lima belas bulan, kedua orang tuanya menitipkanny
Baca selengkapnya
Pertemuan Pertama dan Terakhir
"Hello kak, apa terjadi sesuatu?"Bermaksud untuk mengabari adiknya, namun saat panggilan tersambung dan suara di seberang sana terdengar, dia tak menjawabnya.Entah kenapa dia merasa semakin tak berguna, setelah tak sengaja memergoki pacarnya yang sedang tidur dengan pria lain.Kini dia harus kehilangan pekerjaannya karena perlakuan buruk kepada pria yang bersama pacarnya di hotel tadi, dia berjalan tak tahu arah di pusat kota.Sekarang dia duduk di sebuah kursi panjang di taman kota, pikirannya kosong menatap nanar entah kemana."Kakak, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Kali ini Devan tersadar dari lamunannya dan segera menjawab gugup, "Ti-tidak, tidak ada, hanya saja...."Dia sengaja menggantung kata-katanya seakan mempertimbangkan sesuatu, tak lama kemudian dia berkata, "Mungkin aku baru pulang besok, ada sesuatu yang harus aku kerjakan, apa kamu tidak keberatan?""Hmm.... Baiklah, aku sama sekali tak keberatan, aku akan menunggumu besok kak."Mendengarnya, Devan tersenyum kecut dan
Baca selengkapnya
Mengejekku
Devan terbangun di bangku taman, entah kenapa dia merasa seperti terbangun dari tidur panjangnya. Dia kembali mengingat bagaimana dia bisa tertidur disini.Saat dia mengingatnya, dia tersadar bahwa dia tertidur sejak kemarin sore. Hanya saja, dia seperti mengalami mimpi yang aneh."Sis-?...." Gumamnya "Ah, sepertinya aku tidur terlalu lama," serunya sendiri dan bergegas pergi.Berjalan menelusuri trotoar kota Luxburg, Devan merasa perutnya sangat lapar. Dia teringat sejak kemarin sore perutnya hanya terisi ramuan dari gelandangan tua.Devan memutuskan untuk masuk ke sebuah restoran sederhana, setelah memilih tempat duduk pelayan pun datang.Tak lama setelah pelayan itu pergi, pesanan pun datang. Devan makan semua yang dipesannya dengan sangat lahap.Namun, dia terus memikirkan bagaimana nasibnya. Kemarin saja dia putus dengan pacarnya dan kehilangan pekerjaannya di waktu yang hampir bersamaan.Ditambah dia harus membayar sewa kamar tempat tinggalnya, dan harus tetap membiayai kuliah a
Baca selengkapnya
Selamatkan Diana
Mendengar suara adiknya di seberang sana, Devan mengurungkan niatnya. Tak mungkin jika dia mengganggu jam kuliah adiknya, Diana.Devan berpikir sejenak dan akhirnya dia memutuskan untuk membiarkan adiknya kuliah terlebih dahulu."Hmm, baiklah kalau begitu. Kita akan membicarakannya lagi saat kamu sudah dirumah.""Baiklah, tapi kak...."Diana sengaja menggantung kata-katanya seakan mempertimbangkan sesuatu."Aku nanti pulang agak malam, apa kakak keberatan?"Mendengar ucapan adiknya, Devan terdiam. Entah kenapa beberapa hari terakhir ini adiknya selalu pulang sampai larut malam.Tak ingin membebani adiknya, Devan menganggukkan kepala. Meski adiknya tak melihatnya."Okey, kakak akan menunggumu. Jaga diri baik-baik," ucapnya sambil menutup panggilan itu.Setelah itu, Devan melihat uang yang ada di tangannya dan seolah berpikir sejenak, "apa sistem ini juga memberiku kekayaan?" Gumamnya.Setelah di
Baca selengkapnya
Kalian Tak Ada Bedanya
Devan cukup terkejut ketika dia sudah sampai di lokasi yang ditunjukkan oleh sistem yang dia miliki."Apa yang.... Oh tidak, kenapa Diana bisa berada ditempat seperti ini?" Gumam Devan dalam hati.Saat ini Devan berdiri di depan sebuah bar yang terlihat mewah meski tak terlalu besar."Sepertinya aku harus masuk," ucap Devan sambil melangkahkan kakinya menuju bar tersebut.Memang saat mendapatkan misi, sistemnya mengatakan sebuah tempat yang sangat tidak asing bagi Devan, yaitu The Sunshine Bar.Namun, saat Devan sudah didepan pintu masuk bar tersebut, dua orang penjaga bar itu menahannya."Hey bocah, apa yang kau lakukan disini?" Ucap salah satu penjaga tersebut."Maaf, Tuan. Sepertinya aku mengenali seseorang didalam sana," ucap Devan menjelaskan.Namun seketika kedua penjaga itu menatap Devan dari ujung kaki sampai kepalanya."Anak muda, meski bar ini tak terlalu besar, namun tempat ini tak bisa dimasuki oleh sembarang orang begitu saja," ucap penjaga lainnya."Benar sekali, bar ini
Baca selengkapnya
Mana yang Kau Pilih
Mendengar apa yang dikatakan Devan membuat Natalie terkejut dan membelalakkan matanya."Nona, Natalie. Aku tahu kau akan terkejut, tapi bahkan aku sendiri juga tak tahu kenapa Diana juga bisa bekerja di bar milikmu."Bukan itu jawaban yang ingin didengar oleh Natali saat perkataan Devan yang seketika membuatnya terkejut.Awalnya dia cukup percaya jika pemuda yang duduk di sampingnya ini adalah kakak dari Diana, tapi siapa sangka bahwa pemuda yang bernama Devan ini akan mengatakan hal seperti itu.Bahkan setelah itu Natalie tidak cukup yakin bahwa Devan benar-benar kakak Diana."Si-siapa kau?" Natalie sedikit gugup saat menanyakan perihal siapa Devan sebenarnya, namun saat itu Devan kembali berkata."Seperti yang aku katakan saat kita bertemu di luar tadi, mungkin Diana juga menceritakannya padamu bukan?"Lagi-lagi Devan mengatakan sesuatu yang belum bisa memuaskan rasa penasarannya.Meski benar apa yang dikataka
Baca selengkapnya
Aku Akan Mengajakmu
Beruntung bagi Devan karena saat itu dia sedang duduk di atas ranjangnya, sehingga saat dia pingsan, Devan langsung tergeletak begitu saja di atas ranjangnya.Memang meminum ramuan penguat tubuh dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa. Jika fisik seseorang lemah, maka akan menyebabkan pingsan karena pergantian tulang tubuh.Entah berapa lama waktu berlalu, namun sepertinya lebih dari satu jam.Devan perlahan-lahan membuka matanya dan bangun dengan pelan, "aku pingsan? Oh, sial. Sepertinya cukup lama aku pingsan," ucap Devan dengan kepalanya yang masih terasa pusing.Satu hal yang juga baru diingat Devan adalah, meski dia memiliki kemampuan bela diri level ahli, namun fisiknya cukup lemah.Bahkan tubuhnya selama ini terlihat tinggi kurus seperti orang yang tak pernah memperhatikan gizinya.Namun, saat Devan hendak bangun dan berdiri, tubuhnya terasa sangat ringan dan bugar.Bahkan saat dia melihat dirinya sendiri pad
Baca selengkapnya
Sepertinya Kau Sangat Baik
Setelah mandi Devan benar-benar mengajak Diana ke suatu tempat dimana bahkan Diana sendiri tak pernah membayangkan.Awalnya Diana berpikir bahwa kakaknya akan mengajaknya untuk berjalan-jalan atau hanya sekedar mengajaknya ke tempat dimana kakaknya kerja saat ini.Memang sebelumnya Devan mengatakan bahwa dia sudah bekerja di tempat yang lebih baik dari pada sebelumnya.Namun, saat ini Devan mengajaknya ke sebuah salon kecantikan yang tempatnya tak jauh dari apartemen tempat mereka tinggal.Dian juga berpikir mungkin kakaknya sekarang bekerja di salon kecantikan tersebut."Kakak, ini tempat kerjamu yang sekarang?" Diana bertanya dengan sedikit bingung."Apa yang kau pikirkan, aku seorang laki-laki, dan lihatlah ini adalah salon kecantikan khusus untuk wanita."Diana mengernyitkan keningnya saat Devan mengatakan itu, dia berpikir apa salahnya jika kakaknya bekerja di salon kecantikan wanita.Namun saat itu, Devan sudah menarik tangannya dan hendak masuk kedalam salon tersebut.Saat samp
Baca selengkapnya
Aku Akan Memulainya
Beberapa saat setelah mereka keluar dari pusat perbelanjaan itu, Diana masih tak percaya dengan apa yang dia alami.Diana tentu berpikir bagaimana bisa kakaknya membayar seluruh pakaian yang saat ini dia bawa.Tentu saja Diana tak meragukan Devan sama sekali, tapi Diana juga merasa ini terlalu berlebihan, bahkan dia juga merasa telah membebani kakaknya itu.Alih-alih bertanya kepada kakaknya, Diana hanya diam saja dan mengikuti kemana saat ini Devan mengajaknya.Hingga sampailah mereka di The Sunshine Bar, tempat dimana Diana bekerja paruh waktu.Bahkan saat ini kedua penjaga bar tersebut juga menyambut mereka dengan hangat, mereka juga membantu membawakan barang belanjaan milik Diana."Kakak, kau mau kemana?" Diana bertanya saat melihat Devan hendak melangkahkan kaki."Kau bisa tunggu disini, atau lakukan apapun yang kamu suka, ini mungkin sedikit lama."Setelah mengatakan itu, Devan pergi meninggalkan Diana di ruang VVIP begitu saja.Kali ini, Diana benar-benar merasa heran dengan D
Baca selengkapnya
Universitas Luxburg
Setelah Devan pergi, sekarang tubuh Natalie masih gemetar. Beberapa saat yang lalu Devan mentransfer uang sebanyak delapan puluh juta dollar pada rekeningnya.Uang yang dia sendiri pun belum pernah miliki. Saat ini setelah Devan mengatakan ingin mengajak Diana pulang, Natalie masih terpaku dengan pikirannya sendiri.Seketika Natalie berdiri dan berniat menemui dua orang yang sudah di ceritakan pada Devan sebelumnya.Dimana sebenarnya mereka ada tiga orang yang menjadi kepercayaan ayah Natalie dulu, namun salah satu dari mereka dibunuh karena berkorban demi keluarganya.Natalie saat ini juga berpikir bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengembalikan sisa-sisa kekuatan dari jaringan keluarganya.Setelah itu, Natalie langsung pergi dari sana dan berniat untuk menghampiri dua orang kepercayaan mendiang ayahnya.***Devan kembali ke apartemennya bersama dengan Diana, mereka saat ini membawa barang belanjaan yang cukup banyak.Setelah sampai di kamar apartemennya, Devan langsung me
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status