Bimo, seorang office boy yang kerap diremehkan, menyimpan kekuatan mistis warisan leluhurnya. Setelah bangkit dari keterpurukan, ia menjelma menjadi konsultan pribadi yang dicari banyak Wanita cantik dan kaya. Dengan kemampuan supranaturalnya, Bimo membantu para klien mengatasi berbagai masalah rumit, mulai dari asmara hingga gangguan makhluk halus. Namun, entah kenapa klien-klien wanitanya justru meminta ‘lebih’ darinya! “Bimo, berikan aku bayi!” “Bimo, jadikan aku Wanita seutuhnya!” “Bimo! Tolong jadi suamiku!” Namun dibalik itu semua. Tak ada yang tahu, jika ilmu leluhur Bimo ternyata juga mengandung sebuah kutukkan! Sebuah kutukkan yang harus ditanggung oleh Bimo, hingga dia menemukan jodohnya! Apa yang bisa Bimo lakukan untuk itu semua?!
Lihat lebih banyakKlaghk!
“Aiihh..! Brengsek kau..!” seru terkejut marah seseorang di dalam kamar toilet. Saat seorang OB membuka begitu saja pintu kamar toilet itu. “Hahh..! Ma-maaf Bu Devi..!” Klekh! Bimo berseru terkejut bukan main, saat sepasang matanya melihat tubuh mulus setengah polos Devi, yang juga nampak buru-buru menarik celana bahannya ke atas. Namun tentu saja Bimo sempat melihat sepasang paha jenjang mulus, dan juga belahan belakang yang menonjol kencang menggoda milik Devi tadi. Cepat Bimo menutup kembali pintu kamar toilet itu dan melepas kedua earphone dari telinganya. Ya, karena mendengarkan musik di earphone itulah, telinganya jadi tak peka mendengar suara seseorang di dalam kamar toilet itu. “Celakalah aku..!” desis lirih Bimo dengan wajah panik dan cemas. Namun dia merasa harus tetap menanti Devi di luar kamar toilet, untuk menjelaskan kejadian yang tak disengaja itu. Klekh! Akhirnya Devi pun keluar dari kamar toilet itu dengan sepasang mata berkilat marah menatap Bimo. “Bimo..! Apakah kau tuli dan tak mendengar desiran air di dalam kamar toilet ini..?! Atau kau memang sengaja ingin mengintipku..?!” seru tajam Devi, dengan wajah memerah marah sekaligus menahan rasa malunya. “M-maaf Bu Devi. Ini memang kesalahan Bimo, karena biasanya tak pernah ada karyawan yang datang sepagi ini. Maaf Bu Devi,” ucap gugup Bimo dengan wajah tertunduk gelisah. “Salah..! Apapun yang terjadi, kau harus selalu awas dan profesional dalam bekerja! Kulihat kau tadi memakai earphone Bimo! Kutunggu kau nanti di ruanganku, pada jam istirahat siang Bimo!” seru jengkel Devi, seraya bergegas melangkah keluar dari ruang toilet wanita itu. “Baik, Bu Devi,” sahut Bimo resah. Dan Bimo pun melanjutkan tugasnya membersihkan ruang toilet itu, tentu saja dengan hati yang tak tenang dan penuh kecemasan. Karena Devi adalah wanita tercantik dan merupakan salah satu staf manajer di perusahaan itu. Bahkan diam-diam Bimo menyimpan rasa suka pada Devi! Namun kali ini Bimo merasa pasti, jika dia akan mendapatkan sanksi dari Devi atas kejadian barusan. Usai membersihkan ruang toilet, Bimo pun bergegas menuju ke arah dapur kantor. Bimo berjalan dengan pikiran setengah melamunkan kejadiannya dengan Devi tadi. Hingga di tikungan lorong menuju dapur... Brughk! Bimo bertabrakkan dengan dua sosok OB wanita, yang tengah berbelok ke arah berlawanan dengannya. Hal yang mengakibatkan seorang OB wanita terdorong kesamping, hingga menabrak dinding lorong. “Ahh..! Sialan kau Bimo..! Kalau jalan pakai mata dong! Bahu kiriku sakit nih!” maki Wanti yang menabrak dinding itu, seraya mendelik kesal pada Bimo. “Tahu nih Bimo! Kerjaannya bikin kasus saja setiap hari! Dasar gay..!” seru memaki Tia, rekan OB yang tengah jalan bersama Wanti. “Ehh! M-maaf Wanti, Tia. Aku benar-benar tak sengaja!” seru kaget Bimo, seraya minta maaf. “Maaf sih maaf Bimo..! Tapi karena bahuku sakit begini, tugasku cuci piring siang ini harus kau gantikan lho! Kalau tidak akan kulaporkan pada kepala OB, kau yang telah menyebabkan bahuku sakit!” seru marah Wanti, seraya meringis memegangi bahu kirinya. “Ahh! J-jangan..! B-baik Wanti. Biar aku yang akan mencuci piring siang ini!” sentak Bimo panik. “Benar ya Bimo! Awas kalau kau tak mengerjakannya nanti!” ancam Wanti, seraya menunjuk Bimo dan agak memajukan dadanya yang mencuat. Seolah menantang Bimo berkelahi. “Iya Wanti,” sahut Bimo cepat, seraya meneruskan langkahnya ke arah dapur kantor. “Sstthh! Kau lihat kan Tia, betapa tololnya si Bimo itu. Hihihii..!” bisik Wanti, seraya mengejek Bimo dan tertawa geli. “Hihihi! Tentu saja Wanti. Sebenarnya kau tak benar-benar sakit bahu kan..?” sahut Tia ikut tertawa geli. Ya, sesungguhnya si Wanti inilah yang menghembuskan rumor, bahwa Bimo adalah seorang gay. Hal yang dilakukannya untuk melampiaskan rasa marah, kecewa, dan kebenciannya pada Bimo. Karena Bimo pernah menolak pernyataan cintanya! Siang itu Bimo tengah sibuk mencuci piring dan menatanya di rak dapur kantor. Tak ada seorang OB pun yang mendekat, apalagi mau ikut membantu pekerjaannya itu. Dan di tengah kesibukkan yang dilakukan Bimo sambil melamunkan nasib pahit dirinya itu. Tiba-tiba.. Braakh! “Bimo..! Apakah kau tuli..?! Sialan!” hardik marah Luki sang kepala OB, sambil menggebrak sisi dinding ruangan dapur. “Hahh..!” Praanng! Bimo tersentak kaget dari lamunannya, dan tak sengaja beberapa piring yang hendak di tatanya pun jatuh pecah berkeping di lantai dapur. “Wahh! Celaka kau Bimo..! Itu kan piring-piring khusus para staf perusahaan ini! Kau harus menggantinya dengan potongan uang gajimu nanti!” seru terkejut dan marah Luki, melihat beberapa piring mahal yang pecah di lantai. “Ahh! M-maaf Kak Luki! Aku benar-benar kaget dan tak sengaja..!” seru gugup Bimo dengan wajah cemas dan panik. “Sudahlah! Cepat sana kau ke ruangan Bu Devi..! Kau disuruh menghadapnya! Tapi soal piring pecah ini tetap harus kautanggung dengan potongan gajimu bulan ini!” seru Luki kesal. “Baik Kak,” sahut Bimo lemas, seraya bergegas menuju ke ruangan Devi. Tok, tok, tok! Dengan dada berdebar tegang, Bimo pun mengetuk pintu ruang kerja Devi di lantai dua. “Masuklah..!” terdengar seruan Devi dalam dalam ruangan. Klekh! “Selamat siang Bu Devi,” ucap Bimo, setelah dia membuka pintu ruangan itu. “Masuk dan duduklah Bimo! Aku hanya akan bicara singkat saja padamu!” seru tajam Devi, dengan wajah yang berubah dingin seketika. Namun di mata Bimo, Devi tetaplah cantik dalam keadaan marah sekalipun. Dengan hidungnya yang meruncing, alis agak tebal, lesung pipit tipis, serta bibir yang selalu merekah basah. Dan cetakkan buah dada yang kencang di balik pakaian kerja Devi sungguh mengundang. Bimo kerap mengira-ngira bentuk polos dua gunung perawan itu dalam fantasinya di kamar kostnya. Sungguh sempurna! Hal yang masih dtambah dengan rambut hitam tebal berombak sebahu, yang tergerai lepas menguarkan aroma semerbak. Sungguh sensual. Tak salah jika Devi di nobatkan sebagai wanita tercantik di kantor itu! Bimo pun duduk dengan wajah tegang, cemas, dan hati berdebar tegang, bak terdakwa yang tengah menanti vonis dari sang hakim. “Bimo! Aku akan mengajukan peringatan keras pada Kepala Personalia, terkait kelakuanmu tadi pagi! Aku tak akan memintanya untuk memecatmu Bimo! Tapi sekali lagi kau berbuat kesalahan, maka tak ada ampun lagi bagimu Bimo! Kau paham Bimo..?!” ucap Devi tegas dan tak terbantahkan. “Paham Bu Devi,” sahut Bimo. Ada sedikit rasa lega di hatinya, karena Bimo menyangka tadinya dia akan dipecat dari pekerjaannya. “Baik! Kau boleh keluar sekarang!” seru tajam Devi. “Baik Bu Devi. Permisi,” ucap sopan Bimo, seraya beranjak keluar dari ruangan itu dengan lemas. Di perjalanan pulang menuju kostnya, Bimo masih menatap jendela angkot dengan nanar. Sepanjang hidupnya, ia tak pernah sekalipun merasakan keberuntungan. Bahkan sekarang, ia berada di ujung tanduk pekerjaannya setelah menyinggung bu Devi! Bimo bahkan merasa hidupnya, pun sampai kelak ia meninggal, hanya akan diisi oleh kesialan-kesialan yang membabibuta! “Jika hidupku sesial ini, buat apa hidup?” sesal Bimo pelan ketika sampai di depan pintu kamarnya. Namun, tiba-tiba netranya mendapati sebuah cahaya merah di dalam kamarnya lewat jendela. “Kebakaran?!” Bimo langsung merangsek masuk, namun tiba-tiba kamarnya itu seperti meledak dan menguarkan cahaya merah! Bimo pun tersungkur, namun tiba-tiba matanya menatap sumber cahaya merah terang itu, sebuah kotak kayu yang selama ini terlupakan dan teronggok di meja kosnya. ‘Kotak jati ukir itu, mungkinkah?!’ kejut hati Bimo.Ya, bagi Monica, musnahnya Andrew hanya bisa dibayar dengan nyawa dan kebahagiaan Bimo. Dan Monica sudah berencana, untuk juga menyingkirkan orang-orang yang dekat dengan Bimo lebih dulu. 'Dia telah melenyapkan orang yang kusayangi. Maka dia juga harus merasakan pahitnya kehilangan orang-orang yang disayanginya..! Tunggu saja pembalasanku Bimo..!' bathin Monica bertekad. Monica lalu menatap tajam ke arah sosok mayat kering Dave, sepasang matanya pun kembali memerah pekat bagaikan darah api berkobar. Dan.. Sbyarrshk..! Sosok Dave pun seketika ambyar menjadi serpihan debu hitam, lalu lenyap begitu saja dari pandangan. Sungguh mengerikkan ilmu 'Lebur Wujud' yang diterapkan oleh Monica itu. Gila..! 'Sekarang aku harus mencari keberadaan 'Tongkat Mustika Darah' milik Ayahku. Andrew pasti menyimpannya di sekitar kediaman bekas budaknya si Pieter itu'. bathin Monica lagi. Sebuah pertanyaan lagi, siapa Ayah si Monica itu sesungguhnya..? Ya, Harvest Drake adalah nama dari ayah Monica. D
"Ahh..!! B-baik Bos Yoga..! K-kami akan ikut dan tunduk padamu dan Gank Shadow sejak sekarang juga..! Kalian semua setuju..?!" seru gemetar Mandala, gentar bukan main. 'Bodoh kalau aku mati konyol..! Gara-gara menolak jadi anak buahnya..! Orang ini begitu berkemampuan, dan aku bisa memanfaatkan nama besarnya nanti..!' bathin Mandala, berpikir cepat dan cerdik. Ya, tentu saja mereka semua merasa ngeri, membayangkan kepala mereka akan dihantam ambyar dan hangus seperti motor itu. "Setujuu..!!" "Siap..!!" "Hidup Bos Yoga..!!" "Maju Gank Shadow..!!" Seketika seruan bergemuruh terdengar dari seluruh kelompok pemuda pimpinan Mandala itu. Mereka menyatakan diri setuju mengikuti jejak Mandala, untuk tunduk dan bergabung ke dalam Gank Shadow. Ya, kini resmilah Gank Shadow memiliki pelopor channel di Bali itu, dimulai dari kelompok Mandala. Sungguh cerdik si Yoga ini, dia bisa memanfaatkan celah keberadaannya di Bali.Selain mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari Prayoga Group, Yoga
"Pak Wisnu..! Keluar dan beritahu kami soal pelunasan kompensasi bagi kami..!" seru Mandala, selaku pimpinan kelompok pemuda itu. Nguunngg...! Ngukk..! Tin..! ... Tinn..!! Terdengar suara riuh rendah raungan gas puluhan motor, serta klakson yang sengaja dibunyikan secara beruntun. Sungguh suara yang memekakkan telinga dan merusak ketenangan.Hal yang memang sengaja dilakukan oleh kelompok pemuda itu, untuk mengintimidasi orang-orang di dalam posko proyek. Mandala nampak berdiri paling depan, di teras posko proyek dari PRayoga Group itu. Wajahnya menyiratkan rasa tak sabar, karena pintu posko belum juga dibuka. Klekh..! "Ahh..! R-rupanya Gus Mandala sudah datang. Silahkan duduk Gus," sentak gugup Wisnu, saat membuka sendiri pintu posko proyek itu. Sementara di dalam ruangan posko, nampak 3 orang karyawan stafnya berdiri dengan wajah pucat pasi. Ya, tentu saja Wisnu dan ketiga karyawannya, yang terdiri dari 2 wanita dan seorang pria itu panik ketakutan setengah mati. Karena mereka
"Hai Devi. Aku baik saja di sini. Aku mau mengabarkan padamu, dua minggu ke depan aku akan berlibur ke Bali. Jika kamu mau, kita bisa bertemu dan berlibur bersama di sana Devi." "Wah..! Sungguh kabar yang menyenangkan Yuriko. Sepertinya aku juga butuh refreshing dari segala rutinitas kantor. Baiklah Yuriko, aku akan bicarakan hal ini dengan Mas Bimo nanti." "Ahh..! Bagus Devi..! Senang rasanya jika kau bisa menemaniku berjalan-jalan di Bali. Soal Mas Bimo, aku yakin dia akan mengerti keinginanmu Devi. Dia pasti akan memberimu ijin." "Hihihi..! Sepertinya begitu Yuriko. Soal pekerjaan, selama ini Mas Bimo memang biasa mengatasi persoalan klien-kliennya dari jarak jauh. Aku bisa mewakilkan tugasku pada asistenku di kantor." "Wah, aku tak ragu dengan kemampuan Mas Bimo dalam hal itu. Dia memang manusia spesial, Devi. Ok Devi, kutunggu kabar darimu ya." "Baik Yuriko." Klikh..! Devi pun kembali menuju ke ruang tengah, untuk meneruskan pembicaraan santainya dengan kedua orangtuanya.
"Keparat..! Biar aku saja yang selesaikan soal itu Winda..! Kau tenang sajalah di kantor..!" seru geram Yoga. Ya, statusnya sebagai pimpinan Gank Shadow otomatis merasa tertantang, mendengar kabar dari kekasihnya itu. Dia jadi penasaran dengan ormas pemuda, yang berani menekan proyek Prayoga Group itu. *** Sementara di gedung kantor Winata Group pusat. Hendra tengah bersantai sejenak di ruang kerja pribadinya, usai memimpin meeting para staff perusahaannya pagi tadi. Tutt.. Tutt.. Tuttt..! Ponsel Hendra berdering, 'Mr Juan memanggil' tertera di layar ponselnya. Hendra ingat, Juan adalah salah satu tangan kanan mendiang Pieter dari Livingstone Group. Klikh.! "Ya. Hello Juan..!" "Siang Tuan Hendra. Semoga sukses selalu di sana. Ada sedikit kabar yang hendak saya sampaikan buat Tuan Hendra." "Kabar apa itu Juan, semoga saja itu kabar baik ya. Hahaha..!" "Begini Tuan Hendra. Saat ini Livingstone Group telah dinyatakan pailit oleh negara. Dan kediaman mendiang Tuan Pieter juga h
Empat bulan kemudian. "Baik Tuan Katada. Tapi mohon maaf, baru tersedia lima belas personel tambahan Pijar Taruna, yang bisa bersiap untuk berangkat ke sana. Karena permintaan dari para relasi lain juga tengah meningkat Pak Katada. Tapi tenang saja Pak Katada, untuk ke depannya Pijar Taruna akan terus mengadakan perekrutan dan pelatihan anggota baru. Untuk memenuhi permintaan pasar." "Terimakasih Bimo. Aku suka dengan kinerja, etika, dan kedisiplinan 50 personel terdahulu. Untuk itulah aku meminta tambahan 50 personel lagi. Baik aku akan mentransfer dananya ke rekeningmu hari ini juga Bimo. Biar jet pribadiku yang akan menjemput 15 personel yang tersedia. Kabarkan saja jika mereka sudah siap berangkat Bimo." "Baik Tuan Katada. Terimakasih." Klikh..! 'Hmm. Syukurlah, semua anggota Pijar Taruna rupanya bisa bekerja dengan baik, di lokasi kontrak mereka masing-masing', bathin Bimo merasa senang dan lega. Ya, Pijar Taruna kini telah menjelma menjadi yayasan penyedia jasa keamanan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen