"Bagaimana bisa?!" seru Lucas. Dia berdecak sebal, mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah sangat kecil kemungkinan bagi Lucas untuk mendapatkan keturunan dari Alyuura.
Pantang bagi seorang werewolf untuk bersentuhan dengan zat perak secara langsung dengan darah mereka. Maka dari itu, peluru perak adalah salah satu senjata yang sangat berbahaya bagi para Werewolf. Atau bisa dibilang sebagai satu-satunya senjata yang membahayakan nyawa mereka.
"Aku pun belum mengerti tentang keadaan ini. Baru kali ini aku menemukan seorang Luna memiliki darah yang terbuat dari perak," sahut Damian.
"Lebih baik kau periksa sekali lagi, bisa saja kau keliru. Aku tetap tidak percaya, bagaimana bisa seorang Luna memiliki darah yang terbuat dari perak?!"
"Tidak terbuat, tapi lebih tepatnya terindikasi zat perak. Ini kasus yang sangat langka. Tapi untuk memastikan lagi, aku akan memeriksa ulang. Barangkali aku yang melakukan kesalahan, semoga saja."
.
.
.
.
.
"Sekarang, wanita dengan darah suci sulit ditemukan. Yah, kalaupun ada, pasti sudah banyak makhluk dari klan vampir atau serigala yang memperebutkannya."
"Aku tidak tertarik untuk mencari seorang pasangan."
Kini dua orang pria dengan mata berwarna kemerahan, dan rambut yang berwarna hitam pekat tengah menikmati dinginnya malam melalui je dela kamar mansion yang sangat megah. Mansion dengan gaya arsitektur Inggris kuno itu nampak sangat megah dan semakin megah di kala malam hari. Meskipun sengaja dibuat redup karena si pemilik mansion yang tak terlalu menyukai cahaya.
"Oh ayolah, Rai. Kau adalah seorang vampir muda yang memasuki usia matang untuk mencari pasangan. Menikahlah dan memiliki anak, ibu pasti akan sangat senang kalau kau memberikannya cucu laki-laki yang tampan dan sehat."
"Kita bukan seperti klan makhluk berbulu itu. Jangan terlalu mengekang diri dengan peraturan kuno yang kolot itu. Kita ini adalah orang-orang spesial dengan kemampuan untuk hidup berabad-abad, aku tidak ingin terburu-buru menjerumuskan diriku ke dalam bentuk kehidupan yang membosankan."
Pria itu mengerling, matanya yang berwarna merah darah namun mengkilap seperti permata Ruby itu menatap miris ke arah lawan bicaranya itu.
"Tuan, maaf menyela pembicaraan kalian. Saya hendak meletakkan bunga ini di sini untuk mengganti bunga yang layu," ucap seorang pelayan yang menyela pembicaraan kedua pria tampan itu.
Kedua pria itu adalah salah satu orang-orang berkasta tinggi di tengah ranah masyarakat perkotaan. Mata merah dengan rambut hitam legam dan kulit yang pucat, tak salah lagi mereka adalah vampir.
Mansion yang menjadi tempat tinggal mereka itu adalah tempat tinggal sebuah keluarga vampir yang sangat terpandang di negara itu.
"Wah! mawar juliet," sapa vampir yang punya sifat ceria itu. Dia jauh lebih ramah dan hangat ketimbang saudaranya yang cenderung dingin dan tidak simpatik itu. "Artinya melambangkan cinta, sangat cocok untuk dekorasi di ruangan pernikahan."
Pria vampir itu mendekati bunga tersebut. Kemudian mengambil setangkai bunga tersebut kemudian menyerahkannya pada pria vampir yang masih tetap berada di depan jendela kamarnya tersebut. "Hei, coba lah kau berlatih untuk melamar seorang wanita."
"Berhenti mengoceh hal yang tidak penting, Rusha! aku tidak suka dengan pembicaraan konyol tentang wanita, pernikahan, dan sebagainya. Aku ingin menjalani kehidupan ku dengan caraku sendiri. Kalau kau tak punya keperluan lain selain itu, lebih baik kau keluar dari sini," sergah pria bernama Rai itu. "Daripada memikirkan aku, lebih baik kau pikirkan dirimu sendiri. Kau sendiri yang lebih tua 300 tahun daripada aku, juga masih menyendiri. Kenapa tidak berpikir untuk menikah lebih dulu daripada aku?"
Pria bernama Rusha itu berdecak sambil menggelengkan kepalanya. Jemari telunjuknya juga bergerak ke kanan-kiri mengartikan kata tidak untuk ucapan Rai. "Pelatih takkan langsung turun ke lapangan. Itulah pelatih, hanya memantau dan memberikan arahan. Bila muridnya berhasil, baru pelatih melakukannya."
"Kau bukan melatihku, tapi menjadikan ku sebagai tikus percobaan mu," maki pria bertubuh jangkung itu.
"Kau selalu berpikiran negati tentang aku, padahal aku ini adalah kakak mu sendiri. Aku menyayangimu dan memperhatikan mu, wahai adikku tersayang," ucap Rusha dengan nada dan sikap sedih yang dibuat-buat. Membuat Rai merasa mual ketika melihat tingkah laku saudaranya itu.
Ya, Rai dan Rusha adalah kakak-beradik. Mereka berdua terpaut usia tiga ratus tahun. Dan yang menjadi adiknya adalah Rai, sedangkan si kakak adalah Rusha. Namun meskipun begitu, sifat mereka itu berbanding terbalik dengan posisi mereka di dalam keluarga itu. Rusha terlihat lebih kekanakan dan juga tidak tahu aturan. Sedangkan Rai jauh lebih kalem dan dewasa.
"Aku dengar ada seorang gadis yang sangat cantik. Diklaim sebagai Luna, namun dia adalah gadis berdarah manusia murni. Bukan campuran dari makhluk jenis manapun. Kecantikannya bisa mmebuat lutut bergetar, aku pikir kau pasti akan menarik kata-kata mu bila sudah bertemu dengan gadis itu."
Rai melipat tangannya di depan dadanya. Dia mendengus sebal, menurutnya kakaknya itu tak pernah lelah untuk mengoceh setiap hari. Ia sudah muak dan ingin sekali menendang kakaknya itu agar keluar dari rumah ini. Tapi sayangnya sang kakak belum punya pemikiran untuk menikah.
"Lalu? kau pikir aku peduli?" tanya Rai dengan sarkastik. Dia mencebik dan pergi meninggalkan tempat itu begitu saja.
"Namanya Alyuura, aku yakin adikku ini pasti akan menarik kata-katanya suatu saat nanti. Bagaimana kalau kita buat taruhan?" tantang Rusha.
"Aku tidak peduli, dan aku tidak tertarik sama sekali dengan taruhan itu. Kenapa bukan kau saja yang menjadikan perempuan itu sebagai istrimu? bukankah kau sendiri yang merupakan lelaki penggila wanita?" cibir Rai.
"Astaga Rai, mulutmu itu kata-katanya sangat menyakitkan. Aku sampai terluka dibuatnya. Tapi...bila aku menawarkan benda itu, bagaimana?"
Rai berjengit, ingin sekali dia melempar saudaranya ini begitu saja dengan kekuatannya. Tapi ia segera menahan keinginannya itu ketika mendengar tawaran saudaranya tersebut.
"Jangan memancing ku, Rusha," sergah Rai dengan raut wajah yang sangat dingin.
Rusha menyeringai tipis. "Aku kan hanya menawatimu. Rupanya kau sendiri yang tertarik. Tapi kalau kau memang tidak mau, tidak apa-apa juga. Aku masih bisa menjaga benda itu sampai lima ratus tahun lagi."
Rai sudah terlanjur terpancing oleh perkataan Rusha. Nampaknya benda itu sangat berarti bagi Rai hingga dia berubah pikiran secepat itu. Padahal dari tadi, trao terus menolak tawaran atau bujukan dari Rusha.
Bicara soal itu, mari kita sedikit berkenalan dengan dua bersaudara yang tampan ini. Nama mereka adalah Rai Gushtamer Elfruaikiamu dan Rusha Grishamein Elfruaikiamu. Mereka adalah putra dari seorang pemimpin kebangsawanan vampir yaitu Rael Gashuar Elfruaikiamu.
Sedikit sulit untuk menyebutkan nama mereka, jadi lebih baik kita sebut dengan nama panggilan saja.
Elfruaikiamu adalah garis keturunan berdarah vampir yang terkenal dengan kekayaan dan kekuatan mereka yang penuh kuasa. Tak jauh berbeda dari sistem kemasyarakatan dalam klan werewolf, klan vampir juga punya kelompok-kelompok tersendiri yang dipimpin oleh tingkatan tertinggi dari mereka yang juga disebut sebagai emperor.
Mereka hidup dan membangun kawanan mereka sendiri. Namun sedikit berbeda dengan golongan werewolf, golongan vampir lebih memikirkan tentang kemewahan dan takhta. Dibandingkan werewolf yang lebih kasar, vampir lebih anggun dalam melawan musuhnya.
Mereka juga memperebutkan pasangan, mendapatkan wanita yang cantik dengan darah berisi energi magis yabg berharga sangat mereka incar. Bukan untuk dihisap sebagai pemuas rasa lapar mereka terhadap konsumsi darah. Melainkan untuk menunjang keturunan mereka agar semakin kuat dan sempurna.
Untuk aspek yang satu ini, seluruh golongan juga punya prinsip yang sama untuk urusan meneruskan keturunan.
Mereka selalu mencari pasangan yang lebih rupawan, dan juga memiliki energi supranatural yang kuat di dalam darah mereka. Agar anak mereka menjadi sosok yang semakin kuat dan istimewa.
"Lalu apa yang harus ku lakukan?" tanya Rai.
Rusha melongo. "Kau tidak tahu? tentu saja mendekati perempuan yang aku maksud tadi. Aku yakin sekali kalau perempuan itu masih belum dijamah oleh anggota kelompok werewolf."
Rai menaikkan salah satu alisnya. "Apa yang membuatmu begitu yakin akan hal itu? kau sendiri sudah tahu bukan bagaimana sifat para werewolf? mereka adalah makhluk yang penuh nafsu menjijikan. Anjing-anjing liar itu pasti sudah menggagahi wanita mereka saat itu juga.'
"Percayalah Rai, gadis yang aku maksud ini belum tersentuh oleh mereka," balas Rusha. Dia tersenyum dengan wajah yang sangat yakin.
"Kalau gadis itu tidak seperti yang kau ucapkan. Aku takkan pernah percaya pada perkataan mu lagi, biarpun kau mengatakannya sambil berlutut atau menyembah padaku," ancam Rai.
"Hoho, tidak akan pernah begitu. Karena aku mengatakan yang sebenarnya," ucap Rusha. "Ya sudah, aku tunggu pergerakan mu. Jangan banyak mengancam saja, aku sudah tidak sabar melihat adikku yang sudah perjaka tua ini membawai mempelai wanita ke rumah ini."
Rai mendelik marah. Tapi tetap saja ia mempertahankan ciri khasnya sebagai vampir yaitu tetap anggun dan berwibawa. Mereka bukan makhluk ganas seperti kaum werewolf.
"Kau sendiri juga sudah perjaka tua, Rusha. Yah, walau memang tidak ada kata tua untuk makhluk yang hidupnya mencapai ribuan tahun."
Rai kembali menatap indahnya malam, bulan purnama yang bulat sempurna memancarkan cahaya bagi seluruh penjuru dunia yang sedang berada pada waktu malam hari. Menurut Rai, bulan purnama itu tidak seindah kelihatannya. Karen banyak kekacauan yang terjadi pada saat bulan purnama.
Sebagian dari kaum werewolf ada yang tidak dapat terkendali sikap dan pikirannya golongan ini adalah golongan Lesser Wolf, Hound, dan Natural Wolf. Mereka sering berburu tak hanya berburu hewan liar, tapi juga makhluk campuran dan juga manusia murni. Di saat-saat seperti ini, mereka menjadi lebih agresif dan suka menyerang. Banyak orang yang enggan untuk bepergian atau beraktivitas di saat malam bulan purnama utuh.
Rai memejamkan matanya sejenak, membiarkan hembusan angin malam yang sejuk dan nyaman menerpa tubuhnya. Tak lama setelah itu, Rai membuka matanya, matanya yang merah darah itu mengkilap terang. Bercahaya di tengah gelapnya mansion yang pencahayaannya remang-remang.
Cahaya yang terpancar indah dari matanya itu bukan semata-mata hiasan belaka. Melainkan sebuah tanda dari respon fisik Rai. Bila ada energi magis yang sedang dikerahkan oleh Rai, maka matanya akan memancarkan cahaya merah sesuai warna matanya. Layaknya para vampir lainnya.
Rai mematung, masuk ke dalam kekuatan pikirannya sendiri. Menjelajah ke luasnya memori ingatan Rusha yang ia salin ke dalam pikirannya.
Rai terhenyak, ia mengamati sosok gadis cantik yang ada di dalam memori Rusha. Wajah Rai terlihat tegang, entah karena terpesona atau terkejut. Intinya, Rai terlihat antusias tatkala memandangi sosok Alyuura di dalam ingatan Rusha tersebut. Gaya yang anggun, tubuh yang indah dan mulus mengkilap seperti porselen, mata yang berkilau bila terkena cahaya matahari, suara yang merdu, tatapan yang teduh dan penuh kasih sayang. Oh, Rai sedang mendeskripsikan semuanya dalam hatinya secara lebih rinci. Rambut berwarna perak sempurna, mata yang berwarna nila keabu-abuan, bibir ranum yang merah muda dan; tipis, hidung yang mancung kecil, wajah putih bersih dan mulus tanpa ada satupun noda, jemari yang sangat lentik, tubuh yang tinggi dengan bokong dan payudara yang berisi. Terlalu indah bila digambarkan. Rai sudah tidak bisa menggambarkan fitur fisik Alyuura yang begitu sempurna. Saking putih dan bersihnya tubuh Alyuura, sampai-sampai bila ada apel merah di dekatnya maka warna apel itu akan t
Alyuura berusaha berteriak dan melepaskan diri dari lelaki itu. Dia tidak mengenal sosok tersebut, namun yang diketahui olehnya adalah sedikit cahaya merah dari tatapan mata lelaki tersebut. 'Siapa dia? kenapa aku dibawa pergi?'Alyuura bertanya-tanya di dalam hatinya. Ia tidak mengerti dengan situasi sekarang. Tiba-tiba saja ia diculik oleh seorang pria yang tak ia kenal. Jangankan untuk memahami maksud kejadian sekarang, untuk bertahan hidup saja sudah termasuk keajaiban besar bagi Alyuura. Alyuura seperti dihanyutkan ke sebuah sungai yang begitu deras. Tidak, dia memang tidak sedang dihanyutkan oleh seseorang. Namun dia sekarang tengah gendong seseorang dengan kecepatan berlari yang tinggi. Hembusan angin malam itu benar-benar membuat Alyuura kedinginan, ditambah pergerakan lelaki itu yang sangat cepat membuat hembusan angin yang menerpa tubuh Alyuura semakin kuat. Mulut Alyuura sudah dibekap dengan sebuah benda, entah apa tapi Alyuura tak dapat melihat apa yang ada di sekitaran
Orang itu terkekeh dengan seringai yang lebar, mengundang rasa semangat untuk bertarung dari dalam diri Oppeck dan pria tersebut. Darah yang tadinya mengalir di kepala pria itu sudah menghilang, lukanya pun juga sudah menghilang tanpa bekas. Kemampuan regenerasi lelaki itu cukup hebat rupanya. Oppeck sudah dalam mode bertarung, tubuhnya yang tadi ditutupi oleh pakaian berubah menjadi penuh bulu seperti seekor serigala. Namun bentuk tubuhnya tetap atletis seperti seorang pria tanpa berubah menjadi bentuk tubuh serigala. Sangat menarik. "Menarik, biasanya orang-orang sombong yang tidak tahu diri akan menyuruh lawannya untuk menyerah. Tapi kau malah menyuruh lawanmu untuk terus bertarung. Khekhekhe, baiklah, permintaan mu aku terima."Oppeck maju dengan cepat, tangannya sudah bersiap untuk mencakar lawannya itu dengan kuku-kuku tajam dari kelima jarinya tersebut. Kuku yang kuatnya seperti baja dan jauh lebih tajam dari pedang itu hampir saja mengenai leher vampir misterius itu kalau
"Tunggu, tadi kau bilang dia melawan vampir? jadi... orang yang menculik Alyuura adalah anggota bangsa vampir?"Lyzzia mengangguk. Lucas menggeleng, dia merasa sangat malas dan jengah ketika sudah mendengar nama bangsa vampir. Bukannya dia menghindari, namun dia sangat tidak suka dengan bangsa penghisap darah itu. Bukannya bangsa vampir dan werewolf sudah berdamai, hanya saja mereka memilih untuk diam sambil mempertahankan keadaan yang damai dan tentram. Mereka ingin suasana tetap kondusif, karena di dunia yang modern dan dikuasai dengan oaham kapitalisme ini, kelancaran dalam berbisnis itu lebih penting dari beberapa hal. Maka dari itu, kalau masih didiamkan, lebih baik saling mendiamkan satu sama lain dan sibuk pada urusan sendiri. Tapi bukan berarti mereka akan tinggal diam kalau salah satu dari pihak lawan memulai konflik terlebih dahulu. Sebuah konflik yang memang sudah kelewat batas untuk dimaklumi. "Benar, Tuan. Nona Alyuura diculik oleh seorang vampir. Saya masih belum dapa
"Ugh, kepalaku sakit," keluh Alyuura. Dia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut-denyut. Bangun setelah pingsan adalah salah satu hal yang sangat tidak nyaman dirasakan. "Anda sudah bangun? apa ada yang terluka? apa anda merasa ada sesuatu yang sakit pada bagian tubuh anda?" tanya seorang pelayan di situ. Alyuura bingung untuk menjawab pertanyaan yang mana terlebih dahulu. Jangankan untuk menjawab pertanyaan, untuk duduk dengan posisi yang benar saja rasanya cukup sulit. Padahal baru saja dia dibawa begitu saja ke istana Lucas, namun semakin banyak hal membingungkan yang Alyuura alami.Tapi bukan berarti kehidupan Alyuura sebelum dibawa ke istana ini merupakan kehidupan yang indah dan penuh kebahagiaan. Dia tak jauh dari yang namanya permasalahan dan juga air mata. Flashback On."Wah! hari ini pie apel ya? enak sekali pastinya," puji seorang pria gendut, pria itu membeli kue yang Alyuura bawakan ke toko nya. "Iya, kali ini pie apel. Besok mungkin akan ada pie susu. Kalau tida
Ketika Alyuura sibuk dengan pikirannya sendiri, tuan Mock sudah siap berdiri. Dia dengan wajah tersenyum mengerikan berdiri dari tempat dimana dia duduk. Di kamar itu sudah dipenuhi pemandangan yang tidak pantas untuk dilihat. Darah terciprat hampir di seluruh bagian dinding ruangan itu, bau amis yang menguar ke seluruh bagian ruangan itu menguar dimana-mana, ditambah dengan sebuah tubuh tak bernyawa yang bentuknya sangat tidak enak untuk dilihat. Ada beberapa bagian tubuh yang sudah tak jelas kondisinya, rusak dan hilang karena telah disantap oleh Tuan Mock. Alyuura mematung, dia tidak bergerak sama sekali. Sedangkan Tuan Mock semakin mendekatinya. Tetesan air liur merembes dari sudut mulut Tuan Mock, dia tidak lagi terlihat seperti seorang manusia baik hati yang biasanya Alyuura temui. Namun dia berubah menjadi monster mengerikan yang menakutkan. Taring yang panjang, matanya yang menyala warnanya, Tuan Mock juga mengeluarkan suara yang mirip seperti suara serigala yang sedang bers
"Bagaimana, keadaan gadis itu? apa dia baik-baik saja?"Samar-samar dapat akyuura dengan suara bariton dari luar kamarnya. Suara pria yang nampaknya sedang berbicara dengan seorang pelayan rumah itu. Alyuura tahu itu suara siapa, itu adalah suaranya Lucas. Bukannya merasa tenang, Alyuura malah merasa cemas. Dia tidak pernah dapat tertidur nyenyak setelah berada di istana ini. Walau tempat tidurnya kini adalah sebuah kasur empuk yang nyaman, walau ia mandi dengan sabun yang begitu harum, walaupun semua kebutuhannya disediakan, Alyuura tak merasa nyaman sama sekali. Padahal dia baru saja berduka. Namun yang dilakukan oleh Lucas adalah pelecehan yang membuat akyuura merasa sangat terhina. Untung saja, ada suatu keajaiban dimana dia bisa menghindari hal buruk itu. Tapi tinggal menunggu waktu sebelum Lucas benar-benar bisa menyentuh seluruh tubuh Alyuura.Dan itulah yang Alyuura takutkan sampai sekarang."Hiks hiks, Nenek. Aku rindu padamu," ucap Alyuura. "Padahal, baru beberapa hari Nen
Alyuura berusaha untuk menolak sentuhan Lucas. Namun yang anehnya adalah, tubuh Alyuura seperti menerima segala sentuhan yang Lucas berikan. Alyuura merasakan perasaan yang aneh, perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tapi, tak lama setelah itu Lucas menghentikan perbuatannya. Padahal Alyuura tidak memberikan perlawanan, dan tidak ada sesuatu yang terjadi. Ini memberikan tanda tanya di dalam pikiran Alyuura, ada perihal apa yang membuat Lucas mengurungkan niatnya tersebut. Mata Lucas bertemu dengan mata Alyuura, sempat saling pandang beberapa saat dan dengan sendirinya ia meninggalkan Alyuura seorang diri di kamar itu. 'Ada apa dengan dia? ah! persetan dengan itu. Yang terpenting aku sekarang bisa selamat. Hampir saja dia melecehkan aku,' batin Alyuura. Dia terlihat lega sekali. Jempol Lucas mengusap sudut bibirnya yang terasa perih, seperti baru disengat listrik, Lucas tidak bisa menepis rasa sakit itu. Darah Alyuura sempat menetes, walau hanya sedikit sekali. Tapi ket