Share

Memancing rasa takut

Rai terhenyak, ia mengamati sosok gadis cantik yang ada di dalam memori Rusha. Wajah Rai terlihat tegang, entah karena terpesona atau terkejut. Intinya, Rai terlihat antusias tatkala memandangi sosok Alyuura di dalam ingatan Rusha tersebut.

Gaya yang anggun, tubuh yang indah dan mulus mengkilap seperti porselen, mata yang berkilau bila terkena cahaya matahari, suara yang merdu, tatapan yang teduh dan penuh kasih sayang.

Oh, Rai sedang mendeskripsikan semuanya dalam hatinya secara lebih rinci.

Rambut berwarna perak sempurna, mata yang berwarna nila keabu-abuan, bibir ranum yang merah muda dan; tipis, hidung yang mancung kecil, wajah putih bersih dan mulus tanpa ada satupun noda, jemari yang sangat lentik, tubuh yang tinggi dengan bokong dan payudara yang berisi. Terlalu indah bila digambarkan. Rai sudah tidak bisa menggambarkan fitur fisik Alyuura yang begitu sempurna.

Saking putih dan bersihnya tubuh Alyuura, sampai-sampai bila ada apel merah di dekatnya maka warna apel itu akan terpantul ke kulitnya. Matanya begitu lembut dan penuh kenyamanan saat dipandang, siapa saja pasti akan betah untuk menatap manik mata itu berlama-lama.

Suara yang begitu indah dan merdu, tanpa menyanyikan sebuah lirik lagu pun suara itu sangat indah didengar. Siapa saja yang dipanggilnya pasti akan merasa senang dan antusias tatkala diajak bicara.

Tubuhnya yang harum, sampai-sampai kupu-kupu dan lebah dibuat kebingungan oleh aroma tubuh Alyuura yang jauh lebih harum dan menggoda ketimbang bunga yang asli.

Baru kali ini Rai melihat pesona perempuan seindah itu. Padahal selama ini ia sudah sering berinteraksi dengan berbagai perempuan dari kalangan bangsawan klan vampir. Namun tidak sedikitpun dia tertarik dengan salah satu dari mereka.

"Tidak mungkin, aku... aku terpesona oleh seorang manusia biasa. Bukan dari keturunan bangsawan dan juga tidak memiliki darah vampir. Aku adalah seorang vampir murni, ini akan menjadi hinaan untuk garis keturunan Elfruaikiamu."

Rai memejamkan matanya lagi, menghentikan semua ingatan Rusha yang ia amati di dalam pikirannya. Ia tidak mau semakin larut dalam pesona Alyuura.

Walau sudah banyak terjadi perubahan, walau sudah banyak pernikahan campuran antara manusia dengan bangsa lain. Tapi tetap saja sebagian dari mereka ada yang tetap mempertahankan keaslian darah keturunan mereka.

Terutama dari klan vampir, mereka sangat menjunjung tinggi hal-hal yang berkaitan dengan takhta dan harga diri sebagai bangsawan. Bagi mereka vampir yang memiliki darah campuran bukanlah lagi vampir yang murni dan terhormat. Sudah semakin banyak yang berubah, namun mereka tetap memegang teguh hal-hal tersebut.

"Tapi, benda itu... apa mungkin Rusha akan menyerahkannya padaku?" Rai bergumam.

Mungkin saja, benda yang Rusha janjikan adalah benda yang sangat berharga untuk Rai. Tapi, Rai sedikit kurang bisa mempercayai kakaknya itu. Sebab, Rai tahu kalau kakaknya bukanlah orang yang tepat untuk diberikan kepercayaan.

Ketika kesunyian menjadi latar suasana utama yang terjadi sekarang. Dia sedang mempertimbangkan tentang keputusannya untuk menerima tawaran saudaranya tersebut atau tidak.

"Kenapa kau kembali ke sini lagi?"

Rusha mendengus tertawa. Vampir memang bisa datang dan pergi tanpa disadari oleh orang lain, kehadiran mereka seperti angin yang berhembus. Sehingga bisa datang dan menghilang begitu saja. Namun Rai tentunya bisa merasakan kehadiran sosok lain terutama sebangsa vampir dengannya. Itu hanyalah hal kecil bagi Rai.

"Kau tidak mempercayaiku?"

"Kapan aku pernah mempercayai mu?" tanya Rai. "Memangnya apa untungnya kau membujukku? lagipula aku tidak tertarik dengan gadis yang sudah dimainkan oleh oleh bangsa menjijikan itu. Werewolf di sana pasti sudah menikmati perempuan itu berkali-kali."

"Hahaha, sejak kapan kau punya pikiran seperti itu?" tanya Rusha. Kini dia tertawa nyaring, dia sangat tergelitik dengan ungkapan yang keluar dari mulut Rai itu. "Aku yakin gadis itu belum disentuh mereka. Lebih baik kau cepat mengambil gadis itu, kau akan sangat beruntung bila mengikuti ujaran ku."

Rai terkadang kurang paham dengan pola pikir Rusha, tapi dia yakin pasti ada sesuatu yang benar-benar penting sampai-sampai Rusha mendesak Rai dengan begitu gigih.

Rusha memang jarang terlihat serius, kepribadiannya yang seringkali terlihat konyol itu bahkan bisa membuat para vampir lain mendesis dengan tatapan heran. Tapi nyatanya, Rusha yang konyol itu telah menggerakkan puluhan perusahaan besar.

Apa Rai harus berbuat konyol juga? ah, Rai rasa itu tidak perlu. Ia juga sudah sukses, setiap orang memang punya ciri khas tersendiri.

Dan yang jadi permasalahannya adalah, apa niatan yang sedang disembunyikan oleh Rusha? apa alasannya hingga Rusha begitu ingin agar Rai merebut Alyuura dari Lucas?

Rai memang orang yang pintar, namun Rusha adalah orang yang paling sulit ditebak atau dipikirkan dengan logika.

"Katakan, apa yang kau sembunyikan! kenapa kau begitu ingin aku bersanding dengan gadis bernama Alyuura itu?" tanya Rai dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Aduh! sensitif sekali adikku yang menggemaskan ini," ujar Rusha bercanda. "Tapi tidak akan seru bila aku mengatakannya sekarang. Aku suka membuat suasana menjadi lebih menyenangkan, kalian sudah terlalu lama berdiam diri."

Rasanya, ada urat yang mengencang di pelipis serta leher Rai. Rai mengepalkan tangannya dengan kuat, rasanya ingin dia memukul Rusha sekarang juga. Dari perkataannya tadi, nampak jelas bahwa Rusha hanya ingin membuat kekacauan dan menghancurkan suasana.

"Aku menolak."

Wajah Rusha yang tadinya tersenyum lebar dengan mata yang terpejam membentuk bulan sabit itu berubah menjadi wajah cemberut bercampur datar. Tatapannya begitu datar tak berekspresi, namun wajahnya cemberut. Ini bukan sebuah hal yang identik dengan orang yang terkenal periang dan bersahaja seperti Rusha.

"Bodoh. Kau harus menerimanya," perintah Rusha. "Baiklah, berarti gadis itu tidak berguna. Silakan nikmati kesendirian mu."

Rusha berbalik dan menjauh dari sana, meninggalkan Rai yang masih dipenuhi tanda tanya.

"Mau membaca pikiranku? haha, aku tahu kau juga vampir. Tapi aku punya kekuatan lebih dibanding dirimu," sindir Rusha sebelum benar-benar pergi dari sana.

.

.

.

.

.

"Kenapa sedari tadi aku diperhatikan dengan tatapan seperti itu?" tanya Alyuura, ia bergumam pelan. Sesekali ia melirik ke arah Lucas yang sedang memandangnya dari kejauhan dengan tatapan yang begitu tajam.

Tentu saja Alyuura merasa risih, tatapan itu memiliki banyak arti yang pada dasarnya hanya membuat Alyuura merasa tidak nyaman.

Tatapan itu membuat Alyuura terpojok, dengan perasaan dilecehkan, juga didorong ke sudut rasa takut. Alyuura ingin sekali menjerit saat itu juga, namun takutnya akan ada sesuatu hal buruk yang terjadi. Bisa saja itu memancing keributan.

Daripada terus memikirkan tentang itu, Alyuura memilih untuk menenangkan dirinya dengan pergi ke teras balkonnya. Rupanya keindahan malam begitu terasa bila dipandangi sendirian. Sejuknya angin malam yang dingin, membuat Alyuura merasa nyaman namun sekaligus merinding karena kedinginan.

Setelah hampir satu jam memandangi Alyuura, sosok Lucas sudah tak ada lagi di sana. Dengan raut wajah yang terlihat sendu, Alyuura menikmati hembusan angin malam, terpejam dengan cahaya rembulan yang menyinari seluruh bumi pada malam itu.

"Kenapa hidupku terus saja terasa aneh? Selalu ada saja hal-hal tak biasa yang menimpaku. Padahal aku ingin hidup bahagia dengan menjalani kegiatan sehari-hari tanpa ada gangguan sedikitpun. Dan sekarang, aku malah berada di dalam istana seorang alpha yang kejam dan suka berbuat kasar. Aku tidak perlu harta yang banyak, namun aku butuh kebebasan."

"Kau mau bebas?"

Alyuura memekik, namun tertahan oleh sebuah tangan yang sudah lebih dulu membekap mulutnya. Hembusan udara yang terasa hangat membuat telinga Alyuura geli, Alyuura sangat ketakutan. Dia tidak punya daya untuk melawan.

Tapi itu bukan tangan Lucas. Itu juga bukan suara Lucas, Alyuura takut sekali. Tidak mungkin Lucas melakukan hal itu kan?

"Aku akan membebaskan dirimu. Sekaligus membebaskan nyawamu untuk pergi dari tubuhmu, kau sudah tak terlalu penting lagi untuk berada di sini."

Sebuah ucapan yang terdengar sangat menakutkan. Bukankah hal itu berarti pria itu ingin membunuh Alyuura? nyawa Alyuura sedang terancam sekarang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status