Share

Ch 01

Aila termenung setelah melihat ingatan masa lalu milik Rea. Aila tidak menyangka kehidupan gadis ini sangat menyedihkan. Sebagai seorang Werewolf, Rea tidak bisa berganti shift hingga di cap sebagai She Wolf paling lemah. Dulunya Vali, Matenya begitu menyayangi nya hingga Vali mengetahui jika Rea benar-benar lemah. Vali memutuskan untuk membunuh Matenya karena tidak mau mendapat gelar sebagai Alpha dengan Mate yang lemah. Bahkan orang di pack pun memandang rendah dirinya yang seorang Luna.

Tapi sayang Vali harus gigit jari karena kini yang menempati tubuh Rea adalah Aila Atmaja. Gadis yang tidak kenal takut.

"Mari kita ubah nasib mu Rea. Kini aku bukan Aila lagi tapi aku Rea Phoebe Arshavin"

"Laila," panggil Rea

"Iya nona" jawab Laila yang bereda di luar kamar Rea

"Apa kau sudah mengatakan pada mereka jika aku bangun?" Tanya Rea

Rea sengaja bertanya seperti itu karena tidak ingin ada yang tahu jika dia masih hidup. Rea yakin setelah mereka tahu jika dirinya masih hidup dan terdengar hingga ke telinga Vali bisa di pastikan dia harus menghadapi serangkaian percobaan pembunuhan dari matenya itu.

"Belum Nona" Laila menggelengkan kepalanya

"Bagus. Jangan katakan jika aku berhasil selamat. Aku berencana pergi dari sini. Jika kau mau ikut silahkan jika tidak maka aku harap kau bisa menutup mulutmu itu" ucap Rea

"Baik nona"

***

Jam menunjukkan pukul 4 dini hari. Rea yang merasa jika tubuhnya sudah mulai bisa di gerakkan dan tidak lemas lagi segera bangun dari ranjang dan memulai aksinya kabur dari pack.

"Baiklah. Aku akan pergi dari sini. Meskipun sebenarnya aku masih bingung karena terlalu banyak ingatan yang masuk dan tidak ada kejelasan tentang siapa aku. Tapi tidak apa, aku akan pelan-pelan mencarinya" ucapnya

Kini dia bersiap dengan pakaian yang sudah di siapkan Laila kemarin malam untuk rencana kaburnya. Laila membawakan beberapa uang dan beberapa perhiasaan milik Rea yang berada di mansion utama.

Rea mengatakan pada Laila untuk membawa secukupnya karena takutnya Vali akan sadar jika dia membawa terlalu banyak barang.

Setelah semua siap Rea mulai memakai tudungnya dan keluar dari mansion.

Selama dirinya berjalan tidak ada yang mencurigainya karena memang masih tergolong sangat pagi dan matahari juga masih belum muncul. Namun begitu sampai di gerbang pack, dirinya di hadang oleh warrior yang sedang berjaga.

"Mau kemana kau pagi buta begini?" Tanya warrior yang memegang pedang

"Aku sedang ingin mencari tanaman obat. Aku dengar di selatan banyak tanaman obat" jawab Rea dengan suara kecil agar tidak ada yang menyadari dia siapa

"Tapi kenapa harus pagi buta dan turunkan tudung mu itu! Kau sangat mencurigakan" ucap warrior yang tidak jauh dari mereka

"Muka saya rusak karena terkena racun. Maka dari itu saya menggunakan tudung untuk menutupinya. Saya malu" ucap Rea sambil menarik tudungnya semakin menutupi wajahnya.

"Kalau begitu pergilah" ucap warrior itu

"Terima kasih"

Rea segera melangkah secepat mungkin supaya terlepas dari mereka. Saat merasa jika dirinya sudah jauh, Rea mulai melepaskan tudungnya.

"Hah~" hela napas nya lega

"Akhirnya aku keluar dari sana" ucapnya

Tapi begitu menyadari sekitarnya dia cukup terkejut. Yang berada di hadapannya hanya pepohonan yang sangat lebat.

"Inilah kenapa aku membenci hutan dari dulu. Aku sangat mudah tersesat!" Ujar Rea frustasi

"Sudah lah. Terserah kemana kaki ini melangkah. Aku tidak peduli! Aku yakin nanti pasti akan menemukan jalan keluar"

Rea kembali berjalan tak tentu arah. Karena jujur saja hutan yang Rea masuki adalah hutan terlarang yang sangat tidak mungkin di jamah oleh para bangsa Immortal.

Hutan yang di kenal sebagai tempat tinggal para hewan pendamping yang susah di jinakkan.

Setelah hampir satu jam dirinya berjalan baru lah Rea menemukan aliran sungai. Segera saja dia berjalan ke sana dan mengikuti kemana aliran sungai ini menuju.

***

Srek... Srek... Srek...

"Ada yang mengikuti ku" ucap Rea pelan

Sedari tadi Rea merasa jika ada yang terus mengikutinya. Langkahnya tidak di sembunyikan namun begitu Rea diam dan mencari, entah apa yang mengikutinya itu tidak ada.

Akhirnya dengan segala kenekatan nya. Rea mencari tempat yang teduh dan bisa berbaring. Begitu dia menemukannya dengan segera dia membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.

Makhluk yang ternyata sedang mengikutinya adalah seekor rubah. Rubah itu yang melihat Rea memejamkan matanya mencoba mendekati Rea. Begitu berada di hadapan Rea, rubah itu mengendus-ngendus dan terus mendekat kearah Rea.

Rea yang merasa geli karena ada bulu-bulu yang menggosok lengannya perlahan membuka matanya.

Matanya langsung membola melihat makhluk kecil berbulu itu.

"Astaga! Jadi kau yang sedari tadi mengikuti ku? Hm?" ucap Rea kelewat senang

"Apa yang kau lakukan disini?" Bukannya menjawab makhluk kecil itu malah semakin menyamankan dirinya di pundak Rea.

"Hei, aku yakin jika wujud mu bisa berubah. Coba berubahlah" ucap Rea

Rubah itu menggeleng dan menuliskan sesuatu dengan api di ekornya. Rubah itu mengatakan jika dia tidak bisa merubah bentuknya pada sembarang orang. Ia harus melakukan kontrak darah dan baru bisa merubah wujudnya.

Rea bingung, "Kontrak darah? Bukannya itu hanya untuk hewan pendamping yang berjanji setia pada tuannya?"

Rubah itu mengangguk. Lalu menulis lagi dengan ekornya, 'Setiap hewan pendamping bisa memilih siapa tuan yang dia inginkan. Aku ingin kau menjadi tuanku'

"Kenapa aku?" tanya Rea

'Karena aku suka' jawab rubah itu

"Tapi aku bukan orang yang kuat. Nanti kau malah jadi tersiksa jika ikut dengan ku" ucap Rea

'Kau kuat'

"Jangan bercanda" ucap Rea jengkel

Bisa-bisanya rubah ini meledeknya. Sudah tahu dia tidak memiliki kekuatan apapun. Bahkan untuk berganti shift saja dia tidak bisa.

'Kau kuat. Hanya saja kau tidak menyadarinya. Karena itu aku mau melakukan kontrakk darah denganmu dan terus mengikuti mu saat kau masuk ke dalam hutan' tulisnya

"Kau bisa jamin?" Rea masih tidak percaya

'Tentu saja'

"Sebenarnya masih ada yang aku bingungkan. Mungkin dengan kau bisa berubah menjadi manusia kau bisa menjawab semuanya" ucap Rea

Anggap saja Rea gila karena melakukan kontrak darah hanya karena ingin mengetahui dunia apa yang dia tinggali.

Rea menyayat tangannya dengan belati yang dia bawa. Darah mulai keluar dari tangan Rea dan segera di minum oleh rubahh kecil itu. Namun tanpa Rea sadari, bau darahnya memancing para hewan pendamping disana. Bau yang tidak biasa.

Bahkan bau itu sampai di pack tempat Rea tinggal dulu.

"Bau apa ini?" gumam Vali

***

To Be Continued

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status