Share

Ch 01

Author: DuniaZe
last update Last Updated: 2022-12-14 21:48:48

Aila termenung setelah melihat ingatan masa lalu milik Rea. Aila tidak menyangka kehidupan gadis ini sangat menyedihkan. Sebagai seorang Werewolf, Rea tidak bisa berganti shift hingga di cap sebagai She Wolf paling lemah. Dulunya Vali, Matenya begitu menyayangi nya hingga Vali mengetahui jika Rea benar-benar lemah. Vali memutuskan untuk membunuh Matenya karena tidak mau mendapat gelar sebagai Alpha dengan Mate yang lemah. Bahkan orang di pack pun memandang rendah dirinya yang seorang Luna.

Tapi sayang Vali harus gigit jari karena kini yang menempati tubuh Rea adalah Aila Atmaja. Gadis yang tidak kenal takut.

"Mari kita ubah nasib mu Rea. Kini aku bukan Aila lagi tapi aku Rea Phoebe Arshavin"

"Laila," panggil Rea

"Iya nona" jawab Laila yang bereda di luar kamar Rea

"Apa kau sudah mengatakan pada mereka jika aku bangun?" Tanya Rea

Rea sengaja bertanya seperti itu karena tidak ingin ada yang tahu jika dia masih hidup. Rea yakin setelah mereka tahu jika dirinya masih hidup dan terdengar hingga ke telinga Vali bisa di pastikan dia harus menghadapi serangkaian percobaan pembunuhan dari matenya itu.

"Belum Nona" Laila menggelengkan kepalanya

"Bagus. Jangan katakan jika aku berhasil selamat. Aku berencana pergi dari sini. Jika kau mau ikut silahkan jika tidak maka aku harap kau bisa menutup mulutmu itu" ucap Rea

"Baik nona"

***

Jam menunjukkan pukul 4 dini hari. Rea yang merasa jika tubuhnya sudah mulai bisa di gerakkan dan tidak lemas lagi segera bangun dari ranjang dan memulai aksinya kabur dari pack.

"Baiklah. Aku akan pergi dari sini. Meskipun sebenarnya aku masih bingung karena terlalu banyak ingatan yang masuk dan tidak ada kejelasan tentang siapa aku. Tapi tidak apa, aku akan pelan-pelan mencarinya" ucapnya

Kini dia bersiap dengan pakaian yang sudah di siapkan Laila kemarin malam untuk rencana kaburnya. Laila membawakan beberapa uang dan beberapa perhiasaan milik Rea yang berada di mansion utama.

Rea mengatakan pada Laila untuk membawa secukupnya karena takutnya Vali akan sadar jika dia membawa terlalu banyak barang.

Setelah semua siap Rea mulai memakai tudungnya dan keluar dari mansion.

Selama dirinya berjalan tidak ada yang mencurigainya karena memang masih tergolong sangat pagi dan matahari juga masih belum muncul. Namun begitu sampai di gerbang pack, dirinya di hadang oleh warrior yang sedang berjaga.

"Mau kemana kau pagi buta begini?" Tanya warrior yang memegang pedang

"Aku sedang ingin mencari tanaman obat. Aku dengar di selatan banyak tanaman obat" jawab Rea dengan suara kecil agar tidak ada yang menyadari dia siapa

"Tapi kenapa harus pagi buta dan turunkan tudung mu itu! Kau sangat mencurigakan" ucap warrior yang tidak jauh dari mereka

"Muka saya rusak karena terkena racun. Maka dari itu saya menggunakan tudung untuk menutupinya. Saya malu" ucap Rea sambil menarik tudungnya semakin menutupi wajahnya.

"Kalau begitu pergilah" ucap warrior itu

"Terima kasih"

Rea segera melangkah secepat mungkin supaya terlepas dari mereka. Saat merasa jika dirinya sudah jauh, Rea mulai melepaskan tudungnya.

"Hah~" hela napas nya lega

"Akhirnya aku keluar dari sana" ucapnya

Tapi begitu menyadari sekitarnya dia cukup terkejut. Yang berada di hadapannya hanya pepohonan yang sangat lebat.

"Inilah kenapa aku membenci hutan dari dulu. Aku sangat mudah tersesat!" Ujar Rea frustasi

"Sudah lah. Terserah kemana kaki ini melangkah. Aku tidak peduli! Aku yakin nanti pasti akan menemukan jalan keluar"

Rea kembali berjalan tak tentu arah. Karena jujur saja hutan yang Rea masuki adalah hutan terlarang yang sangat tidak mungkin di jamah oleh para bangsa Immortal.

Hutan yang di kenal sebagai tempat tinggal para hewan pendamping yang susah di jinakkan.

Setelah hampir satu jam dirinya berjalan baru lah Rea menemukan aliran sungai. Segera saja dia berjalan ke sana dan mengikuti kemana aliran sungai ini menuju.

***

Srek... Srek... Srek...

"Ada yang mengikuti ku" ucap Rea pelan

Sedari tadi Rea merasa jika ada yang terus mengikutinya. Langkahnya tidak di sembunyikan namun begitu Rea diam dan mencari, entah apa yang mengikutinya itu tidak ada.

Akhirnya dengan segala kenekatan nya. Rea mencari tempat yang teduh dan bisa berbaring. Begitu dia menemukannya dengan segera dia membaringkan tubuhnya dan memejamkan mata.

Makhluk yang ternyata sedang mengikutinya adalah seekor rubah. Rubah itu yang melihat Rea memejamkan matanya mencoba mendekati Rea. Begitu berada di hadapan Rea, rubah itu mengendus-ngendus dan terus mendekat kearah Rea.

Rea yang merasa geli karena ada bulu-bulu yang menggosok lengannya perlahan membuka matanya.

Matanya langsung membola melihat makhluk kecil berbulu itu.

"Astaga! Jadi kau yang sedari tadi mengikuti ku? Hm?" ucap Rea kelewat senang

"Apa yang kau lakukan disini?" Bukannya menjawab makhluk kecil itu malah semakin menyamankan dirinya di pundak Rea.

"Hei, aku yakin jika wujud mu bisa berubah. Coba berubahlah" ucap Rea

Rubah itu menggeleng dan menuliskan sesuatu dengan api di ekornya. Rubah itu mengatakan jika dia tidak bisa merubah bentuknya pada sembarang orang. Ia harus melakukan kontrak darah dan baru bisa merubah wujudnya.

Rea bingung, "Kontrak darah? Bukannya itu hanya untuk hewan pendamping yang berjanji setia pada tuannya?"

Rubah itu mengangguk. Lalu menulis lagi dengan ekornya, 'Setiap hewan pendamping bisa memilih siapa tuan yang dia inginkan. Aku ingin kau menjadi tuanku'

"Kenapa aku?" tanya Rea

'Karena aku suka' jawab rubah itu

"Tapi aku bukan orang yang kuat. Nanti kau malah jadi tersiksa jika ikut dengan ku" ucap Rea

'Kau kuat'

"Jangan bercanda" ucap Rea jengkel

Bisa-bisanya rubah ini meledeknya. Sudah tahu dia tidak memiliki kekuatan apapun. Bahkan untuk berganti shift saja dia tidak bisa.

'Kau kuat. Hanya saja kau tidak menyadarinya. Karena itu aku mau melakukan kontrakk darah denganmu dan terus mengikuti mu saat kau masuk ke dalam hutan' tulisnya

"Kau bisa jamin?" Rea masih tidak percaya

'Tentu saja'

"Sebenarnya masih ada yang aku bingungkan. Mungkin dengan kau bisa berubah menjadi manusia kau bisa menjawab semuanya" ucap Rea

Anggap saja Rea gila karena melakukan kontrak darah hanya karena ingin mengetahui dunia apa yang dia tinggali.

Rea menyayat tangannya dengan belati yang dia bawa. Darah mulai keluar dari tangan Rea dan segera di minum oleh rubahh kecil itu. Namun tanpa Rea sadari, bau darahnya memancing para hewan pendamping disana. Bau yang tidak biasa.

Bahkan bau itu sampai di pack tempat Rea tinggal dulu.

"Bau apa ini?" gumam Vali

***

To Be Continued

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 66

    Waktu berjalan dengan cepat, kini si kembar sudah berusia 10 tahun. Vali maupun Rea tidak menyangka jika mereka bisa bertahan selama ini.Si kembar kini juga sudah mulai melakukan pelatihan mereka sejak 3 tahun yang lalu. River yang sudah mulai di gembleng untuk menjadi Alpha penerus dan Rain yang berlatih untuk menjadi oenyihir hebat.Keduanya memang terlahir kembar, namun dengan takdir yang berbeda. Awalnya Rain sempat depresi sast tahu dia tidak akan bisa menjadi Werewolf dan hanya menjadi seorang penyihir. Sekarang dia sudah menerima takdirnya.Awalnya River juga sampai kepikiran, karena takut kembarannya melakukan hal di luar nalar. Tapi, karena dukungan dari orang tuanya, Rain bisa bertahan."Aku harap Rain tidak berkecil hati seperti dulu," harap Rea."Tidak akan. Dia akan menjadi pendamping kakaknya dengan kekuatannya. Mereka akan menjadi duo yang hebat," ujar Vali.Vali tidak masalah jika Rain tidak bisa menjadi Werewolf, takdir putrinya memang unruk menjadi penyihir. Karena

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 65

    Seperti yang sudah Rea duga, Vali seperti kerasukan semalam. Kini tubuh Rea terasa remuk karena ulah Vali. Wanita itu kini sedang asik tiduran di ranjang. “Dasar. Dia kelewatan sekali setelah di kasih izin.” dengus Rea Berbeda dengan Rea yang sedang tiduran di ranjang karena badannya sakit, Vali malah terlihat begitu semangat seakan energinya telah diisi penuh. Bahkan pria itu sedari tadi tidak melunturkan senyumnya. Ehaan yang berkunjung hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Vali. Dia seperti pria yang baru saja mendapatkan cintanya, padahal kakaknya sudah berada lama di sampng pria itu. “Apa yang di berikan kakakku sampai membuatmu setengah gila?” tanya Ehaan Lyan yang berada di sebelah Ehaan mengangguk setuju. “Apa perlu aku jawab?” ucap Vali dengan senyum bodohnya “Tidak perlu. Sepertinya aku tahu apa yang kalian lakukan semalam. Kakakku benar-benar mengubahmu menjadi pria yang bodoh ya sekarang.” tolak Ehaan “Enak saja. Mana ada aku bodoh.” protes Vali “Masih

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 64

    Vali duduk dengan tidak sabaran. Pria itu merasa jika jalannya pertemuan Alpha ini begitu lama, di tambah bahasan mereka yang sangat ringan. “Apa kita tidak bisa pulang saja?” tanya Vali pada Lyan “Tidak bisa.” jawab Lyan tegas “Kenapa?” “Yang benar saja kau Vali. Sudah, diam saja. Kunci saja mulutmu itu.” ucap Lyan dengan kesal Pria itu sudah tidak mau menjawab segala pertanyaan tidak bermutu yang keluar dari mulut Vali. Sedari tadi Vali terus-terusan bertanya kapan ini selesai dan Lyan sudah jengah akan itu. Vali memilin ujung bajunya karena mulai bosan. Ini semua di karenakan kedatangan Rea, pria itu jadi tidak ingin pergi kemanapun, dia saja terpaksa datang karena hadiah yang di tawarkan Rea. Lyan yang melihat apa yang di lakukan Vali hanya menggelengkan kepalanya. Biarkan sajalah pikirnya. *** “Alpha Vali, apa tidak ada yang ingin Alpha katakan?” tanya salah satu Alpha Vali yang sedang menundukkan kepalanya seketika mendongak. Dengan wajah malas pria itu berkata, “Tidak

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 63

    Semuanya sudah di selesaikan Rea dengan kurun waktu 2 minggu. Rea sudah harus segera kembali ke Black Diamond pack. “Seperti yang sudah aku jelaskan, kalian harus bisa saling membantu satu sama lain.” mereka semua mengangguk “Apa nenek akan kembali tinggal disini?” kini Rea beralih pada Wendy Wendy mengangguk. “Semua sudah berakhir. Sudah waktunya aku kembali kle rumah. Lagipula rumah kita meninggalkan banyak keningan indah.” jawab Wendy “Kami akan mengawasi mereka dengan ketat. Lagipula kamu sudah menghentikan mereka kemarin. Aku yakin mereka tidak akan bertingkah ceroboh untuk sementara waktu.” ucap Luci “Baiklah. Aku akan pulang. Suami dan anak-anakku sudah menungguku” Setelah berpamitan pada semua orang yang ada disana, Rea segera membuka portal dan masuk ke dalamnya di ikuti oleh Reiki di belakangnya. *** Begitu keluar dari pintu portal, Rea di sambut dengan suara rengekan Lyan pada suaminya. “Ayolah Val.” “Tidak!” tolak Vali “Minggu lalu sudah kenapa harus lagi?” “Mi

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 62

    Sesuai dengan kesepakatan, Rea tetap berada di Uhuru. Sudah satu minggu wanita itu disana. Dia mengajari struktur pemerintahan sesuai yang dia ketahui. Nama Kerajaan Utara pun kini di ganti menjadi Uhuru. Para rakyat yang berada di sana pun setuju dengan ide yang di kemukakan oleh Rea. Ada beberapa pihak yang tidak setuju karena bagi mereka darah bangsawan mereka tidak bisa di sama ratakan dengan darah biasa penyihir. Tapi semua itu teratasi karena hampir semua mayoritas menyetujui. Selalu ada pro dan kontra dalam dunia pemerintahan, jadi Rea tidak kaget sama sekali. Reiki pun berada di sana. Dia Rea tugaskan untuk mencari segala informasi dari bangsawan penyihir yang masih kukuh dengan keputusannya. Reiki yang seorang rubah tentu saja sangat mudah mendapatkan semua itu. Dia hanya perlu menyamar menjadi orang yang biasa mereka percaya dan mengorek informasi tanpa perlu ketahuan. *** “Apa yang sudah kamu dapatkan?” tanya Rea “Mereka tetap ingin membelot. Mereka memang mengatakan

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 61

    Setelah pembantaian keluarga kerajaan, kini ketua semua klan penyihir berkumpul. Mereka membahas apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Mengingat kini sudah tidak ada raja yang memimpin mereka dan mereka bebas melakukan apapun. “Kita harus membuat peraturan yang di setujui oleh semua pihak. Jika tidak akan banyak kejahatan, mengingat penyihir saat ini termasuk yang terkuat.” ucap salah satu ketua “Aku setuju. Kita tidak bisa hidup bebas tanpa aturan, karena akan merugikan banyak orang. Para penyihir kuat akan semakin menindas penyihir yang lemah.” Kenyataan itu tidak bisa mereka bantah. Karena kebanyakan yang memiliki mana lemah menjadi pelayan atau hanya sekedar pedagang yang tak jarang di pandang sebelah mata. “Kalau begitu kita angkat saja Raja yang baru. Bukankah anak Floricel cukup kuat, dia bisa menjadi pemimpin kita.” “Aku menolak.” tolak Rea “Kenapa?” “Aku sudah memiliki suami dan lagipula suamiku seorang Alpha Werewolf, kami tidak mungkin tinggal disini dan pack ka

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 60

    “Sial! Kenapa telepati ku tidak berfungsi.” umpat Phelan “Mungkin mereka sudah tahu, Yang Mulia.” wajah Phelan berubah merah menahan emosi “Kita keluar.” titahnya Begitu sampai di luar, matanya langsungh tertuju pada satu objek, yaitu Rain yang sedang menangis. Phelan merasakan mana yang besar dan suci dari tubuh gadis kecil itu. “Aku akan mengambil gadis kecil itu.” ucapnya “Jangan yang mulia. Bisa saja ini jebakan untuk anda.” ucap orang kepercayaan Phelan “Tidak ada siapa-siapa disini. Aku yakin jika mereka tidak sengaja meninggalkannya disini dan mencari kita.” ucap Phelan sama sekali tidak curiga “Tapi yang mulia…” Phelan segera melangkah cepat kearah Rain yang bercucuran air mata. *** “Now.” Begitu aba-aba sudah keluar dan mereka melihat jika Phelan dan orang-orangnya sudah keluar, De Sade dan Olden keluar dari persembunyian mereka. Phelan dan anak buahnya terkejut saat melihat mereka di serang. Phelan tidak merasakan hawa keberadaan mereka saat keluar tadi. “Apa in

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 59

    Seperti yang sudah mereka rencanakan, kini mereka telah bersiap untuk menyerang Phelan.“Kalian sudah siap?” tanya WendySemuanya mengangguk. Luci segera membuat portal penghubung ke istana. Keluarga Olden sudah menunggu mereka di bagian belakang istana. Mereka akan menyerang dari dua sisi agar Phelan dan antek-anteknya tidak bisa kabur.Rea yang menggendong Rain mengepalkan tangannya. Wanita itu masih tidak rela putrinya menjadi umpan. Dengan satu tarikan nafas, Rea masuk ke dalam portal..“Ini istananya?” tanya ValiKayne mengangguk. Mereka berjalan kedalam, yang membingungkan kenapa istana ini begitu sepi? Tidak ada penjaga yang berkeliaran di istana.“Apa Phelan sudah tahu kalau kita akan datang?”“Sepertinya begitu.”“Aceline.”Aceline kemudian memejamkan matanya dan mulai fokus mencari keberadaan orang-orang istana.“Istana benar-benar kosong. Tidak ada satupun yang berada di istana.” ucap Aceline“Bagaimana bisa?”3 jam sebelumnya“Yang mulia, saya merasa akan ada yang menyera

  • Menjinakkan sang Alpha Tiran   Ch 58

    “Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Kayne“Maksud kakek?” tanya Rea“Rea, aku yakin kamu sudah tahu siapa musuh kita. Jadi, kakek meminta untuk menyelesaikan ini secepatnya” ucap Kayne“Kamu sudah mendapatkan apa yang di perlukan bukan?” Rea mengangguk“Kita lakukan secepatnya” saut Wendy“Rea, sudah tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri. Phellan semakin bergerak liar dan acak. Pria tua itu mulai menyerang untuk mendapatkan Rain”“Lalu?” tanya Vali“Lalu apa lagi? Tentu Rea harus mulai merapalkan mantra yang di perlukan serta mengontrol mananya agar tetap sama” jawab Wendy“Kita lakukan sekarang nek” Rea berdiri dari duduknya“Jaga si kembar selagi aku melakukan pelatihan singkat” Vali mengangguk***“Pejamkan matamu dan taruh tangan sebelah kananmu di atas buku. Lalu fokuskan pikiranmu dengan apa yang ingin kamu lakukan” ucap WendyRea segera memejamkan mata dan mulai melakukan seperti apa yang di ucapkan Wendy. Wanita itu mulai menaruh telapak tangannya di atas buku, lal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status