Stoffen Bedrijf atau biasa dikenal dengan SB adalah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang manufaktur tekstil yang terletak di ujung barat 25km dari kota Sonut,Wema.
Dengan total 2500 karyawan dan ditambah 30 staf tetap, kini perusahaan Stoffen Bedrijf yang baru berdiri dua tahun yang lalu telah berulangkali mendapatkan penghargaan atas kualitas produk yang begitu baik dan bahkan telah diakui oleh konsumen internasional.
Dari riset dan analisa oleh S.R.K mengatakan :Di tahun 1988
Banyaknya korban yang berhamburan atas diadakannya turnamen berdarah yang telah diselenggarakan oleh Ny. Lisanorn dan Mia Lisanorn membuat Tn. Sira El Karch merasa prihatin akan nasib keluarga yang ditinggalkan.
Hingga pria berusia 21 tahun ini telah banyak menyumbangkan harta kekayaannya kepada keluarga korban dengan rasa kemanusiaan dan bahkan ia juga telah memberik
Felix menaikkan suara pitanya dan memberikan tatapan tajam kearah gadis didepannya."Bodoh! Benar-benar bodoh... Apa yang sedang kau pikirkan!""Menuruti pria idiot semacam ini?" ungkapnya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke dada Sira.Kemudian mendecakkan lidahnya. "Cih!"(Felix benar-benar tak menyangka akan berada didalam situasi gila semacam ini)Padahal Sira yang ia kenal dulu adalah pria polos yang haus akan nasehat dan tak akan pernah mengambil keputusan sebelum mendengarkan perintah dari mulutnya...................................................................Perjanjian lisan yang Felix utarakan kepada Sira setelah menolongnya dari siksaan Mr.Sam dan keluarganya.Yaitu :• Sira harus menuruti semua keinginanFelix tanpa ada keluhan ataupun penolakan.• Memberikan separuh harta miliknya kepada Felix atas balas budi selama ini.•Tak ada rahasia diantara m
Ruang keluarga"Ayah...!!! "Panggilnya dengan raut gembira.Dengan tubuh sedikit tambun ditambah pipi yang chubby Sean berlari dengan tergesa-gesa memeluk tubuh Sira dengan kuat."Ada apa, ayah?" tanyanya dengan wajah kebingungan."Apakah ibu jahat itu sedang menyakiti ayah?"Namun pria bertubuh besar yang kini genap berusia 26 tahun hanya bisa tersenyum manis sambil memberikan pelukan hangat kepada putra kesayangannya.Dengan nada pelan. "Bagaimana sekolahmu? Apakah menyenangkan!""Hemm... Menyenangkan ayah."Mata bulatnya yang cerah ditambah dengan wajah menggemaskan membuat Sira tak henti-hentinya memuji akan kesuksesannya selama ini dalam membesarkan putranya. 'Aahh... Sean, kamu sudah banyak berkembang! 'Mengingat diusianya yang masih cukup muda Sira harus berjuang keras merawat dan membesarkan anak semata wayangnya ini seorang diri dan tanpa ada campur tangan orang lain termasuk istrinya Suzzi.&n
"Ahh... Hentikan... Hentikan ayah. " Pukulan demi pukulan terus ia dapatkan ketika Sean berulangkali melakukan kesalahan. Seorang pria dewasa berambut lurus dengan warna merah gelap mulai mendekati tubuh putranya yang kini masih terkapar dengan banyak luka. Menatap dengan setengah terbuka. "Ayah...!" Kondisi yang sangat parah kini telah diperlihatkan oleh Sira saat melihat anaknya yang semakin memberontak ataupun membangkang perintahnya. Sfx : Tap... Tap...Tap... Sira melepas ikat pinggang berwarna hitam dan mengayun-ayunkannya kearah laju angin. Tersenyum lebar. "Sudah kukatakan, panggil aku PAPA! Kenapa kau masih tak menuruti perintahku." "Hah?" (Anehnya, saat aku berulangkali mencambuk tubuh putraku itu! Aku sama sekali tak merasakan adanya penyesalan atas sikapku ini)................................................................. Sudah hampir tiga tahun aku telah menyiksa putraku se
Cerita Sean El KarchSean kecil adalah seorang anak yang terbilang cukup baik, teladan dan memiliki jiwa sosial terhadap sesama. Namun setelah ayah kandungnya memutuskan untuk berpisah dengan ibu tirinya Suzzi. Kini kehidupan yang terbilang baik-baik saja secara perlahan mulai berubah menjadi suram dan bahkan ia merasa jika pria besar dihadapannya bukanlah ayah kandungnya.Dapur,16.00.Dari arah kejauhan suara langkah kaki disertai suara lantang yang terkesan mengintimidasi mulai terdengar ditelinga anak laki-laki itu yang kini tengah bersembunyi di bawah meja makan.Sfx: Tap... Tap... Tap..."Ada apa Sean! Kenapa kau terus bersembunyi dariku?"ucapnya.Sean mencoba menutup mulutnya dengan kedua tangan, lalu memejamkan matanya.Dan tak lama kemudian, nafasnya mulai terengah-engah, sebagian tubuh mulai gemetaran , lalu keringat yang terus keluar dari pori-pori kulitnya membuat anak kecil itu
8 Maret, hari keberangkatan Sean menuju ke negara Fxxxx."Maaf tuan! Bisakah penjelasannya bisa diulang lagi?" tanya Sira yang terlihat cemas dan tidak fokus dengan penjelasan pria didepannya.Menghela napas. "Tn. Sira! Ini sudah ke tujuh kalinya saya membacakan isi materi penting pada dokumen ini.Pria berpostur tinggi nampak begitu kesal dengan sikap Sira akhir-akhir ini yang begitu lalai dalam hal pekerjaan,apalagi rumor mengenai perseteruan dengan istrinya yang kian memanas telah membuat beberapa pekerjaan yang seharusnya selesai dalam seminggu harus tertunda entah sampai kapan.Lalu, dengan wajah murung dan sedikit frustasi Tn. Sendi meminta teman bisnisnya ini untuk menemaninya pergi ke kedai kopi yang tak jauh dari perusahaan demi menenangkan pikiran."Tn. Sira ikutlah denganku!" ajaknya."Ah, iya."Tanpa berpikir panjang, Sira yang masih cemas dengan nasib putranya dengan mudah menuruti ajakan Tn. Sendi.***
Ketika dua orang dewasa yang sudah lama tak bertemu harus duduk berhadapan dalam satu meja.'Terlihat ada banyak kecanggungan diantara kami berdua.'Membuka mulut. "Aku... " Berbicara secara bersamaan."Ah!" secara refleks Sira mengusap bagian belakang rambutnya.(Situasi macam apa ini, aku tidak bisa mengendalikan sikap ataupun memberikan ekspresi yang pantas untuk diperlihatkan kepada perempuan cantik ini)"Kau duluan saja!" berbicara secara bersamaan untuk kedua kalinya.Hahaha....Pada akhirnya, kami tertawa dengan cukup keras atas kekonyolan masing-masing.'Ternyata perempuan ini jauh lebih cantik dari dugaanku sebelumnya.'Kemudian tatapan nakalnya kembali tertuju kearah bibir Mira, yang saat ini dia sembunyikan dengan menggunakan salah satu telapak tangannya."Maaf! Maafkan aku pak!" ucap Mira."Pak?""Ah maaf, maksudku tuan Sira!""A-aku te
Satu minggu kemudian. Aku mengajak Mira ketempat Coffe Shop Rose untuk kedua kalinya, awalnya ia sempat menolak dan memberontak saat aku membawanya ke ruang VIP ini. Namun dengan usaha keras dan ditambah rengekan dari mulutku akhirnya ia mau menuruti keinginanku dengan alasan hanya untuk meminum secangkir kopi spesial dan segera pulang.Berbicara dengan santai. "Ayolah Mira, cepat cicipi minuman ini!""Ah, iya." Menjawab dengan keraguan.Dia segera menutupi pakaiannya yang sedikit terbuka, lalu terlihat cemas saat beberapa pelanggan pria terus memperhatikan lekuk tubuhnya.(Mira terpaksa mengenakan baju pemberian Sira karena hari ini adalah hari spesial untuknya)Sira menanggapi jawaban Mira dengan senyum pahit. " Aku tahu kau merasa tak nyaman jika berada ditempat ini, tapi bukankah dengan menghabiskan secangkir kopi (menunjuk). Kita bisa keluar dari tempat menjijikan ini Mira!"Wanita itu terus termenung memikirkan perkat
Dan saat itu juga Sira mulai membisikan sesuatu kearah Mira."Mira Elena, seorang gadis miskin berusia 20 tahun yang berusaha keras merubah nasib keluarganya. Ayahnya penggila judi dan ibunya yang sakit-sakitan membuat Mira harus menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan ini!"Hah?""Di tanggal 23 September (atau bisa dikatakan 4 tahun yang lalu) Mira malang memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota bersama Dia, sayangnya dalam perjalanan mereka harus berpisah untuk sementara waktu. Mira yang tersesat dan tak mengerti jalan pulang harus berhadapan langsung dengan beberapa pria hidung belang : dilecehkan, dilukai, bahkan beberapa uang miliknya telah dirampas.Mendengar perkataan Sira yang semakin menguak semua kisah hidupnya, membuat Mira termenung dan bahkan ketika pria di belakangnya mulai meraba-raba tubuhnya. Mira sama sekali tak memberontak.'Sampai batas mana dia mengetahui informasi mengenai diriku ini!'Tak lama S