"Aku benar-benar telah hidup kembali? Tu-tunggu! Kemana perginya semua pakaianku? Jika benar aku terlahir kembali kenapa aku bisa telanjang begini?!" Dania Ansel menatap kedua telapak tangannya dengan heran dan dia sangat terkejut mendapati dirinya hidup kembali setelah kecelakaan beberapa saat yang lalu. Pandangan matanya tiba-tiba terasa berkunang-kunang. Dania menoleh ke samping dan mendapati pria asing berbaring telanjang di sampingnya. "Kepalaku rasanya nyeri dan sakit! Pria ini, kenapa dia terlihat familiar? Sebenarnya apa yang terjadi padaku?" Pria yang dibahasnya tadi tersenyum miring lalu mencengkeram dagu Dania. "Lupakah kamu sudah meracuniku? Aku sangat jijik padamu, ternyata kamu tidak hanya memiliki tabiat buruk tapi ternyata juga sangat menjijikkan!" Dania menggelengkan kepalanya dengan panik dan cemas. Tatapan dingin dan kejam dari mata pria itu tidak diragukan lagi bahwa pria di sisinya itu bisa saja membunuhnya. Tiba-tiba ingatan tentang bagaimana mereka bisa berakhir seperti itu muncul di dalam kepalanya. Dania sungguh menyesalinya. Dia menginginkan putra mahkota untuk menjadi suaminya bukan jenderal bengis dan dingin seperti pria pemarah di ranjangnya itu! "Baiklah aku akui aku salah, tapi salahkan dirimu yang meminum minuman milik putra mahkota!" Sejak malam itu, Dania Ansel yang awalnya seorang dokter terkenal terpaksa harus berganti nama menjadi Waning seorang gadis lugu dan ceroboh, putri dari seorang tabib kerajaan.
Lihat lebih banyakDi vila milik keluarga Gu.
Hari ini merupakan hari jadi ke sekian dari pertunangan antara Dania dan Guwenki. Mereka akan bertemu, beberapa hari yang lalu mereka sudah sepakat memutuskan untuk menjadi pasangan resmi namun siapa sangka kedatangannya di vila keluarga Gu malah berubah menjadi kenangan terburuk di dalam hidupnya? Dania Ansel memegang satu kotak kue dengan lilin di atasnya, seperti biasa Dania tidak mengetuk pintu. Dania bisa bebas keluar-masuk dari Vila milik keluarga Gu. Melihat mobil Guwenki diparkir di luar vila, Dania sangat senang karena pikirnya Guwenki lebih dulu datang ke vila keluarga Gu untuk menunggu Dania dan merayakan hari jadi mereka bersama-sama. Ketika masuk ke dalam ruangan utama samar-samar Dania mendengar suara Guwenki bersama seorang wanita. “Ayo dorong lebih cepat, sayang!” “Oh, aku suka ini, kamu sangat membuatku tidak sabar, kamu juga sangat cantik sayang,” Guwenki terlihat sangat menikmati tubuh wanita di ranjangnya. Dania melihatnya dengan jelas di depan matanya dari daun pintu yang tidak ditutup dengan rapat. Pria yang sedang menikmati tubuh wanita di dalam kamar adalah Guwenki tunangaan Dania dan sebentar lagi Dania akan menikah dengan Guwenki. Tanpa bertanya atau meminta penjelasan dari Guwenki, Dania memutuskan untuk meninggalkan vila keluarga Gu secepatnya. Kue yang dia bawa dia jatuhkan tepat di pintu utama vila. Dania berjalan cepat ke halaman lalu masuk ke dalam mobil dan membanting pintu dengan wajah penuh emosi. “Aku sangat membencinya, bagaimana mungkin Guwenki begitu tega padaku? Di saat hari jadi kita yang ke dua tahun dia malah membawa wanita lain bahkan melakukan hubungan intim di ranjang! Teganya kamu Guwenki! Aku sangat membencimu! Aku pasti akan membatalkan pertunangan ini dengan keluarga Gu! Aku harus membatalkannya segera!” Dania sangat yakin dirinya akan bisa melepaskan diri dari pertunangan dengan keluarga Gu. Dania sama sekali tidak tahu tujuan Guwenki mendapatkan cintanya serta menikahinya hanya demi gelar besar keluarga Ansel. Dania hanya tahu Guwenki sudah sangat jahat karena tega berselingkuh dengan wanita lain. Yulia teman dekat yang sering diceritakan oleh Guwenki ternyata adalah selingkuhannya. “Pantas saja Guwenki terus-menerus memuji Yulia, Guwenki juga selalu mendukung Yulia. Ternyata mereka bersandiwara di depanku selama ini! Yulia seniman wanita yang terkenal itu adalah selingkuhan pacarku sendiri!” Dania Ansel mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia merasa sangat kacau. Padahal niatnya datang ke vila hanya untuk memberikan kejutan pada pacarnya tapi malah mendapatkan hadiah mengejutkan yang tidak akan pernah bisa Dania lupakan, hati Dania sangat sakit sekali. Dania menatap jas dokter yang belum sempat dia letakkan di ruangan kerjanya ada di kursi samping kemudi. Gelar dokter nomor satu di rumah sakit terbesar di kota A berhasil Dania dapatkan berkat kerja kerasnya dalam menangani operasi kurang lebih satu tahun yang lalu. Foto pemberian penghargaan sebagai dokter bedah terkenal bersama kedua orang tuanya juga selalu dia letakkan di dalam mobil. Melihat senyum ayah dan ibunya di dalam foto membuat luka di hatinya akibat patah hati menjadi sedikit terobati. “Hanya tinggal putus saja, apa susahnya? Aku memiliki jadwal untuk menangani operasi di rumah sakit. Aku harus tetap profesional meski perasaanku sangat hancur.” Setibanya di rumah sakit, Dania segera pergi ke dalam untuk menangani operasi. Asisten yang bertugas membantunya sudah melakukan persiapan. Sekitar dua jam pasien yang terkena tembakan peluru berhasil dia tangani. Dania menatap ke layar monitor, dia berhasil mengangkat dua peluru yang bersarang di paha dan lengan. Entah kenapa saat menatap wajah jenderal dengan status tinggi tersebut Dania merasa sangat familiar seperti sudah lama mengenalnya. Dania juga melihat tubuhnya sangat kekar dan kuat. Kulit pria yang sedang dia operasi begitu bersih tapi sedikit kasar di permukaan kedua telapak tangannya. Dania melihat dari catatan medis pria yang sedang terbaring di meja operasi kali ini merupakan seorang jenderal dan memiliki posisi tinggi di kota A. Ketua tertinggi meminta Dania Ansel untuk menanganinya karena keahlian Dania sudah diakui sebagai dokter nomor satu. Jenderal Sutangji? Kenapa aku merasa pernah mendengar nama ini? Wajah dan bentuk tubuhnya terasa akrab begitu aku melihatnya. “Peluru sudah berhasil diangkat, kondisi pasien normal dan tidak menunjukkan gejala, tekanan darah juga normal, napas dan denyut jantung semuanya stabil!” lapor salah satu asisten yang bertugas mengawasi membuyarkan lamunan Dania. Dania terdiam dan tidak segera menjawab, beberapa orang di luar termasuk Presdir dan Ketua pemimpin kota yang sedang mengawasi jalannya operasi ikut terkejut ketika Dania sempat melamun meski hanya sebentar saja. Presdir rumah sakit segera menanyakan melalui pengeras suara yang terhubung dengan ruangan operasi. “Apa yang terjadi? Apa ada gejala lain? Dokter Dania?” Dania menatap ke arah mereka lalu segera bicara pada asisten di sampingnya. “Lanjutkan sisanya!” “Baik, dokter!” *** Ketika melepaskan peralatan yang Dania kenakan dan menatap bayangan dirinya sendiri di depan cermin, Dania merasa buruk lantaran teringat dengan perselingkuhan Guwenki di belakangnya. Sebenarnya apa salahku? Kenapa Guwenki tega berkhianat dariku? Apa aku sangat jelek? Apa mungkin karena aku terlalu sibuk belakangan ini dan tidak memberikan perhatian pada Guwenki? Tapi, apakah itu masuk akal untuk dijadikan alasan dia berselingkuh dengan Yulia? Banyak pertanyaan muncul di dalam benak Dania. Tidak ada satu pun jawaban yang cocok untuk menjadikan alasan Guwenki mengkhianatinya. Dania menghela napas panjang lalu keluar untuk melaporkan hasil operasi pada keluarga pasien. “Keluarga Ji?” Beberapa orang berseragam datang menghampiri Dania dengan tergesa-gesa. Ini tidak sesuai dengan harapan Dania karena pikirnya akan ada pihak dari keluarga pasien menunggu. “Bagaimana hasilnya, Dok?” “Apa Tuan Ji baik-baik saja?” “Apa Tuan Ji kehilangan banyak darah, salah satu dari kami bersedia mendonorkan darah!” Dania tiba-tiba diserbu dengan pertanyaan beruntun. Dania tersudut dan hampir jatuh ke belakang. Tidak disangka tangan kekar menyangganya dan membuat tubuhnya tinggal di dalam pelukan. Dania terkejut sekaligus bersyukur, tapi setelah melihat wajah pria itu lebih teliti dia spontan melotot. “Tuan Ji? Bagaimana Tuan bangun dari meja operasi saat situasi ekstrim seperti ini?” Dania melotot, jantungnya berdegup kencang karena tidak percaya dengan apa yang dia lihat dengan kedua matanya sekarang. Dania merasa sedikit lebih lega karena ternyat tangan yang digunakan Sutangji untuk menyangga punggung Dania adalah tangan satunya yang tidak terluka. Sutangji tidak menjawab pertanyaan Dania, dia membantu Dania untuk kembali berdiri dengan posisi normal lalu berteriak pada rekannya yang sejak tadi menunggu di luar. “Aku baik-baik saja! Kalian pulanglah! Lanjutkan tugas kalian masing-masing!” perintahnya. Semua rekan berdiri dengan siaga kemudian serentak menjawab perintah. “Siap, Jenderal!” Dania melongo, semua orang berseragam militer sudah bubar dan sekarang tinggal dirinya bersama Sutangji di koridor. Pemimpin kota dan Presdir rumah sakit tidak menunjukkan batang hidungnya untuk menginterogasi Dania, hati Dania sudah cukup merasa lega.Beberapa jam lamanya Sutangji baru bersedia turun dari atas tubuh Dania. Dania merasa sangat kelelahan dan hanya bisa mengatur napas. “Iblis Su, sebenarnya apa yang terjadi malam itu? Apa racun dalam arak sungguh manjur dibandingkan mantra pemikat tingkat satu?” tanya Dania seraya beringsut bangun lalu memakai kembali bajunya. Sutangji sudah turun dari atas ranjang dan mulai memakai kembali bajunya. Pria itu mengukir senyum di sudut bibirnya lalu melirik ke arah Dania sambil menatapnya dengan tatapan tidak biasa. “Malam itu, aku hanya mengikuti kemauanmu! Apa yang kamu inginkan sudah aku berikan, bahkan kamu juga ingat setelah malam itu aku langsung mencarimu di kediaman keluarga Hu untuk bertanggung jawab.” Dania menghela napas panjang. “Ya, setidaknya aku tidak terlibat dengan Guwenki, aku tidak bisa membayangkannya jika malam itu yang ada di sampingku adalah Guwenki.” Gumam Dania pada dirinya sendiri. “Heh, Waning bodoh! Apa ka
Dania menggaruk keningnya dan menghela napas panjang. “Sudah hampir gelap, kalau terus berada di sini tidak akan bisa menghitung semua ini. Bibi Li, bantu aku membawanya masuk ke dalam kediaman!” perintahnya. “Baik, Nyonya!” jawabnya, lalu menatap ke arah pelayan muda yang sejak tadi menemani Dania di luar. “Kalian bantu aku!” perintah Bibi Li. Dua gadis muda itu segera membantu Bibi Li untuk membawa setumpuk pembukuan ke dalam kediaman. Mereka meletakkannya di dalam ruangan kerja yang digunakan Dania untuk meneliti dan mencatat bahan-bahan obat. Banyak sekali buku-buku di atas rak. Bibi Li segera undur diri setelah menaruhnya di meja. “Nyonya saya mohon undur diri dulu, sebentar lagi Tuan akan datang, jadi saya harus membantu pelayan dapur untuk mengatur persiapan makan malam,” pamitnya. Dania menganggukkan kepalanya. Dua gadis muda tadi juga berdiri di luar pintu ruangan kerja Dania untuk menunggu periintah jika Dania membutuhkan
Ketika tiba di Ibu Kota, matahari sudah terbit dan Dania tertidur di atas kuda dalam pelukan Sutangji. Sutangji membawa Dania ke kediaman yang ditinggali oleh Dania di belakang kediaman utama, rumah besar tersebut diberikan oleh Raja Yu sebagai penghargaan atas jasa Sutangji selama bertahun-tahun lamanya. Sutangji juga diberikan hadiah beberapa tanah ladang dan toko di area pasar, Sutangji adalah pria yang makmur di usia muda dengan pencapaian luar biasa di Pemerintahan. Karena alasan itu juga banyak pejabat yang ingin mengambilnya sebagai menantu. Sebagian harta kekayaan tersebut sebenarnya sudah diatasnamakan Waning sebagai hadiah pernikahan. Meski masih dalam pengelolaannya semua hasil yang dia dapatkan akan dia berikan pada Dania. Setelah merebahkan Dania di kamar dan menyelimutinya dia pun pergi keluar. Sutangji pergi ke ruangan yang biasa dia gunakan untuk mengurus pekerjaan. Di sana ada beberapa pembukuan kediaman yang seharusnya dia serahkan pada Dania u
Dania dibawa paksa oleh Sutangji, begitu mereka tiba di luar goa, Sutangji berniat menaikkan Dania ke atas kuda akan tetapi Dania memiliki beberapa energi tenaga dalam dan dia bisa melawan keinginan Sutangji. Dania mendorong Sutangji menjauh darinya dengan energi dari telapak tangannya. “Waning! Di sini berbahaya, aku hanya ingin membawamu kembali!” serunya ketika tubuh Sutangji terlempar jauh dari posisi Dania. Dania tidak mengatakan apa-apa dan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam goa dan membuat tabir penutup pintu masuk sehingga tidak ada siapa pun yang bisa masuk ke dalam. Dania melakukan itu untuk melindungi binatang kuno yang masih terluka di dalam goa. Sutangji terjatuh dalam semak, saat berusaha bangun dia melihat mustika biru tertanam di tanah. Sutangji mengernyitkan keningnya, dia sangat mengenal benda tersebut. “Kristal biru milik Dewi Bulan di masa lalu? Mereka tumbuh di sini? Artinya wilayah ini dulunya adalah wilayah Dewi Bu
“Aku belum menanyakannya pada Ayah, kamu tidak melihat utusan mengirimkan dekret ke rumah?” tanyanya. Pelayan Dania yang lainnya turut serta membantu bekerja di klinik terlihat serba salah lalu menjawab. “Saya sempat melihatnya, tapi karena kondisi Nyonya waktu itu tidak ada tanda-tanda pulih jadi Tuan besar menukarnya dengan jabatan kedua Tuan Muda, mereka berdua sekarang mendapatkan posisi di Pemerintahan. Tuan besar hanya cemas kehilangan kesempatan jika sampai Nyonya meninggal dunia. Saya minta maaf, saya pikir Nyonya masih mendapatkan penghargaan lain meski jabatan sudah ditukar.” Jelasnya panjang lebar pada Dania. Dania tidak terlihat marah atau kecewa, pada hari-hari kemarin dia memang tidak tahu apakah bisa bertahan dan sembuh dari pukulan lima elemen Sutangji. “Bukan masalah besar, hanya jabatan saja, aku selama ini sudah merepotkan Ayah dan kedua kakakku, melihat mereka bisa sukses di masa depan
Ketika langkah kaki Dania tiba di luar kediaman Zuyi, dia segera melepaskan tangannya dari lengan Sutangji, dan hal itu langsung membuat Sutangji melotot padanya. “Kau!” “Aku lelah bersandiwara, tunggu sampai aku menemukan solusi pemutusan sumpah darah jiwa, kita akan bercerai!” ujar Dania dengan entengnya. Sutangji mendengus lalu menggenggam tangan Dania dan menariknya pergi dari kediaman selir ke tiga dengan tergesa-gesa. “Tutup mulutmu jika tidak ingin aku marah! Lebih baik tidak usah bicara kalau ujung-ujungnya hanya ingin menjauhkanku! Tidak akan pernah ada perceraian!” “Apa kamu pikir aku mencintaimu?” tanya Dania dengan tatapan mata tidak senang. “Waning! Kau! Kamu sangat keterlaluan!” Sutangji sangat marah sekali. “Jenderal Agung Su, antara kita berdua sejak awal tidak pernah ada cinta, jangan terlalu percaya diri.” Dania sengaja
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen