Home / All / More than Marriage / Kisah Silam

Share

Kisah Silam

Author: RoseeLily
last update Last Updated: 2021-06-03 08:53:25

lima tahun yang lalu. Ketika semuanya bermula. Kisah pilu yang membuat Allen sering mimpi buruk.

Allen adalah gadis yang begitu sombong dan arogan. Saat itu dia baru berusia dua puluh satu tahun. Usia dewasa seharusnya, tetapi perlakuan manja orang tuanya membuat Allen sering kali bertindak sesuka hati. Dia memang memiliki segalanya, uang dan kekuasaan dari orang tuanya.

Sebagai anak dari keluarga Caitlin rasanya pantas jika Allen menjadi dambaan setiap lelaki. Parasnya yang cantik dengan gelar pewaris aset keluarga Caitlin membuat banyak laki-laki bersedia menjadi pendamping hidupnya, tetapi seorang Allen hanya mencintai satu laki-laki yaitu Agra Grissham. Cinta pertamanya ketika dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.

Sebagai wanita modern dia tidak malu untuk menyatakan cinta lebih dulu, tetapi hati agra tetap tidak bisa dia miliki. Di hati Agra hanya ada satu nama. Wanita yang teramat dia cintai.

Sampai suatu ketika, gayung bersambut. Perjodohan antara dirinya dan Agra pun terjadi. Dia yang begitu menginginkan sosok Agra untuk menjadi pendamping hidupnya tentu saja langsung setuju dengan perjodohan itu tanpa pikir panjang. Tidak peduli apakah Agra setuju atau tidak dengan perjodohan itu.

Perjodohan demi kekuasaan. Hey, ayolah. Kita bukan lagi hidup di zaman Siti Nurbaya, dimana perjodohan menjadi hal biasa. Namun, itulah yang terjadi pada Agra dan Allen. Demi bersatunya dua perusahaan raksasa kedua orang tua mereka, menjodohkan tanpa bertanya pendapat anak mereka lebih dulu. Suka tidak suka, mau tidak mau, mereka hanya boneka yang harus menurut. Mengikuti apa kata Tuannya.

Saat itu Agra sudah mencintai wanita lain. Namanya Kinara. Gadis sederhana yang berhasil mendapatkan hati seorang Agra. Sayangnya, Allen tidak peduli. Baginya, tidak masalah jika harus memiliki tubuh Agra lebih dulu, baru setelah itu dia memikirkan cara untuk mendapatkan hati Agra.

Petaka pun dimulai. Agra yang menolak mati-matian perjodohan itu tidak bisa berbuat banyak ketika Allen datang menemui Kinara, membujuk Kinara agar mau mengalah demi pertunangannya dan Agra. Kinara yang baik hati dan peduli dengan kesusahan orang lain akhirnya memutuskan untuk mengalah, melepas Agra demi Allen.

“Kenapa kamu menemui Kinara?! Kamu bahkan memohon padanya. Sekarang dia meninggalkan aku hanya karena kasihan padamu. Sudah kukatakan aku tidak akan menikah dengan wanita lain selain Kinara. Kenapa kamu egois sekali, Allen?!" seru Agra membuat gadis yang berdiri di depannya menundukkan kepala dalam.

“Aku hanya ingin kita saling mengenal satu sama lain, Agra. Apa salahnya? Siapa tahu saja kita bisa saling mencintai. Lagipula apa kurangnya aku di matamu?” tanya Allen dengan suara lembut. Percayalah hanya Agra yang bisa membuat gadis arogan seperti Allen tunduk. Mata Allen mulai berkaca-kaca.

Agra berjalan mendekat. Menangkap kedua bahu Allen. “Kurangmu hanyalah satu. Kamu bukan wanita yang bisa membuatku jatuh cinta," ucapnya tanpa peduli dengan perasaan Allen.

“Ta-tapi kita 'kan bisa mencobanya. Aku bersedia hidup denganmu meskipun kamu tidak mencintaiku."

Agra tersenyum sarkas. “Apa kamu tidak punya harga diri, Allen? Mau berlutut pun aku tidak akan mau mencobanya. Mencintaimu? Cih. Kamu coba saja sendiri, tapi dengan pria lain. Bukan denganku!” Suaranya semakin meninggi dengan mata melotot membuat Allen ketakutan.

“Aku ...,” ucap Allen terputus.

"Kenapa? Apa kamu bahagia melihatku kehilangan satu-satunya wanita yang aku cintai?!" Agra menatap Allen dengan tatapan tajam.

"Aku ... ti-tidak bermaksud begitu."

"Yang benar saja! Kamu tahu tentang perjodohan ini dan kamu bilang tidak bermaksud?!" Agra mengusap kasar wajahnya. Mengacak-acak rambutnya. Bahkan geraman kecil lolos dari mulutnya. "Seharusnya kamu bantu aku untuk membatalkan pertunangannya, bukan malah menemui Kinara dan memintanya mengalah demi dirimu!"

Allen mundur beberapa langkah. Suara serak dan dalam milik lelaki di depannya terdengar menakutkan. Tidak lagi merdu seperti biasanya.

"Berhenti menangis! Kamu ....” Agra berjalan maju. Meraih dagu Allen dan mendongakkan kepalanya. Kedua netra bening mereka bertemu. “Apa kamu begitu ingin tidur denganku? Sampai-sampai kamu menggunakan cara kotor seperti ini. Emm ... tubuhmu lumayan juga.” Agra menatap Allen dari atas sampai bawah. Menyapu setiap inci tubuh Allen lalu mengusap bibirnya dengan ujung lidah. "Aku baru sadar kalau kamu memiliki tubuh yang seksi. Ayolah, kita bisa mencobanya." Senyumnya mengembang dengan sudut bibir terangkat. “Percayalah. Aku bisa memuaskanmu di atas ranjang, Sayang."

"Ja-jangan mendekat lagi." Kali ini Allen benar-benar takut.

"Ayolah. Tidak usah munafik, aku tahu kamu ingin juga, 'kan?"

"Tidak. Aku hanya ingin kamu melihatku. Aku hanya ingin kamu mencintaiku. Bukan begini. Aku bukan wanita murahan seperti yang kamu pi-pikir."

Agra terbahak mendengar jawaban Allen. "Kamu bilang ingin aku mencintaimu?" Mencengkeram pergelangan tangan Allen. "Penting untuk diingat, Allen. Aku bisa memuaskan hasratmu di atas ranjang, tetapi untuk hatiku selamanya tidak akan pernah menjadi milikmu!" Tersenyum sarkas untuk kesekian kalinya. "Tidak akan pernah!" ulangnya memberi peringatan.

“Ap-apa maksudmu, Agra?" Allen berusaha melepaskan diri.

“Ayo kita menikah. Aku akan memenuhi kebutuhan lahirmu, tapi jangan berharap lebih dengan hatiku.”

“A-aku ... aku tidak mau." Matanya mulai basah. "Ki-kita batalkan saja pertunangan ini.”

Nyali Allen menciut. Ini kali pertama Allen melihat Agra seperti itu. Masih banyak waktu. Aku masih bisa membuatmu jatuh ke dalam pelukanku. Untuk saat ini sebaiknya aku mengalah, batin Allen.

Agra tersenyum menang. “Good. Ayo kita batalkan."

TBC ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • More than Marriage   Drama Sarapan

    Terkadang manusia tidak bisa membedakan antara marah dan kecemburuan. Kedua perasaan itu berbaur seperti udara dan debu. Sulit disentuh, tetapi bisa dirasakan.***Meja makan persegi panjang dengan tiga kursi di sisi kiri dan kanan meja. Di tiap ujung meja ada satu kursi yang saling berhadapan. Di atas meja tertata berbagai macam makanan, dari makanan pembuka, makanan utama, sampai makanan penutup. Lihatlah ada berapa banyak jenis minuman di atas meja. Jus jeruk, jus apel, susu segar. Ah, apakah seperti ini gambaran meja makan orang kaya?Sesaat Allen lupa kalau dirinya juga pernah ada diposisi Agra, hidup dalam kemewahan sebelum dia diusir dari rumah. Dan dia menyesali setiap tindakkan pemborosan yang dilakukan orang tuanya. Toh, pada akhirnya makanan dan minuman itu akan berakhir di tempat sampah. Memangnya sebesar apa ukuran lambung manusia? Baru diisi satu gelas air dan sepiring nasi goreng juga sudah kenyang.“Kau tidak suka menu makanannya?” tanya Agra sembari meneguk jus jeruk.

  • More than Marriage   Lemah dan Menyedihkan

    Allen duduk di lantai. Bersandar di tembok pantri dengan kedua kaki di tekuk. Mendaratkan kepalanya di tempurung kaki. Di meja ada tujuh cangkir yang berisi kopi hitam. Dan tiga cangkir lagi masih kosong. Helaan napas berat lolos dari mulutnya. Sesekali Allen meremas kepalanya frustrasi.“Sudah kopi ke berapa?”Allen mendongakkan kepala. Anita berdiri di mesin pembuat kopi sedang menyeduh kopi untuk dirinya sendiri.“Bangunlah. Sebentar lagi jam istirahat. Kamu mau karyawan lain tahu keadaanmu yang menyedihkan?” Anita tertawa ringan. Allen pun ikut tertawa.“Apa aku terlihat menyedihkan?”Anita tidak menjawab. Dia hanya memiringkan kepala sambil tersenyum.“Harus aku kemanakan cangkir-cangkir ini?”“Satu, dua, tiga ....” Anita menghitung jumlah cangkir. “Tujuh cangkir kopi dan kamu belum berhasil? Memang apa yang kurang?”“Aku tidak tahu. Pak Agra tidak mengatakan apa pun. Dia hanya bilang kalau kopi buatanku rasanya aneh, berantakkan, dan buruk.”“Mau kubantu?” Anita menawarkan bantu

  • More than Marriage   Tontonan Tak Bermoral

    “Kenapa, kau malu?”“Tidak juga, tapi ‘kan tidak enak dilihatin begitu.” Wanita itu tertawa. Tiap tawanya yang menyapu gendang telinga Allen hanya menambah sakit di hatinya. Beruntung hati Allen sekuat baja. Hidupnya sudah ditempa dengan berbagai macam masalah. Sampai detik ini dia masih bisa menahan semuanya. Berusaha untuk tidak menangis melihat suaminya bermain gila dengan wanita lain.“Memangnya kau tidak malu?” tanya wanita itu.“Biasa saja, dia hanya sekertaris baruku.”Benar. Aku hanya sekertarismu di kantor dan istri kontrak ketika di rumah. Kau sungguh ingin memberikan tontonan gratis padaku? Wah, seharusnya aku beli popcorn sebelum masuk ke ruanganmu, Allen membatin.Allen mendongakkan kepala sembari tersenyum dia berucap, “Apa lain kali saya perlu pakai kacamata, Pak?”Allen tertawa, “Tidak apa-apa, Bu. Santai saja, anggap saja di ruangan ini hanya ada kalian berdua.”Wanita itu tersipu malu mendengar ucapan Allen, sementara Agra menahan perasaan marah karena Allen terlihat b

  • More than Marriage   Yang Pertama

    “Buka matamu, Allen.”Agra membelai lembut pipi Allen. Menyingkirkan anak rambut yang jatuh di pipinya. “Apa kau terpaksa melayaniku.” Memegang dagu Allen dan mendongakkan. Satu kecupan lagi jatuh di puncak hidung istrinya.Allen memberanikan diri membuka mata. Perlahan cahaya kekuningan menyeruak masuk ke retina matanya. Allen terkejut, sejak kapan Agra mematikan lampu utama? Dan mengganti dengan lampu tidur yang terletak di sudut kanan ranjang. Lampu yang bahkan tidak bisa menerangi semua sudut kamar.Degup jantung Allen berpacu lebih cepat. Dirinya yang berada di atas ranjang dengan lawan jenis, berpakaian serba tipis, dan sekarang cahaya redup yang membuat suasana semakin panas. Bahkan aroma kelopak bunga mawar mulai menguar. Dia ingat ketika pertama kali naik ke ranjang ada kelopak bunga yang sengaja ditebar.“Kau takut?”Allen mengangguk. Tentu saja dia takut. Ini yang pertama baginya. Pikiran Allen tidak fokus, jantungnya tidak berfungsi dengan baik, dan tubuhnya bahkan gemetar.

  • More than Marriage   Sentuhan Pertama

    “Ingat tugasmu hanya satu, Allen! Kau lupa?”“Tidak.”“Apa?”“Memuaskanmu di atas ranjang.”“Bagus. Jadi ... kau tidak perlu repot-repot menjadi istri yang baik. Aku tidak butuh kau pintar masak, mencuci piring dan bajuku. Melakukan apa pun yang tidak penting sama sekali. Kau hanya perlu memberiku pelayanan terbaik. Di sana _” Agra menunjuk ranjang besar di belakangnya. Tempat paling intim dari sebuah hubungan. “Di atas ranjang,” sambungnya. Agra tersenyum puas. Sekalipun Allen menutupi air matanya, Agra tentu tahu tubuh Allen sedang gemetar. Dan dia suka melihat wanita itu ketakutan. “Buka lemarinya, ambil kotak yang ada di dalam.”Allen menarik napas dan mengembuskan perlahan. Pelan sekali, takut terdengar oleh Agra. Betapa gusar napasnya. Sementara suaminya sudah merebahkan diri di kasur dengan kedua tangan terangkat ke belakang sebagai bantalan kepala. Kening Allen berkerut begitu melihat kotak berwarna merah tua dengan pita ungu muda di atasnya. Dia segera membawa kotak itu ke de

  • More than Marriage   Selepas Pernikahan

    Allen menatap wajahnya di depan cermin. Bingkai kesedihan tercetak jelas di sana. Riasan tipis, kalung dan anting berlian tersemat di kedua telinganya. Satu set perhiasan pemberian Agra. Dia tidak punya banyak uang untuk membeli barang mewah seperti itu. Rambutnya terangkat ke atas dan hanya menyisakan anak rambut di sekitar pelipis. Leher jenjang sampai tulang selangkanya terekspos.Allen sudah melakukan relaksasi berkali-kali, dari bergerak kecil, menarik dan mengembuskan napas. Semuanya tidak berguna. Ada perasaan yang tak bisa diceritakan. Menyesal? Mungkin saja.“Haah ....” Lenguhan panjang lolos dari mulutnya. Diremasnya gaun putih berpayet.Menikah dengan orang yang dicintai, siapa pun pasti bahagia, tetapi bukan pernikahan seperti ini yang Allen inginkan. Bagaimana dia bisa tersenyum. Dia hanya seorang diri di hari istimewanya. Tanpa siapa pun mendampingi.“Nona, aku mohon jangan menangis lagi.” Seorang penata rias memperingatkan. Dia sudah merias wajah Allen sebanyak tiga kal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status