Eve pun dibuat takjub dengan apa yang dilakukan oleh para wanita tersebut. Beberapa orang memegangi kain yang digunakan sebagai tirai, sedangkan yang lainnya masuk ke dalam tirai dadakan itu untuk membantu Eve mengganti pakaian dan membetulkan dandanannya.Setelah lebih dari sepuluh menit, akhirnya orang-orang yang memegangi kain tersebut pun langsung menurunkan tangannya setelah salah seorang yang ada di dalam tirai tersebut memberi tanda.Dan di saat Eve yang masih takjub dengan hal yang baru pertama kali dialaminya itu, salah satu dari orang tersebut sudah berjalan ke arah Keanu yang saat ini sedang membelakangi orang-orang tersebut."Sudah Tuan Muda," ujar orang tersebut sambil berdiri di belakang Keanu.Mendengar hal itu Keanu pun langsung berbalik dan menatap ke arah Eve yang saat ini sedang menghadap ke arahnya dengan pandangan kosong dan sebuah senyuman tidak jelas."Baiklah, kalian boleh kembali," ujar Keanu sambil melangkah ke arah Eve."Baik Tuan Muda," sahut orang tersebut
"Hei apa hubunganmu dengan Butik Chessel?""Kenapa?" tanya Keanu balik sambil mulai menyetir kembali karena baru saja terbebas dari kemacetan."Sepertinya orang-orang di sana sangat mengenal kamu, bahkan berbuat seperti itu padaku," terang Eve, mengutarakan apa yang ada di dalam otaknya."Seperti apa?" tanya Keanu dengan santai.Eve pun menghela napas panjang lalu berkata, "Ya seperti tadi, itu istimewa. Jangan bilang kalau semua itu karena uang, itu bukan alasan yang tepat karena semua orang juga tahu kalau butik itu memang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang VIP saja. Dan aku yakin tidak semua orang VIP akan diperlakukan seperti itu.""Kamu bahkan sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya," sahut Keanu masih dengan tenang."Jawab yang benar, jangan berputar-putar."Sesaat kemudian sebuah senyum tipis pun langsung muncul dari bibir Keanu. "Kalau aku bilang aku ini pemilik butik itu, apa kamu akan percaya?"Mata Eve pun langsung membulat mendengar ucapan Keanu tersebut. "Apa? Kamu
"Itu tidak perlu kamu tahu," jawab Keanu dengan santai.Eve pun langsung mencebikan bibirnya. "Sok misterius," celetuknya sambil menatap ke arah lain.Sepuluh menit berlalu, kini Keanu dan Eve sudah sampai di halaman sebuah rumah mewah yang ada di salah satu kawasan elite di dekat pusat kota."Hufftt." Eve menghela napas kasar sembari mengarahkan pandangannya pada rumah yang bergaya klasik tersebut. Dari mimik mukanya terlihat jelas perasaan kompleks yang ada di hatinya saat ini."Kenapa, apa kamu takut?" sindir Keanu sambil mengarahkan tangannya untuk membuka pintu mobil yang ada di sampingnya.Dan sekali lagi sebuah helaan napas kasar muncul dari bibir Eve."Bukan takut tapi apa ya ... kamu tahu sendiri kan kalau aku susah payah kabur dari rumah ini. Dan kemarin itu aku menemui kamu karena tertangkap oleh mereka," jawabnya."Bukankah ini rumah keluarga Swan sebelumnya?" Keanu mengatakan hal itu sambil melangkah keluar dari dalam mobil tersebut.Eve yang mendengar hal itu pun langsun
"Pfffttt!" Eve yang saat ini berdiri di belakang Shelin pun langsung tertawa terbahak-bahak.Sontak saja wajah Shelin pun langsung memerah, tangannya pun mengepal menahan amarah yang bergemuruh di dadanya akibat tawa mengejek dari Eve."Aku Shelin," tegas Shelin."Lalu?" sahut Keanu dengan ekspresi datar."Apa kamu benar-benar tidak mengenalku? Aku model papan atas," terang sepupu Eve tersebut lalu memegang mencoba memegang lengan Keanu.Namun dengan cepat Keanu menghindar, hingga Shelin tak berhasil memegang lengannya. "Apa yang mau kamu lakukan?" Keanu mudur selangkah sambil menatap ke arah Shelin dengan tatapan tak senang."Kamu yakin tidak mengenalku? Aku ini model profesional, aku ini-""Dia ini banyak skandal, apa kamu benar-benar tidak mengenalnya?" sahut Eve yang masih berdiri di belakang sepupunya itu sambil terkekeh.Shelin pun langsung membalik tubuhnya dan menatap tak senang. "Jangan sembarangan bicara. Aku tahu kamu itu iri denganku tapi jangan menyebarkan rumor yang tida
"Minta maaf!" bentak laki-laki yang saat ini sedang berada di depan Keanu tersebut.Sontak saja Shelin dan ibunya pun langsung saling menatap. Mereka terlihat sangat bingung dengan bentakan yang baru saja mereka dapatkan."Apa kalian tuli? Cepat minta maaf pada Eve dan suaminya!" Laki-laki di depan Keanu tersebut menoleh ke arah Shelin dan ibunya dengan tatapan tajamnya.Kedua orang tersebut pun masih diam. Tentu saja mereka enggan jika harus minta maaf pada Eve yang baru saja mereka hina, itu bagaikan menelan ludah yang sudah mereka buang."Tapi Pa, kami tidak melakukan kesalahan," ujar Shelin mencoba membela dirinya.Mendengar ucapan anak gadisnya, laki-laki itu pun makin berang. "Apa kamu bodoh!" bentaknya lagi.Kemudian ibu Shelin pun menyahut, "Sudahlah Pa, jangan memarahi Shelin ka-""Delia!" sentak laki-laki tersebut.Wanita berusia 50 tahunan itu pun tersentak mendengar namanya di panggil dengan nada seperti itu oleh suaminya."Apa kali-""Cukup Tuan Ricardo," potong Keanu. "D
Keanu melangkah masuk ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga yang terasa pengap itu, ia pun terus menatap ke arah Eve yang saat ini sedang menatapnya dengan mata sembab dan wajah yang basah dengan buliran air mata.Ia lalu mengalihkan pandangannya pada tangan Eve yang sedang memeluk wanita tua di samping Eve berdiri itu. Wanita tua itu terlihat sangat menyedihkan, pakaiannya compang-camping dengan rambut putih yang terurai berantakan."Siapa dia?" tanya Keanu sambil kembali menatap ke arah Eve.Eve pun langsung menoleh ke arah wanita tua yang sedang dipeluknya itu. "Dia adalah ...." Air matanya kembali menetes lalu dengan pelan ia menarik lembut tangan wanita tua tersebut dan kemudian mencium perban yang membungkus telapak tangan tersebut."Saya salah satu pelayan rumah ini Tuan." Wanita tua tersebut bersuara sambil tersenyum hangat pada Keanu."Bukan," sanggah Eve sambil menempelkan tangan yang diperban tersebut di pipinya.Kemudian wanita tua tersebut pun langsung menoleh ke arah E
"Gawat Nyonya, gawat!"Semua orang yang ada di dalam rumah itu pun langsung menatap ke arah pintu masuk rumah itu. Dan tak lama kemudian terlihat seorang laki-laki yang berlari masuk ke dalam ruangan itu."Ada apa?" tanya Nyonya Dellia sembari bangun dari sofa yang didudukinya.Laki-laki paruh baya yang tengah ngos-ngosan karena baru saja berlari tersebut menjawab sembari memegangi lututnya, "Itu Nyonya, ada wartawan di depan.""Wartawan," gumam Nyonya Dellia lalu menatap ke arah ke arah Shelin yang saat ini juga terlihat ikut terkejut.Sesaat kemudian terdengar suara berisik yang seakan makin mendekat ke rumah itu. Dan tentu saja, Nyonya Dellia pun terlihat makin tegang karena hal itu."Pa, bagaimana ini?" tanya Nyonya Dellia sambil menatap ke arah suaminya.Tiba-tiba Tuan Ricardo pun langsung bangun dari tempatnya dan ....PLAK! Sebuah tamparan meluncur bebas ke wajah Nyonya Delia."Ini ulah anakmu, jangan membuatku pusing," berang Tuan Ricardo."Apa maksud kamu?" tanya Nyonya Delli
"A-aku ....""Apa yang ingin kamu katakan?" sentak Keanu sambil menatap ke arah Shelin yang saat ini wajahnya terlihat sedang kebingungan.Kemudian Shelin pun beralih menatap ke arah para wartawan yang saat ini masih mengangkat kamera dan merekam kejadian tersebut."Hentikan! Berhenti merekam!" teriaknya ke arah para wartawan tersebut.Namun tentu saja para wartawan tersebut tak mengindahkan teriakan Shelin, mereka pun terus merekam kejadian menarik tersebut."Kenapa kamu menyuruh mereka berhenti? Oh ... atau jangan-jangan kamu orang yang menyuruh mereka ke sini untuk merekam semua kejadian ini, iya kan?" Eve berspekulasi.Ia mengatakan kalimatnya dengan suara yang dikeraskan dengan sengaja. Dari gumaman Shelin saat menarik pakaian Eve yang pertama, ia langsung bisa menebak kalau sepupunya itu ada hubungannya dengan gaunnya yang semula bisa berubah transparan karena tersiram air.Namun alih-alih tidak bisa membongkar semuanya karena hal itu rumit dan bisa melibatkan orang-orang di kel