Anna berlari ke arahnya, dia memeluknya. Dia menangis bahagia. Brian tidak mengatakan apa-apa kecuali memeluknya erat.
“Aku akan meminta Smith untuk mencarikanmu seorang dokter kandungan nanti,” Dia berkata padanya
“Dimana Ben? Aku ingin mengatakan ini padanya!" Anna bertanya padanya
“Pergilah ke kamarnya, sayang!” Brian memberitahunya
Anna melepaskan lengannya dari Brian dan berjalan keluar dari kamar tidur, menuju ke kamar Ben. Brian mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Smith.
“Smith, buatkan Anna janji dengan Dokter Kandungan besok.”
“Smith, satu lagi,” Brian ragu-ragu pada awalnya tetapi akhirnya dia mengatakannya, &ld
Ben berjalan keluar dari kamarnya, dia menemukan Mary di lantai bawah dan melihat staf lain membersihkan lantai yang memiliki bekas darah.“Mary, apa yang terjadi? Aku tadi mendengar suara berisik dari bawah!”"Di mana mommy dan daddy?"“Master, sir dan madam pergi keluar untuk makan malam. Apakah master lapar? Saya akan menyiapkan makan malam di atas jika master sudah lapar," Mary berbohong padanya"Baiklah kalau begitu! Aku akan makan di kamarku. Terima kasih!" Dia kembali ke kamarnya tanpa curigaSekitar 10 menit kemudian, Mary membuka pintu dan melihat dua pria berdiri di sana."Oh, Mr Davis," Dia segera mengenali Fai yang berdiri di samping Damian
Dokter dan perawat meninggalkan Anna sendirian di ruang VIPnya yang besar namun dingin. Dia menangis tanpa suara di tempat tidurnya. Jari-jarinya menyentuh perutnya, 'Bayiku, maafkan mommy karena telah melepaskanmu!'Dia ingat kesalahannya dulu ketika dia bersama Chris. Hatinya sangat terluka, mengetahui bahwa dia gagal sebagai seorang ibu, untuk melahirkan kedua bayinya ke dunia ini.Dia berjuang untuk berdiri, dia melepaskan jarum infus dari lengannya dan dia berjalan ke kamar mandi. Dia melihat bayangannya sendiri di cermin kamar mandi. Dia tidak tahan melihat dirinya seperti itu. Dia menyalakan air dan mengisi bak mandi dengan air hangat. Matanya menatap gelas minum di wastafel.Di luar kamar, Brian menunggu dengan tidak sabar. Segera, Mary datang bersama Benjamin. Dia berlari ke daddy nya, memeluknya.
Mark dan Ryan menemani Brian kembali ke rumah sakit. Dari koridor, mereka bisa melihat Fai sedang duduk di depan ruangan bersama Mary dan Smith.“Bagaimana kondisinya?” Brian bertanya pada Fai“Dokter mengatakan dia stabil. Dia akan tersadar dalam waktu dekat." Fai memberitahunya“Aku sudah menelepon Damian dan dia juga sedang bersama Daniel. Mereka akan datang ke sini," Fai baru saja menyelesaikan kata-katanya ketika dia melihat Damian dan Daniel, yang menggendong Ben, berjalan ke arah mereka."Daddy…." Ben berteriak dan berjuang untuk berpindah dari lengan Daniel ke Brian“My baby… kamu ingin menjenguk mommy?” Brian memeluk Ben erat
Keesokan harinyaDamian dan Fai datang ke rumah sakit bersama Ben.“Di mana Brian?” Tanya Daniel“Mari kita bicara di luar!” Fai memberi tahu DanielSetelah Fai menutup pintu. "Apa yang terjadi?" Daniel dengan cepat bertanya"Brian pergi," kata Fai dengan nada dingin"Apa?"“Kemarin kita berbicara dan dia memintaku untuk menjaga Anna dan Ben,”Daniel terdiam. Dia tidak menyangka Brian akan mengambil jalan itu. “Aku tidak tahu bagaimana cara memberi tahu Ben tentang ini!”“Hari ini, selama per
Sebulan telah berlalu sejak Anna kembali ke London.Damian sedang tidak enak badan hari ini dan dia memutuskan untuk bekerja dari rumah. Dia menghadiri meeting virtual dengan kantor SF dan NY dan dia terkejut melihat Brian dan Smith ada di sana. Damian memperhatikan bahwa Brian terlihat lebih dingin dari sebelumnya. Saat rapat, tiba-tiba Ben datang ke kamarnya, menginterupsi.“Uncle Damian, bisakah uncle membantuku dengan iPad ini?” Ben mengatakannya dengan keras saat dia berjalan menuju Damian yang sedang ada meeting virtual.Brian yang sedang berbicara pada pertemuan tersebut, tiba-tiba terdiam. Rasanya seperti sudah lama sekali dia tidak melihat putranya dan tiba-tiba dia melihat Ben melalui webcam. Matanya menatap kosong ke kamera saat dia melihat putranya di sekitar pelukan Damian. Hanya selang bera
Anna terbangun di pagi hari oleh ciuman Ben. Ketika dia membuka matanya, dia melihat senyum cerah dari putranya."Selamat pagi mommy"“Pagi sayangku!” Anna menariknya lebih dekat padanya, kemudian meletakkan tangannya di dahinya, memeriksa demamnya. Dia memperhatikan bahwa demamnya telah hilang."Bagaimana keadaanmu?" Dia bertanya"Aku merasa lebih baik, mommy!""Tapi……""Katakan pada mommy!" Anna bertanya lagi"Mommy, aku lapar!"Anna tersenyum mendengarnya. “Beri tahu mommy, apa yang ingin kamu makan untuk sarapan?”
Ciuman itu…….Anna dan Fai mengakhirinya dengan cepat. Keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Fai melihat Anna tampak bingung. Dia dengan cepat berkata, "Ini sudah larut, aku pikir lebih baik aku pulang!"Anna terkejut, tapi dia menjawabnya dengan singkat, "Oh, begitu!" Dia bangkit dan mengantarnya ke pintu.Fai tersenyum padanya dan segera pergi. Keduanya merasa canggung usai berciuman beberapa waktu lalu.Keesokan harinya, Fai tidak mengunjungi mereka. Anna menghabiskan sepanjang hari bersama Ben di rumah, membantunya menggambar. Akhir pekan sudah dekat, Anna sedikit khawatir tentang bagaimana dia akan menghadapi Fai. Tepat sebelum makan siang, Fai datang ke apartemen. Dia bertingkah seperti biasa, yang akhirnya membuat Anna merasa lega. Me
Fai mengantar Anna dan Ben kembali ke apartemen. Ketika dia kembali ke penthouse-nya, dia menghubungi Smith setelah dia mendapatkan detailnya dari Damian.“Smith?” Fai berbicara dengannya"Siapa ini?" Tanya Smith“Fai! Tolong jangan beri tahu Brian tentang ini!"“Smith, beri tahu aku di mana kalian berdua?”"Mr Davis, saya minta maaf, Mr Bolton melarang saya memberi tahu siapa pun. Dia hanya ingin menghabiskan waktu sendirian kali ini,” jelas Smith“Smith! Ayolah! Ini untuk Anna dan Ben. Dia memaafkannya dan Ben merindukan daddy nya. Aku hanya mencoba membantu mereka. Brian pasti juga akan senang.”