Aloha, #GirlsknightTruppen!
update!
Find me on:
@r_quella99
@girlsknight.official
Jangan lupa Bintang 🌟 kecil+penuhin in-line komentar, ya 👍
BAB TIGA LIMA
Because you are stubborn
Mobil Limousin berwarna hitam itu membelah jalanan kota New York yang padat. Setelah mendengar beberapa fakta yang cukup membuatnya tidak tenang, Alessia kemudian kembali pulang untuk memastikan apa Alby juga tahu mengenai kasus Elena atau tidak.
Tetapi mengingat bagaimana kedekatan mereka sudah pasti Alby mengetahuinya. Dan Alessia bahkan ingat kalau Elena juga ada di mansion Stevano tetapi gadis itu tidak mau menunjukkan wajahnya selama pesta dan bahkan setelahnya.
Alessia membuang pandangan keluar jendela. Memerhatikan kendaraan yang berlalu lalang dengan wajah masamnya. Karena jujur saja ... Fak
BAB TIGA ENAM Annoying bastard "Apa yang kau dapat?" Alby menatap Jean dan Edgar dengan tatapan menggelap. Jelas saja, itu karena mereka berdua melakukan kesalahan yang sama. Edgar sendiri hanya diam tanpa berniat menjawab bosnya. Sementara Jean menyerahkan IPad ke arah Alby yang langsung pria itu ambil. Ia membaca setiap detail data-data yang tertera. Mata Alby semakin menggelap ketika lagi-lagi ia menemukan nama Vegan berada di antara data-data sialan itu. Setelah pengejaran Alessia, Alby lalu mengerahkan bawahannya untuk mencari tahu dan melacak keberadaan pria itu. Tetapi sayang, Vegan terlalu licin bagai belut. Pergerakannya tak terbaca bahkan tidak meninggalkan jejak apapun. Sialan! "Yang ini berisi data tentang nona Elena. Tapi maaf, Tuan. Sampai saat ini kami belum menemukan kebenaran atas apa yang Nona alami. Hanya ada beberapa bukti dan itu memang mengarah pada Vegan." ucap Jean memberikan dokumen pada Alby yang kemud
BAB TIGA TUJUH~Don't do itUsapan halus pada puncak kepala Alessia membuat wanita di balik selimut tebal itu makin nyaman. Perlahan jemari Alby merambat turun menjelajahi wajah cantik Alessia kemudian berhenti di bibir merah muda Alessia yang terbuka. Alby mengusapnya lembut—bibir mungil itu bagai candu baginya. Setiap Alby mendaratkan bibirnya pada bibir Alessia, pria itu bahkan selalu kehilangan kontrol akan dirinya dan seperti tidak pernah puas meski sudah tidak terhitung berapa kali Alby menciumnya.Alessia menggeliat namun kembali menarik selimutnya, tampak tidak terganggu dengan apa yang Alby lakukan. Pria itu tersenyum lalu mendekatkan wajahnya dan berbisik tepat di depan bibir Alessia. "Morning, my Fierce Secretary.." sapanya.Alessia sedikit membuka matanya —mengerjap ketika melihat Alby sudah rapi dengan setelan kerjanya. Celana bahan warna hitam dan kemeja biru dongker yang pas di tubuhnya—menutupi otot-otot dada dan perut Alby yang
BAB TIGA DELAPAN~Crazy bastardSebuah pesan singkat masuk di ponsel Alby yang tergeletak di atas meja kerjanya. Alby meliriknya sekilas sebelum menutup dokumennya ketika melihat nama pengirim pesan.Bar-bar girl : Aku menginap di apartemenku malam ini. Jangan cari aku, bye!"Siapa?"Alby hanya melirik Logan sekilas tanpa berniat menjawabnya. Mereka berdua memang tengah berbincang seputar penambahan keamanan untuk Alessia. Mengingat Logan memiliki perusahaan di bidang keamanan membuat Alby meminta bantuan darinya, juga meminta pria itu untuk menyelidiki motif Vegan.Logan menghisap rokok eletriknya lalu membuang kepulan asap dari celah bibirnya dengan satu tangannya masih bergerak lincah di atas laptop—meretas keamanan salah satu markas Vegan yang sedang dia singgahi."Bulan depan dia akan melakukan transaksi perdagangan manusia dari Meksiko-Texas. Mereka akan melelang gadis-gadis di Houston setelah melewati perjalanan dari jalur El pas
BAB TIGA SEMBILAN~Damn drugs "Ini gila!" Keira menggebrak meja dengan keras, berusaha tetap menyetabilkan amarahnya yang mulai meluap-lupa melihat bagaimana Alessia di bawa pergi sebuah mobil van hitam di lokasi yang dekat dengan mereka. Ini seperti mereka sengaja menculik Alessia di kandangnya sendiri. "Kalau pelakunya masih Vegan de hill, akan ku bunuh dia nanti!" "Tenang dulu Kei," "Aku setuju!" berbeda dari Velove. Bukannya menenangkan suasana, Arabella malah ikut menyemangati usul Keira. "Dia perlu merasakan ujung pisau cantikku. Ingin kucabik keberaniannya siapa dia jera." "Mungkin menembak otakknya akan lebih memuaskan, Ara." lagi. Usulan Keira di sambut baik Arabella. Dua gadis itu mengacungkan jempol setuju sementara Velove tampak tertekan di tempatnya. "Mendengar ide kalian membuatku bergidik." salah satu anggota agent menatap mereka ngeri. Lalu, dia mengusulk
BAB EMPAT PULUH~MisunderstandPagi yang cerah, tetapi tidak dengan wajah kusut Alby yang mengkhawatirkan Alessia sejak semalam. Pria itu menatapi wajah pucat Alessia yang masih belum sadarkan diri. Alby lalu maraih tangan Alessia dan mengecupnya lama—seolah mendamba mata indah itu terbuka."Sebaiknya kau mandi dulu, Al. Kau terlihat kacau." ucap Arabella duduk di pinggiran ranjang. Wanita itu terlihat lebih segar juga gaunnya yang sudah berganti. Semalam semua member Girls Knight menginap di penthousenya dan menemani Alessia."Nanti saja." jawab Alby hanya melirik Arabella tanpa minat. Merasakan pergerakan jemari Alessia di genggamannya membuat Alby tanpa sadar tersenyum. Ia lalu membelai wajah Alessia lembut ketika matanya mengerjap, "Aku hampir menciummu kalau saja kau tidak lekas bangun, Darling." sapa Alby sambil menatapnya dengan wajah lega."Syukurlah, Ale. Kau membuat kami semua khawatir." ucap Arabella langsung memanggil kedua temannya yang
BAB EMPAT SATU~Ich liebe Sie"Sejauh ini masih normal, tapi dia tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan. Takutnya itu akan menghambat pemulihan daya tahan tubuh dalam dirinya." Smith menatap Alby dengan tersenyum, "Beberapa waktu ini tubuhnya masih akan lemah, dan sebisa mungkin jangan biarkan dia stres.""Sarafnya tidak terganggu 'kan, Dok?" tanya Keira ingin tahu.Smith mengulas senyum ramah, "Sepertinya tidak. Kalian mengatasinya dengan cepat hingga menghambat penyebaran obat itu menyebar lebih luas." ucapnya.Mereka semua bernapas lega. Akhirnya ketakutan-ketakutan yang sempat membayangi mereka terjawab sudah. Smith lalu beralih kearah Alby, menatap keponakannya itu dengan senyum kecilnya. "Apa Ayahmu sudah tahu mengenai ini, Al?"Alby menggeleng tidak tahu. "Entahlah, Uncle. Tapi kurasa kau sudah tahu jawabannya mengingat siapa dia?"Smith mengangguk membenarkan. Lalu pria setengah baya itu memberesi perlengkapan dokternya dan berdiri. "Ja
BAB EMPAT DUA~Because I'm StevanoAlessia masih meringkuk malas di bawah gelungan selimut. Sinar matahari yang terpancar dari celah jendela sama sekali tidak mengusik ketenangan tidur wanita itu. Alby merundukkan kepala lalu mengusap sisi kepala Alessia pelan. "Bangun, Ale." sapanya.Alessia membuka matanya perlahan, mengerjap lalu menguap malas. Tubuhnya sudah pulih setelah beberapa hari terkahir ini dia hanya makan dan tidur saja tanpa melakukan apapun. Wanita itu mengerjap lagi —memperhatikan tubuh Alby yang terlihat bercahaya di bawah pantulan sinar matahari. Alby terlihat lebih tampan dengan kaos putih polos dilapisi jaket hitam dan celana jeans. Alessia mengernyit menyadari Alby tidak menggunakan pakaian casualnya. "Mau kemana?"Alby mencium kening Alessia lembut membuatnya kembali menutup matanya, menikmati perhatian pria itu yang tidak Alby tutup-tutupi dan menunjukkan pada Alessia secara terang-terangan. Jantung Alessia masih saja berdebar padahal
BAB EMPAT TIGA~Always wrongAlby membuka pintu kamar Alessia setelah wanita itu menyuruhnya masuk. Alby melangkah pelan sambil memperhatikan kamar Alessia yang rapi dengan aroma lavender memenuhi indera penciumannya. Alby meraih foto di meja rias Alessia, Seorang anak perempuan tengah tersenyum dengan giginya yang ompong. Di sebelah gadis itu ada anak laki-laki yang tengah mencium sang gadis dengan wajah ceria. Alby menebak kalau itu foto Alessia denga Zavier, Alby tersenyum menyadari bahwa Alessia sejak kecil pun sudah secantik itu."Ceritakan bagaimana kau bisa menjenguk Mommy tanpa sepengetahuanku." ucap Alessia tanpa menoleh. Alby memperhatikan Alessia yang masih membenahi beberapa koleksi tas brandednya. Melihat itu Alby tersenyum."Kau sendiri sejak kapan hobi mengoleksi barang-barang branded itu?""Aku bertanya lebih dulu, By." gerutu Alessia.Alby terkekeh pelan lalu duduk di pinggiran kasur. Mengedarkan pandangan, tampak menilai. "Seperti