“Aku tidak mau kau menyesali keputusanmu ini suatu hari nanti,” ucap Adam menegaskan.
“Seperti aku yang seringkali menyesal telah bersedia menikah denganmu bukan?” jawab Fanny sambil mengganti popok Baby Girl’s.“Sayang, jangan terus mengungkitnya lagi. Aku mohon, maafkan aku dengan tulus,” ucap Adam memohon.Detik itu juga Fanny menghentikan gerakan tangannya lalu menatap Adam dengan seksama.“Aku tidak mengungkitnya, kau yang memulainya. Dan jika aku harus memaafkanmu dengan tulus pun aku sudah melakukannya. Tapi lihat yang terjadi, kau melupakan betapa beratnya usahaku melepaskanmu dari tuntutan Anna saat itu hingga dengan mudah kau kembali lagi ke pelukannya,” ucap Fanny diselingi beberapa tarikan nafasnya yang sangat berat.Adam membisu. Dia tak bisa menjawabnya lagi.“Ini tidak mudah untukku Dam, bukan sekali kau mendua.” ucap Fanny dengan mata yang sangat cepat berlinang air mata.Adam terpaku. Semakin tak bisa menolak kalimat Fanny yang ditujukanHujan masih mengguyur New Filla dengan derasnya hingga larut malam ini. Adam meringkuk di bibir ranjang sebelah kiri sementara Fanny di sebelah kanan. Di tengah mereka adalah baby Lilac dan baby Abigail. Fanny memang tidak mau tidur berpisah dengan buah hatinya.Fanny yang besar di panti asuhan, hanya ingin belahan jiwanya kini merasakan peluk buai dari kedua orang tuanya dengan utuh tanpa dibatasi apapun. Dan Adam pun sepakat dengan keputusannya kali ini. Adam yang juga besar di tangan baby sister tentu sangat menghargai keputusan hebat istrinya yang bahkan merelakan profesinya digantungkan sementara.Nyenyak keempatnya tengah sangat nikmat, saat suara barang pecah di luar kamar mengejutkannya.“Apa itu Dam?” tanya Fanny.Adam yang juga terjaga oleh suara tersebut langsung turun dari ranjangnya.“Jangan kemana-mana!” ucap Adam.Fanny mengangguk mengiyakannya. Dirangkulnya erat kedua buah hatinya.PRAANGSuara pecahan kembali terdengar.“Adam! Kau
Setelah dua minggu, renovasi rumah akhirnya selesai. Di berbagai bagian masih terdapat banyak puing-puing bangunan di sana yang berceceran. Pagi ini sejumlah petugas kebersihan sedang menyelesaikan finishing dari renovasinya itu.Adam benar-benar tidak ingin kecolongan setelah insiden pemecahan kaca yang dilakukan oleh orang tak dikenal ke rumahnya tengah malam itu dan juga insiden racun yang nyaris saja mencelakai keluarganya.Kini, Adam benar-benar menjadi semakin ekstra dalam pengawalan dan juga penjagaan rumahnya. Pagi yang cerah di New Filla, mentari menyembul dengan sangat hangat dari balik jendela rumah memberikan energi yang lebih cerah.Adam tengah menikmati sarapan bersama Fanny. Keduanya kini sudah memulai hidup normalnya tanpa ada lagi kerepotan para penjaga dan juga pekerja di rumahnya. Insiden mengenai percobaan untuk meracuni yang dilakukan oleh orang tak dikenal yang menyamar di antara para pekerja pun akhirnya ditangani oleh pihak kepolisian. M
Dengan jetlag sekitar delapan jam, mereka harus sedikit menyesuaikan waktu terlebih dahulu.Senyuman akhirnya mengembang di wajah Fanny saat keluar dari pesawat dan menghirup udara segar kota London dengan sangat tenang. Kedua buah hatinya pun bisa mendarat dengan selamat di sana, ini adalah sebuah berkah tersendiri untuk Fanny.Di bagian luar bandara, Dipo dan juga beberapa staf dari Schwaley Corporation sudah menunggunya.“Adam, bisakah kau mengatakan padaku apa yang terjadi sebenarnya?” tanya Fanny kepada Adam dengan memaksa.Adam menghentikan langkahnya, dia merasa tidak tega untuk mengatakannya sendiri kepada Fanny. Meski riwayat panjang kehidupannya bersama Ardian mengalami pasang surut; tapi Adam merasa bahwa Ardian pun memiliki sangat banyak sekali jasa dalam pernikahannya dengan Fanny.“Sayang, sebaiknya kita berangkat! Kasihan mereka terlalu lama menunggu,” ucap Adam kepada istrinya. Fanny pun menurut. Rombongan ini pun tak menunggu waktu lama lagi
“Apalagi masalah yang harus kita hadapi?”ucap Fanny mengeluhkan hidupnya lagi.Wanita ini merasa sangat bingung dengan apa yang kini harus dihadapinya setelah Ardian pergi.Alih-alih merasa senang karena baby Lilac dan baby Abigail mendapatkan wasiat besar sebagai pewaris dari Schwaley Corp. Fanny kini justru merasakan kecemasan lebih hebat karenanya.Fanny tidak ingin kedua buah hatinya akan merasakan bullying dari seluruh pihak yang menyudutkannya tidak profesional.Kesaksian Dipo terkait dengan surat wasiat itu pun memang menguatkannya secara hukum. Namun tentu saja itu tidak serta merta menyelesaikan konflik yang terjadi di internal Schwaley Corp.Pengesahan baby Abigail dan baby Lilac sebagai pewaris utama berikutnya dari Schwaley Corp nyatanya memang berjalan dengan lancar. Namun hal ini menuai dendam dari para petinggi Schwaley Corp yang sudah mengabdikan dirinya puluhan tahun di perusahaan tersebut.Beberapa dari mereka kemudian berupaya untuk mengges
Fanny melajukan mobilnya menuju ke sebuah alamat restoran yang diberikan oleh Sharena. Dia berangkat dengan menggunakan piyama tidurnya saja dibalut dengan cardigan olive selutut dan rambut yang dicepol ringkas.Sederhana namun tetap anggun nan berkelas, seperti itulah Fanny selalu memukau di setiap penampilannya.Flat shoes yang dikenakannya berwarna olive juga, senada dengan tas yang ditentengnya semakin membuat wanita itu nampak rapi dan juga elegan.Fanny melangkah masuk ke restoran yang lumayan mewah ini. Meski berada di ujung kota, namun pelayanan disini cukup baik dan Fanny merasa nyaman dengan situasi penyambutannya.Tanpa Fanny ketahui, diam-diam Adam mengikutinya di jarak yang cukup jauh sehingga wanita itu tidak menyadarinya.Fanny mengamati sekelilingnya dan melihat ruangan di bagian lantai dua tempat mejanya berada sangat sepi.“Aku disini,” ucap Sharena sambil melambaikan tangannya kepada Fanny.Tanpa menjawab, Fanny segera melangkah mendeka
Kehangatan pernikahan Fanny dan Adam kini semakin HOT. Hari ini. Pertemuan dengan salah satu lawyer dari perusahaan Schwaley yang dijadwalkan pada Selasa ini membuat Fanny cukup gugup. Sehingga dia sampai lupa bahwa ini adalah akhir pekan.“Fanny sayang, kau terlalu banyak memikirkan pekerjaan. Hingga saat kau mengatakan bekerja dari rumah pun kau tetap saja memikirkannya,” ucap Adam sambil menggendong Fanny ala bridal menuju ke sebuah sofa bulat di dekat pintu menuju balkon kamarnya.Matahari pagi bersinar sangat terang di sana.“Mana bayi kita?” tanya Fanny terperanjat.Dia sangat kaget melihat box bayi kedua bayinya kembarnya itu sudah kosong.“Nurse sedang memandikannya, mereka tidak boleh pemalas seperti ibunya!” ucap Adam menyindir.“Aku kesiangan dan kau yang tidak membangunkanku, kenapa kau bilang aku pemalas?” ucap Fanny sambil tersenyum.Fanny langsung duduk meringkuk dengan masih sangat mengantuk. Dia tidak menolak ketika Adam menyodorkan susu hangat kepadanya.“Minum yan
“Kau tidak punya mata!” teriak seseorang yang baru saja menabraknya itu kepada Fanny.Sontak mata kecoklatan Fanny langsung melebar. Langkahnya pun langsung menyusul lelaki dengan jubah panjang berwarna hitam tersebut.“Hey! Pak tua! Bisakah kau berhenti dan bertanggung jawab atas kekacauan yang kau buat?” teriak Fanny super lantang dan sukses membuat lelaki tinggi tegap yang kini berdiri di depannya membalikkan tubuhnya menghadap Fanny.“Kau bicara apa?” ucapnya dengan suara bariton yang sangat khas dan sukses membuat Fanny terpaku dalam diam.PLAK“Kau tidak sebaik tampangmu ini! Lelaki aneh!” ucap Fanny sambil membalikkan tubuhnya setelah selesai menampar lelaki berjambang itu.Panas dan perih yang menyapu wajah lelaki bernama Adam itu jelas tidak sepadan dengan hancurnya harga diri Adam saat ini setelah sejumlah paparazzi terlihat sukses mengambil gambar adegan tersebut.“Tuan, mereka mengunggahnya di laman gosip,” ucap Jhon yang merupakan ajudan Adam sambil menyodorkan ponselnya
“Kau mau lari kemana?” ucap Adam yang kini berdiri di belakangnya. Seketika itu juga Fanny menghentikan langkahnya.Jantung Fanny berfegup tak menentu mendengar suara barithon Adam yang mulai diingatnya itu. “Kau sangat pemberani untuk seekor tikus, dan kau juga cukup menggoda rupanya,” ucap Adam sambil menghembuskan napasnya di ceruk leher Fanny.Hembusan hangat napas Adam pun sontak membuat tubuh Fanny meremang dalam desiran yang aneh. Wanita ini mendadak kedinginan dan sangat gugup. Bukan itu saja, rasa takutnya menjadi kian menumpuk ketika langkah kaki Adam mengurungnya semakin dekat."Jangan mendekat lagi! Atau aku akan melaporkannya pada Polisi!" bela Fanny mencoba menghentikan langkah pria itu. "Melaporkan ke Polisi? Atas kejahatan apa? Tidak ada yang dilaporkan ke Polisi dan ditangkap hanya karena mencoba membangun kedekatan seperti ini bukan?" kekeh Adam seraya mendekatkan wajahnya ke arah Fanny dan menyandarka dagunya tepat pada pundak kanan wanita itu. Sadar jika Fanny