"Untuk apapun tujuan hidupmu, jangan saling tunggu, jangan saling tinggalkan baiknya saling temani."
----------
Hari Jum'at ba'da shalat Jum'at, momen yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari pernikahan antara Dinnar dan Kanaya. Terlihat MC mulai membuka acara, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Tidak lupa sebelum ijab qobul, penghulu memberikan beberapa nasehat pernikahan yang ditujukan untuk kedua mempelai.
Dinnar sudah berada diruang keluarga Naratama, ya ruang keluarga yang sudah disulap sedemikian rupa khusus untuk pernikahan mereka. Berbeda dengan Kanaya terlihat duduk ditepi ranjang dengan perasaan cemas dan tegang bercampur jadi satu. Beberapa kali ia memainkan jemari manisnya di atas kebaya panjangnya. Bunda yang menemaninya, berusaha menenangkan kegelisahan hati putri tercintanya menunggu ijab qobul.
"Menemukan pasangan bukan hanya tentang menemukan cinta, tapi tentang menemukan Ia yang menemani mu beribadah bersama sembari terus memperbaiki diri untuk menggapai ridho-Nya hingga ujung usia."---------- Dinnar dan Kanaya bersalaman pada keluarga mereka. Dan mulai detik itu kehidupan panjang seumur hidup akan mereka jalankan. Pandangan Dinnar menyapu setiap sudut ruangan. Dilihatnya satu persatu keluarganya dan keluarga Kanaya. Acara semakin meriah seiring berjalannya waktu. Semua keluarga Dinnar dan keluarga Kanaya berkumpul disini termasuk keluarga para sepupu-sepupunya. Terlihat binar-binar tatapan raut wajah bahagia semua orang. Termasuk eyang Kanaya, nenek dan kakek Dinnar yang kini ada di sana, yang kini duduk bersama Diga, Kayla, Sam dan Marta di meja makan besar khusus
"Kita akan mengerti dengan sendirinya, bahwa jodoh bukan tentang yang terbaik, tetapi yang menerima kita dengan baik. Karena yang menurutmu baik belum tentu dapat menerimamu dengan baik."---------- Esoknya, pagi-pagi sekali aku sudah menyiapkan keperluan Al. Aku belajar melakukan apa yang diberitahukan bunda dan tante Marta. Bukan hanya apa yang suka dilakukan Al, tapi juga apa yang tidak suka dilakukan Al. Waktu yang singka membuat kita belum mengetahui kebiasaan masing-masing. Hari ini aku dan Al harus mengantarkan eyang ke bandara. Eyang ingin pulang ke Jogja, entah kenapa eyang nggak mau tinggal lebih lama disini."Sayang, nanti habis dari bandara langsung ke rumah ya, soalnya besok mama sama papa mau nganter nenek pulang ke Bali." Aku melihat Al memperhatikan ku yang sedang memakai jilbab di depan
WARNING!!!Mohon maaf, bab ini sedikit membuat panas dingin.**"Percayalah, nanti ada seorang laki-laki yang mengatakan bahwa kamu perempuan paling cantik di muka bumi ini❤. Sebab ia mencintaimu dari hati bukan dari mata, sebab ia mencintaimu seutuhnya, ia akan selalu ada untukmu, untuk selamanya."---------- Pupus sudah harapan Dinnar untuk memiliki Kanaya seutuhnya malam ini. Dinnar harus menunda keinginannya itu, dan harus menahan sesuatu yang bergejolak dibawah sana. Kanaya keluar dari kamar mandi melihat mama dan suaminya tengah duduk di sofa bed yangada dikamar. Kanaya melihat suaminya tampak kesal, entah Kanaya sendiri belum tahu pasti apa penyebab suaminya itu kembali memasang mode datar. Ia segera menghampiri mama dan suaminya itu."Hai ma."
"Setua apapun seorang perempuan, selalu ingin dianggap seperti anak-anak. Ia selalu ingin dimanja, dicandain, dan disayang, juga diperhatikan setiap waktunya ?."----------Alfizam Dinnar Agustaf Aku kembali tersenyum bahagia memperhatikan wanita cantik yang kini berada dalam dekapanku. Setelah semalam dengan penuh gairah, memanggil namaku berkali-kali dengan suara merdunya. Aku tertawa kecil, nggak pernah menyangka pernikahan yang pernah aku tentang karena perbedaan usia kini justru membawa kebahagiaan tersendiri bagi ku. Terlebih lagi dia bidadari yang selama ini aku tunggu. Aku perhatkan wajah istri ku ang terlihat chubby dengan pipi merona. Bibir merahnya sesekali mengerucut menggoda imanku yang ingin mengecupnya. Aku nggak tau udah berapa lama aku me
"Nggak banyak drama, namun selalu menemani, saling menerima & menguatkan satu sama lain."---------- Pagi-pagi sekali Kanaya sudah sibuk di dapur, ia membantu bi Sarah menyiapkan sarapan. Beberapa kali mendapat penolakan dari kepala asisten rumah tangga itu, tidak membuat Kanaya kehabisan akal untuk ikut terjun ke dapur. Setelah mengeluarkan jurus andalan puppy eyesnya,wanita paruh baya yang menjabat sebagai kepala asisten rumah tangga itu akhirnya mengizinkan Kanaya untuk membantu menyiapkan sarapan. Setelah selesai menyiapkan sarapan Kanaya kembali ke kamar untuk menyiapkan keperluan suaminya, dan dirinya juga bersiap untuk pergi ke kampus. Setelah tiga hari tidak mengajar dan hanya memberikan tugas, akhirnya hari ini Kanaya bisa kembali mengajar mahasiswa/i kecenya."Sayang, kamu yakin hari ini mau berangkat?" Tanya Dinnar, d
"Jika aku adalah kamu versi lebih sabar, maka kamu adalah versi aku yang lebih tangguh."*****Kanaya Naratama"Dinnar Sayang......" Seorang perempuan cantik masuk kedalam kelas memanggil nama suamiku, kemudian berlari menghampirinya dan tanpa rasa malu bergelayut manja di lengan kokoh suamiku. Fix berasa pengen kabur ke Antartika dan nggak pengen balik lagi, dari pada harus melihat adegan menyakitkan macam ini. Seorang perempuan cantik tengah bergelayut manja di lengan kokoh Al saat ini"Lili?" Terlihat Al melepaskan tangan perempuan yang duduk disampingnya, dan mendorongnya."Ada apa sih Lo kesini? Ini bukan kelas Lo?" Tanya Al ketus. Aku nggak tau siapa perempuan cantik yang mengenakan dress peach dengan rambut panjang terurai itu. Tapi tadi Al memanggilny
"Baik ataupun buruk, sedih ataupun senang, semua cuma masalah waktu, jadi bersabarlah."----------"Eh... Dosen ganjen." Ucap seorang perempuan menarik jilbab Kanaya."Apa maksudnya ini?" Tanya Kanaya kaget."Lo nggak usah pura-pura bego ya, oh apa emang Lo bego beneran?" Ucap mahasiswi yang bernama Bella, anak rektor di kampus Kanaya mengajar. Diketahui Bella adalah salah satu mahasiswi yang sangat terobsesi dengan Dinnar Agustaf, suami Kanaya. Dua mahasiswi yang bersama Bella memegangi tangan Kanaya, entah apa yang akan mereka lakukan padanya."Apa sih, lepasin." Kanaya mencoba memberontak namun ia kalah kuat dengan dua mahasiswi yang memeganginya."Hah... Dia minta dilepaskan Bell, gimana?" Tanya mahasiswi bernama Helen. Dan Bella hanya tersenyum kecut mendengarnya.&n
"Kita tidak sedang diuji, kita tidak sedang dipersulit, melainkan kita sedang dikuatkan."----------Kanaya Naratama Pagi, setelah mendengar kumandang azan subuh, aku terbangun. Aku mengreyitkan kening saat merasakan sebuah tangan melingkar di perutku.Sebuah kebiasaan yang sudah satu minggu ini hilang. Dengan hati-hati aku menyingkirkan tangan itu, supaya si empunya tidak terbangun."Biar seperti ini dulu sayang." Ucap Al, semakin erat memelukku."Ngapain kamu peluk-peluk aku, kamu lupa kalu kita lagi musuhan,ya?" Ucapku kesal, mengingat satu minggu ini Al memperlakukanku seperti seorang musuh."Kata siapa kita musuhan, mas nggak merasa musuhan sama kamu sayang." Al membenamkan kepalanya diceruk leherku, yang membuatku kegelian. Sepertinya dia amnesia kalau semalam dia sudah membuatku menangis."Mas amnesia ya? Udah satu minggu lho, mas diemin aku." Ucapku