Jessica yang marah karena Monica tidak memberitahukan kedatangan Candra langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu, Monica yang tak menduga kalau Candra langsung ke halaman belakang kini turut memasuki Vila bersamaan dengan Candra. Sesampai di dalam Vila, tampak Wijaya Atmaja tengah berjalan menuju teras Vila mereka. Melihat Jessica putrinya berjalan tergesa-gesa dan tampak kesal dari wajahnya, Wijaya pun memanggilnya.“Jessi...!” Panggil Wijaya.Mendengar panggilan Wijaya, Jessica yang kesal dengan kedatangan Candra pun, langsung berjalan menuju kamarnya tanpa memedulikan panggilan Wijaya. Dan saat Wijaya akan memanggil lagi putrinya, tampak istri dan menantunya memasuki Vila usai dari halaman belakang pula.“Monic ... Ada apa dengan Jessica?” tanya Atmaja memandang curiga pada Monica dan Candra yang tampak tegang pada wajah mereka.Dengan menarik napas panjang, Monica berucap, “Biasalah Pii..., orang hamil bawaannya ngambek terus. Udah sana, Candra mengobrol di depan sama Papi...
Jessica yang mendengar keinginan kedua orang tuanya agar rumah tangga mereka tetap berjalan dan selalu berkomunikasi satu dan lainnya, menerima kehadiran Candra sebagai suami yang seutuhnya diterima dalam hatinya. Dan telah selama dua hari, Jessica dan Candra menikmati kebersamaan di Vila orang tua Jessica. Mereka menghabiskan waktu ke kebun teh dan menikmati hawa sejuk pegunungan serta keindahan kebun teh saat dilihat dari atas Vila milik keluarga Wijaya Atmaja.Namun dua hari yang telah mereka lalui, terusik disiang hari saat Jessica dan Candra tengah duduk di ruang santai sembari menikmati teh hangat usai makan siang. Kebetulan, di hari ini Wijaya Atmaja yang telah lama tidak ke kantor, memutuskan untuk ke kantor disaat Jessica berlibur di Vila. Hal itu merupakan saran dari Monica yang ingin melihat hubungan Jessica dan Candra berjalan baik.Terlebih usai mereka memancing dua hari lalu, tampak Jessica telah bisa menerima kehadiran Candra. Hingga Monica berharap mereka mampu mempert
Hingar bingar music pada sebuah Night Club di malam minggu, membuat pengunjung di club menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama dan arahan seorang DJ yang jemarinya dengan cekatan memadukan intrumen music dari piringan hitam yang dipadu dengan tinggi dan rendahnya efek suara musik, diikuti lompatan serta goyangannya pada sebuah panggung kecil mengikuti irama house music yang dimainkan.Bau alkohol bercampur harumnya parfum kelas atas mengisi ruang persegi empat yang telah bercampur dengan bau keringat atas aksi jingkrak-jingkrak tak karuan dari beberapa pengunjung, lewat music yang memekakkan telinga dan lagu yang tak terdengar jelas nadanya.Kursi-kursi ramping berkaki panjang dan meja bulat yang berjarak lima meter dari lantai dansa diisi oleh beberapa orang yang menikmati alunan hingar bingar musik dengan pasangan masing-masing, duduk gembira sambil meneguk minuman beralkohol serta berbicara dengan cara berbisik, karena bisingnya suasana di ruang tersebut.Mereka menikmati alunan mus
Kenikmatan yang dirasakan berulang kali oleh, menyisakan rasa perih bercampur rasa nikmat yang belum pernah dirasanya. Wanita cantik itu masih mengira kalau ia tengah bermimpi basah. Maka, usai menikmati tubuh Jessica yang belum terjamah, pemuda tampan itu pun kembali melakukan gempuran kedua dan ketiga saat mengetahui wanita cantik yang tengah digaulinya adalah seorang perawan.Namun, Jessica yang juga masih mengira dirinya bermimpi saat menikmati setiap sentuhan yang dilakukan oleh pemuda tersebut, hanya mampu menikmati dan mengerang hebat untuk kesekian kalinya. Pemuda tampan itu juga tidak melepas kesempatan dengan terus merasakan kenikmatan luar biasa dengan memberikan rasa nikmat pada Jessica yang masih saja memejamkan mata diantara desahan dan erangannya.Hingga akhirnya, Jessica kembali mengerang hebat, saat pemuda tampan itu menggempurnya habis-habisan hingga mencapai klimaks pada dirinya dan Jessica yang kian mengerang hebat.Lalu, untuk keempat kalinya, pemuda tampan itu m
Setelah satu jam tak terdengar teriakan dan suara tangis dalam kamar Jessica, asisten rumah tangga yang bernama Wati memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar majikannya. Wati adalah asisten pribadi yang cukup lama ikut pada keluarga Jessica. Terlebih, kedua orang tua Jessica menitipkan putri mereka kepada Wati yang selama ini sangat dipercaya oleh Keluarga Nata Atmaja.“Nona ... Non Jessi, buka Non ... Kasihanilah Bik Wati. Bagaimana kalau Tuan dan Nyonya besar tanya, hikss...,” tangis Wati di depan pintu kamar Jessica.Wati sangat cemas dengan kondisi Jessica yang ditakutkan bunuh diri. Walaupun, ia sendiri tidak mengetahui secara jelas duduk perkara yang dihadapi wanita cantik itu. Untuk ketiga kalinya, Wati kembali mengetuk pintu kamar majikannya dengan rasa takut yang teramat sangat, jika terjadi sesuatu dengan Jessica. Maka, Wati dan kedua asisten rumah tangga yang menunggu di depan pintu kamar Jessica pun menangis.“Nona, tolong buka Non ... Jangan buat Bibik kuatir. Kami sem
“Jessi, kenapa mata elo sembab banget? Habis nangis?” tanya Dewi yang main selonong masuk ke ruang keluarga menemui Jessica.“Ini kebanyakan tidur Wi! Kagak ada di kamus hidup gue nangis. Haram hukumnya. Hehehehe,” sahut Jessica menggeser bokongnya dan meminta Dewi duduk di sebelahnya.“Udahlah, jangan pakai bohong segala. Gue yakin elo lagi ada masalah. Apa ingat lagi sama mantan elo yang udah married itu? Move-on dong Jessi. Cari lah, seorang pangeran tampan yang punya perusahaan juga kayak elo. Masa sih ... cewek cantik, intelektualnya tinggi, punya perusahaan kagak laku. Mau gue pasarin? Atau gue jodohin sama anak tant....”“Stop bawel! Gue memang lagi kagak mau cari cowok. Kalau gue udah buka lowongan cari pacar..., antre dari pintu pagar gue sampe ke jalan raya. Begini aja, dari pada lo nasihati gue, mending kita ke Mal aja gimana? Gue lagi mau buang duit receh sembari cuci mata. Gue traktir dah lo ... Mumpung otak gue lagi mumet,” potong Jessica menutup ucapan Dewi sang sahabat
“Jessica..., ada apa sih sama lo? Gue liat ada hal aneh deh...,” celoteh Dewi memegang bahu Jessica yang memandang lurus ke depan untuk melihat mobil yang dibawa oleh Samsuri.“Kagak ada apa-apa. Gue merasa nggak nyaman aja liat banyak orang seperti itu,” jawab Jessica datar.Dewi yang menaruh curiga pada sahabat karibnya hanya mampu merangkul bahu Jessica dan berbisik tepat ditelinganya.“Jessi ... Gue tau ada yang elo sembunyikan dari gue. Kalau suatu saat elo mau cerita gue siap.”Mendengar apa yang dibisikkan oleh Dewi, membuat Jessica menoleh ke arah Dewi dan membantahnya, “Apa sih lo ... Ah! kagak jelas. Orang gue kagak kenapa-napa. Mungkin efek pusing semalam masih ada.”Bersamaan dengan perkataan Jessica, mobil yang dikendarai oleh Samsuri pun tepat berada di halaman Lobby Mal tersebut. Kemudian, Jessica masuk ke dalam mobil diikuti oleh Dewi. Setelah itu, mobil keluar meninggalkan area Mal menuju rumah.Di sepanjang jalan menuju rumah, Jessica hanya terdiam dengan memejamkan
Dewi yang terus mendesak perihal artis yang mengirimkan hadiah kecil kepada Jessica terus saja mendesak usai sahabatnya tetap bersikukuh menolak untuk memberikan klarifikasi atas lelaki yang saat ini digandrungi oleh banyak wanita sebagai bintang muda berbakat. Dimana ia juga suka dengan penampilan Candra Wiguna. Namun, hanya sebatas akting dan permainan filmnya.Hingga akhirnya, sebelum Dewi pulang ke rumahnya, ia pun menarik kesimpulan atas hubungan mereka usai mengingat tanda merah di bagian kenyal milik Jessica. Dengan berjalan menuju mobilnya untuk kembali ke rumah, Dewi pun berucap, “Jessi ... Gue tau sapa yang kasih tanda cupang di toket elo.”Jessica yang terkejut atas ucapan Dewi hanya menggelengkan kepalanya dan berucap, “Say..., next gue cerita sama elo. Untuk saat ini gue keep dulu..., Thanks for your time.”Mereka pun saling berpelukan dan Dewi yang tahu kalau sahabat karibnya tetap tidak mengaku atas tudingannya pun, hanya menjawab, “Ok! Gue percaya sama elo dan gue tung