/ Romansa / (Not) A Wedding Agreement / Kunjungan ke Kantor Desta

공유

Kunjungan ke Kantor Desta

작가: shimizudani
last update 최신 업데이트: 2021-01-05 02:04:01

Memiliki Wida sebagai asisten pribadinya sungguh merupakan keputusan yang tepat. Wanita itu adalah tipe pekerja keras dengan hasil kerja yang memuaskan. Karenanya, Andin hampir selalu bisa mengandalkannya di segala situasi, termasuk untuk mengurus kelangsungan hidup kafenya. Namun, bukan berarti Andin hanya bersantai dan tinggal menerima laporan beres darinya. Andin tetap mengawasi semuanya dan memberi arahan yang diperlukan.

Lima tahun sudah mereka saling mengenal. Awalnya, Andin menolak mempekerjakan seorang asisten. Untuk apa? Dia merasa sanggup melakukan semuanya seorang diri. Tapi, Gama, kakak tertuanya, memaksa. Katanya, keberadaan asisten pribadi sangatlah membantu. Meski Andin tak berminat terjun ke dalam perusahaan keluarga, asistennya bisa menolongnya mengurus aset-aset yang dimilikinya. Ralat. Diberikan kepadanya. Sementara Andin asyik menekuni hobi memasaknya--dia menjalankan sebuah blog mengenai resep masakan--Wida dapat menggantikannya memantau keuangannya. 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • (Not) A Wedding Agreement    Selalu Mengganggu

    "Senang akhirnya bisa bertemu dengan nyonya baru Adiyaksa," komentar seorang lelaki muda saat melihat kehadiran Andin di sisi Desta.Ya, ini merupakan acara makan malam yang Andin setujui siang tadi. Karena itulah, dia langsung mengenali sepasang pria dan wanita yang dihampirinya. Rizky dan Ulya. Mereka berdua masih tampak muda. Dia perkirakan, usianya tak terpaut sangat jauh darinya. Mungkin, sekitar lima sampai tujuh tahun.Itu artinya, mereka berusia di sekitar pertengahan tiga puluh."Makasih, Pak Rizky." Andin mengulas senyum lebarnya kepada lawan bicaranya. "Saya juga senang bisa bertemu Bapak dan istri Bapak. Makasih atas undangan makan malamnya," lanjutnya. Sopan santun dan basa-basi agak berlebihan, sepertinya, dibutuhkan dalam situasi ini. Semua itu demi menjaga keharmonisan relasi di antara mereka. Bukan hanya urusan pekerjaan, melainkan hubungan mereka selayaknya manusia biasa.Ah, terlalu bijaksana sekali kalimatnya. Intinya,

  • (Not) A Wedding Agreement    Kejutan Menyebalkan

    Apa yang kamu lakukan di sini?Rasa-rasanya, Andin ingin meneriakkan pertanyaan tersebut sekeras mungkin. Hal itu selaras dengan keterkejutan yang menderanya. Bagaimana tidak? Dia melihat wanita itu di sini, di hadapannya dengan koper berukuran sedang berada di sampingnya."Kenapa kamu di sini?"Untungnya, Desta telah menggantikannya mengujarkan kebingungannya. Oh, Andin yakin suaminya pun dilanda rasa yang sama. Apa yang dilakukan Raya di sini?"Saya menggantikan Pak Lukman untuk ikut Bapak ke Bali." Jawaban itu mengalun lancar dari bibir Raya seolah-olah memang seharusnya dirinya berada di sini, di terminal keberangkatan bandara Soekarno-Hatta di Kamis pagi yang cerah.Andin tak mampu berkata-kata. Raya benar-benar wanita yang tangguh. Kehadirannya mau tak mau telah mengusik rencana indah bulan madunya dengan Desta.Dia kini tak yakin apakah perjalanannya masih bisa disebut bulan madu dengan kemunculan Raya di antar

  • (Not) A Wedding Agreement    Memiliki Anak?

    "Wow.""Apa yang wow?" Andin merespons cepat dengan bibir agak mengerucut. Dia sangat tahu kenapa reaksi itu muncul di layar laptopnya yang menampilkan wajah Dewi. Hanya saja, dia ingin berpura-pura tidak tahu demi menyelamatkan rasa malunya."Kamu." Singkat dan tegas Dewi menjawab. "Aku nggak menyangka kamu seberani itu," komentarnya di akhir kalimat. Semua perkataannya itu merujuk ke satu hal. Adegan di dalam kantor Desta. Itu setelah Andin dengan malu-malu menceritakannya. Sahabatnya benar-benar tak tertebak."Aku nggak melakukan kesalahan." Andin membalas masih dengan cara yang sama."Memang nggak. Nggak ada yang salah dengan bermesraan dengan suami sendiri." Dewi mempertegas pembahasan mereka. Dia tahu Andin sengaja untuk tak lagi menyebutkan kejadian tersebut. Namun, dia tidak akan membiarkannya karena yah, ini merupakan sesuatu yang langka terjadi. "Tapi, kamu tahu sendiri bagaimana di Indonesia. Raya pasti syok melihatnya."

  • (Not) A Wedding Agreement    Merah Padam

    "Oh, maaf, Raya, kamu harus melihat kami begini."Anding sungguh-sungguh ingin menyembunyikan wajahnya saat ini juga. Dia jelas tertangkap basah dalam posisi yang memalukan!Meskipun semua adegan ini ada dalam rencana yang tersusun sesaat setelah Raya membalas sapaannya tadi, tetapi itu sama sekali tak menghilangkan rasa malunya. Walaupun orang yang melihatnya tak lain adalah musuh besarnya, tetap saja dia... malu."Kamu letakkan saja minumannya di meja," ujarnya lagi dengan usaha maksimal mempertahankan keyakinan dalam suaranya. Dia tidak boleh gentar maupun gugup. Dia harus bisa menegakkan egonya di puncak tertinggi. Sekali ini saja.Dari sudut matanya, dilihatnya sang sekretaris berjalan memasuki ruangan Desta. Langkahnya terkesan ragu, terkejut, dan diburu-buru. Sedangkan wajahnya memperlihatkan ekspresi serupa ditambah gurat ketidaksukaan di kerutan yang muncul di keningnya. Tentu saja. Wanita itu tak mampu berkutik di hadapan pemanda

  • (Not) A Wedding Agreement    Pembalasan Pertama

    Sesuai janji yang telah diucapkannya, siang ini Andin mengunjungi kantor Desta dengan menenteng satu tas cukup besar berisi makan siang mereka. Andin yang membuatnya, tentu saja. Masih dengan percobaan masakan Meksiko yang dia harap sesuai dengan selera lidah suaminya.Andin melangkahkan kakinya dengan bersemangat. Entah kenapa hatinya terasa begitu gembira. Otaknya tak berhenti memutar irama menyenangkan yang tak jarang berubah menjadi senandung kecil di bibirnya. Bahkan sampai sekarang pun, nada itu masih menari-nari di sana dan membuat kedua pipinya serasa naik menahan senyum."Selamat siang, Bu Andin," sapa salah satu petugas keamanan yang berjaga dekat dengan eskalator."Selamat siang," balas Andin dengan senyum ramah di wajahnya."Mau bertemu Pak Desta, ya, Bu?"Andin mengangguk. Pertanyaan tersebut mengingatkannya pada kunjungan pertamanya ke tempat ini. Mereka saja tahu dan bisa menebak tujuan kedatangannya, bagaimana mu

  • (Not) A Wedding Agreement    Pagi yang Berbeda

    Pagi ini, Desta terbangun dalam keadaan yang tak biasa.Jangan senang dulu. Semua tidak terjadi seperti apa yang kalian harapkan. Tapi, kalian bolehlah sedikit bersukacita karena progres hubungan mereka semakin meningkat.Mata Desta terpuaskan oleh pemandangan yang tersaji indah di dalam kamarnya. Sebuah visi langka yang sebelumnya hanya menjadi keinginannya semata. Andin. Tentu saja. Wanita itulah yang membuat paginya terasa menyenangkan hingga satu senyum lebar tercetak di wajah sumringahnya.Oh, percintaan mereka tidak terjadi--jika itu yang kalian harapkan. Andin dan Desta hanya tidur bersama dan dalam satu ranjang yang sama. Hanya itu. Namun rupanya, kenyataan itu telah sanggup menghadirkan desiran hangat di dada Desta. Melihat wanitanya tertidur lelap di sampingnya sungguh membuat hatinya lega.Dia melirik sejenak jam dinding di kamarnya sebelum mulai merapatkan tubuhnya ke arah sang istri. Masih ada cukup waktu baginya untuk menikmati situasi ini.

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status