Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 63 Makan Malam Keluarga

Share

BAB. 63 Makan Malam Keluarga

last update Last Updated: 2025-04-08 14:31:44

Malam perlahan menyelimuti Kota Metropolitan, Jakarta ketika anggota Keluarga Kenneth akhirnya keluar dari butik setelah sesi pemilihan tuksedo yang panjang dan melelahkan. Edward, yang dikenal perfeksionis, akhirnya puas dengan pilihannya. Zuri, sang istri yang sabar, serta Bunda Ayu, Kak Nesa, dan istrinya Kak Andre, mengikuti di belakangnya dengan perasaan lega.

"Sudah malam sekali," gumam Bunda Ayu sambil melirik jam tangan berlapis emas di pergelangan tangannya.

"Bagaimana kalau kita makan malam dulu sebelum pulang? Bunda lapar sekali, nih."

Zuri mengangguk setuju.

"Ide bagus, Bunda. Di sini ada restoran Jepang yang terkenal, namanya Shabu Shabu House. Makanan yang disediakan di sana terkenal segar dan enak. Apa kita mau ke sana saja?"

Edward, sambil merapikan jasnya, mengangguk.

"Tentu, itu pilihan yang baik, Sayang. Aku juga lapar setelah semua pemilihan tuksedo yang sungguh merepotkan tadi," jawabnya sambil tersenyum kecil, menyadari betapa dia telah membuat semuanya menung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 64 Pertemuan Keluarga

    Keesokan harinya,Setelah selesai dengan meeting pagi yang berlangsung hingga tengah hari, Edward, sang CEO EK Corp, berdiri dari kursinya di ruang rapat. Pria tampan itu lalu melirik jam tangannya sekilas, memastikan waktu sebelum berpaling ke arah para peserta rapat yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaannya.“Terima kasih atas kerja samanya pagi ini. Saya harus pergi sekarang karena ada urusan keluarga yang perlu saya urus,” ucapnya dengan nada tegas namun bersahabat. Para manajer mengangguk mengerti, dan ada beberapa di antaranya melontarkan senyum simpul. Edward berbalik dan berjalan keluar dari ruang rapat, menuju ruang sekretariat di mana Zuri, istrinya, bekerja. Dia melihat Zuri tengah sibuk mengatur beberapa dokumen di meja kerjanya.“Zuri, apakah kamu sudah siap?” tanya Edward sambil tersenyum, menghampiri istrinya. Zuri menoleh dan tersenyum lembut. “Ya, sebentar lagi, Mas. Aku hanya perlu merapikan ini sedikit lagi,” jawabnya sambil menutup map yang ada

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 65 Edisi Jalan-jalan

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela-jendela kaca gedung perkantoran EK Corp, memberi suasana hangat di langit Jakarta yang cerah. Edward, seorang CEO muda dyang cemerlang, baru saja menyelesaikan rapat dengan para manajer serta jajaran penting di perusahaannya. Dengan senyum puas, pria tampan itu melangkah keluar dari ruang rapat dan menuju ke dalam kantornya yang berada di lantai tertinggi gedung itu.Setibanya di kantor pribadinya, Edward langsung disambut oleh pemandangan yang tiba-tiba sangat menenangkan hatinya saat ini. Zuri, sang istri, sedang duduk manis di sofa sambil membaca sebuah majalah. Zuri baru saja meminta izin dari bagian sekretariat untuk menunggu suaminya, siap memulai hari yang sudah mereka rencanakan sejak kemarin.“Halo, My Baby,” sapanya kepada istrinya.“Mas Edward. Kamu datang juga. Sudah selesai meeting-nya, Sayang?” Zuri menyambut Edward dengan senyum manisnya.Edward mendekati Zuri, mencium keningnya dengan lembut. “Sudah dong, Cintaku. Semua ber

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 66 Menghabiskan Waktu di Pantai Indah Kapuk

    Setelah puas menikmati keindahan pantai Ancol dan berjalan-jalan di sepanjang pasir putih yang lembut, Edward pun mengajak Zuri, Bu Heni, dan Lingling melanjutkan perjalanan ke Pantai Indah Kapuk atau sering dikenal sebagai PIK, sebuah kawasan elit yang menjadi tempat favorit untuk wisata dan bersantai di salah satu sudut Kota Jakarta di bagian utara. Di dalam mobil, suasana masih dipenuhi canda dan tawa, terutama Lingling yang tampak sangat menikmati hari tersebut.“Kak Edward, kakak ipar yang baik hati, hari ini aku merasa seperti sedang liburan di luar negeri! He-he-he,” ucap Lingling sambil tertawa. “Bukan hanya ke Ancol, sekarang kita akan ke PIK yang katanya tidak kalah keren.”Edward tersenyum sambil mengemudikan mobilnya dengan tenang. “Tunggu sampai kamu lihat Pantai Pasir Putih PIK 2, Lingling. Kamu pasti akan menyukainya. Rasanya seperti berada di tempat tropis yang jauh dari suasana kota yang padat l.”Bu Heni yang duduk di samping Zuri pun menimpali, “Ibu juga ikut pe

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 67 Ranti Bersembunyi

    Di suatu siang di Kota Jakarta,Ranti, seorang owner Light Wedding Organizer sedang berdiri di tengah-tengah ballroom megah Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan. Gadis cantik itu sedang memandangi setiap sudut ruangan yang telah dihiasi dengan sempurna. Cahaya kristal lampu gantung memantul indah di permukaan marmer, sementara rangkaian bunga-bunga putih dan pink menghiasi setiap meja, kursi, dan sudut ruangan. Bunga mawar, lili, dan anggrek yang tertata rapi menciptakan suasana elegan dan romantis, sesuai permintaan pasangan yang akan menikah keesokan harinya yaitu Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses dan istrinya tercinta, Zuri Agnesa.Ranti menarik napas panjang, berusaha mengalihkan pikirannya dari perasaan yang tiba-tiba kembali menyeruak. Ruang ballroom yang begitu megah seharusnya membuatnya bangga, karena ini adalah puncak dari hasil kerja kerasnya bersama tim Light WO. Namun, dibalik kebanggaan itu, ada rasa sakit yang tidak bisa dihindari olehnya."Sempurna," bisik

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 68 Royal Wedding Edward dan Zuri

    Ballroom Hotel Rafless di Kuningan, Jakarta Selatan, berubah menjadi tempat yang memukau hari itu. Ruangan luas tersebut telah disulap menjadi arena pernikahan mewah sesuai tema yang diusung oleh Edward dan Zuri yaitu "Royal Wedding." Lampu-lampu gantung berkilau elegan, menghiasi langit-langit tinggi, memberikan nuansa kemegahan yang tak terelakkan. Cahaya lembut memantul di atas meja-meja yang dihiasi taplak sutra putih dan bunga mawar segar berwarna merah muda dan putih. Suasana tersebut membuat setiap tamu yang datang terpukau sejenak sebelum mereka mulai bercakap-cakap dan berbaur dengan undangan lainnya.Di sudut ruangan, terdapat kue pengantin yang menjulang tinggi dengan lima lapisan. Dihiasi bunga-bunga gulali yang detail dan elegan, kue itu tampak seperti mahakarya seni. Tak jauh dari situ, meja-meja prasmanan penuh dengan aneka hidangan lezat dari berbagai jenis masakan. Sate lilit Bali, rendang Padang, serta hidangan western seperti steak daging sapi dan pasta alfredo ter

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 69 Royal Wedding Edward dan Zuri Part Two

    Di atas panggung utama yang megah, sorotan lampu mulai berfokus pada Edward dan Zuri yang kini sedang berdiri berhadap-hadapan, tangan keduanya saling menggenggam erat. Di depan mereka, seorang pemuka agama dengan tenang sedang berdiri, yang akan memandu Zuri dan Edward untuk mengucapkan janji suci pernikahan. Ruangan ballroom yang tadinya penuh dengan suara bisikan dan percakapan kini hening, setiap tamu sungguh menantikan momen sakral ini.Pemuka agama itu tersenyum hangat, lalu memulai prosesi pernikahan dengan suara lembut namun penuh wibawa. “Saudara-saudari sekalian, kita berkumpul di sini hari ini untuk menyaksikan penyatuan dalam kasih dari Edward dan Zuri, dua insan yang telah memutuskan untuk menjalani hidup bersama dalam satu ikatan suci pernikahan.”Semua mata tertuju pada Edward yang kini sedikit membungkuk, menatap Zuri dengan mata yang penuh cinta. Suasana masih hening, hanya suara pemuka agama yang terdengar di ruangan itu.“Saudara Edward Kenneth,” ucap pemuka agama,

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 70 Kejutan Untuk Zuri

    Ballroom megah di Hotel Raffles Kuningan itu semakin meriah ketika Edward dan Zuri melangkah perlahan menuju tengah panggung utama, tempat kue pernikahan lima lapis yang menjulang tinggi berdiri dengan anggun. Kue tersebut didesain dengan elegan, dihiasi bunga-bunga berwarna putih dan emas yang melambangkan kemurnian dan kemewahan. Cahaya lampu kristal yang menggantung di langit-langit menambah kesan mewah pada suasana malam itu.Edward menggenggam tangan Zuri dengan erat, keduanya berjalan beriringan di atas karpet merah menuju ke kue pernikahan yang megah itu. Para tamu mulai berkumpul di sekeliling panggung, siap menyaksikan momen simbolis ini. Senyum bahagia tidak pernah lepas dari wajah Zuri, begitu pula dengan Edward yang merasa lega setelah prosesi pernikahan yang sakral tadi. Seakan dunia mereka hanya berdua saja, setiap langkah mereka terasa ringan dan penuh kebahagiaan.MC yang berdiri di ujung panggung menyapa keduanya dengan penuh semangat. "Dan sekarang, saat yang ditun

    Last Updated : 2025-04-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 71 Semakin Meriah

    Resepsi pernikahan Edward dan Zuri di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan semakin meriah. Di tengah ballroom yang luas, para tamu undangan sedang menikmati berbagai hidangan mewah yang disajikan dengan elegan di sepanjang meja prasmanan. Tatanan dekorasi yang mewah dengan bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut ruangan, dan lampu kristal yang berkilauan menciptakan suasana yang hangat namun tetap elegan. Musik lembut mengalun, memberikan latar belakang yang sempurna untuk suasana saat itu.Di salah satu sudut ballroom, terlihat pasangan suami istri, Tuan Edu dan Nyonya Lia, sedang menikmati masakan Jepang. Mereka adalah kolega bisnis Edward yang telah lama bekerja sama dalam berbagai proyek. Tuan Edu, dengan penampilannya yang rapi dalam setelan jas hitam, tampak sangat puas dengan sushi yang dia sedang nikmati."Sayang, aku tidak pernah menyangka sushi yang ada di sini akan seenak ini," ucap Tuan Edu sambil mengambil satu potong lagi. "Sayangku Lia, kamu harus mencobanya."Ny

    Last Updated : 2025-04-12

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status