Share

Mengatur strategi

Gegas aku keluar untuk mengeceknya. Namun, nihil. Orang itu sudah entah kemana. Aku justru celingukan sendiri.

"Mbak, makasih ya!" ujar Ririn yang sudah nangkring di jok motor suaminya.

"Iya, Rin. Hati-hati!" Aku pun menjawab. Kemudian memilih kembali masuk. Aku ingat betul sosok yang tadi berdiri di sebrang jalan dengan menetap lurus ke toko. Siapa dia? Memiliki tujuan buruk kah?

Hanya karena tanah kuburan yang kutemukan. Kini hatiku menjadi penuh curiga dan suudzon. Bahkan dengan para pelayan pun aku menaruh kecurigaan. Benar-benar perbuatan orang syirik itu menyiksa dan sangat merugikan.

"Kamu ngapain?" tanya Ibu yang mungkin heran melihatku berdiri mematung.

"Ngga papa, Bu. Tadi ada orang di sebrang jalan. Aku curiga, jadi tadinya mau aku tanyain."

"Terus mana orangnya?"

"Ngga ada, Bu. Pas aku mau samperin udah ngilang." Aku duduk dengan lemas.

"Mungkin tengah menunggu seseorang. Kemudian saat kamu akan kesana orangnya sudah datang. Jangan suudzon berlebih. Bersihkan hati kita da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status