Share

Ogan Prajurit Sriwijaya
Ogan Prajurit Sriwijaya
Author: Jagat Aripin

Penemuan Patung

Author: Jagat Aripin
last update Last Updated: 2022-03-07 20:48:25

Seorang arkeolog cantik bernama Mauli Bhusana, hidup di Kota Miranda, ia tinggal di rumah susun. Hari itu telah menunjukkan pukul 8.00 pagi namun, wanita itu belum bangkit dari ranjang. Begitu Mauli tersadar bahwa ia telah terlambat, wanita itu akhirnya langsung bergerak cepat.

Wanita itu berjalan terburu-buru menuju lokasi penemuan benda bersejarah zaman kerajaan Sriwijaya karena datang satu jam lebih lambat dari timnya. Ketika ia sampai, teman-temannya telah sibuk membersihkan sebuah patung manusia yang sedang memegang tongkat pendek sambil duduk bersila.

Timnya memperkirakan benda itu berumur 1.100 tahun. Namun,, para peneliti benda bersejarah itu tidak menyadari bahwa benda tersebut merupakan benda hidup yang sedang bermeditasi.

Setelah sampai, Mauli langsung mengambil perlengkapannya untuk membersihkan benda yang telah mereka temukan sedalam 5 meter dari dalam tanah. Mauli dan timnya telah bekerja selama delapan bulan di situs tersebut, dan patung ini merupakan penemuan paling menakjubkan bagi mereka. 

Patung ini berbentuk seperti manusia yang sedang bermeditasi dengan kedua tangan memegang tongkat pendek sepanjang 50 cm. Patung itu terlihat berambut panjang, terdapat bandana melingkar di kepala serta terdapat simbol mirip kelopak bunga di bandana tersebut.

"Aku pikir benda itu patung Budha," kata Beni salah satu rekan Mauli.

"Patung ini cukup unik, apalagi tongkat yang ia genggam," balas Mauli selagi tangannya terus bekerja.

Patung ini tampak berbeda dengan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya yang mereka temukan. Sejauh ini mereka telah mengoleksi barang-barang antik seperti, keris, tembikar, manik-manik dan perkakas yang lainnya.

 Bentuk dari patung tersebut sangat jelas dengan ukiran yang amat detail. Patung itu tidak tampak seperti patung buatan pada zaman modern yang terlihat hidup dan halus. Justru jika dilihat dari jauh benda itu terlihat sosok manusia berlumuran tanah.

Saking kagumnya, Mauli sampai mengambil beberapa gambar benda tersebut dengan ponsel yang ia miliki.

Saking asyiknya, Mauli tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap, sementara kantornya mulai sepi layaknya tidak berpenghuni. Hanya Mauli seorang yang masih asyik mengambil gambar dan memperhatikan patung tersebut.

"Tidak pulang?" tanya Beni telah berkemas.

"Oh.. tentu saja, duluan saja," jawab Mauli selagi melepas sarung tangan.

Beni berlalu, meninggalkan Mauli yang tengah berkemas. Namun, hatinya berat sekali meninggalkan benda itu. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam benak wanita kelahiran Miranda itu.

Mauli akhirnya pulang, menoleh ke arah patung tersebut untuk terakhir kalinya. Wanita itu tidak sabar untuk kembali melihat patung tersebut esok hari. Di rumahnya, Mauli pun tidak bisa nyenyak tidur karena benda tersebut. Seperti ada ikatan tertentu dengan benda yang baru mereka temukan tersebut.

Tepat jam enam pagi esoknya, Mauli sudah berada di lokasi, beraktivitas lengkap dengan sarung tangan. Imbasnya, semua orang jadi memperhatikan wanita itu karena tidak biasanya Mauli datang sepagi ini.

"Tumben," sapa Beni seraya menghampiri Mauli.

"Mungkin sedang tanggal muda," kata ketua tim mereka, Profesor Garung.

"Entah kenapa, aku penasaran sekali dengan benda ini," bela Mauli.

Saking tidak bisa jauh dari benda itu, Sambil makan pun ia duduk tepat di depan patung itu itu. Sudah dua hari belakangan ini Mauli juga menjadi pusat perhatian Beni yang menganggap perilaku temannya itu jadi aneh sejak mereka  bisa melihat wajah patung itu dengan jelas.

Hari itu, Mauli lagi-lagi adalah orang terakhir. Kekaguman Mauli membuatnya dengan sengaja ia menyentuh benda itu tanpa sarung tangan. Begitu tangan kanannya menyentuh kening patung itu, garis retak mulai bermunculan di bagian yang Mauli sentuh. 

Lama kelamaan, retakan tersebut menjalar, menakutkan Mauli. Tiba-tiba saja, patung itu pecah. Di patung itu, sesosok manusia duduk dibungkus oleh bebatuan layaknya fosil.

Mauli mundur perlahan, perasaannya tidak enak. Layaknya cangkang telur, perlahan-lahan, kulit fosil yang membungkus sosok itu runtuh, menyingkapkan seorang pria dengan perlengkapan prajurit kerajaan. Pria menggunakan baju coklat muda garis hitam dengan celana coklat tua. 

Pria itu terbangun kemudian memperhatikan sekujur tubuhnya, seperti merasa ada hal aneh yang terjadi pada dirinya.

"Di mana aku?" tanya pria itu,bingung.

"Miranda," jawab Mauli singkat, ketakutan.

"Tempat apa ini? Kenapa pakaianmu berbeda?" tanya pria itu selagi ia berdiri memegang  tongkatnya.

"Kau yang berbeda," ungkap Mauli yang saking takutnya mulai menggigil selagi bergerak mundur, menjauh.

Ucapan Mauli membuat prajurit itu semakin bingung. Saking lamanya ia bertapa, prajurit itu tidak mengenali dunianya yang baru, dunianya yang sudah berubah.Pria itu terdiam sejenak, berpikir kemudian ia melontarkan pertanyaan kembali pada wanita cantik berambut panjang bergelombang itu.

"Tahun berapa ini?" tanya pria itu sambil mendekati Mauli yang sudah keringat dingin.

"2022," jawab Mauli.

"Mustahil," sahut pria itu.

Selagi pria itu memproses jawaban Mauli, wanita itu menenangkan dirinya. Kemudian, ia memberanikan diri untuk bertanya, “Memang kau kira ini tahun berapa?” 

“Aku pikir 856,” jawab pria itu singkat.

Mauli penasaran, kemudian ia melontarkan pertanyaan lagi, “Siapa kau?”

"Aku adalah prajurit Sriwijaya. Sepertinya aku telah bertapa selama seribu tahun lebih dan sekarang aku berada di dunia yang berbeda.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Katrin Berkhianat

    Makhluk-makhluk itu terlihat seperti kera kelaparan. Membuang semua benda yang ada di depan mata. Terlihat seekor makhluk itu membalik mobil tua lalu mengendus-endus kemudian meninggalkannya.Dari arah selatan Akuadron meluncur lalu mendarat di tangan Ogan. Belum lama mereka muncul lagi dan semakin banyak. Ogan melayangkan serangan, di bagian kaki depan, satu musuh jatuh kemudian Ogan melompat dengan bertumpu tubuh monster di depanya.Ogan membantai mereka namun, mereka terus keluar dari lobang yang mengeluarkan energi besar. Tanpa ampun Ogan membidik Saigon, namun kali ini ia mengincar kaki. Bug! Saigon terjatuh, seketika itu portal menutup.“Hentikan! Kau telah merusak kotaku,” Ogan mendekat.Saigon berusaha berdiri, terlihat wajah kesal namun ia justru berkomentar. “Aku tidak merusak, hanya mengambil bagianku saja, yang merusak adalah mereka,” Saigon menunjuk para monster yang masih berkeliaran di tengah kota.Beberapa detik kemudian Katrin muncul. “Jadi, kau telah berkhianat te

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Ogan Lelah

    “Saigon!” Ogan berteriak sambil mengacungkan tongkat. Beberapa makhluk itu merapatkan barisan menghalangi jalan Ogan. Satu per satu mereka mendapat jatah pukulan ke samping kanan dan kiri. Sementara, Mauli mengeluarkan energi Walas kemudian mengarahkan para makhluk asing tersebut. Mereka mental beberapa meter berefek mengalami pusing kemudian akan terjatuh lepas ke tanah. Sedang Katrin menyambar dengan pukulan keras, ia mendatangi makhluk itu satu per satu kemudian melepaskan pukulannya. Saigon menoleh ke arah Ogan. Ia malah tersenyum. “Kau hanya mengantarkan nyawa!” Saigon berbalik. Pria itu pasang badan menghalau kekuatan Ogan. Ogan memukul tanah, timbul retakan yang berjalan lurus ke arah Saigon. Saigon membalas dengan hentakan kaki retakan itu saling berlawanan. Ogan melambung kemudian mengangkat tongkat. Dari arah kiri makhluk itu menyambar Ogan lalu menggigit lengannya. Ogan ikut terdorong ke kanan, Ia jatuh berguling-guling menyapu lapangan rumput. Dengan sotoy Ogan memukul

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Makhluk Apa Itu? Terlihat Garang

    Beni cengar-cengir lalu mendekati Katrin. Ia memegang tangan wanita itu. Tanpa pikir panjang Katrin merentangkan tangan hingga membuat Beni melongo. Katrin melayang sambil tangannya menarik Beni yang ikut terseret Katrin terbang ke udara.“Lihat!”Mauli menunjuk mereka yang sedang melayang di depan. “Aku ingin seperti mereka!” Mauli menatap Ogan. Lantas Prajurit itu mengayunkan tongkat sementara tangan kirinya meraih tubuh Mauli. Mereka akhirnya ikut mengudara dengan kecepatan di atas Katrin dan Beni.Hanya dalam waktu singkat Akuadron membawa Ogan dan Mauli lebih cepat dari Katrin dan Beni. “Bisakah kau lebih cepat dari pasangan itu?” Beni menunjuk ke depan.“Maaf, aku tidak bisa secepat itu!” Ungkap Katrin. Terlihat wajahnya terkena angin hingga rambutnya beterbangan ke samping.Empat manusia itu terus mengudara menuju pusat kota Miranda. Setelah itu dari jauh mereka melihat cahaya besar tengah menuju ke langit. “Itu dia, sepertinya dia telah membuka portalnya,” kata Ogan keras.Oga

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Kok! Mereka Bekerjasama

    Kemudian Saigon menghilang. Beni mendekati Katrin tengah bersandar di pohon sementara Ogan bangkit. Ia berjalan mencari Mauli di runtuhan goa sedangkan mulutnya terus menyebut nama Mauli. Ia bongkar satu per satu bongkahan batu yang ada di depannya. Perlahan-lahan jarak pandang pun mulai memanjang. Mata Ogan terbelalak melihat sosok wanita tengah tergeletak di depan tiga meter darinya.“Mauli!”Ogan berlari lalu membuang bebatuan kecil yang menimpa Mauli. Ogan mengangkat Mauli jauh dari tempat tersebut lalu mendekat ke arah Beni dan Katrin. Ogan duduk sambil menopang tubuh Malui dengan paha. Terlihat wajah Mauli penuh debu tak bergerak. Ogan memeriksa nadinya, Mauli masih hidup.Prajurit itu lalu meletakkan ujung tongkatnya ke kening Mauli. Tak berapa lama tangan Mauli bergerak menyentuh tubuh Ogan. Melihat gerakan tangan itu, terlihat senyum lebar dari mulut Ogan. Kemudian kedua mata Mauli membuka dan melihat kekasihnya berada di sampingnya.“Kau tak apa-apa?”Ogan membetulkan posisi

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Terlambat

    Setelah melangkah jauh ke dalam. Ogan melihat Mauli sedang melakukan sesuatu dengan Walas, namun Ogan justru terpaku melihat sosok orang yang mirip dengannya. Belum sempat melakukan tindakan, Saigon menyerang Ogan dengan batu besar seukuran dekapan manusia. Akibatnya, Ogan kembali keluar dari goa. Tubuh pria itu terdampar di depan goa sementara Akuadron masih dalam genggamannya. Tak Berapa lama Katrin muncul, ia lalu melompat dan mendarat di tubuh Ogan. Ia duduk tepat di perut Ogan sambil menatap tajam wajah lusuh Ogan. “Apakah kau tidak menyadari sebenarnya kau begitu tampan?” “Apa maksudmu? Kau datang hanya untuk menghasut kami.” Ogan tak bergerak sementara matanya mengikuti pergerakan tangan Katrin yang gerayangan menyentuh dada hingga wajah Ogan. “Sejak awal aku jatuh cinta denganmu, prajurit!” “Lepaskan!” Ogan menyingkirkan tangan Katrin lalu membuang muka. “Kau ke sini hanya menghancurkan hubungan kami,” Ogan menyeka keringat. “Aku terpaksa melakukan karena perintah kakakk

  • Ogan Prajurit Sriwijaya   Mauli akan Membuka Simbol Itu

    Belum lama Ogan meratapi nasib, Akuadron berputar-putar lalu melesat menjauhi Ogan. Mata Ogan tertuju pada tongkatnya. Kemudian ia menyusul tongkat itu. Di atas ketinggian 50 meter dari permukaan bumi, tongkatnya itu terbang menjauhi Miranda. Ogan berlari serta beberapa kali melambung tinggi untuk bisa mengekori Akuadron. Sementara di dalam goa Mauli dipaksa untuk membuka simbol di Walas. Saigon hanya menyuruh Mauli membaca mantra dan meletakkan telapak tangannya di simbol Walas. Mauli mengetahui jejak cerita kitab tersebut yang bisa membangkitkan energi besar dan dapat memberikan kekuatan besar namun sangat jahat. “Ternyata kau adalah masih memiliki darah dari raja-raja Sriwijaya, Mauli!” Saigon berusaha mempengaruhi pikiran Mauli, dari pandangan Saigon, Mauli adalah keturunan raja terakhir Sriwijaya. “Kau adalah keturunan ke-11 rupanya, sayangnya kau sendiri tak mengetahui karena kau hanya anak buangan, hahah!” Saigon melebarkan mulut. “Aku hanya memintamu membaca mantra itu lalu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status