Sagara Byakta, seorang pemuda Putra Pimpinan Bajak Laut paling terkenal. Namun nasib sial justru harus di alami ketika dia melarikan diri malah ditangkap oleh musuh dari Bajak Laut ayahnya, Bajak Laut Bendera Darah. Lima tahun lamanya dia harus melayani seratus orang lebih awak kapal sebagai seorang sandera. Namun ketika Bajak Laut tersebut hancur ketika dikhianati oleh anggotanya. Sagara Byakta harus menjadi Pimpinan Bajak Laut untuk membalaskan dendam pimpinannya. Hingga perlahan dikagumi sebagai Bajak Laut yang tak pernah menjarah harta orang lain. Demi mencari keberadaan orang tuanya yang melakukan perjalanan ke Utara. Dapatkan petualangan Sagara Byakta dan Bajak Laut Bendera Tengkorak mencapai tujuannya?
View More“Kau” ucap Parameswara yang tahu siapa yang ada di hadapannya.“Iya ini Aku. Sepertinya kau melupakanku, setelah kau bunuh!” ucap lelaki paling setia kepada Parameswara yang justru ditumbalkan karena menjadi saksi hidup. Kini dia hidup lagi lewat sebuah kekuatan mistis Pohon Kehidupan."Paksi Jaladara!" bentak Parameswara yang murka dengan apa yang terjadi. Hidupnya lelaki itu membuat dirinya betul-betul kalap karena sudah ketahuan bahwa dia adalah dalam semua apa yang terjadi di Malaka. "Kepung lelaki itu!"Prajurit yang memakai pisau terbang langsung menyerang langsung pemuda yang seharusnya lehernya masih putus itu. Namun karena lelaki itu tidak memiliki kemampuan yang tinggi jadi tampak kerepotan.Sagara, Zhang Hao dan Tse Yang terus diserang oleh banyak orang sehingga tak bisa menol
Bahkan Panglima Mandurareja entah dimana sekarang, sepertinya dia sudah diserang sosok serba hitam sebelumnya. Lelaki itu tampaknya terluka sangat parah dalam penyerangan seperti yang dialami oleh Sagara, Zhang Hao dan Mei Ling.Bedanya dia terluka parah karena tidak waspada dalam perjalanannya Pulau dari kediaman Tuan Putri Ayu Lestari. Mulai saat itu Panglima Mandurareja sudah tak pernah terlihat lagi di Istana Malaka.Eyang Maheswara tampak gagah dengan pakaian Maharaja yang siap diambilnya, tanda dia sudah siap menjadi pimpinan salah satu dari 5 Kerajaan Besar di Benua Timur itu. Hanya perlu mengambil mahkota yang masih dipakai oleh Prabu Wirabuana, maka dia akan menjadi Maharaja. Sepertinya lelaki itu ingin menjadi Maharaja dengan terlihat syah tanpa pemberontakan."Silahkan Maharaja Maheswara
Namun yang membuat Tuan Putri Ayu Lestari kesal ketika melihat salah satu di antara Eyang Maheswara. Orang itu adalah lelaki yang sangat dipercaya olehnya selama ini."Kenapa Tuan Putri?" ucap orang tersebut."Apakah kau terkejut dengan apa yang terjadi?""Ternyata selama ini kau yang menjadi serigala berbulu domba. Pantas saja Aku tak pernah berhasil mencari Pohon kehidupan!?" keluh Tuan Putri Ayu Lestari. Paham jika selama ini ada orang yang mengkhianati dirinya di dekatnya. Lelaki yang selalu menolongnya padahal dialah salah satu dari otak pemberontakan yang dilakukannya sekarang yang jelas membuat Tuan Putri Ayu Lestari murka.“Sebenarnya Aku berbaik hati denganmu dengan membiarkan hidup!” ucap lelaki muda tersebut. “Tetapi kau malah membayar
Setahu Tuan Putri Ayu Lestari, ayahnya sudah pingsan ketika pulang berburu di Hutan yang tak jauh di Istana. Dia mengalami penyakit yang sama dengan hampir seluruh orang yang pulang dari berburu.Setelah beberapa kali menghela nafas, Sang Prabu pada akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ketika dia berangkat berburu bersama dengan beberapa orang tertua Kerajaan. Hanya Mahapatih yang tidak ikut karena harus menjaga Kerajaan takut terjadi hal yang tak diinginkan terjadi, mengingat situasi sedang genting."Apakah benar ada musang yang menerjang ayah hingga seperti ini?" tanya Tuan Putri Ayu Lestari lagi."Bagaimana kamu tahu?" tanya Prabu Wirabuana yang heran kenapa bisa ada yang tahu dengan apa yang terjadi. Padahal saat pertarungan melawan hewan itu dia adalah orang terakhir yang terluka.
“Tenang saja, masalah ini akan selesai besok pagi!”Ketiganya berjalan santai untuk ke arah Istana Selatan, namun di balik atap Istana ada beberapa orang yang memperhatikan ketiganya. Sepertinya mereka punya niat tidak baik kepada Sagara karena mereka berjumlah empat orang dengan senjata lengkap seperti seorang ninja Shinobi dari Pulau Bunga.Keempatnya terus mengikuti langkah ketiga orang tersebut hingga sampai ke sebuah lorong yang sangat sempit dengan jalan satu arah. Jelas tempat tersebut sangat cocok dijadikan tempat perburuan.“Sepertinya kita betul-betul diincar!” ucap Zhang Hao yang saling membelakangi Mei Ling dan Sagara. Sadar jika mereka mau tak mau harus berurusan dengan empat orang berpakaian serba hitam tersebut. Pakaian tersebut mengingatkan kepada orang-orang berjubah saat per
Seorang prajurit akhirnya membuka paksa pintu dimana seharusnya Paksi Jaladara ada di tempat tersebut, namun alangkah terkejutnya ketika melihat apa yang terjadi. Paksi Jaladara ditemukan dalam keadaan tak bernyawa dengan leher menganga akibat sabetan pedang.“Jelas sudah, ada yang tidak beres di Istana!” ucap Panglima Mandurareja yang mencoba mengamati apa yang sebenarnya terjadi pada mayat tersebut. Dimana Paksi Jaladara terbunuh belum lama, jelas ketika mengetahui Tuan Putri Ayu Lestari kembali hal ini terjadi.“Sepertinya Aku tahu senjata siapa yang melakukan ini!” keluh Panglima Mandurareja sambil terus menatap mayat Paksi Jaladara yang tampak aneh. Panglima Gangga Segawa juga ada di tempat tersebut yang juga ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di tempat tersebut.***
"Apa kamu bilang?" keluh Sang Panglima yang kembali merebut teropong dari anak buahnya. Memastikan kebenaran yang diucapkan oleh anak buahnya, apa benar Tuan Putri ada di tempat tersebut.Panglima Gangga Segawa terkejut melihat apa yang ada di Kapal tersebut, memang benar itu adalah Tuan Putri Ayu Lestari. Bahkan di belakangnya ada juga Panglima Mandurareja dan Parameswara. Kini Kapal semakin dekat hingga sangat jelas ketiganya melambaikan tangan kepadanya."Kau benar, tetapi mereka tidak dalam keadaan terikat seperti yang dibicarakan!?" keluh Sang Panglima yang dibuat bingung dengan situasi yang terjadi."Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya orang yang selalu memakai teropong tersebut."Utus lima orang ke Kapal itu menggunakan sampan, kita
"Apa kau mengenal beberapa orang di sana?" tanya Sagara yang ikut naik ke pusat kendali sambil memperhatikan semuanya. Mencoba mengamati apa yang sebenarnya harus dilakukan dengan apa yang terjadi sebenarnya."Mereka adalah Prajurit Kerajaan Malaka sendiri dipimpin oleh Panglima Gangga Segawa langsung!" ucap Sang Panglima yang kembali menghela nafas memikirkan apa yang sebenarnya terjadi."Ada dua kemungkinan hal itu terjadi!" jawab Sagara yang melihat Tuan Putri Ayu Lestari tampak sedih dengan apa yang terjadi."Pertama mereka menganggap kalian bertiga sudah tewas, menganggap Kapal ini adalah milik musuh!""Sedangkan yang kedua?" tanya Parameswara kini ikut bicara, paham sebenarnya ada sesuatu yang tidak beres di Malaka.
“Biarkan saja, kita sudah mendapatkan berkahnya lebih dari cukup!” ucap Sagara yang mengambil beberapa helai daun untuk dipakai sendiri. Lalu pergi menuju ke arah Kapal Bajak Laut Bendera Tengkorak yang sudah menunggu, langit sudah menuju malam.Semua tak ada yang berani membawa banyak karena merasa bahwa dengan serakah justru akan membawa bencana. Lagi pula orang-orang Randu Pandega juga bisa mengambilnya sama seperti yang ada di tempat tersebut, mereka punya hak yang sama.Hanya Zhang Hao yang membawa cukup banyak hingga perlu memanggul semua daun yang dibawa meskipun yang ditinggal sangat banyak. Namun dia sepertinya memikirkan sesuatu tentang daun Pohon Bodhi tersebut untuk dijadikan pil obat.***Langit sangat cerah ketika pagi hari datang, Kapal Bajak L
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.