BHARATA (Pendekar Naga Bumi)

BHARATA (Pendekar Naga Bumi)

By:  Sritelasih  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 ratings
20Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pangeran Ardakusuma terlahir dengan kelebihan di dalam dirinya. Tetapi ia dikenal sebagai seorang Pangeran yang terlampau bebas dan berbuat seenaknya. Hampir semua orang menyebutnya sebagai pembuat onar karena kenakalannya. Sehingga tidak jarang ia mendapat teguran dan hukuman dari ayahandanya yang merupakan raja Kerajaan Saung Galuh. Satu-satunya yang dapat memahaminya adalah sahabatnya yang bernama Pawana. Sang sahabat mengerti kalau Pangeran Ardakusuma yang jarang sekali mendapat perhatian hanya bisa berbuat onar demi untuk mendapat perhatian yang diinginkannya. Sampai disuatu hari, Pangeran Ardakusuma dianggap pralaya saat menjalankan sebuah hukuman yaitu membunuh seeokor ular raksasa. Tetapi beberapa tahun kemudian, ia kembali muncul dengam sosok yang lebih tenang layaknya seorang brahmana. Ia juga berganti nama sebagai Bharata Pendekar Bumi, karena kemampuannya yang dapat mengendalikan bumi. Akankah Pawana dan orang-orang yang menganggapnya telah pralaya mengenali Bharata sebagai Pangeran Ardakusuma dari Saung Galuh?

View More
BHARATA (Pendekar Naga Bumi) Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Nella Lutfi
kapan dilanjut ka?
2023-10-26 23:54:13
0
user avatar
Queen Audient
Bagus ceritanya kak. Untuk saat ini romance masih tipis-tipis. Tapi aku suka yang jenis romance semacam itu. Semangat ...
2023-10-09 13:43:26
2
user avatar
Shiba Takeru
bagus ceritanya. tapi kurang panjang, kurang updatenya
2023-10-03 15:59:48
0
user avatar
Sri Telasih
Bagus ceritanya. Lanjutkan
2023-03-23 20:07:40
1
user avatar
Sritelasih
Haturan wilujeung rawuh kanggo kanca-kanca, kisanak, nyisanak anu kersa linggih kana pedaran carios yang mungkin terhitung masih anom. Segala bentuk komentar, saran, dan kritik pasti akan Author pertimbangkan dengan legawa demi kebaikan karya Author yang pasti masih banyak kekurangnya. .........
2023-03-08 00:33:58
3
20 Chapters
Bab 1. Pangeran Ardakusuma
Tubuhnya kekar dan tegap. Meskipun usianya baru sekitar sepuluh tahun. Namun anak laki-laki itu sudah menampakkan ciri-ciri kegagahannya.Di siang yang cukup terik, anak itu berjalan-jalan menyusuri jalanan yang banyak ditumbuhi pohon besar. Namun betapa terkejutnya orang-orang disekitarnya ketika tiba-tiba saja anak itu mengamuk. Dengan wajah merah padam, dicabutnya pohon besar di dekatnya. Dan pohon besar itu pun tumbang. Orang-orang berdatangan mendengar dentaman kayu besar itu.“Raden Pragola telah menelusup ke dalam tubuhnya,” gumam sebagian orang yang hadir.“Siapa yang bilang saya kerasukan??” rupanya anak itu mendengar gumaman orang-orang di sekitarnya.Ditanya demikian, menunduklah orang-orang.Berita kelakuan aneh anak itu sampailah kepada Prabu Wijaya Kusuma, ayahanda anak itu. Maka di utuslah seorang prajurit untuk memanggilnnya. Prajurit itupun datang menghampiri anak itu."Pangeran. Ayahanda Pangeran telah menunggu Pangeran,"Anak tampan itu menegang sesaat. Namun dengan
Read more
Bab 2. Pangeran Yang Nakal
Beberapa hari setelah kejadian itu. Dan seperti biasa Pangeran Ardhakusuma mendapat hukuman. Namun hukumannya lebih ringan dari sebelumnya. Anak itu hanya disuruh membaca berpuluh-puluh rontal di dalam bilik khusus selama dua hari dua malam yang di awasi oleh para pelayan dalam. Tetapi Pangeran Ardhakusuma yang tidak pernah membantah ayahandanya menjalani hukuman itu dengan kesungguhan hati. Ia membaca seluruh rontal yang ada di hadapanya itu. Meskipun ia harus menguap dan menahan rasa kantuk. Di suatu pagi ketika mentari baru saja keluar dari peraduannya. Pangeran Ardhakusuma telah berada didalam sebuah warung yang baru saja dibuka. Tetapi didalam warung itu terdapat beberapa orang yang lain. Agaknya warung itu adalah warung yang paling besar dan paling lengkap menyediakan jenis makanan dan minuman. Karena itu, orang-orang yang telah menyerahkan barang barang dagangannya kepada para tengkulak, telah singgah untuk makan diwarung itu.Pangeran Ardhakusuma-pun duduk pula di warung itu.
Read more
Bab 3. Kembali Di Hukum
Sejenak kemudian, maka Ki Tumenggung yang membawa pertanda kuasa Prabu Wijaya Kusuma itu-pun telah membawa Pangeran Ardhakusuma dan memasuki ruang dalam lewat seketheng sebelah kiri.Tumenggung Wiragiri itu sama sekali tidak menghiraukan, ketika seorang Senapati yang berada dihalaman itu berdesis, “Kenapa dengan Ki Tumenggung itu?,”“Tumenggung Wiragiri mendapat perintah untuk menangkap Pangeran Ardhakusuma” jawab seorang prajurit.“Kenapa?” bertanya Senapati itu pula.“Pangeran Ardhakusuma telah mengganggu ketenangan keluarga Tumenggung Wiragiri. Pangeran Ardhakusuma melepaskan seekor harimau di halaman Tumenggung itu” jawab prajurit yang sudah mendengar persoalan yang terjadi di rumah Tumenggung Wiragiri.Senapati itu mengerutkan keningnya. Namun ia-pun justru telah tertawa tertahan. Katanya, “Dan Tumenggung Wiragiri melaporkannya kepada ayahanda Pangeran Ardhakusuma?”“Ya. Dan Sri Baginda telah memerintahkan Tumenggung Wiragiri untuk menangkap, bahkan dengan pertanda kuasanya” jawab
Read more
Bab 4. Mimpi Buruk
Dalam pada itu, Pangeran Ardhakusuma dan Pawana-pun telah sampai di istana Padmanegaran. Seperti ketika mereka memasuki Kota Raja, maka mereka-pun tidak mengambil jalan lewat gerbang utama. Tetapi mereka memasuki halaman lewat pintu gerbang butulan.“Aku tinggal di bagian belakang” berkata Pangeran Ardhakusuma.“Apakah Pangeran selalu berada di sini ? Tidak di kasatrian, di istana Ayahanda?” bertanya Pawana.“Aku lebih banyak berada di sini sekarang, Ayahanda memerintahkan Eyang Pramanegara untuk membimbing aku, karena menurut Ayahanda aku adalah seorang anak yang sulit dikendalikan” jawab Pangeran Ardhakusuma.“Dan Pangeran menyadarinya?” bertanya Pawana.“Ya. Aku menyadarinya. Tetapi akupun menyadari, bahwa akupun sulit mengendalikan diriku sendiri. Sekarang aku mencoba mati-matian untuk mengekang diri.” jawab Pangeran Ardhakusuma.Pawana tidak bertanya lagi. Ia tidak ingin pada satu kali, tanpa disadarinya telah menyinggung perasaan Pangeran Ardhakusuma itu.“Nah sudahlah” berkata P
Read more
Bab 5. Berkelana
Tiba-tiba Pawana seperti sadar dari sebuah mimpi yang dahsyat. Dengan suara gagap ia menyahut, “Jangan berkata begitu Pangeran. Mungkin Pangeran menangkap sesuatu dengan pengertian yang kurang tepat.”“Memang mungkin. Tetapi aku mempunyai ketajaman panggraita. Biasanya apa yang terasa di dalam hati, akan terjadi sebagaimana aku lihat sebelumnya” berkata Pangeran Ardhakusuma, “demikian juga tentang diriku sendiri.”“Jangan mendahului kehendak Yang Maha Agung” berkata Pawana.“Memang pantang mendahului kehendak Yang Maha Agung, apalagi mencobainya.” jawab Pangeran Ardhakusuma, “tetapi jika isyarat itu datangnya dari Yang Maha Agung, apakah demikian itu dapat juga disebut mendahului kehendaknya?”“Tetapi apakah seseorang dapat menentukan, apakah uraiannya tentang isyarat itu pasti benar? Sebagaimana dilakukan oleh guruku Ki Waskita yang mempunyai kelebihan karena kurnia Yang Maha Agung untuk mengenali gejala dan isyarat yang mampu dilihatnya, sekali-sekali merasa bahwa keterbatasannya seb
Read more
Bab 6. Berkelana 2
Pangeran Ardhakusuma termangu-mangu. Namun ia-pun menjawab, “Di sini tidak pernah ada seekor buaya.”“Aku melihatnya” Pawana menjelaskan.“Dimana?” bertanya Pangeran Ardhakusuma.Pawana termangu-mangu. Namun ia tidak melihat lagi buaya raksasa itu. Kedung itu memang terlalu kecil untuk bersembunyi buaya yang besar itu, meskipun seandainya di bawah batu-batu karang itu terdapat liang yang besar.Sejenak Pawana termangu-mangu. Namun tiba-tiba ia melihat sesuatu yang bergerak di bawah air. Dalam keremangan dini hari, dan dalam suasana yang tegang maka dengan serta merta ia-pun berteriak, “Itu Pangeran. Di sebelah kiri.”Pangeran Ardhakusuma memang berpaling. Tetapi ia-pun kemudian tertawa. Ketika benda di bawah air itu kemudian mengapung, maka yang ada di sebelah Pangeran Ardhakusuma adalah sepotong balok kayu.“Inikah buaya itu?” bertanya Pangeran Ardhakusuma.Wajah Pawana menjadi tegang. Ia tidak sedang melamun ketika ia melihat seekor buaya. Tetapi yang ada kemudian adalah sebatang kay
Read more
Bab 7. Menurunkan Ilmu
Pangeran Ardhakusuma yang melihat Pawana termangu-mangu itu-pun kemudian berkata, “Pawana. Kita sudah sampai ke tempat yang ditunjukkan kepadaku. Aku sendiri sebelumnya baru sekali datang ke tempat ini. Tetapi ternyata bahwa aku telah mendapat petunjuk, bahwa belumbang ini akan memberikan arti kepadamu.”“Kepadaku?” bertanya Pawana.“Ya. Bukankah kau berniat untuk meningkatkan ilmumu?” bertanya Pangeran Ardhakusuma.“Ya. Aku kira setiap orang yang menekuni olah kanuragan ingin meningkatkan ilmunya” jawab Pawana.“Baiklah” berkata Pangeran Ardhakusuma, “kau harus bekerja keras untuk mendapatkan ilmu. Kau harus menjalani laku. Dengan laku maka ilmu yang tinggi itu-pun akan menjadi milikmu”Pawana mengerutkan keningnya. Sementara itu Pangeran Ardhakusuma berkata selanjutnya, “Kau tidak dapat mengalami sebagaimana aku alami. Tetapi ternyata bahwa ilmu yang aku terima di dalam mimpi itu-pun seakan-akan merupakan mimpi bagiku. Seakan-akan aku tidak berhak untuk menentukan sendiri, bagaimana
Read more
Bab 8. Keberhasilan Pawana
Ketika Pangeran Ardhakusuma telah berada di jalan yang agak banyak dilalui orang, maka ia-pun telah bertanya, apakah di dekat tempat itu terdapat pasar.Ternyata Pangeran Ardhakusuma tidak perlu berjalan terlalu jauh. Memang tidak terlalu jauh terdapat sebuah pasar padukuhan yang meskipun tidak begitu besar, tetapi di pasar itu ternyata telah dijual beberapa tandan pisang.Pangeran Ardhakusuma-pun telah membeli dua sisir pisang raja dan dibawanya ke gumuk kecil yang jarang sekali dikunjungi orang itu. Ia menepati janjinya, menyediakan pisang untuk Pawana. Bahkan ternyata Pangeran Ardhakusuma tidak meninggalkan belumbang kecil itu. Ia-pun telah mencari tempat untuk menunggui Pawana yang sedang berendam diri.Pangeran Ardhakusuma itu-pun telah duduk di sebuah batu yang cukup besar Ternyata meskipun ia tidak sedang menjalani laku, tetapi ia berniat untuk berada di gumuk itu sampai Pawana menyelesaikan laku selama tiga hari tiga malam Namun karena Pangeran Ardhakusuma hanya sekedar berada
Read more
Bab 9. Perjalanan Pulang
Pangeran Ardhakusuma yang masih mempunyai dua buah pisang lagi, telah memberikannya sebuah kepada Pawana sambil berkata, “Makanlah satu lagi. Sebentar lagi pakaianmu akan kering. Dan dengan demikian kita akan dapat berjalan. Mungkin kau akan merasa sangat letih, tetapi jika sampai di Saung Galuh, maka kita akan dapat beristirahat sepanjang kapan pun yang kita kehendaki.”Pawana menerima pisang itu dan memakannya pula. Sementara itu pakaiannya yang basah-pun telah menjadi semakin kering di panasnya matahari yang menjadi semakin tinggi.Ternyata bahwa dua buah pisang itu membuat tubuh Pawana menjadi semakin segar. Karena itu ketika pakaiannya yang basah telah benar-benar menjadi kering, maka keduanya-pun telah berkemas untuk meninggalkan tempat itu.Tetapi sementara itu Pangeran Ardhakusuma masih sempat menanyakan pendapat Pawana tentang tempat itu.“Disini banyak terdapat rusa-rusa kecil” berkata Pangeran Ardhakusuma, “tetapi tentu ada sebabnya bahwa tempat ini tidak pernah didatangi pe
Read more
Bab 10. Keributan Di Warung
Sementara itu, mereka berjalan semakin mendekati sebuah pasar sebagaimana dikatakan oleh Pangeran Ardhakusuma. Pasar yang tidak terlalu besar. Tetapi di dalamnya terdapat sebuah kedai kecil yang menjual makanan dan minuman.Dalam pada itu, sebenarnyalah bahwa Pawana memang merasa lapar. Karena itu, maka ia-pun merasa kebetulan bahwa Pangeran Ardhakusuma benar-benar mengajaknya singgah di kedai itu.Kedai itu memang hanya sebuah kedai yang kecil. Itulah sebabnya maka tempat duduknya-pun hanya terdiri dari dua buah lincak bambu wulung yang tidak terlalu panjang.Pawana dan Pangeran Ardhakusuma duduk di salah satu dari kedua lincak itu. Keduanya-pun kemudian memesan minuman dan dua pincuk nasi.Ketika keduanya sedang menunggu, maka datanglah ampat orang laki-laki yang bertubuh tegap, berwajah kasar dan keempatnya menyandang golok di lambung. Golok yang tidak terlalu panjang, tetapi cukup besar.Pawana mengerutkan keningnya melihat sikap keempat orang itu. Sementara itu, Pangeran Ardhakusu
Read more
DMCA.com Protection Status