International Hospital
Tiba-tiba seseorang datang dan masuk kedalam ruang rawat tanpa Katya dan Aeron sadari dan melihat mereka berdua berciuman dengan wajah Shock.
"AERON!!"
Katya refleks melepaskan ciuman mereka dan berbalik melihat kearah suara.
Di dekat pintu masuk terlihat seorang wanita cantik berdiri dengan memasang raut wajah marah sampai nafasnya tersendat naik turun.
"Sabina..." gumam Aeron pelan. Melihat kearah Sabina di depan pintu masuk
Dengan marah Sabina mendekati ranjang, dan berdiri di depan Katya yang terlihat gugup.
"Plakkkk!!!" Tangan Sabina terangkat kemudian suara tamparan keras terdengar diruangan Aeron
Sabina melayangkan tamparan penuh emosi pada pipi Katya, yang membuat kepalanya terlempar kesamping serta pipinya berubah merah dalam seketika.
"Dasar wanita jalang!! A
Hartono Building TowerSabina melemparkan tas mahalnya ke sofa ruang kerja Biyan, kakaknya."Sialan si Aeron, gara-gara kamu tidak jadi bertunangan aku dikabarkan sudah campakan olehnya kak." Sabina mengerang marah."Tapi memang benar kan?" ceplos Biyan dari kursi kebesarannya disudut ruangan. Suara datarnya membuat Sabina tambah kesalSabina melotot pada Biyan."harusnya kakak membantuku untuk mendapatkan Aeron!"Biyan sedikit melirik pada Sabina." Jangan-jangan kamu menyukai Aeron Danadyaksa sebagai pria bukan seperti tujuan awal kita?" Biyan menebak.Biyan menegakkan badannya dan melihat pada Sabiba."Jangan jatuh cinta pada mangsamu Sabina. Itu hanya akan mencelakakanmu dan keluarga kita. Kau tahu itu kan?" taya BiyanSabina terdiam."Tapi setelah kakak gagal mendapatkan Katya Martin, sekarang hanya aku harapan keluarga kita untuk mendapatkan Aeron Danadyaksa dan Diers Global untuk menyelamatkan perus
Axel berdiri disebelah ranjang Aeron dan berbalik menghadap Asher di sana."Ayah perkenalkan ini, Axelle Aeron Martin, Putraku." ujar Aeron bangga.Asher terdiam menatap anak di depannya cukup laa."Jangan bercanda kau Aeron! Anak itu sudah besar, kau pikir bisa membohongi ayah dengan lelucon seperti ini? Hah?" sentak Asher.Katya kemudian mendekat dan berdiri di ujung ranjang."Mommy.." Axel sedikit takut kemudian berjalan mendekati Katya dan memeluknya. Aeron dan Asher mengikuti pergerakan Axel sampai di pelukan Katya.Kemudian Asher melihat pada Katya dan Axel bergantian. "Dia anakmu nona Katya." Tanya Asher mencibir."Iya..""Ternyata wajah polos anda tidak mencerminkan perilaku anda! Punya anak sebesar itu dan belum menikah. Sepertinya pergaulan anda diluar negeri terbilang cukup liar ya." ujarAsher meremehkan Katya."Ayah!!" Aeron berteriak.Asher kemudian melihat wajah Aeron, "dan kau mau-maunya menga
Danadyaksa Building TowerSabina berjalan dengan cepat menuju ruangan Asher di gedung Danadyaksa."Maaf Nona Sabina, Pak Asher sedang tidak bisa diganggu." Sabina tertahan sekertaris Asher di pintu."Saya harus bertemu dengan atasanmu ini penting!" desaknya dengan raut kesal.Sekertaris tersebut akhirnya mengalah dan menghubungi atasannya terlebih dahulu."Pak, ada Nona Sabina ingin bertemu anda.""Baik, pak.."Pria itu menutup telponnya dan kembali mendekati Sabina."Silahkan Nona, anda di tunggu pak Asher di ruangannya." ujar Pria itu yang mendapatkan decak kesal dari Sabina.Sabina mulai berjalan melangkah masuk tanpa mengetuk ke dalan ruangan Asher."Om...""Sabina, bukankah lebih sopan kalau mengetuk sebelum masuk kedalam ruangan orang lain." ujar Asher yang masih melihat berkas di mejanya."Okay, lain kali aku akan menggetuk terlebih dulu." jawab Sabina tidak peduli."Kenapa kau ke sini?"
Pagi-pagi sekali Katya dan Axel di bangunkan Aeron untuk pergi ke suatu tempat. Mereka berangkat ke bandara dan naik pesawat tujuan Bali."Mommy apa kita akan berlibur?" tanya Axel yang duduk di sebelahnya didalam pesawat."Mommy tidak tahu kau tanya Daddy mu saja."Axel, menoleh pada Aeron, "Daddy kita akan pergi kemana?" Sekarang Axel bertanya pada Aeron."Bali.." jawabnya sambil mengerling."I know kita akan ke Bali, tapi untuk apa kita ke Bali?" Tanya Axel kesal."Rahasia." jawab Aeron singkat.Axel tidak bertanya lagi ia hanya diam sambil memajukan bibirnya tanda kesal.Tidak lama mereka sampai di bandara ngurah rai Bali dan dijemput seorang sopir yang akan membawa mereka ke tempat tujuan.Conrad Bali, Indonesia.Akhirnya mereka sampai di Resort Conrad Bali di Nusa Dua. Para pelayan menyambut mereka dan mengantarkan mereka menuju kamar yang telah di sewa sebelumnya.
Conrad Resort Nusa Dua BaliBeberapa jam setelah acara pernikahan yang hanya makan-makan sederhana, Kyle langsung kembali ke Jakarta. Dan sekarang Katya ditinggal dengan Aeron dan Axel.Katya keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kimono, ia mengeluarkan baju yang akan dipakainya sekarang.Tiba-tiba sebuah tangan melingkar pada tubuhnya kemudian belakang lehernya dikecup ringan oleh Aeron tentu saja."Aku tidak ingin kemana-mana." pintanya merajuk.Katya tersenyum tanpa menoleh, masih dengan memilih bajunya."Bilang pada anakmu." jawabnya tenang.Kemudian Aeron membalikan badan Katya dalam sekali hentak dan sekarang mereka saling berhadapan sangat dekat."Kau saja yang bilang, kau kan ibunya.." ucap Aeron kemudian melumat bibir Katya yang sudah berada didepannya.Katya menerima sambil tersenyum."Kau kan ayahnya." ucap Katya disela ciuman mereka.Mereka kembali berciuman, Makin dala
Anandamaya Resident Apartment"Katya, Axel." panggil Aeron saat pulang sore hari. Aeron masuk dan mengedarkan pandangannya. Kedua orang itu tidak ada diruang tv ataupun ruang makan."Daddy, aku dikamar." teriak Axel.Aeron kemudian berjalan ke kamar Katya dengan pelan dan mendorong daun pintu yang tidak tertutup sempurna.Terlihat Katya sedang menelpon dan duduk disofa membelakangi pintu."Ayah.." suara Katya sedikit gugup."Aku akan ke kantor besok.""....""Aku belum bisa ayah, maafkan aku." Katya sedikit terisak."Baiklah sampai jumpa besok." Katya menutup telponnya dan menghela nafas kasar. Sambil menghapus air matanya.Ia merindukan ayahnya dan kebohongan ini menjadi beban tersendiri untuknya.Lama Aeron melihat Katya terdiam disana kemudian memanggilnya lagi"Katya?" Suara Aeron yang dalam mengagetkan Katya.Katya sedikit melonjak kaget dan menoleh kebelakang."Ah
Martin Building Tower Katya sedikit membuka matanya, kemudian tangannya memegang kepalanya yang sakit. "Ah.. kepalaku pusing." Ujarnya. "Katya.."Seseorang menyebutkan namanya. Katya membuka matanya lebar-lebar dan melihat wajah Kyle, kakaknya dengan cemas. "Kau tidak apa-apa Katya?" "Aku kenapa?" "Kamu pingsan tadi,Hampir saja aku memanggilkan ambulans." Ujar Kyle. Katya terdiam kemudian duduk. "Aku hanya sedikit pusing." "Kalau begitu aku akan menelpon Aeron." Kyle merogoh ponsel di saku celananya "Jangan! Tidak perlu." Katya memohon. "Kenapa? Kau sakit Katya!" "Aku bertengkar dengan Aeron hanya untuk kesini. Kalau dia tahu aku sampai pingsan, dia tidak akan membiarkanku pergi kemana-mana bahkan untuk bekerja kesini sekalipun." Jawab Katya memelas. Kyle menghela nafas. "Sebaiknya kau kerumah sakit, kau terlihat pucat sekali Katya." Kyl
Dharmawangsa Ballroom Hotel"Kau mau bicara apa Sabina?"Tanya Aeron to the point.Sabina tersenyum licik, ia mendekati dan menggoda Aeron kemudian ia menarik Aeron dan menciumnya serta menyudutkannya ke dinding.Aeron kaget dan langsung mendorong tubuh Sabina. Sabina terdorong sedikit dan ciuman merekapun terlepas sebentar, tapi ia kembali mencium Aeron lagi. Dan kali ini Aeron mendorong kasar tubuh Sabina sampai terjatuh dilantai dan ia mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.Cekrek cekrek cekrekKilatan blitz dan suara seseorang mengambil gambar mereka terdengar tidak jauh dari tempat Aeron dan Sabina berdiri..Aeron mengedarkan pandanganya, dan terlihat Disudut ruangan seseorang dengan kamera ditangan terlihat memotretnya tadi.Ah sialan. Aeron melihat Sabina dengan tatapan marah kemudian ia b