Dharmawangsa Ballroom Hotel.
Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini.
Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron.
Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara.
Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar.
"Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan.
"Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Senior High School, Jakarta.Katya Cessa Martin, atau yang biasa dipanggil Katya, ia adalah murid kelas satu Senior HighSchool International Jakarta.Sekolah ini menjadi salah satu sekolah ter-elite di Indonesia, karena bangunannya yang luas lima tingkat dan megah serta fasilitasnya yang lengkap, modern dan juga mewah. Sekolah ini mempunyai lapangan bola sendiri dan bangunan olah raga terpisah dari bangunan utama. Guru yang mengajar di sekolah ini sudah pasti guru berkualitas dengan sertifikasi mengajar tidak diragukan lagi. bahkan kebanyakan dari mereka adalah guru dari luar negeri.
International School."Hah? Apa kau bilang?" Katya memastikan indra pendengarannya, wajahnya mulai menunjukan kebingungan yang kentara dan ia kembali bertanya untuk memastikan yang di dengarnya."Kau mau jadi pacarku Katya?" Ulang anak laki laki yang bernama Aeron itu dengan wajah yang serius.Katya mengerjapkan matanya berkali-kali, ternyata ia tidak salah dengar, anak laki-laki di depannya sedang menembaknya.Dengan wajah santai Aeron seperti menunggu Katya membuka mulut untuk
Martin's Family Mansion"Kakak!!""Kakak!!""Bik, dimana kakak?" Tanya Katya pada salah satu pembantunya.Katya berlari masuk kedalam rumah dan berteriak memanggil kakak laki lakinya."Katya, aku di dapur." Terdengar suara yang ia rinudkan dari dalam rumahnya.Tidak menunggu lama Katya berjalan cepat menuju kitchen island karena suara kakaknya terdengar berasal dari sana.Kyle Collen Martin, Kakak laki laki Katya, umur mereka terpaut cukup jauh. karena hal itulah Kyle sangat menyayangi dan memanjakan Katya apalagi setelah kematian ibunya saat katya masih kecil."Kakak, kapan pulang? kenapa tidak menelpon dulu sih?!" Katya sudah berdiri disebelah kakaknya dengan wajah cemberut yang cantik. Kyle yang sedang minum tersenyum tipis saat didekati adiknya itu. Ia yang masih mengenakan kemeja putih dengan dua kancing teratas yang dilepas serta lengan kemeja dilipat sampai siku membuat Katya bangga mem
At Resturant Sushi, Plaza Indah Mall. "Kau mau menerimaku dan kita pacaran." Ujar Aeron . Katya tersenyum mencemooh. "Kalau aku tidak mau, kakak mau bagaimana?" Tantang Katya. "Aku akan menunggu sampai kau mau menerimaku." Balas Aeron tanpa beban. "In your dream! Tidak akan pernah! Setahu aku, banyak yang mau jadi pacar kakak, kenapa kakaa ngejar aku terus sih ?" Dumel Katya. Sebelum menjawab pertanyaan Katya tidak lama Hana kembali dari toilet dan duduk kembali di depan Katya dan Aeron. "Apa yang kalian bicarakan?" Dengan polosnya Hana bertanya. Aeron yang masih menatap Katya tidak bereksi sama sekali dengan kedatangan Hana. Berbeda dengan katya menjawab Hana dengan senyuman kaku untuk menyembunyikan kegugupannya. "Ah tidak, oiya kau masih mau makan Han? Aku sudah selesai nih." "Kenapa?" "Ayo kita pulang." Ajak Katya mengindahkan Aeron di sampingnya. Hana mengerutkan dahinya tanda tidak
Martin's Family MansionKatya menutup mata sambil menghembuskan nafas tercekat dengan jantung berdebar karena rasa marah merambat naik keatas kepalanya setelah apa yang Aeron ucapkan di depan kakaknya.Katya mengepalkan tangan kuat ingin rasanya tangan terkepal ini mengeplak kepala Aeron agar bisa berjalan normal dan semestinya, tidak melenceng seperti saat ini.Kyle tertegun sejenak dan menatap Katya, "bisa kau jelaskan apa maksud dari temanmu ini Katya?" tanya Kyle menuntut jawaban pada adiknya.
International Hospital, Jakarta.Kyle kembali ke kamar perawatan setelah dari ruangan dokter yang memerikasa ayahnya. Dokter mendiagnosa Ayahnya mengalami kelelahan, stres, dan Hipoksia.Hipoksia adalah gejala dimana pasokan oksigen dalam tubuh sangat minin atau kekurangan oksigen dalam darah yang akan dialirkan ke otak, mengakibatkan otak tidak bekerja semestinya dan berefek orang tersebut menjadi linglung, dan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba.Ayahnya memang sudah tidak muda lagi, tapi tidak tua juga. Keadaan tubuhnya terlihat bugar walaupun organ tubuhnya tidak sesehat dulu. Kyle sebagai anak sulung harus mulai belajar mengurus perusahaan agar tidak terlalu membebani Ayahnya untuk masalah pekerjaan.Kyle membuka pintu kamar dan melihat Ayah sedang bercengkrama bersama putri bungsunya. Waktu kebersamaan mereka seperti sekarang dipakai Katya untuk bermanja-manja dengan Ayahnya karena sudah hampir sepuluh hari mereka tidak berte
International Senior HighSchool, Jakarta. "Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang." Ajak Aeron. Suasanapun terasa canggung setelah ajakan Aeron pada Katya di depan teman temannya. Apa dia sudah gila?! batin Katya. "Maaf kak, kenapa kakak mengajak saya pulang? Saya bisa pulang sendiri kok." cicit Katya sambil melepas pegangan Aeron pada tangannya. Mulai terdengar bisik bisik disekitar Katya. "...apa mereka pacaran?" "Bukannya kak Aeron sedang dekat dengan kak Dini senior kita." "... Katya gak cantik-cantik amat, cantikan gue..." itu beberapa bisikan yang sempat Katya dengar Hana yang ikut melongo menyenggol lengan Katya, "katanya tidak terjadi apa-apa antara kalian berdua. Tapi kenapa kak Aeron datang ke sini mengajakmu pulang bersama Katya Cessa Martin?!" Hana mengeram tertahan sambil menatap Katya. "Tidak terjadi apa-apa!! Sumpah!" Katya
Martin Building Tower.Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya."Masuk." perintah Aeron pada Katya.Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya."Maaf, Aku tiba tiba menelpon kakak."Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa."Kak, maaf untuk perkataanku yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.Aeron melirik Katya lewat sudut matanya."Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urus