Share

PART 51

       “Anak kami...telah gugur pada peristiwa maha pralaya dua tahun yang lalu, Angger Anom. Dia seorang anggota bhayangkara Kerajaan Medang Kamulan.”

        Agak kaget dan terdiam Raden Anom mendengar cerita dari Ki Prana itu.“Saya ikut berbela sungkawa, Ki Prana. Mendiang adalah pahlawan bagi negerinya.”

       “Terima kasih, Angger Anom,”ucap Ki Prana dengan wajah tertunduk.

        “Sebenarnya, Angger Anom ini berasal dari negeri manakah gerangan? Maaf, sa-saya lihat, dari penampilan Angger Anom ini bukanlah pemuda biasa.”

        Raden Anom tertawa pendek, dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi tidak jadi. Seorang laki-laki dengan suara lantang terdengar di luar rumah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status