Home / Rumah Tangga / PETAKA STATUS WA / Apakah Hilda hamil?

Share

Apakah Hilda hamil?

last update Last Updated: 2023-05-09 09:29:30

Mataku mengerjap beberapa kali. Cahaya lampu berwarna putih menyilaukan mataku. Aku pun membuka mata. Ah aku dimana? Kurasakan perih di bawah perutku, tanganku pun aku karena tertancap selang infus, dan di hidungku juga di pasang selang oksigen.

Ya Allah aku kenapa? Aku mencoba mengingat deretan kejadian sebelum aku berada di sini. Ketika mencoba mengingatnya, kepalaku malah pusing.

"Bunda, Ayah. Aku dimana?" tanyaku secara tiba-tiba.

"Alhamdulillah kamu sudah sadar,Nak." Bunda menghampiri dan mengelus tanganku.

"Kamu sekarang sedang di rumah sakit, Nak. Kamu sedang di rawat. Tadi kamu pingsan," jawab Ayah dengan lembut.

Aku menatap Ayah dan Bunda bergantian.

"Bun, kenapa bagian bawah perut Hilda sakit?"

Mereka berdua saling berpandangan. Kemudian Bunda menangis. Ayah langsung memeluk dan menenangkan Bunda.

"Yah, kenapa kalian menangis? Hilda sudah membuat kesalahan ya kepada Ayah dan Bunda?" balasku heran.

"Enggak. Hilda enggak ada salah sama Ayah dan Bunda," jawab Bunda menangis pil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PETAKA STATUS WA   Penyesalan yang datang terlambat

    "Sekaaaar, tolong jangan tinggalkan aku!" teriak Rian. Betapa Rian tidak kaget kalau dia menemukan Sekar sudah tergantung tak bernyawa. Mata yang melotot dan lidah yang terjulur. Rian begitu merinding melihat pemandangan mengerikan yang baru pertama kali ia lihat. Rian mendekati Sekar, sepertinya sudah tidak bernyawa. Rian panik, ia takut di tuduh yang tidak-tidak. Kemudian dia keluar rumah Sekar dan meminta pertolongan warga. "Tolooong, tolong. Saya menemukan Sekar gantung diri," kata Rian meminta pertolongan dengan seorang Bapak tetangga di sebelah rumah Sekar. "Apa yang benar Mas?" tanya Bapak itu kaget.Rian yang masih syok hanya menganggukkan kepalanya."Baik kalau begitu saya akan panggil Pak RT dan memanggil pihak kepolisian," sambung Bapak itu lagi.Lima belas menit kemudian, Pak RT, beberapa orang polisi, tenaga medis, dan warga sudah tiba di rumah Sekar. Polisi di bantu tenaga medis menurunkan jenazah Sekar. Mereka langsung membawa jenazah Sekar ke rumah sakit untuk mel

  • PETAKA STATUS WA   Pernikahan Hilda dan Bobby

    "Ehmm, asyik berdua aja nih," goda Bu Alika kepada Hilda dan Bobby. "Kapan nih acara pernikahan kalian akan di laksanakan?" "Insya Allah, secepatnya Bu," jawab Bobby dengan mantap. "Ih kamu," Hilda malah tersipu malu."Ehmmm, ya enggak apa-apa. Lebih cepat, lebih baik kan. Apalagi kalian kan sama-sama sudah pernah merasakan manis dan pahitnya berumah tangga. Jadi buat apa di tunda-tunda, enggak baik kan," Pak Ferdinan memberikan saran. "Iya betul kata Ayah, jangan sampai kalian menunda-nunda pernikahan. Apa kata orang," jawab Bunda dengan lembut. "Iya Bun, Yah. Tapi Hilda pengennya acara nikahan yang sederhana aja," imbuh Hilda. "Lho kenapa Hil? Bukankah kamu belum pernah sama sekali mengadakan pesta resepsi pernikahan?" tanya Bobby dengan heran. "Maksudku lebih baik uangnya di tabung Mas. Untuk menambah modal usaha dan tabungan masa depan kita. Kan sayang uangnya jika hanya di hamburkan untuk pesta sehari saja," jawab Hilda dengan santai, dia sebenarnya takut mengemukakan penda

  • PETAKA STATUS WA   Tertipu!

    Rian merasa senang dan lega, akhirnya dia bisa mendapatkan uang tanpa harus bekerja keras. Tanpa berpikir panjang, Rian menyerahkan sebagian uangnya kepada Lusi yang baru saja di kenalnya. "Kamu benar-benar cerdas sayang, tak salah kalau aku memilihmu," kata Rian sambil mengelus-elus kepala Lusi. Tak lama kemudian Rian mencium rambut Lusi yang hitam dan panjang. Tercium aroma sampo wangi segar buah-buahan. Membuat Rian merasa makin bergairah. Rian pun akhirnya memeluk mesra Lusi. Sementara itu, Lusi yang juga membalas pelukan Rian juga tak kalah mesranya. Meskipun dia tersenyum menyeringai. Ternyata mendapatkan harta bisa dengan mudah begini ya, bathin Lusi. "Sayang," panggil Rian kepada Lusi dengan lirih. "Ya sayang," jawab Lusi dengan manja. "Setelah anak kamu lahir, aku berjanji akan menikahimu. Aku sudah terlanjur mencintaimu. Aku berjanji akan selalu menjagamu dan setia kepadamu," ucap Rian yang sudah bucin akut."Tapi Mas...""Kenapa sayang?" "Kamu yakin mau menerima aku a

  • PETAKA STATUS WA   Hari bahagia

    Bahas Part Hilda dan Bobby dulu yak. Soalnya Mak Thor lagi laper eh baper dengan adegan romantis mereka. Hihihi. Yang kangen Part Rian, insya Allah next Part ya Mak. 😁* * Sudah dua hari ini Bu Alika dan Pak Ferdinan mencari keberadaan Hilda tetapi belum juga menemui titik terang. "Yah, gimana kalau kita lapor polisi aja? Kita udah cari Hilda kemana-mana tapi kok belum juga ketemu," kata Bu Alika dengan nada putus asa."Bunda tenang dulu ya. Paling juga sebentar lagi Hilda akan pulang. Percaya deh dengan Ayah," jawab Pak Ferdinan mencoba menenangkan Bu Alika, padahal dalam hatinya juga khawatir dan takut terjadi apa-apa terhadap putri semata wayangnya itu. "Ayah gimana sih kok bisa tenang gitu!" "Sudahlah Bun, ini juga sudah tengah malam, besok kita lanjut lagi ya mencari Hilda."* *Hari ini Bu Alika pergi arisan bersama teman-temannya. Walaupun hati Bu Alika masih tak tenang memikirkan anaknya itu. Bu Novi, ibunda Arini baru saja datang. Sedangkan Ibu-ibu anggota arisan lain b

  • PETAKA STATUS WA   Lamaran yang tak biasa

    "Mas, maafkan aku! Aku telah menyesali perbuatanku!" sahut Arini menghiba. Bobby yang sudah terlanjur sakit hati atas pengkhianatan mantan istrinya itu tak mengindahkannya. Hilda hanya terdiam melihat pemandangan yang terjadi di depannya. Dia bingung. Jadi ternyata mantan istri Bobby itu adalah Arini, sedangkan beberapa bulan lalu dia lihat Rian dengan Arini. Artinya mereka sudah berselingkuh di belakang Hilda dan Bobby."Ini anakmu l, Mas Bobby!" sambung Arini lagi. Hilda sekarang mengerti bahwa ketika bertemu dengan Arini dan Rian di dokter kandungan, Arini sedang mengandung bayi ini. Bobby berhenti berjalan, dia menikah ke belakang menatap bayi perempuan malang yang sedang di gendong Arini. Arini berusaha menenangkan anaknya yang sedang menangis dengan memberikan botol susu formula. Hilda tertegun menyaksikan pemandangan itu. Dia melihat bayi perempuan yang kira-kira berusia empat bulan itu tampak lahap menyusu. Dia perhatikan garis wajah bayi itu, memang mirip sekali dengan Bob

  • PETAKA STATUS WA   Ternyata Arini?

    Hilda pergi tanpa arah dan tujuan. Sebenarnya dia juga menyayangkan sikap Ayahnya yang terlalu keras terhadap dirinya. Hanya karena Hilda tidak bisa menerima Ustadz Hasan, Sang Ayah tidak terima hingga membuat Hilda harus kabur. Hilda masih mengendarai sepeda motornya. Sekarang dia sedang bingung akan pergi kemana karena malam pun sudah beranjak larut. Dingin mulai menyergap Hilda. Dia tadi terburu-buru sehingga lupa memakai jaket. "Ayah, kenapa Ayah malah membela dia ketimbang Hilda anak Ayah sendiri?" gumam Hilda sambil menangis. Kata orang naik motor sambil menangis adalah cara yang paling enak untuk meluapkan kesedihan. Setelah emosinya agak mereda, karena tak tahu akan kemana. Hilda memutuskan untuk menghubungi Bobby. Lama Bobby tak mengangkat panggilan dari Hilda. Wajar, karena sudah jam sebelas malam. Hingga panggilan keempat, Bobby baru mengangkat panggilannya. [Halo, siapa?] jawab Bobby seperti orang yang baru bangun tidur. Hilda merasa bersalah karena telah menelepon

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status