Plot bab 6 : Bertemu dengan Huang Xia
Fang Lin dan beberapa warga desa bersembunyi di dalam goa, menyusun rencana untuk melawan pasukan yang terus menerus datang untuk membakar desa mereka. Mereka tahu bahwa mereka harus bertahan dan melawan, namun situasinya sangat sulit.
“Apa rencana kita selanjutnya? Kita tidak akan terus seperti ini. Mereka terus datang dan membakar desa,” tanya Xiao Fang Lin yang tangannya tidak lepas menggenggam tangan mungil si bocah laki-laki itu yang merasa ketakutan.
“Kita harus melawan mereka! Tapi bagaimana caranya?” Kata salah satu warga.
“Kita harus mencari cara untuk membalikkan keadaan. Tapi untuk saat ini, kita harus tetap bersembunyi dan menunggu kesempatan,” usul Fang.
Saar mereka berbicara, tiba-tiba ada suara gaduh di luar goa. Fang Lin memutuskan untuk melihat dari celah dari goa dan melihat seorang gadis sedang berjuan melawan pasukan yang datang.
“Wah dia sangat berani.”
“Siapa itu?” Tanya warga pada Fang.
“Aku tidak tahu, tapi aku rasa kita harus membantunya.”
Mereka pun keluar dari goa dan bergabung dengan gadis tersebut. Namanya adalah Huang Xia, dan dia adalah seorang pejuang wanita Tangguh.
“Apa yang kalian lakukan di sini? Pasukan ini sangat berbahaya!” Teriak Huang Xia seraya terus melawan pasukan tersebut dengan pedangnya.
“Kami juga mencoba melawan mereka. Kami butuh bantuanmu,” ucap Fang dan mengeluarkan pedang sungguhan miliknya.
“Baiklah, mari kita bekerja sama. Kita harus menghentikan mereka sebelum desa kita benar-benar hancur.”
Mereka bergabung untuk melawan pasukan tersebut. Xiao Fang Lin dan Huang Xia berdiri tegak di barisan depan, siap untuk melawan dengan segala kekuatan yang mereka miliki. Fang Lin mengamati dengan cermat Gerakan musuh, sementara Huang Xia memperkatat cengkeraman pedangnya.
“Peluang kita untuk memukul mundur pasukan mereka cukup besar, kita hanya perlu bekerja sama dengan baik. Biarkan para warga melawan bawahan. Kita hanya harus menaklukkan pemimpinnya,” bisik Huang Xia.
“Jujur saja seni bela diriku tidak sebagus dirimu. Aku masih harus banyak belajar,” timpal Fang Lin dengan jujur agar gadis di sampingnya tidak terlalu berharap banyak padanya.
Mereka berdua memandang ke arah musuh yang semakin dekat. Pasukan itu dipimpin oleh seorang jenderal yang terkenal dengan kekejamannya dan keahliannya dalam menyerang. Dia dan pasukannya telah menaklukkan banyak wilayah di sekittar daerah itu, dan sekkarang mereka memandang kea rah Fang Lin dan Huang Xia sebagai tantangan terakhir yang harus mereka hadapi.
Fang Lin dan Huang Xia bergerak dengan cepat, saling melindungi satu sama lain sambil memotong pasukan musuh dengan keahlian mereka yang luar biasa. Di tengah-tengah pertempuran, Fang Lin terluka oleh seorang prajurit musuh yang lihai, Huang Xia berteriak, “Hei! Kau baik-baik saja?” Dia berusaha membantu Fang Lin, tetapi Fang Lin memintanya untuk terus berjuang melawan pasukan musuh.
Tangannya terus mengeluarkan darah segar yang membuat si bocah lelaki yang bersembunyi di goa itu merasa khawatir dengan keadaan Fang sekarang.
Melihat gadis itu terus berjuang membuat Fang Lin merasa bersalah, dia segera bangkit dan berdiri kembali memegang gagang pedangnya kuat-kuat.
Matanya terus mengamati dengan cermat, “Rasanya tidak mungkin untuk membuat pasukannya mundur. Jumlah kami tidak banyak. Hanya ada satu cara untuk meruntuhkan semangat para pasukan musuh. Yaitu menghadapi jenderalnya.”
Fang Lin mengangkat pedangnya dan berlari sekencang mungkin lalui melompat dan …
Shret!
Pedang miliknya berhasil melukai perut jenderal pasukan musuh dan membuat para bawahannya cemas dan segera mengamankan jenderalnya. Mereka secara tidak langsung mundur dalam pertempuran. Tubuh Fang pun ambruk di tanah, Huang Xia dan para warga segera membawanya ke tempat yang aman.
Setelah pertempuran yang sengit, Xiao Fang Lin dan Huang Xia duduk bersama di sebuah sudut desa yang masih dalam kondisi hancur. Huang Xia merogoh kantongnya dan menarik keluar beberapa perban, alcohol, dan alat-alat medis yang dibutuhkan untuk merawat luka Fang Lin.
“Tolong tahan sebentar. Ini akan terasa sedikit sakit, jadi tolong harus bertahan, ya,” ucap Huang Xia.
Fang Lin menahan rasa sakit saat Huang Xia membersihkan dan merawat luka di tangannya. Dia tidak bisa membantu tetapi bertanya-tanya siapa pasukan musuh itu dan mengapa mereka menyerang desa ini.
“Aku tidak tahu siapa mereka dan mereka pasukan dari mana. Tapi aku curiga bahwa mereka mungkin memiliki hubungan dengan bangsa iblis. Desa ini berada di perbatasan mereka.”
Huang Xia mengerutkan kening da mengangguk pelan, seola-olah dia tidak terlalu terkejut dengan teori Fang Lin.
“Bangsa iblis, ya?” Huang Xia mengambil segelas air dari sampingnya dan menawarkannya kepada Fang Lin. “Itu bukan hal yang mustahil. Mereka telah mengirim pasukan untuk menyerang desa ini sebelumnya.”
“Mengapa mereka melakukannya?” tanya Fang Lin penasaran.
Huang Xia menghela napas dan menatap ke kejauhan. “Itu sulit untuk dijawab. Beberapa orang percaya bahwa mereka mencari kekuatan magis yang tersimpan di sini. Yang lain berpikir bahwa mereka ingin menguasai wilayah ini untuk kepentingan mereka sendiri.”
Fang Lin mengangguk pelan dan diam sejenak.
“Ah iya. Terimakasih sudah merawat lukaku. Ngomong-ngomong siapa namamu? Apa kamu berasal dari desa ini?” Tangan Fang Lin.
“Huang Xia, aku berasal dari desa yang jauh. Aku sedang menjelajahi dunia karena ada beberapa yang harus ku lakukan.”
“Bagaimana denganmu?”
“Namaku Xiao Fang Lin. Aku berasal dari desa di sebelah barat laut dari sini. Aku juga sedang menjelajahi dunia ini untuk mencari tahu lebih banyak tentang bangsa iblis.”
Huang Xia melebarkan kedua bola matanya saat mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Fang, “Oh, ya? Kalau begitu kita satu tujuan. Bagaimana jika kita bekerja sama?”
Di sebuah ruang perpustakaan yang tenang, Sun Long dan Liu Yang duduk di meja kayu yang panjang. Lampu temaram memancarkan cahaya yang lembut, menciptakan suasana yang penuh misteri. Wajah mereka menunjukkan kekhawatiran dan kegelisahan."Aku mendapat kabar bahwa monster yang membuat orangtuaku meninggal adalah serupa dengan monster yang menyerang kita kemarin, paman."Sun Long menarik napas dalam-dalam, mencerna informasi yang dia dengar. Dia mengingat tragedi yang terjadi bertahun-tahun yang lalu dan merasa ada benang merah yang menghubungkannya dengan kejadian terbaru ini."Pada saat itu, kita yakin bahwa Lulforch, raja iblis, telah dikalahkan dan kekuatannya mereda. Tapi apa mungkin dia masih hidup?" Sun Long berbicara dengan pikiran terbuka dalam hatinya, mencoba menghubungkan titik-titik tersebut.Liu Yang mengangguk, menggenggam tangannya dengan teguh sebagai tanda kepercayaan dan keyakinannya."Aku yakin, paman," Liu Yang menjawab dengan suara tegas. "Semua kejadian ini terasa
Dalam detik-detik itu, waktu seolah berputar mundur dan ruangan yang redup menjadi semakin samar.Aeste duduk di sebuah ruangan yang gelap dan redup, berbicara dengan sosok misterius yang berdiri di hadapannya. Sosok itu mengenakan jubah hitam yang mencerminkan kegelapan yang tersembunyi di baliknya. Suara mereka bergetar dengan otoritas dan kekuatan yang mencekam."Aku telah memperoleh informasi berharga, tuan. Fang Lin, salah satu murid terbaik di Akademi Tianlong, memiliki Batu Sihir yang luar biasa. Dia adalah pemiliknya, dan kami tahu bahwa batu itu adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Jika kami bisa mengambilnya, itu akan menjadi kemenangan besar bagi kita," jelas Aeste."Ah, Fang Lin... Dia telah mengembangkan kemampuan yang menonjol dalam teknik Volv Mort. Tampaknya dia semakin dekat untuk menguasai sepenuhnya. Itu tidak bisa dibiarkan terjadi. Kekuatan Batu Sihir dalam genggaman seorang pemula akan menjadi ancaman besar bagi kita.""Apakah Anda ingin saya membunuhnya, Tuan
Pertempuran semakin sengit, dan kekacauan merebak di sekitar Akademi Tianlong. Meskipun para siswa berjuang dengan tekad yang kuat, jumlah monster yang terus bertambah membuat situasi semakin sulit. Bangunan-bangunan di sekitar mereka hancur dan pecah, meninggalkan reruntuhan di mana-mana.Serangan monster-monster itu menghantam keras, mengirimkan guncangan yang kuat ke tanah. Siswa-siswa terdorong ke belakang, terjatuh, atau terluka dalam pertempuran. Namun, mereka tidak menyerah dan terus melawan dengan semangat yang membara.Para guru dan senior berusaha melindungi siswa-siswa yang lebih lemah dan memberikan bantuan di mana dibutuhkan. Li Wei, Shi Yi, dan Master Sun Long mengambil peran utama dalam memimpin pertahanan dan memberikan arahan kepada siswa-siswa yang berjuang.Namun, kekuatan monster-monster itu terus menghancurkan lingkungan sekitar. Gedung-gedung runtuh, pohon-pohon tumbang, dan api berkobar di beberapa sudut akademi. Suasana yang semula lapang dan terang kini dipenu
Mereka saat ini telah berkumpul di ruang pelatihan yang lapang dan terang. Dengan sikap penuh kehormatan, Li Wei memperkenalkan sosok yang muncul tiba-tiba, yang tidak lain adalah Shi Yi, seorang pria yang memancarkan pesona yang tak terbantahkan. Sorot matanya yang tajam dan senyumannya yang lembut mencerminkan kehadiran seorang senior yang dihormati."Dia adalah Shi Yi, seorang senior yang berpengalaman. Kalian dapat memanggilnya dengan sebutan Senior Shi," tutur Li Wei dengan suara yang tenang, sementara dia meninggalkan ruang latihan tersebut, memberi jalan kepada Senior Shi untuk mengambil peran sebagai instruktur mereka.Dalam keheningan yang akrab, seulas senyuman muncul di bibir Shi Yi, menambah pesonanya yang sudah menonjol. Sebagai seorang yang pernah menjadi juara dalam kompetisi pertarungan dua tahun lalu, reputasinya telah terkenal di seluruh penjuru. Para hadirin merasa terhormat atas kehadirannya yang menginspirasi."Dikabarkan bahwa kalian semua memiliki kemampuan yang
Di dalam kerajaan iblis yang gelap dan misterius, terdapat sebuah istana megah yang menjadi markas bagi Jenderal Aeste Nucia. Aeste, seorang pemimpin yang tegas dan cerdas, dikenal sebagai salah satu jenderal terkuat dalam dunia iblis. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, ia berhasil mempertahankan kedaulatan kerajaannya dari berbagai ancaman yang mengintai.Hari ini, Aeste duduk di ruang pribadinya yang luas, yang penuh dengan artefak-arteaktak berharga dan lukisan-lukisan yang menggambarkan sejarah kelam kerajaan iblis. Di sampingnya, berdiri Yesaya, pengawal pribadi setia yang selalu siap menjaga keselamatan Jenderal Aeste.Dalam obrolan santai mereka, Aeste memulai pembicaraan tentang seorang murid bernama Fang Lin.Di ruang pribadi Aeste, suasana berubah menjadi serius saat Aeste dan Yesaya membicarakan Fang Lin. Aeste tampak tegas dalam kata-katanya, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Yesaya, Fang Lin adalah ancaman yang harus kita perhatikan dengan serius," kata Aeste de
"Tampaknya kamu memiliki seorang murid baru, Sun Long," kata Aeste saat dia tiba. Suara-suara iblis yang sebelumnya menggema seketika menghilang. Aeste, seorang perempuan iblis yang jahat dan memimpin kekuasaan iblis, hadir dengan penuh karisma.Cahaya roh berwarna hitam dan merah melingkari tubuh manusiawi Aeste, meskipun wujud aslinya sangatlah tidak manusiawi."Terdapat tanda tiga bintang di dahinya, menandakan pengaruh yang kuat. Ini disebut level Myler's, yang membuktikan keberadaannya sebagaimana tercatat dalam buku rahasia," batin Fang Lin sambil terus memperhatikan Aeste yang mendaratkan kakinya di tanah. Sebuah senyuman manis meluncur dari bibir indah Aeste. Dia mengenakan jubah wanita berwarna orange terang dengan garis merah di pinggangnya. Penampilannya sangat menipu dengan kedok kecantikan yang menarik, padahal itu hanyalah trik licik yang sangat mahir."Dengan segala hormat, Aeste, kunjunganmu kali ini pasti memiliki motif yang kurang jelas," tanya Sun Long dengan wajah