Beranda / Fantasi / Pedang Guntur Kaisar Kematian / Pergi Mencari Ayah: Perjalanan Fang Mencari Jati Diri

Share

Pergi Mencari Ayah: Perjalanan Fang Mencari Jati Diri

Penulis: Blueroyals
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-07 21:30:06

Hari demi hari, Xiao Fang Lin terus berlatih dengan semangat. Tidak peduli hujan, panas, atau angin badai, dia tetap berlatih bela diri dan sihir yang diajarkan oleh Instruktur Guo Bai. Meskipun poin spiritualnya tidak bertambah, hal itu tidak membuatnya menyerah.

Tak terasa, Xiao Fang telah melewatkan banyak musim dan tiga tahun lamanya dia terus berlatih atas arahan Instruktur Guo Bai.

“Sudah tiga tahun aku belajar dengan Instruktur. Aku sangat senang sudah banyak mendapatkan ilmu yang bisa kupelajari dari Instruktur,” ucap Xiao Fang yang kini tubuhnya jauh lebih tinggi di usianya yang sudah beranjak dewasa.

“Aku bersyukur bertemu dengan Instruktur dan banyak mendapatkan pelajaran. Namun, hari ini izinkan aku untuk pergi mencari Ayahku. Terima kasih sudah membantuku selama ini dan memperlakukan saya layaknya anakmu sendiri. Aku tidak akan pernah melupakan kebaikan Anda, Instruktur.”

Xiao Fang membungkukkan tubuhnya sebagai penghormatan dan ucapan terima kasih kepada Instruktur Guo Bai.

“Xiao Fang, aku turut senang dengan keputusanmu untuk mencari sosok ayahmu. Jika kamu merasa lelah, jangan ragu untuk beristirahat dan kembali ke sini. St. Guastria Suci akan selalu menjadi rumahmu. Pintu akan selalu terbuka bagi siapa saja.”

“Dan ingat, perjalananmu mungkin akan berat, Fang. Namun, aku yakin kamu bisa menghadapi banyak cobaan dan rintangan di sana. Tentu saja akan ada halangan di setiap prosesnya. Aku harap kamu bisa mengerti,” tutur Guo Bai kepada muridnya.

“Tentu saja, Instruktur.”

Murid-murid Guastria Suci yang berdiri di belakang Guo Bai menatap Xiao Fang dengan tatapan tak rela. Hampir empat tahun mereka belajar bersama-sama dengan Instruktur Guo Bai. Dan kini, Fang memutuskan untuk pergi mencari jati dirinya sendiri.

“Jangan pernah melupakan kami, Fang. Kuharap kita bisa bertemu lagi,” ucap salah satu murid Guastria Suci.

Fang tersenyum mendengar kalimat itu dari teman-temannya. Pandangannya beralih pada Jing Yan yang wajahnya terlihat sedih dan basah karena air mata.

“Kamu adalah temanku yang paling dekat. Haruskah aku ikut denganmu?” tanya Jing Yan dengan suara yang bergetar.

“Jing Yan, perjalanan hidup kita berbeda. Kita tidak akan bisa terus bersama dan menempuh perjalanan hidup bersama-sama.”

“Aku hanya pergi sebentar. Kita bisa bertemu di sini setelah sepuluh tahun. Aku pasti akan kembali dan menemuimu,” kata Fang dengan mencoba memahami perasaan Jing Yan sebagai teman dekatnya.

iao Fang berbalik dan mulai berjalan ke arah St. keluar dari St. Guastria Suci. Di lubuk hatinya, Fang benar-benar tidak ingin meninggalkan asramanya. Ia juga masih ingin bergaul dengan teman-temannya dan belajar silat dari gurunya. Namun, kenyataan dalam hidupnya menghentikan keinginan Xiao Fang. Dia sangat perlu menemukan ayahnya, yang belum pernah dilihatnya, karena saat ini dia satu-satunya keluarga yang dimilikinya.

"Hati-hati di jalan, Fang. Kami menunggumu kembali," teriak Guo Bai sambil melihat punggung Fang.

Tidak dapat menanggapi kata-kata gurunya, Fang hanya bisa melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang. Dia segera menyeka air matanya karena tangisannya tidak akan mengubah apapun.

Tujuan Fang saat ini adalah pergi ke Kota Rigaenia untuk bertemu seseorang, dan ini adalah keinginan terakhir Guo Bai. Perjalanan menuju Rigaenia cukup melelahkan, dan Fang harus istirahat di desa setelah sepuluh jam perjalanan.

Ia membuka makanan yang telah disiapkan oleh gurunya berupa roti dan langsung memakannya dengan gembira. Fang menyapu dan melihat banyak warga lalu lalang dan berinteraksi. Beberapa di antaranya aktif dan suasana dimeriahkan dengan bermain anak-anak.

Namun, matanya tertuju pada anak kecil yang duduk di sebelahnya.

"Apakah kamu mau?" Fang menawarkan roti itu kepada anak laki-laki itu, yang tampak sedih dan menggelengkan kepalanya.

“Sepertinya kamu sedang dalam suasana hati yang buruk. Apakah kamu tidak bermain dengan teman-temanmu?" Fang bertanya sambil memakan roti terakhir.

"Mereka bukan temanku. Aku tidak pernah bermain dengan mereka,” jawabnya sambil melihat anak-anak lain yang sedang bermain.

"Tidak masalah. Tapi cobalah berhubungan dengan orang lain. Karena kita manusia butuh teman, keluarga, dan kita tidak bisa hidup dalam individualisme."

Xiao Fang dengan ringan menepuk pundak bocah itu, “Hei! Jangan terlalu murung. Jika kamu tidak menerima kata-kataku tadi, tidak apa-apa. Jangan sedih."

"Aku tidak punya keluarga. Ayah dan ibuku meninggal dan itu semua karena bangsa iblis membunuhnya. Mereka tidak mau bermain karena aku tidak memiliki orang tua. Begitulah cara ku diperlakukan. Aku juga tinggal dengan keluarga lain.”

Kalimat yang diucapkan bocah itu mampu membekukan Fang seketika. Ia seperti sedang melihat masa lalunya.

"Kamu beruntung. Hidup baik dengan keluargamu. Meskipun mereka tidak berhubungan darah denganmu, mereka sangat mencintaimu," kata Xiao Fang pelan, dan bocah itu merasa terhibur ataskata-kata Fang.

"Benarkah?"

Fang pun menganggukkan kepalanya pelan,

Saat mereka sedang ngobrol, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari kejauhan. Para warga yang tadinya sedang riang gembira bermain, kini ketakutan dan berhamburan berlarian. Fang dan bocah kecil itu juga ikut terbawa arus orang-orang yang lari-lari itu.

Mereka berlari sejauh mungkin hingga menemukan sebuah bukit kecil untuk bersembunyi. Fang merasa ta bingung, tidak tahu apa yang terjadi dan mengapa para warga tiba-tiba begitu ketakutan. Namun, ketika mereka berada di atas bukit, mereka melihat pemandangan yang menakutkan.

Para prajurit yang mengenakan baju zirah dan membawa senjata lengkap sedang menyerang desa mereka. Mereka merusak dan membakar rumah-rumah, serta mengejar siapa saja yang ditemukan di jalanan. Bocah kecil itu menangis ketakutan, dan Fang merasa perlu melindungi dia.

Dengan hati yang berdebar-debar, Fang berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang menegangkan ini. Namun, para prajurit semakin mendekat, membuat keduanya semakin terpojok. Tiba-tiba, sebuah suara menggelegar terdengar begitu keras.

"Oh tidak, apa yang terjadi? Semua orang kelihatan panik dan bingung. Mereka membutuhkan bantuan! Tapi tunggu sebentar, siapa mereka? Para prajurit? Apa maksud kedatangan mereka? Apakah mereka akan menyelesaikan masalah ini atau justru membuat semuanya menjadi lebih buruk? Aku harus tetap tenang dan berhati-hati. Mungkin ada cara untuk membantu tanpa menambahkan kekacauan. Aku harus mencari tahu lebih dulu sebelum bertindak."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Rahasia Lulforch

    Di sebuah ruang perpustakaan yang tenang, Sun Long dan Liu Yang duduk di meja kayu yang panjang. Lampu temaram memancarkan cahaya yang lembut, menciptakan suasana yang penuh misteri. Wajah mereka menunjukkan kekhawatiran dan kegelisahan."Aku mendapat kabar bahwa monster yang membuat orangtuaku meninggal adalah serupa dengan monster yang menyerang kita kemarin, paman."Sun Long menarik napas dalam-dalam, mencerna informasi yang dia dengar. Dia mengingat tragedi yang terjadi bertahun-tahun yang lalu dan merasa ada benang merah yang menghubungkannya dengan kejadian terbaru ini."Pada saat itu, kita yakin bahwa Lulforch, raja iblis, telah dikalahkan dan kekuatannya mereda. Tapi apa mungkin dia masih hidup?" Sun Long berbicara dengan pikiran terbuka dalam hatinya, mencoba menghubungkan titik-titik tersebut.Liu Yang mengangguk, menggenggam tangannya dengan teguh sebagai tanda kepercayaan dan keyakinannya."Aku yakin, paman," Liu Yang menjawab dengan suara tegas. "Semua kejadian ini terasa

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Perjalanan Menuju Kekacauan

    Dalam detik-detik itu, waktu seolah berputar mundur dan ruangan yang redup menjadi semakin samar.Aeste duduk di sebuah ruangan yang gelap dan redup, berbicara dengan sosok misterius yang berdiri di hadapannya. Sosok itu mengenakan jubah hitam yang mencerminkan kegelapan yang tersembunyi di baliknya. Suara mereka bergetar dengan otoritas dan kekuatan yang mencekam."Aku telah memperoleh informasi berharga, tuan. Fang Lin, salah satu murid terbaik di Akademi Tianlong, memiliki Batu Sihir yang luar biasa. Dia adalah pemiliknya, dan kami tahu bahwa batu itu adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Jika kami bisa mengambilnya, itu akan menjadi kemenangan besar bagi kita," jelas Aeste."Ah, Fang Lin... Dia telah mengembangkan kemampuan yang menonjol dalam teknik Volv Mort. Tampaknya dia semakin dekat untuk menguasai sepenuhnya. Itu tidak bisa dibiarkan terjadi. Kekuatan Batu Sihir dalam genggaman seorang pemula akan menjadi ancaman besar bagi kita.""Apakah Anda ingin saya membunuhnya, Tuan

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Kekacauan di Akademi Tianlong

    Pertempuran semakin sengit, dan kekacauan merebak di sekitar Akademi Tianlong. Meskipun para siswa berjuang dengan tekad yang kuat, jumlah monster yang terus bertambah membuat situasi semakin sulit. Bangunan-bangunan di sekitar mereka hancur dan pecah, meninggalkan reruntuhan di mana-mana.Serangan monster-monster itu menghantam keras, mengirimkan guncangan yang kuat ke tanah. Siswa-siswa terdorong ke belakang, terjatuh, atau terluka dalam pertempuran. Namun, mereka tidak menyerah dan terus melawan dengan semangat yang membara.Para guru dan senior berusaha melindungi siswa-siswa yang lebih lemah dan memberikan bantuan di mana dibutuhkan. Li Wei, Shi Yi, dan Master Sun Long mengambil peran utama dalam memimpin pertahanan dan memberikan arahan kepada siswa-siswa yang berjuang.Namun, kekuatan monster-monster itu terus menghancurkan lingkungan sekitar. Gedung-gedung runtuh, pohon-pohon tumbang, dan api berkobar di beberapa sudut akademi. Suasana yang semula lapang dan terang kini dipenu

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Di Hadapan Bahaya: Keberanian Para Siswa

    Mereka saat ini telah berkumpul di ruang pelatihan yang lapang dan terang. Dengan sikap penuh kehormatan, Li Wei memperkenalkan sosok yang muncul tiba-tiba, yang tidak lain adalah Shi Yi, seorang pria yang memancarkan pesona yang tak terbantahkan. Sorot matanya yang tajam dan senyumannya yang lembut mencerminkan kehadiran seorang senior yang dihormati."Dia adalah Shi Yi, seorang senior yang berpengalaman. Kalian dapat memanggilnya dengan sebutan Senior Shi," tutur Li Wei dengan suara yang tenang, sementara dia meninggalkan ruang latihan tersebut, memberi jalan kepada Senior Shi untuk mengambil peran sebagai instruktur mereka.Dalam keheningan yang akrab, seulas senyuman muncul di bibir Shi Yi, menambah pesonanya yang sudah menonjol. Sebagai seorang yang pernah menjadi juara dalam kompetisi pertarungan dua tahun lalu, reputasinya telah terkenal di seluruh penjuru. Para hadirin merasa terhormat atas kehadirannya yang menginspirasi."Dikabarkan bahwa kalian semua memiliki kemampuan yang

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Siapa Si Tampan itu?

    Di dalam kerajaan iblis yang gelap dan misterius, terdapat sebuah istana megah yang menjadi markas bagi Jenderal Aeste Nucia. Aeste, seorang pemimpin yang tegas dan cerdas, dikenal sebagai salah satu jenderal terkuat dalam dunia iblis. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, ia berhasil mempertahankan kedaulatan kerajaannya dari berbagai ancaman yang mengintai.Hari ini, Aeste duduk di ruang pribadinya yang luas, yang penuh dengan artefak-arteaktak berharga dan lukisan-lukisan yang menggambarkan sejarah kelam kerajaan iblis. Di sampingnya, berdiri Yesaya, pengawal pribadi setia yang selalu siap menjaga keselamatan Jenderal Aeste.Dalam obrolan santai mereka, Aeste memulai pembicaraan tentang seorang murid bernama Fang Lin.Di ruang pribadi Aeste, suasana berubah menjadi serius saat Aeste dan Yesaya membicarakan Fang Lin. Aeste tampak tegas dalam kata-katanya, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Yesaya, Fang Lin adalah ancaman yang harus kita perhatikan dengan serius," kata Aeste de

  • Pedang Guntur Kaisar Kematian   Perangkap Aeste

    "Tampaknya kamu memiliki seorang murid baru, Sun Long," kata Aeste saat dia tiba. Suara-suara iblis yang sebelumnya menggema seketika menghilang. Aeste, seorang perempuan iblis yang jahat dan memimpin kekuasaan iblis, hadir dengan penuh karisma.Cahaya roh berwarna hitam dan merah melingkari tubuh manusiawi Aeste, meskipun wujud aslinya sangatlah tidak manusiawi."Terdapat tanda tiga bintang di dahinya, menandakan pengaruh yang kuat. Ini disebut level Myler's, yang membuktikan keberadaannya sebagaimana tercatat dalam buku rahasia," batin Fang Lin sambil terus memperhatikan Aeste yang mendaratkan kakinya di tanah. Sebuah senyuman manis meluncur dari bibir indah Aeste. Dia mengenakan jubah wanita berwarna orange terang dengan garis merah di pinggangnya. Penampilannya sangat menipu dengan kedok kecantikan yang menarik, padahal itu hanyalah trik licik yang sangat mahir."Dengan segala hormat, Aeste, kunjunganmu kali ini pasti memiliki motif yang kurang jelas," tanya Sun Long dengan wajah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status